Anda di halaman 1dari 28

First ASEAN Statistical Report on MDGs

Indicators
Angka Kematian Ibu

359
Penyebab
RSUD Dr Soetomo
1. Preklampsia-eklampsia
2. Perdarahan (HPP)
3. Penyakit infeksi  Heart Disease
4. Penyakit Autoimun

Lebih dari 50% adalah Preeklampsia-eklampsia dan HPP


Definisi
• Hipertensi Kronis: Hipertensi yang diketahui telah terjadi sebelum kehamilan atau didapatkan pada
umur kehamilan < 20 minggu
• Hipertensi Kronis superimposed preeklampsia: Didapatkan tanda dan gejala preeklampsia pada
pasien hipertensi kronis
• Preeklampsia: TD ≥ 140/90 mmHg dan minimal satu dari adanya:
- proteinuria ≥ 300mg/24 jam atau ≥ 1+ dipstik - Trombosit < 100.000 / μL
- Serum kreatinin > 1,1 mg / dl - Peningkatan fungsi liver (lebih dari dua kali)
- Edema paru - Nyeri kepala dan gangguan penglihatan
 Dikatakan Preeklampsia Berat jika:
- TD≥160/110 - Trombosit < 100.000 / μL
- Serum kreatinin > 1,1 mg / dl - Peningkatan fungsi liver (lebih dari dua kali)
- Edema paru - Nyeri kepala, gangguan penglihatan
• Hipertensi Gestasional: Hipertensi yang baru terjadi pada umur kehamilan ≥ 20 minggu tanpa disertai
tanda – tanda preeklampsia
• Eklampsia: Kejang yang terjadi pada preeklampsia, dapat dibagi menjadi:
Eklampsia Klasik Eklampsia Krusial
Kejang ≤2 >2
Nadi < 90 > 96
Tekanan Darah ≤ 150 / 90 > 150 / 90
Laju nafas ≤ 20 ≥ 28
Temperatur ≤ 37,5 C ≥ 38 C
Kesadaran Compose Mentis Menurun
Gangguan Organ Lain Normal Abnormal
DULU SEKARANG
• Preeklampsia: TD ≥ 140/90
mmHg dan proteinuria ≥ • Preeklampsia: TD ≥ 140/90 mmHg dan minimal
300mg/24 jam atau ≥ 1+ satu dari adanya:
dipstik  proteinuria ≥ 300mg/24 jam atau ≥ 1+ dipstik
 Trombosit < 100.000
• Dibagi PER dan PEB  SK > 1,1
 Peningkatan SGOT/SGPT
• PEB jika:  Edema paru
TD≥160/110  Keluhan penglihatan dan serebral

Proteinuri ≥ 3+
• Tidak dibagi, namun tetap ada PE dengan
Keluhan penglihatan, ‘kondisi berat’ jika:
serebral dan perut  TD≥160/110
 Nyeri kepala, gangguan penglihatan
Oligouri, peningkatan  Peningkatan SK
SK  Trombosit < 100.000, SGOT/SGPT meningkat
 Edema paru
Trombositopenia, LFT

NHBPEP 2000 & ACOG 2013
IUGR
• Diagnosis preeklampsia
menggunakan yg baru: Jika
proteinuri (-), cek SGOT/SGPT, SK
dan Plt  fasilitas (-), rujuk utk
diagnostik

• Pembagian berat dan ringan pada


dasarnya sama  hanya agar
tidak menggolongkan PE sebagai
penyakit ‘ringan’.
• Sesuaikan dengan ICD: tetap PER
dan PEB  PER harus dirujuk
ICD-10

Perubahan klasifikasi &


diagnosis
Komplikasi Preeklampsia
MATERNAL FETAL
Eklampsia Prematuritas
HELLP syndrome IUGR
Edema Paru IUFD
Gagal Ginjal
CVA
Gagal Jantung
Sepsis
Ventilator Treatment
• Need ventilator treatment : 22/35  62,85%
• One case need re-ventilator
• Three cases need ventilator more than 60 hours (two of them
with pneumonia complication)
Length Cases
≤ 24 hours 8
> 24 hours ; ≤ 48 hours 8
> 48 hours 6
> 48 hours ≤ 24 hours
27% 36%

> 24 hours ; ≤ 48
hours
36%
31,23% memerlukan Perawatan
ICU
MASALAH YANG TAK PERNAH SELESAI.......

KLINIS
- Faktor risiko
- Kualitas ANC ????
- Masa Perawatan
Konservatif dan pasca persalinan
- Cara pemberian MgSO4

NON KLINIS
- Rujukan
- BPJS
MASALAH YANG TAK PERNAH SELESAI.......

KLINIS
1. Faktor Risiko
2. Perawatan konservatif
30% 11%
3. Pasca persalinan
4. Pemberian MgSO4 28%

4% 17%
4%
6%

Chronic HT Maternal age > 35 yo


Maternal age < 20 yo Obesity
DM Gemelli
Primigravida
Skrining Preeklampsia
Usia Kehamilan 16 – 24 minggu

Layanan primer, sekunder dan tersier:


1. Umur ≤ 20 tahun / ≥ 35 tahun, riwayat penyakit lama (PE, HT
Layanan sekunder dan kronis, DM, penyakit ginjal, penyakit jantung)
tersier: 2. BMI > 30 (obesitas)
Cek DV Arteri Uterina 3. MAP( {Sistolik + 2 diastolik} / 3 ) > 90
4. ROT(perbandingan diastolik posisi telentang (supine) dengan
miring kiri (left lateral reccumbent) > 15 mmHg

Screening
Peningkatan Resistensi (+) (+) ≥ 2 hasil (+)

• Low dose Aspirin 1 x 80mg – 150mg / hari


• Kontrol rutin
Bila:
• Preeklampsia (-): perawatan rutin
• Preeklampsia Ringan (+): Terminasi 37 minggu
• Preeklampsia Berat (+): MRS / konservatif, terminasi
• Eklampsia (+): stabilisasi, terminasi
• Total Pasien Eklampsia 2014 adalah 111 pasien
• Total Kunjungan Kamar Bersalin 2014 adalah 1676
pasien

• 10 tahun terakhir (sebelum era BPJS) 30—50 kasus


Eklamsia/tahun

• Meningkatnya angka rujukan (3-4x lebih tinggi)


khususnya dari Madura (125 pasien)
Madura

Current of our Eclampsia flow was turning into


torrent .....
We didn’t want only watching them ....
Led us out toward beyond our hospital wall to
reach

11/13/20 16
Go to Bangkalan

Suramadu

11/13/20 18
MASALAH YANG TAK PERNAH SELESAI.......

KLINIS
1. Faktor Risiko
2. Perawatan konservatif
30% 11%
3. Pasca persalinan
4. Pemberian MgSO4 28%

4% 17%
4%
6%

Chronic HT Maternal age > 35 yo


Maternal age < 20 yo Obesity
DM Gemelli
Primigravida
Intervensi hulu
• Repositioning kematian maternal, prioritizing dana dan SDM untuk upaya
penakib dan focusing pada PE dan HPP
• Mencanangkan Hari Eklamsia Dunia 19 Oktober 2015
• Membentuk satgas Penakib di tingkat kabupaten dan kecamatan
• Deteksi calon ibu di Kursus Calon Pengantin
• Menomeri SEMUA ibu hamil – menjadwal ANC dan TP
• Mempertahankan Panitia Persiapan Pernikahan menjadi Panitia Persiapan
Persalinan
• Pendampingan bumil-lin oleh mahasiswa dan kader PKK
• ANC 12 kali
• Skrining PE dan HPP
• Skrining risiko kehamilan menggunakan modifikasi KSPR
• Mengisi buku KIA, Kartu Soedarto, kartu P4K
• Lomba Dasawisma Layak Bumil

11/13/2020 RAPAT HKFM BANDUNG KOGI 23 AG 2015


2
Intervensi Hilir – RS / Kamar Bersalin
• Kebijakan Direktur
• Pendirian Poli Preeklamsia
• Jakaberusasu
• Skrining risiko persalinan
• Terminasi kehamilan dg PE 37 minggu
• Linakes-fasyankes
• PP: pemasangan mat dan sansak, pemakaian misoprostol 23 tab rektal, obs
6 jam pp,
• Pemasangan IUD pasca plasenta
• Pelatihan GDO
• Simulasi kasus GDO
• Pemakaian daftar tilik

11/13/2020 RAPAT HKFM BANDUNG KOGI 23 AG 2015


Laporan tahun 2014
BULAN PX PRE-EKLAMSI RUJUK EKLAMSI KEMATIAN
SPT F SC SPT F SC RUJUK

JANUARI 100 - - 3 2 - - - - -

FEBUARI 90 2 - 5 1 - - - - -
MARET 89 4 - 6 3 - - - 2 -
APRIL 109 3 - 7 3 3 - - 2 -
MEI 135 3 - 4 2 - - - 3 -
JUNI 122 3 - 4 2 - - - 1 -
JULY 134 10 - 4 - - - - 2 -
AGUSTUS 125 4 - 1 2 - - - 1 -
SEPTEMBER 114 6 - 8 - - - - 1 -
OKTOBER 142 2 - 7 1 2 - 1 - -
NOVEMBER 113 5 - 4 - - - 1 - -
DESEMBER 139 2 - 10 5 - - 1 - -
TOTAL 1412 44 - 63 21 5 - 3 12 -

RUJUK :
PendukungAnastesi : 15
Bayi kecil :4
Permintaan :1
Lain – lain :13
MASALAH YANG TAK PERNAH SELESAI.......
KLINIS a. Kapan pasien dinyatakan
1. Faktor Risiko LAYAK pulang?
2. Perawatan b.WAJIB KB
konservatif c. Edukasi dan Informasi
3. Pasca persalinan
4. Pemberian MgSO4
MASALAH YANG TAK PERNAH SELESAI.......

KLINIS a. Sering berbeda metode


b. Siapa yang berkewajiban
1. Faktor Risiko memberikan?
2. Perawatan konservatif
3. Pasca persalinan
4. Pemberian MgSO4

MARI KELUAR DARI RUMAH SAKIT DAN LIHAT


FENOMENA YANG TERJADI
Prosedur Magnesium Sulfat

A. ALTERNATIF 1 (Pemberian kombinasi IV dan IM) untuk layanan primer, sekunder dan tersier
Loading dose
• Injeksi MgSO4 20% 4g (20cc) iv selama 5 – 10 menit
• Injeksi MgSO4 40% 10g (25cc) im pelan (5 menit), masing – masing pada bokong kanan dan kiri
berikan 5g (12,5cc). Dapat ditambahkan 1mL (Lidokain 2%) untuk mengurangi ketidaknyamanan
Maintenance Dose
Injeksi MgSO4 40% 5g (12,5cc) im pelan (5 menit), pada bokong bergantian setiap 6 jam hingga 24 jam
setelah persalinan atau kejang terakhir

B. ALTERNATIF 2 (Pemberian IV) hanya untuk layanan sekunder dan tersier


• Injeksi MgSO4 20% 4g (20cc) iv selama 5 – 10 menit
• Lanjutkan dengan pemberian MgSO4 1g/jam, disarankan menggunakan syringe / infusion pump

C. Jika didapatkan kejang ulangan setelah pemberian SM


Tambahan MgSO4 20% 2g (10cc) iv selama 10 menit, dapat diulang 2 kali. Jika masih kejang kembali beri
diazepam

• Syarat pemberian MgSO4 wajib dipenuhi: RR 16 – 24


• Adakah edema paru, refleks patela (+), Oliguria??
• Sediakan Calcium Glukonas 10% 1g (10cc) iv sebagai antidotum
Rekomendasi
Kesepahaman & Keseragaman
Penanganan Preeklampsia
dan Perdarahan Postpartum
di Jawa Timur

Satuan Tugas
Penurunan Angka Kematian Ibu
Gambaran Umum Penanganan Preeklampsia
Kehamilan PE(Ringan) PEB Eklampsia Komplikasi PEB /
Normal Eklampsia
• HT Gestasional Primer Eklampsia klasik • Edema Paru
Primer • HT Kronis • CVA
• Pasang iv line
Skrining PE, jika Diperlakukan Primer • HELLP Syndrome
sama • Berikan inj SM • Gagal Ginjal
negatif kontrol • Pasang iv line
loading dose • Berikan inj SM • Eklampsia krusial
rutin
Primer • Rujuk SEGERA Primer
loading dose
(+) Rujuk Rujuk Poliklinis • Beri O2, • Pasang iv line
Sekunder miringkan kepala • Berikan inj SM
• MRS • Rujuk SEGERA loading dose
Sekunder
Sekunder • IV line dan jika syarat
• Evaluasi
• Skrining PE kateter terpenuhi
• Aspirin dosis kondisi Sekunder • Rujuk SEGERA
maternal • Inj. SM • IV line dan
rendah 80mg sesuai
• Kontrol rutin, (Gejala, VS, kateter Sekunder
Laboratorium prosedur • Inj. SM • IV line dan kateter
cek DV A. • Anti HT • Inj. SM sesuai
• Evaluasi • O2,
Uterina Terminasi ≥ prosedur
kondisi Janin miringkan
(USG, NST) 34 mgg • Anti HT
kepala, spatel
• Diuretik bila edema
Sekunder • Anti HT
paru
Sekunder < 34 minggu / • Cegah kejang
Sekunder • Rawat di sekunder
PE (-) perawatan ulang, cegah * / rujuk tersier
Perawatan Tetap PER komplikasi
konservatif  • Terminasi setelah
rutin • Terminasi usia • Terminasi
rawat di stabil
kehamilan 37 setelah stabil
mgg sekunder *
/rujuk tersier Rujuk Tersier
Catatan
• Evaluasi PE di layanan primer :
Pemeriksaan tekanan darah ≥140/90 dengan proteinurin ≥+1.
Inj. SM loading dose jika didapatkan PEB, yaitu TD ≥160/110 dengan proteinurin.

• Pasien PEB + inpartu di layanan primer:


Jika tidak segera lahir  Inj SM Rujuk segera ke layanan sekunder
Jika akan segera lahir  Inj SM, lakukan persalinan, rujuk setelah melahirkan

• Perawatan nifas minimal 5 hari dengan melihat parameter klinis dan laboratoris maternal
pada PEB

• KIE penggunaan KB postpartum (IUD)

• Terminasi preeklampsia dianjurkan pervaginam menggunakan ripening misoprostol jika


diperlukan (sesuai indikasi dan syarat)

• Syarat layanan sekunder untuk melakukan perawatan PEB konservatif dan PEB / eklampsia
dengan komplikasi*
1. Didapatkan ICU dan NICU
2. Didapatkan kamar operasi beserta timnya dan tim anestesi yang siap 24 jam
Tatalaksana Preeklampsia Berat
Preeklampsia Berat
• Evaluasi gejala, DJJ, dan cek laboratorium
≥ 34 minggu
• Stabilisasi, pemberian MgSO4
• Anti HT jika TD ≥ 160/110

< 34 minggu

Jika didapatkan: • DIC • Gawat janin • Terminasi setelah


• Eklampsia • HT berat, tidak • Solusio plasenta Ya
stabilisasi
• Edema paru terkontrol • IUFD • KRS 5 hari post
• Janin tidak partum
Tidakviabel

Jika didapatkan: • IUGR • KPP atau inpartu


• Gejala persisten • Olygohydramnio • Gangguan renal Ya Pematanga
• Sindrom HELLP n berat n paru 2x24
• Reversed end jam
diastolic flow
Tidak
• Usia kehamilan
Perawatan konservatif: •Pemberian anti HT jika TD ≥ ≥ 34 minggu
•Evaluasi selama 24-48 jam (Kaber) 160/110
•Rawat inap hingga terminasi •Pematangan paru 2x24 jam • KPP atau inpartu
• Stop MgSO4 profilaksis (1x24jam) •Evaluasi maternal-fetal secara • Perburukan
berkala maternal - fetal

Anda mungkin juga menyukai