Anda di halaman 1dari 16

Hirarki Botani Tumbuhan

TATA NAMA (Nomenklatur)

Kobe tatanama ini bertujuan untuk menyediakan cara yang mantap


dalam pemberian nama bagi kesatuan-kesatuan taksonomi, menjauhi
atau menolak pemakaian nama-nama yang mungkin menyebabkan
kesalahan atau keragu-raguan atau yang menyebabkan timbulnya
kesimpangsiuran dalam ilmu pengetahuan. Rifai (1973)
SEJARAH TATA NAMA
Sejak tahun 1753 sistim polynomial digantikan dengan binomial sejak
publikasi “systema plantarum” oleh Carolus Linnaeus dan berlaku
secara internasional.

Sistim binomial yaitu sistim penamaan dimana nama jenis terdiri dari
dua kata, kata pertama adalah nama marga dan kata kedua merupakan
penunjuk jenis atau spesies epithet. Contoh: Hibiscus tiliaceus atau
Hibiscus rosa-sinensis
NAMA ILMIAH
Nama ilmiah adalah “nama-nama dalam bahasa yang
diperlakukan sebagai bahasa Latin, tanpa memperhatikan dari
bahasa mana asalnya kata yang digunakan untuk nama tadi”.

Salah satu keuntungan nama ilmiah ialah bahwa


penentuan, pemberian atau cara pemakaiannya untuk setiap
golongan tumbuhan dapat dilakukan berdasarkan suatu
aturan atau sistim tatanama (Rifai, 1973).
PRINSIP & ATURAN TATA NAMA TUMBUHAN

 Tatanama botani tidak berhubungan dengan tatanama zoologi. Nama


yang sama yang diberikan pada tumbuhan bisa juga digunakan ahli
zoologi pada hewan
 Tatanama dari kelompok taksonomi haruslah berdasar pada prioritas
publikasi, dan nama yang benar adalah nama yang telah dipublikasi
terlebih dahulu dan mengacu pada aturan-aturan. Tatanama yang
telah dipublikasikan lebih dulu harus dipakai sebagai dasar pada
publikasi berikutnya.
 Nama ilmiah kelompok taksonomi disajikan dalam bahasa Latin tanpa
menghiraukan asalnya. Aturan untuk penamaan genus dan penunjuk
jenis sama juga dengan yang lain harus dalam bahasa Latin
KOMPOSISI NAMA ILMIAH
Nama ilmiah suatu jenis merupakan penggabungan 3 hal :
1. Genus
2. Spesies epithet (penunjuk jenis)
3. Author

Contoh : Daucus carota L.


Nicotiana tabacum L

 Nama-nama genera
 Penunjuk Jenis
 Author
 Penamaan cultivar dan varietas
CARA MEMBACA NAMA LATIN
Huruf mati (= konsonan):
- Huruf c diucapkan k (seperti dalam bahasa Indonesia kayu, kusam), akan tetapi
akan diucapkan c (seperti dalam bahasa Indonesia cabang, ciri) apabila huruf c
diikuti ae, oe, e, atau i, misalnya: centenarium, cito.
- huruf g diucapkan g (seperti dalam bahasa Indonesia gambar, gula), akan tetapi
akan diucapkan j (seperti dalam bahasa Indonesia jamak, tajam) apabila huruf g
diikuti e, atau i, misalnya: genus, agere; sementara g didepan huruf n diucapkan ny
(seperti dalam bahasa Indonesia nyiur, sunyi), misalnya: ligna, magnus.
- huruf s diucapkan s (sepertidalam bahasa Indonesia sangat, kasus), akan tetapi
akan diucapkan sy (seperti dalam bahasa Indonesia syair, syarat) apabila huruf s
diikuti oleh ce-, atau ci-, misalnya: scire, scelus.
- huruf t diucapkan t (seperti dalam bahasa Indonesia takut, tanpa), akan tetapi
akan diucapkan ts apabila huruf t diikuti i yang kemudian diikuti bunyi hidup dan
tidak didahului oleh s, misalnya: correctio, motio, deprecationem.
‫‪INTEGRASI KEISLAMAN‬‬

‫جنَا ‪‬‬ ‫ر‬


‫َ ْ‬ ‫خ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َأ‬
‫ف‬ ‫ء‬
‫ٍ‬ ‫ي‬‫ْ‬ ‫ش‬
‫َ‬ ‫ل‬
‫ِ‬ ‫ّ‬ ‫ك‬
‫ُ‬ ‫ات‬
‫َ‬ ‫ب‬‫َ‬ ‫َ‬ ‫ن‬ ‫ِ‬
‫ه‬ ‫ب‬
‫ِ‬ ‫ا‬‫َ‬ ‫ن‬ ‫ج‬ ‫ر‬
‫َ ْ‬ ‫خ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َأ‬
‫ف‬ ‫اء‬ ‫م‬ ‫ِ‬
‫ء‬ ‫ا‬
‫َّ َ َ ً‬ ‫م‬ ‫الس‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫ِ‬
‫م‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ز‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫و َُه َو ال ّ َ ِذي أ‬
‫ل ِم ْن طَل ِْع َها ِقن ْ َو ٌ‬
‫ان‬ ‫خ ِض ًرا ن ُ ْخ ِر ُج ِمن ْ ُه َح ّبًا ُمتَ َراكِبًا َو ِم َن الن ّ َْخ ِ‬ ‫ِمن ْ ُه َ‬
‫غيْ َر ُمتَ َشا ِب ٍه ۗ‬
‫ان ُم ْشتَ ِب ًها َو َ‬‫الر َّم َ‬
‫ون َو ُّ‬
‫اب َوال ّزَيْتُ َ‬ ‫عن َ ٍ‬ ‫ات ِم ْن أ َ ْ‬ ‫َدا ِنيَ ٌة َو َجن َّ ٍ‬
‫ون‬‫اتلِقَ ْو ٍم يُؤْ ِمن ُ َ‬‫انْظ ُ ُروا ِإل َٰىث ََم ِر ِه إِذَا أَث َْم َر َويَن ْ ِع ِه ۚ إِ َّن ِفي َٰذلِك ُ ْم ل َآيَ ٍ‬
Terjemahan ayat :

“Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami
keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami
keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan
dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan
kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima
yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu
pohonnya berbuah dan menjadi masak. Sungguh, pada yang
demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
yang beriman”.
• ‫خ َتلِفًا‬
ْ ‫ات ُم‬
ٍ ‫ث ََمر‬ ِ
‫ه‬ ‫ب‬
ِ ‫ا‬َ ‫ن‬ ‫ج‬ ‫ر‬
ْ َ ‫خ‬
ْ َ ‫َأ‬
‫ف‬ ‫اء‬ ‫م‬ ‫ء‬ِ
ً َ َ َّ َ‫ا‬‫م‬ ‫الس‬ ‫ن‬ ِ
‫م‬ ‫ل‬ َ ‫ز‬ َ َ
َ َ ّ ‫أ َل َْم تَ َر أ‬
ْ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫ه‬ ّ ‫ل‬ ‫ال‬ َ
‫ن‬ َ
َ
‫يب‬ ‫ب‬ِ ‫ا‬ ‫ر‬‫غ‬َ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ه‬ُ ‫ن‬‫ا‬‫ْو‬ ‫ل‬َ ‫أ‬
‫ف‬ ٌ ِ ‫ل‬ َ ‫ت‬ ‫خ‬
ْ ‫م‬ ‫ر‬
ُ ٌ ْ ُ َ‫م‬ ‫ح‬ ‫و‬
‫يض‬ ٌ ‫ب‬
ِ ‫د‬‫د‬َ
ٌ ُ َ‫ج‬ ‫ال‬
ِ ‫ب‬ ِ‫ْج‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ن‬َ ‫م‬ِ ‫و‬ َ َ َ ‫أ‬
ۚ ‫ا‬ ‫ه‬ُ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ْو‬ ‫ل‬َ
ُ َ َ َ َ
ٌ‫ُسود‬

Terjemahan ayat :

“Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menurunkan air dari langit lalu
dengan air itu Kami hasilkan buah-buahan yang beraneka macam
jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan
merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam
pekat”.

Anda mungkin juga menyukai