Anda di halaman 1dari 22

Konsep Alergi/ Hipersensitivitas dan

Kegawatan Obat

Ns. Destiya Dwi P., S.Kep., M,Kep.


Konsep Alergi/ Hipersensitivitas
• Alergi  suatu kondisi perubahan daya reaksi tubuh
terhadap kontak pada suatu zat (alergen) yang
memberi reaksi terbentuknya antigen dan antibodi.
• Mekanisme fisiologis imun dalam tubuh:
a. Mengenal benda asing (self-non-self)
b. Menetralkan dan mengeliminasi benda
asing
c. Memetabolisme benda asing tanpa
menimbulkan kerusakan jaringan sendiri
• Antigen  bahan asing untuk tubuh dan
dapat menimbulkan pembentukan antibodi
terhadapnya.
• Antibodi disebut juga Imunoglobulin : IgG, IgA,
IgM, IgE, IgD.
Jenis Imunoglobulin dalam tubuh
Jenis Deskripsi

IgG 1. Diproduksi terbanyak pada reaksi sekunder


2. Mampu menembus plasenta
3. Menetralisir toksin dan melekat pada kuman untuk
difagositosis
4. Kolostrom banyak mengandung IgG
IgA 1. Terdapat dalam air ludah, keringat, air mata, lendir, hidung,
kolostrom, sekresi saluran pernafasan dan pencernaan
2. Fungsi: bergabung dengan antigen pada mikroorganisme untuk
mencegah melekatnya mikroorganisme pada sel mukosa
IgM 1. Timbulnya cepat setelah adanya infeksi
2. Sangat efisien untuk reaksi aglutinasi dan sitolitik
IgD 1. Terdapat pada permukaan sel limfosit pada bayi dan
merupakan reseptor pertama sebelum igM
2. Sebagai antiobodi terhadap intisel
IgE 1. Kadarnya dalam serum sangat rendah
2. Kadarnya akan naik pada infeksi cacing
Fungsi Sistem Imun
• Pertahanan (defence)
Hipoaktif saat terjadi defisiensi imun dan
hiperaktif saat terjadi hipersensitivitas/alergi
• Homeostatis
mempertahankan keseragaman dari jenis sel
tertentu untuk memenuhi segala kebutuhan
umum organisme multiseluler sekaligus
mengetahui penyimpangan autoimun.
• Pengawasan (surveilance)
memonitor pengenalan jenis-jenis sel abnormal
(mutan).
Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem
imun
• Genetik
kerentanan seseorang terhadap penyakit
ditentukan oleh gen Hla/Mhc
• Umur
hipofungsi sistem imun pada bayi
menyebabkan mudah infeksi, pada orangtua
mengalami penyakit autoimun dan kanker
• Metabolik
penderita penyakit metabolik/ pengobatan
kortikostreroid menyebabkan rentan terhadap infeksi
• Lingkungan dan nutrisi
mudah terkena penyakit infeksi karena
eksposur berkurang daya tahan karena
malnutrisi
• Anatomis
pertahanan terhadap invasi mikobakterium:
kulit, mukosa
• Fisiologis
cairan lambung, silia traktus respiratory, aliran
urin, sekresi kulit bersifat bakterisid, enzim,
antibodi
Efek Merugikan Obat
Efek Obat Keterangan
Aksi Primer Timbul efek samping karena kelebihan dosis. Contoh:
minum obat anti HT dapat merasa pusing, lemah atau
pingsan dengan dosis yang dianjurkan namun
membaik ketika dosis diturunkan.
Aksi sekunder Dapat menimbulkan berbagai macam efek selain efek
farmakologis yang diinginkan. Contoh: banyak
antihistamin sangat efektif dan mengeringkan sekresi
dan membantu pernafasan, namun dapat
menyebabkan kantuk.
Hipersensitivitas Sangat responsif terhadap efek primer dan sekunder.
Contoh: pasien dengan masalah di ginjal tidak mampu
mengekskresikan obat sehingga terakumulasi dan
menyebabkan toksik.
Definisi Alergi/ Hipersensitivitas
• Suatu respon imunitas yang menimbulkan
reaksi yang berlebihan atau reaksi yang tidak
sesuai, yang berbahaya bagi penjamu.
Etiologi
• Genetik
• Defisiensi sel T
• Feedback mediator yang abnormal
• Faktor lingkungan
• Jumlah eksposure, nutrisi, penyakit infeksi
kronik, penyakit virus akut
Patofisiologi
Klasifikasi
• Hipersensitivitas Tipe 1 (langsung/anafilaktik)
- Reaksi ini berhubungan dengan kulit, mata, nasofaring,
jaringan bronkopulmonari, saluran gastrointestinal.
- Waktu reaksi antara 15-30 menit setelah terpapar
antigen
- Diperantarai oleh IgE
- Uji diagnostik: tes kulit dan ELISA
- Peningkatan IgE merupakan penanda terjadinya alergi
- Pengobatan: anti-histamin untuk memblokir reseptor
histamin, penggunaan IgG
• Hipersensitivitas Tipe II
- Diakibatkan oleh antibodi IgG dan IgE untuk
melawan antigen pada permukaan sel dan
matriks ekstraseluler
- Kelainan klinis Hipersensitivitas tipe II:
Reaksi Transfusi : demam, hipotensi, low back
pain, rasa tertekan di dada, mual, muntah,
anemia dan jaundice.
Hipersensitivitas Tipe III
• Adanya pengendapan kompleks antigen-
antibodi yang kecil dan terlarut di dalam
jaringan.

Hipersentivitas Tipe IV
- Diperantarai oleh sel atau tipe lambat.
- Terjadi karena aktivitas perusakan jaringan
oleh sel T dan makrofag.
Tanda dan Gejala
• Reaksi tipe 1: gatal, urtikaria (bintik merah dan
bengkak), eritema kulit, kesulitan bernafas, vomitus,
kaku perut, dan diare.
• Reaksi tipe 2: kelainan darah (anemia hemolitik,
trombositopenia, eosinofilia, granulositopenia).
• Reaksi tipe 3: urtikaria, angioderma, eritema,
makulopapula, pruritis, demam, kelainan sendi,
limfadenopati, kejang perut, mual, neuritis optic,
glomerulonefritis, SLE
• Reaksi tipe 4: demam, sesak, batuk, dan efusi pleura.
Jenis dan Mekanisme Hipersensitivitas
Jenis Hipersensitivitas Mekanisme imun patologik Mekanisme kerusakan
jaringan dan penyakit
Tipe I IgE Sel mast dan mediatornya
Hipersensitivitas cepat
Tipe II IgM, IgG terhadap Opsonisasi&fagositosis sel
Reaksi melalui antibodi permukaan sel atau matriks pengerahan leukosit
antigen ekstraseluler (neutrofil, makrofag) atas
pengaruh komplemen dan
FcR
Kelainan fungsi seluler
(misal dalam sinyal reseptor
hormon)

Tipe III Kompleks imun (antigen Pengerahan dan aktivasi


Kompleks imun dalam sirkulasi dan IgM leukosit atas pengaruh
atau IgG) komplemen dan Fc-R
Tipe IV (melalui sel T) CD4+ : DTH Aktivasi makrofag, inflamasi
Tipe Iva CD8+: CTL atas pengaruh sitokin
Tipe IVb Membunuh sel sasaran
direk, inflamasi atas
pengaruh sitokin
Pemeriksaan fisik
• Inspeksi : apakah ada kemerahan, bentol2 dan
terdapat gejala adanya urtikaria, angioderma,
pruritus dan pembengkakan pada bibir
• Palpasi : ada nyeri tekan pada kemerahan
• Perkusi : mengetahui apakah diperut terdapat
udara atau cairan
• Auskultasi : mendengarkan suara napas, bunyi
jantung, bunyi usus
Diagnosa
• Riwayat penyakit
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan laboratorium
• Tes kulit
a. Tes epicutaneus (scratch dan prick)
• Intradermal test

• Skin patch
• Tes provokasi
Memberikan alergen secara langsung kepada
pasien sehingga timbul gejala.
Penanganan dan terapi
• Menghindari allergen
• Terapi famakologis
a. Adrenergik
b. Antihistamin
c. Kromolin Sodium
d. Kortikosteroid
• Imunoterapi
• Profilaksis
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai