Anda di halaman 1dari 22

PERADABAN ISLAM MASA NABI SAW

(FASE MAKKAH DAN MADINAH)

OLEH

NUR TOIFAH, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2020
PENDAHULUAN
Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal
atau 20 April 571 M. Ketika itu Raja Yaman Abrahah
dengan gajahnya menyerbu Mekah untuk menghancurkan
Ka’bah. Sehingga tahun itu dinamakan Tahun Gajah.
Beliau telah menjadi yatim piatu ketika berumur delapan
tahun, dan beliau diasuh oleh kakek dan pamannya,
Abdul Muthalib dan Abu Thalib. Pada umur 12 tahun Nabi
Muhammad sudah mengenal perdagangan, sebab pada
saat itu beliau telah diajak berdagang oleh paman
beliau, Abu Thalib ke Negeri Syam.
MASA KERASULAN

Beberapa kilometer di Utara Mekkah, pada tanggal 17


ramadhan 611 M, Di Gua Hira’, malaikat Jibril muncul
di hadapan Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan
wahyu Allah yang pertama. Pada saat itu usia Nabi
menjelang 40 tahun. Allah telah memilih Muhammad
sebagai Nabi, dan Pada wahyu kedua Nabi di
perintahkan untuk menyeru manusia kepada satu
agama, yaitu agama Islam.
Terdapat 2 fase dalam sejarah Islam
pada masa Nabi SAW:

1. Fase Makkah (ciri pokok dari periode


ini adalah pembinaan dan
pendidikan tauhid)
2. Fase Madinah (ciri pokok dari
periode ini adalah pendidikan sosial
dan politik)
Fanatisme bangsa quraisy terhadap agama nenek
moyang telah membuat Islam sulit berkembang di
Mekkah walaupun Nabi Muhammad sendiri berasal dari
suku yang sama.
Secara umum pada periode Mekkah, kebijakan dakwah
yang dilakukan Nabi Muhammad adalah dengan
menonjolkan kepemimpinannya bukan kenabiannya.
Ada 2 cara dakwah Rasulullah Saw dalam
menyebarkan agama Islam, ialah:
1) Dakwah Secara Diam-Diam
Dengan turunnya perintah dari Allah SWT,
maka mulailah Rasulullah berdakwah.
Pertama-tama, beliau melakukannya secara
diam- diam di lingkungan sendiri dan di
kalangan rekan-rekannya. Karena itulah,
orang pertama kali yang menerima dakwanya
adalah keluarga dan sahabat.
Orang-orang yang mula-mula beriman adalah:

1. Istri beliau sendiri, Khadijah


2. Kalangan pemuda: Ali Ibn Abi Thalib dan Zaid Ibn Harits.
3. Dari kalangan budak: Bilal.
4. Dari kalangan sahabat/tokoh masyarakat: Abu Bakar Al-
Shiddiq
Setelah Abu bakar masuk Islam, banyak orang-
orang yang mengikuti untuk masuk agama Islam.
Orang-orang ini tekenal dengan julukan Al-
Sabiqun al-Awwalun (orang yang terdahulu
masuk islam) seperti:
Utsman Ibn Affan, Zubair Ibn awwam, Talhah
Ibn Ubaidillah, Fatimah binti khathab, Arqam
Ibn Abd. Al-Arqam, dan lain-lain.
2. Dakwa Secara Terbuka
Setelah beberapa lama berdakwa secara
individual, turunlah Surah Al-Hijr ayat 94, yaitu
agar Nabi menjalankan dakwah secara terbuka
(terang-terangan). Nabi mulai menyeru segenap
lapisan masyarakat secara terang-terangan.
Setelah dakwah terang-teranggan itu, pemimpin
quraisy mulai berusaha menghalangi dakwah
Rasul. Semakin bertambahnya jumlah pengingkut
Nabi, maka semakin keras tantangan yang di
lancarkan kaum quraisy
Dakwah yang disampaikan Nabi ini mendapatkan
penolakan masyarakat Quraisy. Penolakan tersebut
diantaranya:
1. Lunak: Cara ini dilakukan dengan menyebar
propaganda. Bahwa Nabi Muhammad adalah seorang
pembohong, penjahat, dan juga pembuat perpecahan di
kalangan bangsa arab dan lainnya.
2. Semi Lunak: yaitu dengan membujuk Nabi Muhammad
untuk menghentikan dakwah Islamiyah.
3. Kasar/Keji: Yaitu dengan melakukan penyiksaan atau
penganiayaan baik secara fisik maupun nonfisik.
Terdapat 5 faktor yang menyebabkan orang-orang quraisy
menentang seruan Islam, yaitu:
1. Politik kekuasaan: kenabian dengan kekuasaan. Mereka
mengira bahwa tunduk kepada seruan Nabi Muhammad berarti
tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Muthalib .
2. Sosial: Nabi muhammmad menyeru kepada hak
bangsawan dengan hamba sahaya.
3. Agama: Para quraisy tidak dapat menerima ajaran
tentang kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat
4. d. Budaya: Taklid kepada nenek moyang adalah
kebiasaan yang beruratberakar pada bangsa Arab
5. Ekonomi: Pemahat dan penjual patung memandang
Islam sebagai penghalang rezeki
2. Fase Madinah
Sebab utama Rasulullah bersama para sahabat melakukan hijrah ke
Madinah,yaitu: :
1. Perbedaan iklim di kedua kota mempercepat dilakukannya
hijrah. Iklim Madinah lembut dan watak rakyatnya yang tenang
sangat mendorong penyebaran dan pengembangan agama Islam.
Sedangkan kota Mekah sebaliknya.
2. Nabi Muhammad tidak diterima oleh kaumnya sendiri
3. Tantangan yang nabi hadapi di Madinah tidak sekeras di Mekkah
Nabi meletakkan dasar-dasar masyarakat Islam di Madinah,
sebagai berikut:

