Anda di halaman 1dari 68

PENUAAN

BAB II
OBYEKTIF

 Teori penuaan
 Perubahan alamiah / fisiologis pada penuaan
 Faktor yang mempengaruhi penuaan
 Kajian psikososial lansia
 Kedudukan Fisioterapi dalam tim interdisipliner
Perlu dipahami

 Menjadi tua adalah suatu proses natural


 Penuaan terjadi pada semua sistem tubuh manusia
 Tidak semua sistem akan mengalami kemunduran dalam
waktu yang sama
 Proses menjadi tua merupakan gambaran yang universal
 Tidak seorangpun mengetahui dengan pasti penyebab
penuaan , dan terjadi pada usia yang berbeda – beda
Teori Penuaan
 Ada 4 asumsi dasar yang harus diperhatikan :
a. Lansia adalah bagian dari bagian tumbuh
kembang. Tidak secara tiba – tiba menjadi tua,
tetapi proses dari bayi – anak – dewasa - tua. Usia
kronologis 70 th, tampak usia 50 th /usia fisiologis
( karena gaya hidup sehat ) atau sebaliknya usia 50
th tampak 90 th (karena memiliki penyakit kronis )
b. Peningkatan jumlah lansia merupakan hasil dan
perkembangan ilmu dan tehnologi abad ke 20
Menurut ahli Gerontologi James Birren, bertambahnya
harapan hidup seseorang merupakan hasil perkembangan
kedokteran dan tehnologi modern, alat diagnosis

c. Penuaan alamiah / fisiologis harus dibedakan dari


penuaan patologis. Penurunan fungsi tidak disebabkan
hanya faktor penuaan, tetapi bisa dari faktor patologis,
penurunan fungsi karena faktor patologis bukan penuaan
normal
d. Tidak satu teori pun mampu
menjelaskan penuaan secara
universal, meskipun
penuaan merupakan proses universal,
dan tidak seorangpun
mengetahui
penyebabnya, atau mengapa manusia
menjadi tua pada usia yang berbeda -
beda
Usia Lanjut

 Usia kronologis : usia yang dimulai / dihitung


sejak lahir
 Usia biologis (fisiologis) : usia yang secara
fisiologis tampak lebih muda dari usia
sesungguhnya atau tampak lebih tua dari usia
sesungguhnya ( usia kronologis) --- penting.
Misal usia 60 th, tampak seperti usia 50, karena
gaya hidup sehat. Atau usia 50 th tampak 70 th,
karena memiliki penyakit kronis ( patologis)
 Kematangan mental
Imobilisasi
Ulkus Dekubitus
INSTABILITAS -- JATUH
Malnutrisi
Depresi
Demensia
Perubahan komposisi tubuh & fisik usia lanjut
 Masalah medis
 Immobility  inanition
 instability  Iritabel colon
 intellectual impairment  immune deficience
 insomnia  infection
 Isolation / depression  impairment of vision & hearing
 Impotence  Iatrogenic
 incontinence  Impecunity (poor)

Rapuh rentan thd peny  Mati


Bagaimana Proses Menjadi Tua?

Gaya hidup
Sel Menjadi mengkerut
GENETIK
Jaringan menjadi
rusak

LINGKUNGAN organ tubuh


Menjadi tua
Menua

 Proses normal
 Dewasa sehat “frail”
 Cadangan sistem fisiologis berkurang
 Menurun kemampuan usia berespon terhadap
stres
 Rentan terhadap penyakit
INTERNAL FACTORS
GENETIC
BIOLOGICAL

NORMAL
AGING

EXTERNAL FACTORS
ENVIRONMENT  LIFE STYLE
SOCIOCULTURAL
ECONOMIC
Boedhi Darmojo (modified)
Teori Genetik
 Teori genetik memfokuskan mekanisme penuaan
yang terjadi pada nucleus sel.
a. Teori Hayflik ( 1961)
penuaan disebabkan karena berbagai faktor :
perubahan fungsi sel, efek kumulatif,
kemunduran sel dalam jaringan
b. Teori kesalahan
dinyatakan bahwa kesalahan dalam proses atau
mekanisme pembuatan protein akan
mengakibatkan beberapa efek
c. Teori DNA lewah (kelebihan DNA)
berhubungan dengan teori kesalahan. Percaya
bahwa perubahan usia biologis merupakan hasil
akumulasi kesalahan dalam memfungsikan gen. jika
kesalahan tidak muncul kesempatan untuk
menjaga hasil akhir produksi gen selama evolusi atau
selama hidup akan berkurang
d. Teori Rekaman
Tahap awal dalam pemindahan informasi dari DNA
ke sintesis Protein, mengacu pada teori Hayflik.
Teori DNA repair

 Dikemukakan Hart & Setlow


 Ada perbedaan pola laju repair kerusakan DNA yg
diinduksi sinar UV
 Spesies yg mempunyai umur terpanjang — laju
DNA repair terbesar (mamalia & primata)
Pemanjangan Telomer

 Setiap sel mempunyai kemampuan untuk


membelah (50 kali)
 Setiap sel membelah, telomer semakin pendek
 Akhirnya telomer tidak dapat memendek lagi —
kematian sel (proses menua)
Kromosom -- Telomere
Kematian sel/apoptosis
Teori Non Genetik
 Teori non genetik memfokuskan lokasi diluar nukleus sel : organ,
jaringan, sistem.
 Ada 4 teori berdasarkan non genetik :
a. teori Radikal bebas
ion bermuatan listrik, diluar orbit mampu
merusak membran sel / senyawa kimia yang berisi elektron
yang tidak berpasangan.
produk sampingan berbagai proses seluler atau metabolisme
normal yang melibatkan O2
- Bersifat merusak, sangat reaktif, dapat bereaksi
dengan DNA.\, protein, asam lemak tak jenuh.
contoh : superoksida (O2), hidroksil (OH),
peroksida hidrogen (H2O2)
b.Teori autoimun
Penuaan diakibatkan oleh anti body yang
bereaksi terhadap sel normal dan merusaknya
. Teori hormonal ( Donner Denckle)
C

Pusat penuaan terletak pada otak, yang didasarkan


pada study hipotiroidisme. yaitu akan menjadi
fatal bila tidak diobati dengan tiroksin. Karena proses
penuaan akan tampak. Sistem kekebalan tubuh
kulit keriput, uban, proses metabolisme
d. Teori Pembatasan energi (Roy Walfort 1986)
Penganut kuat diet didasarkan pada pembatasan kalori,
yang dikenal sbg pembatasan Energi
 Teori glikosilasi :

Proses glikosilasi nonenzimatik yang menghasilkan


pertautan glukosa – protein ( advenced glication and
products (AGEs)
AGEs menyebabkan penumpukan protein & makromolekul
– disfungsi pada hewan/ manusia yang menua.
AGEs berakumulasi dijaringan (kolagen, hemoglobin, lensa
mata).
jaringan ikat kurang elastis dan kaku.
PERUBAHAN FISIOLOGIS PENUAAN

Perubahan Fisiologis penuaan terjadi pada :


- sistem muskulo skeletal
- sistem saraf
- sistem kardio – vaskuler – respirasi
- sistem Indra
- sistem integument
Implikasi Klinik Proses Menua

ORGAN PERUBAHAN
Paru-paru Daya pegas dinding dada menurun
Kekuatan otot pernapasan menurun
Kekakuan iga meningkat
Daya pegas jaringan elastik paru menurun
Paru-paru lebih mengembang, namun kaku

Saluran nafas Refleks batuk menurun


Mudah tersedak
Gerakan bulu getar melambat
Implikasi Klinik Proses Menua
Katup jantung kaku
Jantung- Jumlah sel pacu berkurang
pembuluh Sistem konduksi menurun
Penumpukan jar. Ikat di otot jantung kaku
darah Pembuluh darah kurang lentur TD naik
Isi sekuncup menurun; curah jantung ber<

Ginjal Jumlah nefron, glomerulus <


Fungsi filtrasi menurun
Kepekaan tubulus terhadap ADH <
Reabsorbsi <
LFG menurun 7,5 mL/m/dekade

Tulang, sendi, otot Keropos, cairan <, massa otot <, cairan sendi <,
tulang rawan mulai rusak
Implikasi Klinik Proses Menua

Saluran cerna Produksi air liur <


Osteoporosis tulang rahang, gigi tanggal
Gerakan kerongkongan & lambung
melambat
Produksi enzim pencernaan <
Gerakan usus besar <

Saluran Kemih & Kelenjar prostat membesar


Kelamin Selaput mulut rahim kering
Otot dasar panggul melemah

Susunan Saraf Pusat Pengerasan pembuluh darah otak


Demensia (neurofibril tangie, amyloid)
Mengisut (atrofi)
MACROSCOPIC CHANGES OF AGING BRAIN

ADULT BRAIN

AGING BRAIN
1. sistem muskuloskeletal
a). Perubahan terjadi pada jaringan penghubung ( kolagen dan
elastin )→ sbg protein pendukung utama kulit, tendon , tulang,
kartilago
jaringan pengikat → berubah menjadi bentangan cross linking
yang tidak teratur
bentangan ≠ teratur + penurunan tarikan jaringan kolagenn
→ penurunan mobilitas pada jaringan tubuh = proses penuaan
shg tensile strength + kekakuan kolagen
perubahan kolagen merupakan menyebabkan↓ ↓ pd
flesibilitas pada lansia
.
akibat ↓ nya :
- nyeri
- penurunan kemampuan untuk↑kekuatan otot
- kesulitan bergerak duduk → berdiri
- jongkok
- berjalan
- hambatan ADL
→ upaya FT = latihan untuk menjaga mobilitas
b). Kartilago
jaringan kartilago pada sendi → lunak dan
mengalami granulasi → permukaan sendi datar. / rata.
kemampuan regenerasi < degenerasi cenderung
progresif. Matrik kartilago< dan hilang secara
bertahap .→ jaringan fibril pada kolagen
kehilangan kekuatan, akhirnya mengalami fiblilasi,
kalsifikasi di beberapa tempat spt pada tulang
rusuk dan tiroid. Shg fungsinya ≠ tidak efektif,
tidak hanya peredam kejut, ttp juga permukaan
sendi yang berpelumas.
Konsekwensi = kartilago pada persendian menjadi
rentan terhadap gesekan. Dan sering terjadi pada
sendi besar yg menumpu berat badan.
Akibat nya : - mudah mengalami peradangan
- kekakuan
- nyeri
- keterbatasan gerak
- ADL
FT → tehnik perlindungan sendi
C) Tulang → penuaan secara fisiologis
- trabekula longitudinal menipis
- trabekula trasnversal terabsorbsi kembali
- jumlah sponiosa berkurang
- tulang kompakta menjadi tipis
- penurunan estrogen shg produksi osteoklas tak terkendali
- penurunan penyerapan kalsium di usus
- ↑kanal haversi → tulang keropos
- ber< nya jaringan +ukuran tulang secara
keseluruhan→kekuatan+kekakuan tulang↓
 Dampak :
Osteoporosis → - nyeri
- deformitas
- frakture
Tindakan FT : latihan fisik pencegahan
osteoporosis
d). OTOT
Perubahan struktur sangat bervariasi meliputi
- ↓jumlah dan ukuran serabut otot
- ↑jaringan penghubung dan jaringan lemak yg berefek negatif
dampak morfologis otot adalah
- penurunan kekuatan
- penurunan fleksibilitas
- peningkatan waktu reaksi
- ↓kemampuan fungsional otot
Pencegahan: exc untuk mempertahankan mobilitas
e) Sendi
- jaringan ikat sendi : tendon , ligamen,
fasia, mengalami ↓ elastisitas.
- ligamen, kartilago, jaringan periartikular
mengalami↓daya lentur dan elastisitas
- terjadi degenerasi, erosi, kalsifikasi pada
kartilago dan kapsul sendi
- sendi kehilangan fleksibilitas → ↓ LGS
Beberapa kelainan akibat perubahan sendi
- Osteoarthritis
- Arthritis Reumatoid
- Gout
- Pseudogout
Menimbulkan : bengkak, nyeri, kekakuan sendi,
keterbatasan LGS, ganguan jalan, ADL
Perlindungan / pencegahan : memberi tehnik
perlindungan sendi dalam beraktifitas
Sistem Saraf
 Lansia mengalami ↓koordinasi kemampuan ADL
 Penuaan menyebabkan ↓persepsi sensorik dan
respon motorik pada SSP dan ↓reseptor
propioseptif
 Terjadi karena Lansia SSP mengalami perubahan
morfologis dan biokimia
 Berat otak berkurang berkaitan dengan
berkurangnya kandungan protein dan lemak
pada otak →> ringan
 Perubahan tersebut mengakibatkan ↓
- fungsi kognitif
- koordinasi
- keseimbangan
- kekuatan otot
- refleks
- Propioseptik
- Perubahan posture
- Peningkatan waktu reaksi
Pencegahan : latihan koordinasi, keseimbangan, latihan untuk
menjaga mobilitas dan postur
Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi

a). Sistem Kardiovaskuler


- masa jantung bertambah
- ventrikal kiri mengalami hipertropi
- kemampuan peregangan jantung berkurang
- terjadi perubahan pada jaringan ikat dan
penumpukan lipofusin
- katub jantung mengalami fibrosis +
kalsifikasi
- Sanode +jaringan kunduksi berubah →jar ikat
- kemampuan arteri ber< 50%
- pembuluh darah kapiler ↓elastisitas
+permeabilitas
- terjadi perubahan fungsional berupa
↑tahanan vaskuler → ↑sistole↓perfusi jaringan.
- ↓sensitivitas baroreseptor →hipotensi postural
- curah jantung ↓ akibat dari penurunan denyut
jantung max +volume sekuncup
- Respon vasokonstriksi unt mencegah
terjadinya penggumpalan darah ↓shg
respons terhadap hipoksia menjadi lambat
- konsumsi oksigen pada tingkat VO2max
berkurang
- kapasitas paru ↓
Latihan berguna untuk ↑
VO2max,mengurangi tekanan darah dan
berat badan
 Sistem Respirasi
- terjadi perubahan jaringan ikat paru
- kapasitas total paru tetap → volume cadangan
paru bertambah
- volume tidal bertambah
- udara yang mengalir ke paru berkurang
- perubahan otot, kartilago, sendi thorax →
gerakan pernapasan terganggu kemampuan
peregangan thorax berkurang

 → UMUR TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN
PERUBAHAN OTOT DIAFRAGMA
 → BILA TERJADI PERUBAHAN OTOT DIAPRAGMA,
OTOT THORAX
MENJADI TIDAK SEIMBANG, menyebabkan
terjadinya distorsi dinding
thorax selama respirasi berlangsung
- Kalsifikasi kartilago kosta→ ↓mobilitas tulang
rusuk → expansi rongga dada dan kapasitas
ventilasi paru ↓
 SISTEM INDRA
perubahan yang dibahas meliputi - penglihatan
- pendengaran
- pengecap
- pengidu
- peraba
→ sistem penglihatan, erat hubungannya dengan presbiopi
(old sight)
- lensa kehilangan elastisitas dan kaku
- otot penyangga lensa lemah dan kehilangan tonus
- ketajaman penglihatan dan daya akomodasi dari jarak jauh
/ dekat berkurang
→ perlu menggunakan kaca mata
→ Gangguan pendengaran
pada umumnya terjadi krn koagulasi cairan ,
otitis media atau tumor
hilangnya sel-sel rambut koklear, reseptor
sensorik primer sistem pendengaran atau sel
saraf koklear ganglion .
brain stem trucks dikenal sensorik neural
hearing lost → komplek →tidak sembuh
 Penyebab gangguan pendengaran :
- sindroma Meniere dengan gejala : Vertigo
mual
muntah
telinga terasa penuh
tinnitus
hilang nya daya pendengaran
aquostik neuroma
TABEL PERUBAHAN SISTEM INDRA PADA PENUAAN

Pendengaran
- Penurunan sel rambut kesulitan mendengar suara
berfrekwensi tinggi
 Perubahan telinga dalam penurunan kemampuan mem
bedakan pola titik nada
 Degenerasi pusat pendengaran - penurunan kemampuan
dan penerima bicara
 Hilangnya fungsi neuro transmiter – penurunan fungsi
membedakan ucapan
Pengecap
Penurunan kemampuan pengecapan – peningkatan nilai ambang
untuk identifikasi benda
 Pengidu
Degenerasi sel sensorik mukosa hidung - penurunan
sensitivitas nilai
ambang terhadap BAU
 Peraba
penurunan kecepatan hantaran saraf - penurunan respon
terhadap
stimulus taktil
- penyimpangan persepsi nyeri
- Resiko terhadap bahaya
termal yang berlebihan
- Hal yang sering terjadi pada lansia HIGH
PICH, terutama konsonan
- Bila bicara dengan lansia sebaiknya Jelas,
kontak mata, berhadapan, sehingga lansia
dapat melihat gerak bibir sewaktu kita
bicara
 Sistem Integumen
Pada lansia kulit mengalami : atropi
kendur
tidak elastis
kering dan berkerut
kekeringan kulit disebabkan atrofi glandula
sebasea, glandula sudorifera
Menipisnya kulit tidak terjadi pada epidermisnya,
tetapi pada Dermis karena
terdapat perubahan dalam jaringan kolagen serta
jaringan elastisnya
Faktor yang mempengaruhi Penuaan

 Penuaan : Fisiologis
Patologis
 Penuaan Fisilogis ( fisiological aging ) → tua dalam keadaaan sehat
( healthy aging )
 Penuaan yang sesuai kronologis usia (penuaan primer) dipengaruhi
oleh Faktor endogen yang dimulai dari : sel jaringan sistem tubuh
 Penuaan Patologis (patological aging) → penuaan sekunder
- banyak dipengaruhi faktor eksogen
- lingkungan
-sosial budaya
-gaya hidup
 Penyebab penuaan sekunder :
- trauma
- sakit kronis
- perubahan degeneratif / stress
→ mempercepat penuaan dalam waktu tertentu
Bagian kecil pada kulit mudah retak,
menyebabkan Cechymosen.
Timbul pigmen pada kulit berwarna coklat
dikenal dengan Liver Spot
 Perubahan kulit banyak dipengaruhi oleh
Faktor lingkungan
→ Angin
Matahari, terutama sinar ultra violet
Kajian Psikososial Lansia

 Pada lansia terjadi penurunan kemampuan Sosial


+ finansial
 Kelangsungan hidup → bergantung pada kel /
anak / dinas sosial
 Di Indonesia ≠ negara – negara maju
 Di indonesia / negara timur , keakraban menjadi
yang utama, walaupun berdampak pada lansia
yang tidak / kurang mandiri
 Negara – negara maju : hubungan kurang
akrab, namun dikompensasikan dengan
tabungan hari tua, jaminan perumahan, juga
pelayanan kesehatan dihari tua.
 Dukungan sosial dan cara individu mengatasi
masalah berperan penting dalam proses
munculnya penyakit
 Pelayanan Hospice : difokuskan pada
pengurangan rasa sakit ≠ penyembuhan, juga
persiapan menghadapi kematian (kel+px)
 Pendekatan sosial yang menitikberatkan
interaksi antar individu sangat penting dan
diperlukan
 Kehidupan sosial yang menengah keatas ≠
menengah kebawah
 Dukungan sosial / tingkat pendidikan,merupakan
mediator dalam mengatasi penyakit, semakin
tinggi dukungan sosial, akan mempercepat
penyelesaian masalah.
 Dimasa mendatang lansia yang sakit-sakitan,
dengan terminal sakit kanker, gagal ginjal,
jantung, dll, memerlukan HOSPICE yaitu tempat
tinggal untuk mereka yang tidak dapat
disembuhkan.
 Kehidupan yang bahagia, harmonis, merasa
dibutuhkan, merupan kebanggaan bagi
setiap lansia.
 Kehidupan yang tidak seimbang terutama
mental / jiwanya akan menimbulkan rasa
terisolasi, depressi, dimanifestasikan dalam
bentuk kecemasan, keluhan fisik tanpa
kerusakan organis.
Kedudukan fisioterapi dalam tim
Interdisipliner

 Pendekatan penyelesaian masalah pada


lansia harus mampu mengungkap tiga hal :
- Desease / impairment
- Disabiliteis
- Handicab atau hambatan.
Team interdisipliner
Fisioterapi :
berperan dalam mengatasi hal – hal yang
berhubungan dengan gangguan gerak
dan fungsi
aktivitas sehari – hari
aktivitas perawatan diri
adaptasi dengan lingkungan
aktivitas sosial
Bagaimana pengaruh penuaan YANG
NORMAL terhadap seseorang

Anda mungkin juga menyukai