Anda di halaman 1dari 26

PENGATURAN PERAWATAN KESEHATAN,

PENGATURAN PENDIDIKAN, RELEVANSI TOPIK INI


DENGAN PRAKTIK & PERSIAPAN PROFESIONAL
Kelompok 5 & 12 Kesehatan Masyarakat & Keperawatan Tk.III
KELOMPOK 5 KELOMPOK 12
1. Fikri Fetriyana W CMR0180011 Kesmas. A 1. Retno Yopia Haeryawati (Kesehatan Masyarakat A)
2. Regia CMR0180022 Kesmas. A 2. Ressy Kania Dewi (Kesehatan Masyarakat A)
3. Syifa Kh. A CMR0180060 Kesmas. B 3. Intan Fransisca M (Kesehatan Masyarakat B)
4. Zidan M.R CMR0180065 Kesmas. B 4. Dewi (Kesehatan Masyarakat B)
5. Dian CMR0180069 Kesmas. C 5. Muthia Maulida Sopandi (Kesehatan Masyarakat C)
6. Ridwan CMR0180088 Kesmas. C 6. Kintan Nurlailatul Hidayah (Kesehatan Masyarakat C)
7. Ade Iyan Sofyan CKR0180001 Kep. A 7. Egi Septia Priatno (Keperawatan A)
8. Deti Melawati CKR0180010 Kep. A 8. Chintya Dwi Agustin (Keperawatan A)
9. Wati Watnasari CKR0180038 Kep. A 9. Agam Subarma (Keperawatan A)
10. Cintia Sucianti CKR0180121 Kep. D 10. Euis Euis (Keperawatan D)
11. Irena Indrawati CKR0180135 Kep. D 11. Nur Ayu Sri Damayanti (Keperawatan D)
12. Siti Rohmah CKR0180149 Kep. D
SUB PEMBAHASAN

01 PERAWATAN KESEHATAN

02 PENGATURAN PENDIDIKAN
PERAWATAN KESEHATAN
Perawatan primer mengacu pada penyediaan layanan kesehatan yang paling dasar. Ini umumnya
PERAWATAN PRIMER
melibatkan perawatan ringan, masalah rutin, bersama penyediaan pemeriksaan umum dan layanan
pencegahan. Perawatan primer umumnya disampaikan di kantor dokter atau di beberapa tempat
jenis klinik.Bagian rawat jalan rumah sakit, pusat perawatan yang mendesak, berdiri bebas pusat
operasi, dan fasilitas perawatan ambulatory lainnya.

Perawatan sekunder mencerminkan tingkat spesialisasi dan teknologi yang


PERAWATAN SEKUNDER lebih tinggi kecanggihan dibanding perawatan primer. Perawatan dokter
diberikan lebih banyak Praktisi yang sangat terlatih seperti ahli bedah khusus
(mis., ahli urologi dan dokter mata) dan ahli penyakit dalam khusus
(mis., ahli jantung dan ahli onkologi).

PERAWATAN TERSIER Perawatan tersier membahas lebih rumit kondisi bedah dan medis. Praktisi cenderung
subspesialis dan fasilitasnya sangat tinggi kompleks dan berteknologi maju. Prosedur yang
rumit seperti bedah jantung, dan pembedahan rekonstruktif dilakukan di fasilitas ini, yang
memberikan layanan pendukung yang luas baik dari segi personil maupun teknologi.
PERAWATAN KESEHATAN
Istilah perawatan kuaterner kadang-kadang digunakan sebagai perpanjangan dari perawatan tersier
yang mengacu pada pengobatan tingkat lanjut yang sangat terspesialisasi dan tidak banyak diakses.
PERAWATAN QUARTER Pengobatan eksperimental dan beberapa jenis prosedur diagnostik atau bedah yang tidak umum
dianggap sebagai perawatan kuaterner. Layanan ini biasanya hanya ditawarkan di sejumlah kecil pusat
perawatan kesehatan regional atau nasional.

Banyak intervensi untuk kepentingan kesehatan masyarakat, seperti pengawasan keamanan pangan, distribusi
kondom dan program pertukaran jarum untuk pencegahan penyakit menular,layanan profesional di lingkungan

PERAWATAN DIRUMAH perumahan dan komunitas untuk mendukung perawatan diri, perawatan di rumah, perawatan jangka panjang, hidup
& KOMUNITAS dengan bantuan, perawatan untuk gangguan penyalahgunaan napza di antara jenis layanan kesehatan dan
perawatan sosial lainnyamembantu mobilitas dan kemandirian setelah kehilangan anggota tubuh atau kehilangan
fungsimemberikan bantuan kepada manula dalam kegiatan sehari-hari di rumah seperti transportasi ke dan dari janji
dengan dokter bersama dengan banyak kegiatan lain yang penting untuk kesehatan dan kesejahteraan mereka

Peringkat perawatan kesehatan adalah peringkat atau evaluasi perawatan kesehatan yang
EVALUASI/PERINGKAT
digunakan untuk mengevaluasi proses perawatan dan struktur perawatan kesehatan dan / atau hasil
dari layanan perawatan kesehatan. Evaluasi kualitas ini didasarkan pada ukuran: Kualitas rumah
sakit, Kualitas rencana kesehatan, Kualitas dokter, Kualitas tenaga kesehatan lainnya, Pasien
PENGATURAN PENDIDIKAN
PENGERTIAN
Edukasi atau disebut juga dengan
pendidikan merupakan segala upaya
yang direncanakan untuk TUJUAN & FUNGSI
mempengaruhi orang lain baik individu,
kelompok, atau masyarakat sehingga Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk
mereka melakukan apa yang mengubah perilaku masyarakat yang tidak
diharapkan oleh pelaku pendidikan sehat menjadi sehat. Tujuan tersebut dapat
STRATEGI
(Notoadmojo, 2003). dicapai dengan anggapan bahwa manusia
Pendidikan kesehatan dapat diartikan selalu dapat belajar dan berubah (pada Strategi pendidikan kesehatan adalah
sebagai pemberian informasi, instruksi, umumnya manusia dalam hidupnya selalu cara-cara yang dipilih untuk
atau peningkatan pemahaman terkait berubah untuk menyesuaikan diri terhadap menyampaikan materi dalam
kesehatan. Pendidikan kesehatan lingkungan sekitar), perubahan yang terjadi lingkungan pendidikan kesehatan
dapat meliputi jenis pendidikan terkait dapat diinduksikan. Pendidikan kesehatan yang meliputi sifat, ruang lingkup dan
potensial kesehatan dan bagaimana sangat diperlukan sebagai dasar untuk urutan kegiatan yang dapat
potensial kesehatan dapat tercapai atau kegiatan dalam kesehatan masyarakat memberikan pengalaman belajar
terkait bagaimana menghindari masalah menuju masyarakat sehat jasmani, rohani, kepada klien. Strategi pendidikan
penyakit tertentu (Carr et al, 2014). sosial dan ekonomi. kesehatan tidak hanya terbatas pada
prosedur kegiatan, melainkan juga
termasuk di dalamnya materi atau
paket pendidikan kesehatannya
Metode
Metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi pendidik
(metode pendidikan kesehatan) maupun bagi klien (metode belajar). Semakin baik metode yang dipakai, semakin efektif
pencapaian tujuan.

Keunggulan metode ceramah Kekurangan metode ceramah


 Menghambat respon dari yang belajar atau peserta sehingga penyuluh
Metode Dapat digunakan pada orang dewasa
sulit menilai reaksinya
01 Ceramah Penggunaan waktu yang efisien
Dapat dipakai pada kelompok yang besar
Tidak terlalu banyak menggunakn alat bantu
Tidak semua penyuluh dapat menjadi pembicara yang baik, oleh karena
itu pembicara harus menguasai materi
Dapat menjadi kurang menarik, kurang cocok untuk peserta anak-anak
Dapat dipakai sebagai pengantar pada suatu
Membatasi daya ingat karena cenderung hanya menggunaakan satu
kegiatan
indera

Keunggulan metode diskusi kelompok Kekurangan metode diskusi kelompok


Diskusi Memberi kemungkinan untuk saling

02
Tidak efektif dipakai pada kelompok yang lebih besar.
Kelompok mengemukakan pendapat.
Keterbatasan informasi yang didapat oleh peserta.
Merupakan pendekatan yang demokratis,
Membutuhkan pemimpin diskusi yang terampil.
mendorong rasa kesatuan.
Kemungkinan didominasi orang yang suka berbicara.
Dapat memperluas pandangan atau wawasan.
Biasanya ada sebagian besar orang menghendaki pendekatan formal.
Mambantu mengembangkan kepemimpinan.

Permainan peran adalah pemeranan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan
Permainan
03 Peran
oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan analisis oleh kelompok dengan tujuan memecahkan masalah.
Metode permainan peran digunakan apabila peserta mempunyai kemampuan untuk melakukan metode tersebut dengan
harapan membantu peserta memahami suatu masalah sehingga akan dapat mengubah sikapnya kelak.
SASARAN
MANFAAT
 Sasaran primer (Primary Target), sasaran
 Tercapainya perubahan perilaku individu ,
langsung pada masyarakat segala upaya
pendidikan atau promosi kesehatan. keluarga dan masyarakat dalam membina dan
memelihara perilaku sehat dan lingkungan
 Sasaran sekunder (Secondary Target), sehat , serta peran aktif dalam upaya
sasaran para tokoh masyarakat adat, mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
 Untuk memperoleh pengetahuan dan
diharapkan kelompok ini pada umumnya
akan memberikan pendidikan kesehatan pemahaman pentingnya kesehatan untuk
pada masyarakat disekitarnya. tercapai perilaku kesehatan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan fisik , mental
 Sasaran Tersier (Tersiery Target), sasaran dan sosial sehingga produktif secara ekonomi
pada pembuat keputusan atau penentu maupun sosial.
 Terbentuknya perilaku sehat pada individu ,
kebijakan baik ditingkat pusat maupun
ditingkat daerah, diharapkan dengan keluarga dan masyarakat yang sesuai dengan
keputusan dari kelompok ini akan konsep hidup sehat baik fisik , mental dan
berdampak kepada perilaku kelompok sosial , sehingga dapat menurunkan angka
sasaran sekunder yang kemudian pada kesakitan dan kematian.
 Untuk mengubah perilaku seseorang dalam
kelompok primer.
bidang kesehatan .
Relevansi Topik Dengan Praktik & Persiapan
Profesional
Pendidikan Keperawatan Di Indonesia Standar Praktik Profesional
Mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Standar Praktik Profesional terdiri dari 5 standar,
Pendidikan Nasional, UU No 12 tahun 2012 tentang yaitu :
Perguruan Tinggi dan UU No 38 tahun 2014 tentang 1. Standar I Pengkajian Perawat mengumpulkan data
Keperawatan. tentang status kesehatan pasien secara sistematis,
Jenis pendidikan keperawatan di Indonesia mencakup : menyeluruh, akurat , singkat dan
1. Pendidikan Vokasional, yaitu jenis pendidikan diploma berkesinambungan.
sesuai dengan jenjangnya untuk memiliki keahlian 2. Standar II Diagnosa Keperawatan Perawat
ilmu terapan keperawatan yang diakui oleh menganalisis data pengkajian untuk merumuskan
pemerintah. Pendidikan Vokasi diarahkan terutama diagnosis keperawatan.
pada kesiapan penerapan dan penguasaan keahlian 3. . Standar III Perencanaan Perawat membuat
keperawatan tertentu sebagai perawat Republik rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi
Indonesia. masalah kesehatan dan meningkatkan kesehatan
2. Pendidikan Akademik, yaitu pendidikan tinggi program pasien.
sarjana dan pasca sarjana yang diarahkan terutama 4. Standar IV Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu. (Implementasi) Perawat mengimplementasikan
Pendidikan Akademik diarahkan terutama pada tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana
penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu asuhan keperawatan:
keperawatan yang mengcakup program sarjana, 5. Standar V Evaluasi Perawat mengevaluasi
magister dan doktor. perkembangan kesehatan pasien terhadap
3. Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan tinggi setelah tindakan dalam pencapaian tujuan, sesuai rencana
program sarjana yang mempersiapkan peserta didik yang telah ditetapkan dan merevisi data dasar dan
untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan perencanaan.
keahlian khusus. Pendidikan Profesi diarahkan untuk
mencapai kompetensi profesi perawat.
a. Rasional
Standar I Pengkajian keperawatan merupakan aspek penting dalam
proses keperawatan yang bertujuan menetapkan data dasar
tentang tingkat kesehatan pasien yang digunakan untuk
merumuskan masalah pasien dan rencana tindakan.

