Anda di halaman 1dari 18

Momentum dan Hubungannya dengan Gaya

Momentum linier dari sebuah partikel


Hasil kali antara massa dan kecepatan partikel tersebut
p = mv
Merupakan representasi dari hukum Newton II :
Laju perubahan momentum dari sebuah partikel sebanding dengan gaya
resultan yang bekerja padanya
p
 F  t
p mv  mvo
F  t

t
m(v  vo ) mv v
   ma, karena a 
t t t
Pada sistem partikel banyak yang terdiri dari n partikel dengan massa
masing-masing m1, m2, m3…..mn
p = p1 + p2 + …. + pn
= m1v1 + m2v2 +…+ mnvn

Kekekalan Momentum
m1v1 m2v2

Momentum total dari suatu sistem terisolir adalah


konstan
m1v’1 m2v’2

m1v1+m2v2 = m1v’1+m2v’2
Contoh 1

Mobil kereta bermassa 10.000 kg berkecepatan 24,0 m/s menabrak


mobil sejenis yang diam. Kedua mobil berjalan beriringan setelah
tabrakan. Berapa kecepatan kedua mobil?
Jawab :
Gunakan hukum kekekalan momentum :

m1v1+m2v2 = m1v’1+m2v’2
m1v1+m2v2 = (m1+m2)v’
(10.000kg)(24,0m/s)+(10.000 kg)(0)= (m1+m2)v’
2,4x105 kg m/s = (m1+m2)v’
v’ = (2,4x105kgm/s) / (2,0x104 kg)

=12,0 m/s.
Sistem dengan Massa yang Berubah
t v t+t v+v p p f  p i
Feks  
t t
M-M
M pf adalah momentum akhir sistem
u pi adalah momentum awal sistem
a b

p f  ( M  M )(v  v)  Mu pi =Mvi


Sehingga :
[( M  M )(v  v)  Mu ]  [ Mv]
Feks 
t
v M
M  [u  (v  v)]
t t
dv dM dM
Feks  M v u
dt dt dt

d ( Mv) dM
Feks  u
dt dt
Contoh 2

Sebuah senapan mesin dipasang di atas kereta yang dapat menggelinding


bebas tanpa gesekan di atas permukaan horizontal. Massa sistem
(kereta+senapan) pada suatu saat tertentu adalah M. Pada saat tersebut
senapan memuntahkan perluru-peluru bermassa m dengan kecepatan u
terhadap kerangka acuan. Kecepatan kereta dalam kerangka ini adalah v
dan kecepatan peluru terhadap kereta adalah u-v. Banyaknya peluru yang
ditembakkan terhadap satuan waktu adalah n. berapakah percepatan kereta
tersebut?
Jawab :

Anggap tidak ada gaya eksternal yang bekerja pada sistem


d ( Mv) dM
0 u
dt dt
dv dM
Sehingga : M  v real Dengan : dv/dt = a dan vreal =u-v
dt dt

jika : dM/dt = -mn, maka :


mn
Ma = (vreal)(-mn) a  v real
M
Tumbukan dan Impuls

Impuls
perkalian antara gaya F dengan interval waktu t

Sebelumnya telah diketahui


F=(p/t)
dalam bentuk infinitesimal t 0

F=dp/dt. dikalikan dengan interval waktu t

F
Ft=p

Impuls

t

t
Contoh 3
a. Hitung impuls yang dialami oleh seseorang yang bermassa 70 kg
pada tanah setelah melompat dari ketinggian 3,0 m.
b. Kemudian perkiraan gaya rata-rata yang didorongkan kaki
orang tersebut oleh tanah kalau mendarat dengan kaki tegak,
anggap tubuh bergerak 1,0 cm
c. Sama dengan soal b tetapi kaki bengkok. pada kasus ini, bilamana
kaki bengkok sekitar 50 cm.
Jawab :

a.Ambil percepatan tubuh orang tersebut a=g=9,8 m/s2, dan kecepatan


awal vo =0. Maka kecepatan tubuh ditanah:
v=[2a(y-yo)]1/2 = [2(9,8m/s2)(3,0m)]1/2 = 7,7 m/s.
Impuls pada tubuh orang tersebut:
Ft =p = p – po =0-(70 kg) (7,7 m/s) = -542 Ns

Tanda negatif menunjukkan bahwa arah gaya berlawanan dengan arah


momentum tubuh (gaya arahnya keatas)
b. Laju rata-rata selama perioda ini adalah
v=(7,7+0)/2=3,8 m/s
sehingga waktu tumbukan diberikan oleh
t=d/v =(1,0x10-2m)/(3,8m/s) = 2,6 x10-3 s
maka :
F= impuls/t = (540 Ns)/(2,6x10-3) = 2,1x105 N
dan F = Ftanah – mg, maka:
Ftanah = F + mg = (2,1x105N) + (70 kg)(9,8 m/s2) = 2,1x105 N + 690 N
=2,1x105N

c. d = 50 cm = 0,5 m.
t =d / v = (0,5 m)/(3,8 m/s) = 0,13 s
F =(540 Ns)/(0,13 s) = 4,2x103 N

ftanah = F + mg = 4,2x103 N + (70 kg)(9,8 m/s2) = 4,9x103 N.


Kekekalan Energi dan Momentum pada Tumbukan

Tumbukan elastik:
(1/2)m1v12+(1/2)m2v22 =(1/2)m1v1’2+(1/2)m2v2’ 2
m1v1+m2v2 = m1v’1+m2v’2

Tumbukan tidak elastik:

(1/2)m1v12+(1/2)m2v22 =(1/2)m1v1’2+(1/2)m2v2’ 2 +energi termal + energi lainnya

m1v1+m2v2 = m1v’1+m2v’2
Tumbukan Eleastik dalam Satu Dimensi

y y
m1v’1 m2v’2
m1v1 m2v2

x x
a b
persamaan kekekalan momentum dan energi kinetik
m1( v1 – v1’) =m2 (v2’-v2) (1)

m1( v12 – v1’ 2) =m2( v2’ 2 – v22) m1( v1 – v1’) ( v1+ v1’)= m2 (v2’-v2) (v2’+v2) (2)
Jika persamaan (2) dibagikan dengan (1), diperoleh;
( v1+ v1’)= (v2’+v2) atau ( v1- v2)= (v2’-v1’) (3)
Dari persamaan (1) dan (3), dapat dinyatakan kecepatan akhir terhadap
kecepatan awal.
 m  m2   2m 2 
v1   1 v1   v 2
 m1  m 2   m1  m 2 
 2m1   m  m1 
v 2   v1   2 v 2
m
 1  m 2  m
 1  m 2 
Contoh 4
Dari data pada gambar dibawah ini, hitunglah
a. Kecepatan m1 dan m2 setelah tumbukan,
v =5m/s
1 2 v =10 m/s bila tumbukannya bersifat elastik satu
dimensi
m1 M
2 b. Energi kinetik total sebelum tumbukan
c. Energi kinetik total setelah tumbukan dari
hasil jawaban pertanyaan a.€
Jawab :
 30 g  20 g   2 x 20 g 
a. v1   (5m / s )   (10m / s)  7m / s
 30 g  20 g   30 g  20 g 
 2 x30 g   20 g  30 g 
v 2   (5m / s)   (10m / s )  8m / s
 30 g  20 g   30 g  20 g 
b. Ek (total) = (1/2)m1v12+(1/2)m2v22

= (1/2)(30x10-3kg)(5m/s)2+(1/2)(20x10-3kg)(-10 m/s)2
= 1,375 J
b. E’k (total) = (1/2)m1v1’2+(1/2)m2v2’2
= (1/2) (30x10-3kg)(-7m/s)2+(1/2)(20x10-3kg)(8m/s)2
= 1,375 J
Tumbukan Elastik dalam Dua atau Tiga Dimensi

Dari kekekalan energi kinetik diperoleh


m1 p1 ’ hubungan:
y
(1/2)m1v12+(1/2)m2v22 =(1/2)m1v1’2+(1/2)m2v2’ 2
m2
m1
1’
x Dari kekekalan momentum diperoleh:
p1 2’
m2 p1 = p1’+p2’
p2 ’

Jika diuraikan dalam komponen vektornya, diperoleh:


Sumbu x
px = px1’+px2’
m1v1 = m1v1’ cos 1’ +m2v2’ cos 2’
Sumbu y
py = py1’+py2’
0 = m1v1’ sin 1’ +m2v2’ sin 2’
Contoh 5
Sebuah peluru bermassa 10 kg bergerak pada sumbu-x positif dengan
kecepatan 140 m/s. jika peluru ini kemudian pecah menjadi 3 bagian dengan
data sebagai berikut:
m1 = 3kg, v1x = 210 m/s, v1y = -180 m/s, v1z = 80 m/s
m2 = 4 kg,v2x = 105 m/s, v2y = 40 m/s, v2z = -60 m/s
a. Nyatakan momentum linier awal peluru yakni pox, poy, poz.
b. Tuliskan persamaan komponen momentum linier akhir arah x,y,z
(setelah peluru terpecah tiga abaikan gaya gravitasi)
c. Jika pecahan ketiga bermassa 3 kg tentukanlah besar dan arah
kecepatan pecahan tersebut.
Jawab :
a. Momentum awal peluru
pox = mvox = (10 kg) (140 m/s) = 1400 kg m/s

poy = mvoy = (10 kg) (0) = 0

poz = mvoz = (10 kg) (0) = 0


b. Momentum linier akhir yaitu;
pfx = m1 v1x + m2 v2x + m3 v3x = (3x210)+(4x105)+ p3x=1400
pfy = m1 v1y+m2v2y+ m3 v3y = (3x(-180))+(4x40)+ p3y=0
pfz = m1 v1z + m2 v2z + m3 v3z =(3x80)+(4x(-60))+ p3z=0
pfx = 630 + 420 + p3x=1400
pfy =-540 + 160+ p3y=0
pfz = 240 – 240 + p3z=0
c. Besar dan arah pecahan ketiga
p3x=1400-1050=350 kgm/s, maka v3x = 350/3=116,7 m/s
p3y=0 + 380 = 380 kg m/s, maka v3y = 380/3 =126,7 m/s
p3z=0, maka v3z = 0/3 = 0 m/s
Besar kecepatan

v 3  v 32x  v 32y  v 32z  (116,7) 2  (126,7) 2  (0) 2  172m / s

 126,7 
arahnya   tg 1    47,3 o terhadap sumbu-x
 116,7 
Pusat Massa

y
x1
Tinjau sistem dua partikel m1 dan m2 yang
x2 masing-masing berjarak x1 dan x2 dari suatu
titik awal 0, pusat massa sistem terletak pada
m1 m2 jarak xcm dari titik asal 0, dengan xcm
xcm
x didefinisikan sebagai
m1 x1  m 2 x 2 m1 x1  m 2 x 2
x cm  
m1  m 2 M
m1 x1  m 2 x 2  ...  m n x n  m i x i
x cm  
m1  m 2  ...  m n  mi
Untuk banyak partikel yang tersebat dalam ruang

x cm 
 mi x i y cm 
 mi y i z cm 
 mi z i
M M M
Contoh 6

Tentukan letak pusat massa sistem tiga partikel yang bermassa m1 = 1,0 kg,
m2 = 2,0 kg dan m3 =3,0 kg, masing-masing terletak di titik sudut segitiga
sama sisi dengan rusuk 1,0 m.

Jawab :

y3 m3
Pilih sumbu-x berimpit dengan salah satu sisi
segitiga seperti pada Gambar disamping x3 = ½
meter.
rcm
x (m)
y3 = [12-(1/2)2]1/2 = (3/4)1/2
m1 r3 m2

x cm 
 mi x i (1kg )(0)  (2kg )(1m)  (3kg )(1/ 2m) 7
  m
M (1  2  3)kg 2

y cm 
 mi y i (1kg )(0)  (2kg )(0)  (3kg )(3 / 4)1 / 2 m 31 / 2
  m
M (1  2  3)kg 4

Anda mungkin juga menyukai