a. Mendirikan Masjid
Tujuan Rasulullah mendirikan masjid ialah untuk
mempersatukan umat Islam dalam satu majelis, sehingga di
majelis ini umat Islam bisa bersama-sama melaksanakan shalat
berjamaah secara teratur, mengadili perkara-perkara dan
musyawarah. Masjid ini memegang peranan penting untuk
mempersatukan kaum muslimin dan mempererat tali ukhuwah
Islamiyah.
b. Mempersatukan dan mempersaudarakan
antara kaum Anshar dan Muhajirin.

Rasulullah saw mempersatukan keluarga-


keluarga Islam yang terdiri dari Muhajirin dan
Anshar, dengan cara mempersaudarakan kedua
golongan ini. Rasulullah saw telah menciptakan
suatu pertalian yang berdasarkan agama
pengganti persaudaraan yang berdasar kesukuan
seperti sebelumnya.
c. Nabi Muhammad saw menciptakan toleransi
antar golongan yang ada di madinah, oleh
karena itu Nabi membuat perjanjian antara
kaum muslim dan non muslim.
Menurut Ibnu Hisyam, isi perjanjian tersebut antara
lain sebagai berikut :
1. Pengakuan atas hak pribadi keagamaan dan politik
2. Kebebasan beragama terjamin untuk semua umat
3. Kewajiban penduduk Madinah, baik muslim
maupun non muslim, dalam hal moril maupun
materiil. Mereka harus bahu membahu menangkis
semua serangan terhadap kota mereka(Madinah)
4. Rasulullah adalah pemimpin umum bagi penduduk
Madinah. Kepada beliaulah dibawa segala perkara
dan perselisihan yang besar untuk diselesaikan
d. Nabi Muhammad SAW Meletakkan dasar-dasar
politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat.
Ketika masyarakat Islam terbentuk maka
diperlukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat
tersebut. Oleh karena itu, ayat-ayat Al-Quran
yang diturunkan dalam periode ini terutama
ditujukan kepada pembinaan hukum. Ayat-ayat
ini kemudian diberi penjelasan oleh Rasulullah,
baik dengan lisan maupun dengan perbuatan.
Dengan demikian, terdapat dua sumber hukum
dalam Islam, yaitu Al-Quran dan hadis.
e. Mengadakan perjanjian dengan seluruh
penduduk Madinah, baik yang sudah masuk Islam
maupun yang belum masuk Islam. Perjanjian ini
dikenal dengan “Piagam Madinah”, yang berisi
undang-undang dan dikenal dengan konstitusi
Madinah.
Konstitusi ini secara garis besar menyangkuit masalah-
aspek kehidupan manusia, yaitu:

1.Bidang Politik: dalam piagam Madinah menerapkan


sistem Musyawarah.
2. Bidang Keamanan: seluruh warga negara berhak
mendapat keamanan dan kemerdekaan.
3. Bidang Sosial: Nabi SAW meletakkan dasar
persamaan di antara manusia.
4. Bidang ekonomi: Nabi SAW menerapkan sistem
yang dapat menjamin keadilan sosial

5. Bidang keagamaan: hak beragama dijamin, namun harus


memiliki sikap toleransi terhadap kegiatan-kegiatan
keagamaan yang diselenggarakan oleh masyarakat atau
penduduk kota madinah.
Adapun dasar penjabaran dari piagam Madinah meliputi
beberapa prinsip berikut ini:

a. Al-Ukhuwah. Ukhuwah ini meliputi Ukhuwah Basyariyah,


Ukhuwah Wathaniyah dan Ukhuwah Islamiyah.
b. Al-Musawa. Semua penduduk memiliki kedudukan yang
sama dan setiap warga masyarakat memuliki hak
kemerdekaan, kebebasan, dan yang membedakan hanyalah
ketaqwaannya.
c. At-Tasamuh. Umat Islam siap berdamping secara baik dengan
semua penduduk termasuk Yahudi serta bebas melaksanakan
ajaran agama dan harus memiliki sikap toleransi.
d. Al-Ta’awun. Semua penduduk harus saling tolong
menolong dalam hal kebaikan.
e. Al-Tasyawur. Jika ada persoalan dalam Negara,
harus melakukan musyawarah.
f. Al-‘Adalah. Berkaitan erat dengan hak dan
kewajiban setiap individu dalam kehidupan
bermasyarakat(Adil).

Anda mungkin juga menyukai