b. Kriteria Struktur :
1) Metode pengumpulan data yang digunakan dapat
menjamin : pengumpulan data yang sistematis dan
lengkap, diperbaharuinya data dalam pencatatan yang
ada, kemudahan memperoleh data, dan terjaganya
kerahasiaan.
2) Tatanan praktik mempunyai sistem pengumpulan data
keperawatan yang merupakan bagian integral dari sistem
pencatatan pengumpulan data pasien
3) Sistem pencatatan berdasarkan proses keperawatan.
Singkat, menyeluruh, akurat dan berkesinambungan.
4) Praktik mempunyai sistem pengumpulan data keperawatan
yang menjadi bagiandari sistem pencatatan kesehatan
pasien.
5) Ditatanan praktik tersedia sistem penyimpanan data yang
dapat memungkinkan diperoleh kembali bila diperlukan.
6) Tersedianya sarana dan lingkungan yang mendukung
c. Kriteria Proses :
1) Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan
mempelajari data penunjang ( pengumpulan data penunjang diperoleh dari hasil
pemeriksaan laboratorium dan uji diagnosis), serta mempelajari catatan lain.
2) Sumber data adalah pasien, keluarga atau orang terkait, tim kesehatan, rekam medis,
serta catatan lain.
3) Pasien berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.
4) Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi : Status kesehatan pasien
saat ini, Status kesehatan pasien masa lalu, Status biologis (Fisiologis), Status psikologis
(Pola koping), Status social kultural, Status spiritual, Respon terhadap terapi, Harapan
terhadap tingkat kesehatan yang optimal, Risiko masalah potensial.

d. Kriteria Hasil :
5) Data dicatat dan dianalisis sesuai standar dan format yang ada.
6) Data yang dihasilkan akurat, terkini, dan relevan sesuai kebutuhan pasien.
a. Rasional
Standar II Diagnosis keperawatan sebagai dasar
pengembangan rencana intervensi keperawatan
dalam rangka mencapai peningkatan, pencegahan
dan penyembuhan penyakit serta pemulihan
kesehatan pasien.

b. Kriteria Struktur Tatanan praktik memberi


kesempatan :
1) Kepada teman sejawat, pasien untuk melakukan
validasi diagnosis keperawatan
2) Adanya mekanisme pertukaran informasi tentang
hasil penelitian dalam menetapkan diagnosis
keperawatan yang tepat
3) Untuk akses sumber-sumber dan program
pengembangan profesional yang terkait
4) Adanya pencatatan yang sistematis tentang
diagnosis pasien.
c. Kriteria Proses :
1) Proses diagnosis terdiri dari analisis, & interpretasi data, identifikasi masalah
pasien dan perumusan diagnosis keperawatan
2) Komponen diagnosis keperawatan terdiri dari masalah (P), penyebab (E),
gejala/tanda (S) atau terdiri dari masalah dengan penyebab (PE). 18
3) Bekerjasama dengan pasien, dekat dengan pasien, petugas kesehatan lain untuk
memvalidasi diagnosis keperawatan.
4) Melakukan kaji ulang dan revisi diagnosis berdasarkan data terbaru.

d. Kriteria Hasil :
a) Diagnosis keperawatan divalidasi oleh pasien bila memungkinkan
b) Diagnosis keperawatan yang dibuat diterima oleh teman sejawat sebagai
diagnosis yang relevan dan signifikan
c) Diagnosis didokumentasikan untuk memudahkan perencanaan, implementasi,
evaluasi dan penelitian.
a. Rasional
Perencanaan dikembangkan berdasarkan diagnosis Standar III
keperawatan

b. Kriteria Struktur Tatanan praktik menyediakan :


1) Sarana yang dibutuhkan untuk mengembangkan
perencanaan.
2) Adanya mekanisme pencatatan, sehingga dapat
dikomunikasikan.
c. Kriteria Proses :
3) Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan
dan rencana tindakan keperawatan.
4) Bekerja sama dengan pasien dalam menyusun rencana
tindakan keperawatan.
5) Perencanaan bersifat individual (sebagai individu, kelompok
dan masyarakat) sesuai dengan kondisi atau kebutuhan
pasien.
6) Mendokumentasikan rencana keperawatan.

d. Kriteria Hasil :
1) Tersusunnya suatu rencana asuhan keperawatan pasien
2) Perencanaan mencerminkan penyelesaian terhadap diagnosis keperawatan
3) Perencanaan tertulis dalam format yang singkat dan mudah didapat
4) Perencanaan menunjukkan bukti adanya revisi pencapaian tujuan.
Standar IV
a. Rasional
Perawat mengimplementasikan rencana asuhan
keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dan partisipasi pasien dalam tindakan keperawatan
berpengaruh pada hasil yang diharapkan

b. Kriteria Struktur Tatanan praktik menyediakan :


1) Sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan.
2) Pola ketenagaan yang sesuai kebutuhan.
3) Ada mekanisme untuk mengkaji dan merevisi pola
ketenagaan secara periodik.
4) Pembinaan dan peningkatan keterampilan klinis
keperawatan
5) Sistem Konsultasi keperawatan.
c. Kriteria Proses : d. Kriteria Hasil :
1) Bekerjasama dengan pasien dalam pelaksanaan 1) Terdokumentasi tindakan keperawatan
tindakan keperawatan. dan respon pasien secara sistematik dan
2) Kolaborasi dengan profesi kesehatan lain untuk dengan mudah diperoleh kembali.
meningkatkan status kesehatan pasien. 2) Tindakan keperawatan dapat diterima
3) Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi pasien.
masalah pasien. 3) Ada bukti-bukti yang terukur tentang
4) Melakukan supervisi terhadap tenaga pelaksana pencapaian tujuan
keperawatan dibawah tanggungjawabnya
5) Menjadi koordinator pelayanan dan advokasi terhadap
pasien untuk mencapai tujuan kesehatan.
6) Menginformasikan kepada pasien tentang status
kesehatan dan fasilitasfasilitas pelayanan kesehatan
yang ada.
7) Memberikan pendidikan pada pasien & keluarga
mengenai konsep & keterampilan asuhan diri serta
membantu pasien memodifikasi lingkungan yang
digunakannya.
8) Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan
keperawatan berdasarkan respon pasien.
Standar V
a. Rasional
Praktik keperawatan merupakan suatu proses dinamis
yang mencakup berbagai perubahan data, diagnosa
atau perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
Efektivitas asuhan keperawatan tergantung pada
pengkajian yang berulangulang.

