Anda di halaman 1dari 22

KESETIMBANGAN KIMIA

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK II PIK (A2)

SALIMUDDIN 180140022

AZRIL FAHMI 180140039

NURUL SYAWAL 180140040

THAHTIA RAHMA 180140069

JOSUA LORENT BARUS 180140096

CHALISNA WILDANI 180140071

LAKSITA IKA PAKSI 180140168

RATI HALIMATUSSAKDIYAH 180140178


PENGERTIAN KESETIMBANGAN

Reaksi kesetimbangan adalah reaksi dimana zat-zat hasil reaksi (produk) dapat

bereaksi kembali membentuk zat-zat semula (reaktan). Jadi reaksi berlangsung dua

arah (reversibel).

Suatu sistem Kesetimbangan mempunyaiciri-ciri sebagaiberikut:

1. Merupakan suatu sistem tertutup dan pada suhu konstan

2. Mempunyai sifat makroskopis yang konstan

3. Bersifat dinamis

4. semuazat pereaksi dan Hasil reaksi mempunyai konsentrasi konstan.


JENIS-JENIS KESETIMBANGAN
Kesetimbangan dibedakan menjadi kesetimbangan homogen dan kesetimbangan
heterogen. Perbedaan ini berdasarkan wujud zat yang ada dalam keadaan setimbang.

1. Kesetimbangan homogen

Kesetimbangan homogen adalah suatu kesetimbangan yang wujud atau fasa zat-zatnya
sama.

Contoh: N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

Kesetimbangan homogen dibagi menjadi dua,yaitu:

a. Kesetimbangan dalam sistem gas -gas 


Contoh: 2SO2(g) + O2(g) --- 2SO3(g)

b. Kesetimbangan dalam sistem larutan-larutan 


Contoh: NH4OH(aq) --- NH4+(aq) + OH- (aq)
2. Kesetimbangan heterogen

Kesetimbangan heterogen adalah suatu kesetimbangan yang wujud atau fasa


zat-zatnya berbeda.

Contoh: CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)

Kesetimbangan heterogen dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Kesetimbangan dalam sistem padat gas 


Contoh: CaCO3(s) --- CaO(s) + CO2(g)

b. Kesetimbangan sistem padat larutan 


Contoh: BaSO4(s) --- Ba2+(aq) + SO42- (aq)

c. Kesetimbangan dalam sistem larutan padat gas 


Contoh: Ca(HCO3)2(aq) --- CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESETIMBANGAN
1. Perubahan Konsentrasi

Sesuai dengan asas le Chatelier, jika konsentrasi zat berubah, maka kesetimbangan

akan bergeser untuk mengurangi pengaruh perubahan tersebut, sehingga

membentuk kesetimbangan yang baru. Dalam mengubah konsentrasi dapat

dilakukan cara berikut.

Jika konsentrasi zat diperbesar (ditambah) maka kesetimbangan bergeser dari

arah zat tersebut. Jika konsentrasi zat diperkecil (dikurangi) maka kesetimbangan

bergeser ke arah zat tersebut.

CONTOH : N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)


2. Perubahan Tekanan

Pengaruh perubahan tekanan pada reaksi keseimbangan hanya berlaku untuk reaksi-

reaksi yang berwujud gas. Sesuai dengan asas le Chatelier, jika tekanan suatu sistem

diubah, maka sistem akan mengurangi pengaruh perubahan tekanan dengan cara

menggeser kesetimbangan.

Jika tekanan diperbesar (volum di perkecil), maka konsentrasi zat menjadi semakin

besar. Dalam mengurangi tekanan maka reaksi bergeser ke jumlah mol gas yang kecil.

Jika tekanan diperkecil (volum diperbesar), maka konsentrasi zat menjadi semakin

kecil. Dalam menambah tekanan, reaksi akan bergeser ke jumlah mol gas yang lebih

besar.
3. Perubahan Suhu

Sesuai dengan asas le Chatelier, jika suhu sistem pada reaksi kesetimbangan

dinaikkan, maka sistem akan menurunkan suhu dengan cara memberikan kalor

pada pihak yang memerlukan kalor (endoterm). Jika suhu diturunkan, maka reaksi

akan bergeser ke reaksi eksoterm.

