Anda di halaman 1dari 18

Triage

Bencan
a
Audy Rahadini
Inefa Namira
Nurul Izzatul Maula
Shafa Sabila P Z
Bencana
● Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa

atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor

non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya

korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan

dampak psikologis.
Bencana

● Menurut WHO (2002) adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan,

gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau memburuknya derajat

kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan

respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena.


Triage
Triase adalah suatu cara untuk menyeleksi atau memilah korban

berdasarkan tingkat kegawatan. Menyeleksi dan memilah korban tersebut

bertujuan untuk mempercepat dalam memberikan pertolongan terutama

pada para korban yang dalam kondisi kritis atau emergensi sehingga nyawa

korban dapat diselamatkan.


Prinsip Triage
Triage seharusnya segera dan tepat waktu,
penanganan yang segera dan tepat waktu akan segera
mengatasi masalah pasien dan mengurangi terjadi
kecacatan akibat kerusakan organ.

● Pengkajian seharusnya adekuat dan akurat, data


yang didapatkan dengan adekuat dan akurat
menghasilkan diagnosa masalah yang tepat.

● Keputusan didasarkan dari pengkajian, penegakan


diagnose dan keputusan tindakan yang diberikan
sesuai kondisi pasien.
Prinsip Triage

● Intervensi dilakukan sesuai kondisi


korban, penanganan atau tindakan yang
diberikan sesuai dengan masalah/keluhan
pasien.

● Dokumentasi dengan benar, dokumentasi


yang benar merupakan sarana
komunikasi antar tim gawat darurat dan
merupakan aspek legal.
Katagori Triage
MERAH KUNING
sebagai penanda korban yang sebagai penanda korban yang memerlukan
membutuhkan stabilisasi segera pengawasan ketat, tetapi perawatan dapat
dan korban yang mengalami : ditunda sementara. Termasuk dalam
kategori ini :
a) Syok oleh berbagai kausa
a) Korban dengan risiko syok (korban
b) Gangguan pernapasan dengan gangguan jantung, trauma
abdomen)
c) Trauma kepala dengan pupil
anisokor b) Fraktur multipel

d) Perdarahan eksternal massif c) Fraktur femur / pelvis

d) Luka bakar luas

e) Gangguan kesadaran / trauma kepala


Katagori Triage
HIJAU HITAM
sebagai penanda kelompok korban yang sebagai penanda korban yang
tidak memerlukan pengobatan atau
pemberian pengobatan dapat ditunda,
telah meninggal dunia.
mencakup korban yang mengalami :

a) Fraktur minor

b) Luka minor, luka bakar minor

c) Korban dalam kategori ini, setelah


pembalutan luka dan atau pemasangan
bidai dapat dipindahkan pada akhir
operasi lapangan.

d) Korban dengan prognosis infaust, jika


masih hidup pada akhir operasi
lapangan, juga akan dipindahkan ke
fasilitas kesehatan.
Kategori/warna kode
Merupakan “walking waunded”, korban
Warna cedera yang masih bisa berjalan dengan
hijau para korban dari kategori yang lain
Korban yang bernapas spontan hanya
setelah reposisi jalan napas dilakukan. Warna
Tidak dapat mengikuti perintah merah
sederhana
Para korban yang tidak cocok untuk
Warna dikelompokkan ke dalam kategori
kuning immediate maupun kategori ringan
Korban yang tidak bernapas
walaupun jalan napas sudah
Warna
dibebaskan hitam
Model Triage
1. Single Triage
Digunakan untuk keadaan
dimana pasien datang satu
persatu, seperti misalnya
instalasi atau Unit gawat
Darurat sehari-hari. Atau
pada MCI (mass casualty
incident/ bencana dimana
fase akut telah terlewati
(setelah 5-10 hari).
Model Triage
2. Simple Triage
Pada keadaan bencana massal
(MCI) awal-awal, dimana sarana
transportasi belum ada, atau ada
tapi terbatas, dan terutama
sekali,belum ada tim medis atau
paramedis yang kompoten.
Pemilahan atau pemilihan pasien
terutama ditujukan untuk prioritas
transportasi pasien yang
Model Triage
3. S.T.A.R.T. (Simple Triage And
Rapid Treatment)

Prinsip dari START adalah


START bertujuan untuk
mengatasi ancaman hidup yang
utama, yaitu sumbatan jalan nafas
dan eprdarahan arteri yang hebat.
Pengkajian diarahkan pada
pemeriksaan: status respirasi,
sirkulasi (pengisian kapiler, dan
Model Triage
4. Secondary Assesment to Victim
Endpoint (SAVE)

Pada keadaan dimana terdapat


korban dalam jumlah yang sangat
banyak, yang jauh melampaui
kapasitas penolong, maka harus
dilakukan triase secara cepat
dengan tujuan menyelamatkan
banyak korban sebanyak-
banyaknya.
Pada triase dengan metode SAVE, korban
dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
Kelompok korban Kelompok yang
Kelompok korban
yang diperkirakan tidak termasuk
yang diperkirakan
akan mampu dalam 2 kategori
akan meninggal
bertahan hidup diatas

Yang berarti korban pada


Apapun tindakan yang Apapun tindakan yang akan kelompok ini keselamatannya
akan diberikan diberikan (termasuk tidak sangat tergantung pada intervensi
dilakukan pertolongan) yang akan diberikan. Kelompok
inilah yang harus mendapat
prioritas penanganan
Triage
lapangan
● Triage di tempat (triase satu)
Triase di tempat dilakukan di “tempat korban ditemukan”
atau pada tempat penampungan yang dilakukan oleh tim
Pertolongan Pertama atau Tenaga Medis Gawat Darurat.
Triase di tempat mencakup pemeriksaan, klasifikasi,
pemberian tanda dan pemindahan korban ke pos medis
lanjutan.
● Triase medik (triase dua)

Triase ini dilakukan saat korban memasuki pos medis


lanjutan oleh tenaga medis yang berpengalaman (sebaiknya
dipilih dari dokter yang bekerja di Unit Gawat Darurat,
kemudian ahli anestesi dan terakhir oleh dokter bedah).
Tujuan triase medik adalah menentukan tingkat perawatan
yang dibutuhkan oleh korban.
● Triage evakuasi (triase tiga)
Triase ini ditujukan pada korban yang dapat dipindahkan
ke rumah sakit yang telah siap menerima korban bencana
massal. Jika pos medis lanjutan dapat berfungsi efektif,
jumlah korban dalam status “merah” akan berkurang, dan
akan diperlukan pengelompokan korban kembali sebelum
evakuasi dilaksanakan
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai