Anda di halaman 1dari 12

Assalamalaikum wr.

wb
KEPERAWATAN KRITIS

POA PKMRS ( Plan Of Action Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


RS)
Kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
Pengertian ISPA

 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran pernapasan yang
disebabkan oleh virus atau bakteri. Komplikasi ISPA yang berat mengenai jaringan paru
dapat menyebabkan terjadinya pneumonia (KemenKes RI, 2013).
 Acute respiratory infection atau ISPA dapat menyerang saluran pernafasan bagian atas
ataupun bagian bawah. Infeksi akut yang mengenai saluran pernafasan atas diantaranya
rinitis, tonsillitis, faringitis, rinosinusitis dan otitis media. Pada saluran pernafasan bawah
diantaranya epiglottis, croup, bronkitis, bronkiolitis dan pneumonia.(Wahani, Wantania,
Naning, 2012).
Tanda dan Gejala ISPA

 Menurut Depkes RI (2007) tanda dan gejala ISPA dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:
1. ISPA Ringan: Batuk, Serak, Bersuara parau saat berbicara atau menangis, Pilek, Panas atau
demam, suhu badan lebih dari 37 derajat.
2. ISPA Sedang: Pernafasan cepat, Suhu badan >390C, Tenggorokan berwarna merah, Timbul
bercak-bercak merah di kulit seperti campak, Telingan sakit keluar nanah dari lubang telinga,
Nafas berbunyi seperti orang mendengkur.
3. ISPA Berat: Bibir atau kulit berwarna biru, Penurunan kesadaran, Pernafasan berbunyi
seperti mendengkur, Gelisah, Saat bernafas sela iga tertarik kedalam, Nadi cepat >160x/menit
atau nadi tidak teraba
Komplikasi ISPA

 Otitis media akut: Infeksi saluran telinga, meliputi saluran telingan luar (ototitis
eksternal), salura tengah (ototitis media), mastoid(mastoiiditis), dan telingan bagisan dalam
(labyrinthitis), yang merupakan penumpukan cairan telingan dibagian tengah.
 Rinosinusitis: Rinitis, sinusitis, atau bronkitis sering sekali menyerang anak-anak. Rinitis
adalah radang pada mukosa hidung, tanda gejala rinitis adalah hidung tersumbat, bersin-
bersin atau hidung gatal.
 Pneumonia: Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi
akut pada bronkus yang disebut bronchopneumonia.
Komplikasi ISPA

 Epistaksis: Epistaksis atau biasa disebut dengan mimisan adalah pendarahan dari hidung
dapat berasal dari bagian anterior rongga hidung atau dari bagian posterior rongga hidung.
 Faringitis: Faringitis merupakan peradangan akut membran mukosa faring dan struktur
lain di sekitarnya. Karena letaknya yang sangat dekat dengan hidung dan tonsil, jarang
terjadi hanya infeksi lokal faring atau tonsil. Oleh karena itu, pengertian faringitis secara
luas mencakup tonsilitis, nasofaringitis, dan tonsilofaringitis.
Pencegahan ISPA

 Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention):


1. Penyuluhan kesehatan (health promotion).
2. Imunisasi terhadap patogen yang bertanggung jawab terhadap pneumonia merupakan strategi
pencegahan spesifik.
3. Mengusahakan agar anak mempunyai gizi yang baik.
4. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
5. Menghindari bayi dan anak dari paparan asap rokok, polusi udara, dan tempat keramaian yang
berpotensi penularan.
6. Menghindari bayi dan anak dari kontak dengan penderita ISPA
7. Membiasakan pemberian ASI.
8. Program kesehatan ibu dan anak (KIA) saat melacak kesehatan neonatal, membina
bidan/dukun bayi dan memberi pelayanan imunisasi bagi ibu hamil.
Pencegahan ISPA

 Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention): Pencegahan tingkat kedua


merupakan diagnosa dini dan upaya manusia dalam mengobati orang yang telah sakit agar
sembuh, menghambat progresifitas penyakit, menghindarkan komplikasi, dan mengurangi
ketidakmampuan. Adapun tindakan-tindakan yang dilakukan dalam pencegahan sekunder
yaitu:
1. Bukan pneumonia: Contohnya adalah common cold, faringitis, tonsilitis, dan otitis.
Jika anak sakit, anak tidak perlu diberikan obat antibiotik tetapi cukup diberikan perawatan
di rumah. Untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak
mengandung zat yang merugikan
2. Pneumonia: Pneumonia didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas.
Jika anak sakit sebaiknya diberi obat antibiotik melalui mulut. Pilihan obatnya
Kotrimoksasol, jika terjadi alergi/tidak cocok dapat diberikan Amoksilin, Penisilin, Ampisilin.
 3. Penumonia berat : didasarkan pada adanya batuk/kesukaran bernapas disertai sesak
napas/tarikan dinding dada bagian bawah ke arah dalam (chest indrawing) pada anak
berusia 2 bulan sampai < 5 tahun. Untuk anak berusia < 2 bulan, diagnosis pneumonia
berat ditandai dengan adanya napas cepat yaitu frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali per
menit/lebih, atau adanya tarikan yang kuat pada dinding dada bagian bawah ke arah dalam
(severe chest indrawing). Bila tanda-tanda diatas terjadi pada anak, anak segera dirawat di
rumah sakit, diberikan antibiotik melalui jalur infus, diberi oksigen dan sebagainya.
Pencegahan ISPA

 Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention): Pencegahan ini untuk mengurangi


ketidakmampuan dan mengadakan rehabilitasi. Adapun tindakan-tindakan yang dilakukan
dalam pencegahan tersier yaitu:
1. Bukan pneumonia: Jika anak batuk berlangsung selama 30 hari, rujuk untuk
pemeriksaan lanjutan.
2. Pneumonia: Antibiotik diberikan selama 5 hari dan ibu dianjurkan untuk kontrol
anaknya setelah 2 hari atau lebih cepat bila keadaan memburuk.
3. Pneumonia berat: jika anak semakin memburuk setelah pemberian kloram fenikol
selama 48 jam, periksa adanya komplikasi dan ganti dengan kloksasilin ditambah gentamisin
jika diduga suatu pneumonia stafilokokus.
NEXT
Wassalamualaikum
Trimakasih

Anda mungkin juga menyukai