Hasil wawancara dan pemeriksaan psikiatri dibuat dalam
status mental psikiatri Kesimpulan dari status mental menghasilkan diagnosis lengkap diagnosis multiaksial Diagnosis multiaksial berguna untuk memahami pasien secara menyeluruh, dari beberapa aspek seperti adanya gangguan jiwa, adanya gangguan kepribadian, adanya kondisi medik/fisik, adanya problem psikososial dan lingkungan, serta fungsinya sebagai mahluk psikososial secara menyeluruh 1. Penampilan
Merupakan gambaran tampilan dan kesan keseluruhan
terhadap pasien yang direfleksikan dari postur, sikap, cara berpakaian, dan berdandan. Apakah pasien berdandan rapi atau lusuh, apakah sikapnya tegang atau santai, perhatikan wajah dan tatapan matanya. Terminologi yang sering digunakan adalah untuk menggambarkan penampilan pasien adalah tampak sehat, tampak sakit, tampak tenang, tampak lebih tua/lebih muda, tidak rapi, kekanak-kanakan, dan lain- lain 2. Sensorium & Kognisi
Ditujukan untuk penilaian fungsi otak organik, tingkat
intelegensia, dan kapasitas berpikir abstrak. Pasien yang mengalami perubahan kesadaran biasanya ditandai dengan gangguan orientasi. Tingkat kesadaran adalah berkabut, somnolen, stupor, koma, letargi, alert, dan fugue state. Kalau kesadaran baik biasa disebut dengan jernih. Penilaian orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang dapat terganggu dan disebut adanya disorientasi. Untuk pemeriksaan kognisi dapat dilakukan penilaian memori, konsentrasi, perhatian, dan berpikir abstrak. 3. Mood & Afek
Mood didefinisikan sebagai suasana perasaan yang bersifat
pervasif dan bertahan lama. Pemeriksa menilai suasana perasaan pasien dari pernyataan yang disampaikan oleh pasien, dari ekspresi wajah, perilaku motorik, atau secara langsung ditanyakan tentang suasana perasaan yang dialami olehnya. Mood dapat digambarkan dengan mood yang depresi, putus asa, iritabel, cemas, marah, euphoria, dan lain-lain. Mood dapat labil, berfluktuasi, atau berubah-ubah dengan cepat dan ekstrem. Afek merupakan respon emosional saat sekarang, yang dapat dinilai lewat ekspresi wajah, pembicaraan, sikap dan gerak gerik tubuh pasien (bahasa tubuh). Afek mencerminkan situasi emosi sesaat, dapat bersesuaian dengan mood ataupun tidak. Penilaian terhadap afek dapat berupa afek normal, terbatas, tumpul, atau mendatar 4. Proses pikir
Proses pikir terdiri dari beberapa hal yang diamati yaitu
bentuk pikiran, isi pikiran, dan pembicaraan (arus pikiran). Bentuk pikiran (form of thought) adalah cara bagaimana buah pikiran terhubungkan. Pikiran yang normal adalah bertujuan dan terangkai berurutan dengan hubungan yang logis. Gangguan bentuk pikiran ditunjukkan pasien sepanjang wawancara. Penilaian dilakukan berdasarkan observasi ciri-ciri dan aliran respons pasien selama wawancara. Isi pikiran dapat mengalami gangguan, termasuk delusi, preokupasi (waham), obsesi, fobia, dan ide berulang tentang bunuh diri. Deskripsikan pembicaraan pasien yang menggambarkan kuantitas, kecepatan produksi, dan kualitas bicara. Amati cara pasien berbicara, seperti banyak bicara, mengomel, diam, atau berespon normal terhaap hal yang disampaikan pemeriksa. Pembicaraan dapat cepat atau lambat, ragu-ragu, emosional, dramatik, berbisik, cadel, atau terpatah-patah. Ada juga hendaya berbicara seperti stuttering dan irama bicara yang tidak lazim (disprosodi). 5. Persepsi
Gangguan persepsi seperti halusinasi dan ilusi dapat dihayati
pasien terhadap diri dan lingkungannya. Gangguan persepsi melibatkan sistem sensorik seperti auditorik, visual, olfaktorik, atau taktil. Isi halusinasi atau ilusi perlu digambarkan. Dapat dijumpai halusinasi yang tidak bermakna yaitu halusinasi hipnagogik yang muncul saat mulai tidur, atau halusinasi hipnopompik yang muncul saat bangun tidur. Halusinasi dapat muncul saat timbul stress. Contoh gangguan persepsi lainnya adalah derealisasi dan depersonalisasi. 6. Perilaku & aktivitas psikomotor
Pengamatan terhadap aspek kualitas dan kuantitas aktivitas
psikomotor, adanya perilaku stereotipi, hiperaktivitas, stereotipi, rigiditas, dan disebutkan apabila ada peningkatan atau perlambatan psikomotor 7. Tilikan Menilai pemahaman pasien terhadap penyakit yang dideritanya. Tilikan 1: Penyangkalan penuh terhadap penyakit Tilikan 2: Mempunyai sedikit pemahaman terhadap penyakit tetapi juga sekaligus menyangkalnya pada waktu yang bersamaan Tilikan 3: Sadar akan penyakitnya tetapi menyalahkan orang lain, factor luar, atau factor organic Tilikan 4: Pemahaman bahwa dirinya sakit, tetapi tidak mengetahui penyebabnya Tilikan 5: Tilikan intelektual: mengetahui bahwa dirinya sakit dan tahu bahwa penyebabnya adalah perasaan irasional atau gangguan-gangguan yang dialami, tetapi tidak memakai pengetahuan tersebut untuk pengalaman di masa datang Tilikan 6: Tilikan emosional sejati: pemahaman emosional terhadap motif dan perasaaan pada diri pasien dan orang penting dalam kehidupan pasien, yang dapat membawa perubahan mendasar pada perilaku pasien Aksis 1 Terdiri dari semua jenis gangguan jiwa yang terdapat pada blok F0-F9, kecuali F60 gangguan kepribadian khas dan F61 gangguan kepribadian campuran, karena keduanya tercantum dalam aksis 2 Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis (Kode Z), yaitu problem kehidupan yang tidak memenuhi kriteria gangguan jiwa tetapi membuat orang tersebut datang untuk meminta pertolongan, atau kondisi medis yang memerlukan perhatian/terapi Aksis 2
Gangguan kepribadian (F60) dan F61 atau ciri kepribadian
(tidak menggunakan kode diagnostik) Retardasi mental (F7) Aksis 3
Kondisi medis umum
Aksis 4
Problem psikososial dan lingkungan
Aksis 5 Penilaian fungsi secara global (Global Assessment of Functioning/GAF) 100-91 gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tak tertanggulangi 90-81 gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa 80-71 gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll. 70-61 beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik 60-51 gejala sedang (moderate), disabilitas sedang 50-41 gejala berat (serious), disabilitas berat 40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita & komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi 30-21 disabilitas berat dalam komunikasi & daya nilai, tidak mampu berfungsi hampir semua bidang 20-11 bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi & mengurus diri 10-1 seperti diatas persisten & lebih serius 0 informasi tidak adekuat Selamat berlatih SALAM SEHAT JIWA Diagnosis Multiaksial Aksis I : Episode Depresi Berat dengan gejala psikotik Aksis II: Ciri kperibadian Cemas Menghindar Aksis III : tidak ada diagnosis Aksis IV : masalah primary support group Aksis V : GAF 20-11