Pada reaksi kesetimbangan:

N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H = -92 Kj

Maka dari reaksi tersebut jika suhu dinaikkan, reaksi bergeser ke reaksi endoterm

(ke kiri) dan jika suhu diturunkan, reaksi bergeser ke reaksi eksoterm (ke kanan).
4. Pengaruh Katalisator

Suatu katalis akan memperbesar laju reaksi dengan cara menurunkan energi

pengaktifan. Hal ini berarti pada reaksi kesetimbangan, katalis akan mempercepat

reaksi maju maupun reaksi balik, sehingga mempercepat tercapainya

kesetimbangan.

Jadi, katalis berfungsi mempercepat tercapainya kesetimbangan, tetapi tidak bisa

menggeser kesetimbangan sekaligus tidak mempengaruhi jumlah produk yang

dihasilkan.
TETAPAN KESETIMBANGAN

1. Hukum Kesetimbangan

Pada tahun 1864, Cato Maximillian Gulberg dan Peter Waage menemukan adanya

hubungan yang tetap antara konsentrasi komponen-komponen dalam

kesetimbangan yang dikenal dengan hukum kesetimbangan:

"Pada suhu tertentu, hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil

kali konsentrasi zat-zat reaktan yang masing-masing dipangkatkan

dengan koefisiennya akan menghasilkan suatu bilangan tetap."


2. Tetapan Kesetimbangan Konsentrasi (Kc)

a. Reaksi kesetimbangan homogen

Contoh: N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

b. Reaksi kesetimbangan heterogen

Pada kesetimbangan heterogen, komponen yang berwujud zat padat murni atau

zat cair murni tidak mempengaruhi kesetimbangan sehingga tidak disertakan

dalam persamaan tetapan kesetimbangan.

Contoh: BiCl3(aq) + H2O(l) BiOCl(s) + 2HCl(aq)

 
APLIKASI DALAM INDUSTRI
1. Kesetimbangan dalam industri Asam Sulfat

Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya

besi sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat asam dan disebut sebagai 

air asam tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-logam yang ada dalam

bijih sulfida, yang akan menghasilkan uap berwarna cerah yang beracun.

Reaksi hidrasi asam sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat. Jika air ditambah

kepada asam sulfat pekat, ia mampu mendidih.


SIFAT - SIFAT KIMIA DAN FISIKA ASAM SULFAT
1. Sifat Kimia

Dalam air, reaksi kesetimbangan berikut terjadi antara suatu asam (HA) dan air,

yang berperan sebagai basa,

HA + H2O ↔ A- + H3O+

Tetapan asam adalah tetapan kesetimbangan untuk reaksi HA dengan air :

Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu, kesetimbangan reaksi berada

jauh di kanan, terdapat banyak H3O+; hampir seluruh asam terurai). Misalnya,

nilai Ka untuk asam klorida (HCl) adalah 107.


2. Sifat Fisika

Titik leleh  (°C) : 10

Titik didih  (°C) : 290

Tekanan uap (mmHg) :1 (146 °C)

Berat jenis cairan :1,84 (100 persen)

Berat jenis uap :3,4 (udara = 1)

 
KEGUNAAN ASAM SULFAT

Asam sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting, produksi asam
sulfat suatu negara merupakan indikator yang baik terhadap kekuatan industri
negara tersebut. Kegunaan asam sulfat, yaitu:  

1. Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh dunia) asam sulfat adalah
dalam "metode basah" produksi asam fosfat, yang digunakan untuk
membuatpupuk fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk deterjen.

2. Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh


industri besi dan baja untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air
sebelum dijual ke industri otomobil.
3. Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk
pembuatan aluminium sulfat. Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan sejumlah
kecil sabun pada seratpulp kertas untuk menghasilkan
aluminium karboksilat yang membantu mengentalkan serat pulp menjadi
permukaan kertas yang keras. Aluminium sulfat juga digunakan untuk
membuat aluminium hidroksida. Aluminium sulfat dibuat dengan
mereaksikan bauksit dengan asam sulfat:  Al2O3 + 3 H2SO4 → Al2(SO4)3+ 3
H2O

4. Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai


contoh, asam sulfat merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk
mengubahsikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk
membuat nilon.
PROSES PEMBUATAN ASAM SULFAT

Asam sulfat dibuat dari belerang melalui reaksi sebagai berikut:

1. Belerang dibakar dengan udara membentuk belerang dioksida.

S(s) + O2(g) SO2(g)

2. Belerang dioksida dioksidasi lebih lanjut menjadi belerang trioksida

2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)

3. Belerang trioksida dilarutkan dalam asam sulfat pekat membentuk asam


pirosulfat.

H2SO4(aq) + SO3(g) H2S2O7(l)

4. Asam pirosulfat direaksikan dengan air membentuk asam sulfat pekat

H2S2O7(l) + H2O(l) H2SO4(aq)


SKEMA PEMBUATAN ASAM SULFAT
PERALATAN PROSES PEMBUATAN ASAM SULFAT

1. Sulfur Melter

2. Pompa Sulfur

3. Main Blower

4. Drying Tower

5. DT Pump Tank

6. AT Pump Tank

7. Furnace

8. Boiler

9. Absorbing tower

10. AT Pump

11. DT Pump
12. Plug Valve

13. Heat exchanger (on gas filter)

14. Gas filter

15. Converter

16. 1st and 2nd Heat exchanger

17. SO3 Cooler

18. Distributor

19. Cooling tower

20. Cooling water pump

21. Plate Heat exchanger (acid cooler)


TUGAS KHUSUS

Absorbsi adalah operasi pemisahan solut dari fase


gas ke fase cair, yaitu dengan mengontakkan gas
yang berisi solut dengan pelarut cair (solven /
absorben ) yang tidak menguap. Absorpsi adalah
proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas
dengan cara pengikatan bahan tersebut pada
permukaan absorben cair yang diikuti dengan
pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat
disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik (pada
absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh
ikatan kimia (pada absorpsi kimia)
Tujuan proses absorpsi dalam dunia industri adalah
meningkatkan nilai guna dari suatu zat dengan cara
merubah fasenya. Dalam proses absorpsi yang
sering kita jumpai, terdapat dua macam proses,
yaitu secara fisik dan kimiawi.
KESIMPULAN

1. Reaksi kesetimbangan adalah reaksi dimana zat-zat hasil reaksi (produk) dapat
bereaksi kembali membentuk zat-zat semula (reaktan).
2. Kesetimbangan dibedakan menjadi kesetimbangan homogen dan kesetimbangan
heterogen.
3. Kesetimbangan dinamis akan terganggu kesetimbangannya oleh beberapa faktor,
yaitu perubahan konsentrasi, perubahan tekanan (untuk sistem kesetimbangan gas),
perubahan volum, dan perubahan suhu serta pengaruh katalisator.
4. Penerapan reaksi kesetimbangan dapat dijumpai diindustri asam sulfat dan asam
nitrat.
5. Pembuatan asam sulfat dengan menggunakan metode Proses Kontak sedangkan
pembuatan asam nitrat menggunakan metode Ostwald.
6. Manfaat kesetimbangan kimia dalam industri kondisi dimana memproduksi produk
dalam jumlah besar tetapi dengan biaya kecil. Dengan kata lain, metode produksi yang
ditemukan harus memperhitungkan persoalan penting seperti keselamatan dan
pertimbangan lingkungan.
‫‪SEKIAN TERIMA KASIH‬‬

‫ح َم ُة اهللِ َو َب َر َكاتُ ُه‬


‫عل َيْك ُ ْم َو َر ْ‬
‫السال َ ُم َ‬
‫‪ ‬و ّ َ‬
‫َ‬

Anda mungkin juga menyukai