Anda di halaman 1dari 20

PENGGOLONGAN OBAT

dr. Anggi Gayatri, SpFK


Dr. Dra. Ari Estuningtyas, Apt, M.Biomed
Penggolongan Obat
Tujuan pemberian obat
Cara penggunaan
Rute pemberian
Bentuk sediaan obat
Asal bahan baku
Undang-undang (regulasi)
Tujuan Pemberian Obat
Mengatasi penyebab penyakit
◦ Antibiotik, antivirus
Mencegah penyakit (Preventif)
◦ Vaksin, antibiotik profilaksis
 Mengatasi
gejala penyakit (simtomatik)
Mengganti fungsi zat yang kurang
◦ Vitamin, hormon
Memperlambat perjalanan penyakit
Cara penggunaan
 Sistemik

◦ per oral, injeksi, per rektal


◦ Obat beredar ke seluruh tubuh melalui peredaran
darah
 Lokal

◦ Topikal, intraokular, inhalasi


◦ Efek obat hanya bekerja setempat
◦ Obat yang efeknya lokal, dapat mencapai peredaran
darah sistemik
◦ Obat per oral yang bekerja lokal  antasida, arang
aktif, attapulgite
Rute pemberian (1)
Melalui saluran cerna
◦ Per oral
◦ Sublingual  bawah lidah
 absorpsi melalui membran mukosa  langsung ke
vena cava superior
◦ Per rektal  suppositoria
◦ Nasogastric tube (sonde)
Topikal (permukaan kulit)
◦ Salep, krim, shampo
Rute pemberian (2)
Parenteral (injeksi)
◦ IV, IM, SK, IK, intratekal
Intranasal (hidung)  obat tetes hidung
Inhalasi  obat asma
Intraokular  obat tetes mata
Intraaural  obat tetes telinga
per vaginam, per uretral
Bentuk sediaan obat
Gas/aerosol
Cair
◦ Larutan, eliksir, suspensi, emulsi, infus, losio
Semipadat
◦ Suppositoria, salep, krim, tablet ovula
Padat
◦ tablet, pil, pulvis, implan, patch transdermal
Asal bahan baku
 Sintetik

◦ Sebagian besar obat-obatan


◦ Hanya mengandung 1 zat tunggal
◦ Efek terapi dan efek samping dapat diprediksi
 Alami

◦ Obat herbal, Obat tradisional


◦ Mengandung beberapa zat dalam 1 sediaan (mis:
tanaman)  tdk diketahui zat aktif yang berefek sbg
obat
◦ Kadang efek samping sulit diprediksi
Regulasi obat
Di Indonesia penggolongan obat
dikelompokkan menjadi 5 kelompok:
◦ Obat G (obat keras)
◦ Obat O (opiat)
◦ Obat bebas terbatas
◦ Obat Bebas
◦ Obat Tradisional
Berdasarkan perundang-undangan
 Obat G (obat keras)
◦ Harus menggunakan resep
 Obat bebas

◦ Dijual di mana saja (apotik, toko obat, warung)


 Obat bebas terbatas

◦ Hanya dijual di apotik, tapi dapat dibeli tanpa resep


Obat O  gol opiat
◦ Misal : morfin, kodein, fentanil
◦ Sering digunakan sbg analgetik
◦ Dapat menyebabkan adiksi
Obat generik vs paten
Pengertian  obat dg nama resmi adalah
zat berkhasiat yang dikandungnya
(Farmakope Indonesia)

Dibagi 2:
◦ Obat generik berlogo (OGB)
◦ Obat generik bermerek/bernama dagang
Obat generik
Obat Generik Berlogo Obat generik bermerek
 Nama sesuai dg zat aktif  Mencatumkan perusahaan
 Harga lebih murah  farmasi yg memproduksi 
ditentukan oleh pemerintah, nama obat ditentukan oleh
agar terjangkau oleh perusahaan farmasi
masyarakat luas  Harga lebih mahal 
ditentukan oleh kebijakan
perusahaan farmasi
(mencakup biaya produksi,
transportasi, dan promosi)
Obat Paten
Obat paten  obat yg masih memiliki hak
paten
◦ Paten  hak eksklusif yg diberikan oleh negara kepada
inventor atas hasil penemuannya di bidang teknologi, yg
untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada
pihak lain untuk melaksanakannya.
hak paten obat  20 tahun (UU no 14
tahun 2001)
Penggolongan obat berdasarkan
penggunaan pada kehamilan
Dibagi menjadi 5 kategori:
◦ Kategori A
◦ Kategori B
◦ Kategori C
◦ Kategori D
◦ Kategori X
Kategori A
Studi berpembanding (uji klinik pd
manusia) menunjukkan tidak ada
risiko menimbulkan efek yg merugikan
fetus pada trimester ke-1, 2, 3
Contoh: paracetamol, asam askorbat
Kategori B
Tidak ada bukti risiko pada manusia
(belum terbukti obat ini aman pada
janin)
Efekmerugi­kan pada janin tetap ada
meskipun kemungkinannya kecil
Contoh  etambutol, loperamide
Kategori C
Risiko menimbulkan efek merugikan
pada janin tidak dapat disingkirkan.
Ada kemungkinan terjadi efek merugikan
pada fetus jika obat diberikan selama
kehamilan; tetapi poten­sial
keuntungannya melebihi potensial
risikonya.
Contoh  prednison, rifampisin
Kategori D
Terdapat bukti bahwa obat dapat
menimbulkan efek merugikan pada
janin
Obat dg kategori D dapat diberikan pada
situasi yang mengancam jiwa atau
penyakit serius di mana obat yang lebih
aman tidak dapat diguna­kan atau tidak
efektif.
Contoh  metimazol, kanamisin
Kategori X
Kontraindikasi pada kehamilan.
Risiko menimbulkan efek merugikan pd
janin lebih besar daripada keuntungannya
Contoh  warfarin, thalidomide

Anda mungkin juga menyukai