b. Kriteria Struktur
1) Tatanan praktik menyediakan : sarana dan
lingkungan yang mendukung terlaksananya proses
evaluasi
2) Adanya akses informasi yang dapat digunakan
perawat dalam penyempurnaan perencanaan
3) Adanya supervisi dan konsultasi untuk membantu
perawat melakukan evaluasi secara effektif dan
mengembangkan alternatif perencanaan yang tepat.
c. Kriteria Proses : d. Kriteria Hasil :
1) Menyusun rencanaan evaluasi hasil tindakan 1) Diperolehnya hasil revisi data, diagnosis,
secara komprehensif, tepat waktu dan terus- rencana tindakan berdasarkan evaluasi
menerus 2) Pasien berpartisipasi dalam proses evaluasi
2) Menggunakan data dasar dan respon pasien dan revisi rencana tindakan.
dalam mengukur perkembangan kearah 3) Hasil evaluasi digunakan untuk mengambil
pencapaian tujuan keputusan
3) Memvalidasi dan menganalisis data baru 4) Evaluasi tindakan terdokumentasikan
dengan sejawat dan pasien sedemikian rupa yang menunjukan kontribusi
4) Bekerja sama dengan pasien, keluarga untuk terhadap efektifitas tindakan keperawatan dan
memodifikasi rencana asuhan keperawatan penelitian.
5) Mendokumentasikan hasil evaluasi dan
memodifikasi perencanaan.
6) Melakukan supervisi dan konsultasi klinik
KASUS :
Tn.T umur 55 tahun, dirawat di ruang 206 perawatan neurologi Rumah Sakit AA, in. Dirawat memasuki hari ketujuh perawatan, Tn.T
dirawat di ruang tersebut dengan diagnosa medis stroke iskemic, dengan kondisi saat masuk TnT tidak sadar, tidak dapat makan, TD:
170/100, RR: 24 x/mt, N: 68 x/mt. Kondisi pada hari ketujuh perawatan didapatkan Kesadaran compos mentis. ID: 150/100, N: 68,
hemiparese kelumpuhan anggota gerak dextra atas dan bawah, bicara pelo, mulut mencong kiri. TnT dapat mengerti bila diajak bicara dan
dapat menjawab pertanyaan dengan baik tetapi jawaban TnT tidak jelas (pelo). Tetapi saat sore hari sekitar pukul 17.00 wib terdengar bunyi
gelas plastik jatuh dan setelah itu terdengar bunyi seseorang jatuh dari tempat tidur, diruang 206 dimana tempat JnE dirawat. Saat itu juga
perawat yang mendengar suara tersebut mendatangi dan masuk ruang 206, saat itu perawat mendapati Tn.T sudah berada dilantai dibawah
tempat tidurnya dengan barang-barang disekitarnya berantakan.

Ketika peristiwa itu terjadi keluarga TnT sedang berada dikamar mandi, dengan adanya peristiwa itu keluarga juga langsung
mendatangi tnT. Keluarga juga terkejut dengan peristiwa itu, keluarga menanyakan kenapa terjadi hal itu dan mengapa, keluarga tampak
kesal dengan kejadian itu. Perawat dan keluarga menanyakan kepada tn. T kenapa bapak jatuh, tn. T mengatakan “Saya akan mengambil
minum tiba-tiba saya jatuh, karena tidak ada pengangan pad tempat tidurnya”. Perawat bertanya lagi, kenapa bapak tidak minta tolong kami
saya pikir kun hanya mengambil air minum”. Dua Jam sebelum kejadian, perawat merapikan tempat tidur tnI dan perawat memberikan
obat injeksi untuk penurun darah tinggi (captopril) tetapi perawat lupu memasng side Anil Tempat tidur tnT kembali. Tetapi saat itu juga
perawat memberitahukan pada pasien dan keluarga, bila butuh sesuatu dapat memanggil perawat dengan alat yang tersedia
Pada kasus diatas menunjukkan bahwa kelalaian perawat dalam hal ini tupa atau tidak memasang pengaman tempat tidur (side
drill) setelah memberikan obat injeksi captopril, sehingga dengan tidak adanya penghalang tempat tidur membuat Tnt merasa leluasa
bergerak dari tempat tidurnya tetapi kondisi inilah yang menyebabkan Tn. T terjatuh.

Bila melihat dan hubungan perawat pasien dan juga tenaga kesehatan lain tergambar pada bentuk pelayanan praktek keperawatan,
baik dari kode etik dan standar praktek atau ilmu keperawatan. Pada praktek keperawatan, perawat dituntut untuk dapat bertanggung
jawab baik etik, disiplin dan hukum. Dan prinsipnya dalam melakukan praktek keperawatan perawat harus memperhatikan beberapa hal,
yaitu: Melakukan praktek keperawatan dengan ketelitian dan kecermatan, sesuai standar praktek keperawatan, melakukan kegiatan
sesuai kompetensinya, dan mempunyai upaya peningkatan kesejahteraan serta kesembuhan pasien sebagai tujuan praktek.

Kelalaian implikasinya dapat dilihat dari segi etik dan hukum, bila penyelesaiannya dari segi etik muka penyelesaiannya
diserahkan dan ditangani oleh profesinya sendiri dalam hal ini dewan kode etik profesi yang ada diorganisasi profesi, dan bila
penyelesaian dari segi hukum maka harus dilihat apakah hal ini sebagai bentuk pelanggaran piduna atau perdata atau keduannya dan ini
membutuhkan pakar dalam bidang hukum atau pihak yang berkompeten di bidang hukum.
Bila dilihat dari beberapa teori diatas, maka kasus Tn.T, merupakan kelalaian dengan alasan, sebagai berikut
Bila dilihat dari beberapa teori diatas, maka kasus Tn.T, merupakan kelalaian dengan alasan, sebagai berikut :
1. Kasus kelalaian TnT terjadi karena perawat tidak melakukan tindakan Keperawatan yang merupakan kewajiban perawat terhadap
pasien, dalam hal ini Perawat tidak melakukan tindakan keperawatan sesuai standar profesi keperawatan, dan bentuk kelalaian perawat
ini termasuk dalam bentuk Nonfeasance. Terdapat beberapa hal yang memungkinkan perawat tidak melakukan tindakan keperawatan
dengan benar, diantaranya sebagai berikut:
• Perawat tidak kompeten (tidak sesuai dengan kompetensinya)
• Perawat tidak mengetahui SAK dan SOP
• Perawat tidak memahami standar praktek keperawatan
• Rencana keperawatan yang dibuat tidak lengkap
• Supervisi dari ketua tim, kepala nangan atau perawat primer tidak dijalankan dengan baik
• Tidak mempunyai tool evaluasi yang benar dalam supervisi keperawatan
• Kurangnya komunikasi perawat kepada pasien dan kel surga ten tang segala sesuatu yang berkaitan dengan perawatan pasien. Karena
kerjasama pasien dan keluarga merupakan hal yang penting.
• Kurang atau tidak melibatkan keluarga dalam merencanakan asuhan Keperawatan
2. Dampak-dampak kelalaian
Dampak dari kelalaian secara umum dapat dilihat baik sebagai pelanggaran pelanggaran hukum, yang jelas mempunyai
dampak bagi
pelaku penerima, Organisasi profesi dan administrasi.
Terhadap Pasien
• Terjadinya kecelakaan atau injury dan dapat menimbulkan masalah keperawatan baru
• Biaya Rumah Sakit bertambahnya hari rawat
• Kemungkinan terjadi komplikasi/munculnya masalah kesehatan/keperawatan lainnya.
• Terdapat pelanggaran hak dari pasien, yaitu mendapatkan perawatan sesuai dengan standar yang benar.
• Pasien dalam hal ini keluarga pasien dapat menuntut pihak Rumah Sakit atau perawat secara perorangan sesuai dengan
ketententuan yang berlaku, yaitu KUHP
Hal yang perlu dilakukan dalam upaya pencegahan dan perlindungan bagi penerima pelayanan asuhan keperawatan, adalah
sebagai berikut:
Bagi Profesi atau Organisasi Profesi keperawatan
1. Bagi perawat secara individu harus melakukan tindakan keperawatan praktik keperawatan dengan kecermatan dan ketelitian
tidak ceroboh
2. Perlunya standarisasi praktek keperawatan yang dibuat oleh organisasi Profesi dengan jelas dan tegas.
3. Perlunya suatu badan atau konsil keperawatan yang menyeleksi perawat yang sebelum bekerja pada pelayanan keperawatan
dan melakukan praktek keperawatan
4. Memberlakukan segala ketentuan perundangan yang ada kepada perawat/praktisi keperawatan sebelum memberikan praktek
keperawatan schingga dapat dipertanggung jawabkan baik secara administrasi dan hukum, missal: SIP dikeluarkan dengan
sudah melewati proses-proses tertentu.
Kesimpulan :
PENUTUP
Perawatan kesehatan adalah pemeliharaan
peningkatan kesehatan melalui pencegahan, diagnosis,
atau
Kesimpulan &
perawatan, pemulihan, atau penyembuhan penyakit, penyakit,
cedera, dan gangguan fisik dan mental lainnya pada manusia.
Perawatan kesehatan diberikan oleh para profesional kesehatan
Saran
dan bidang kesehatan terkait.
Sistem perawatan kesehatan yang efisien dapat
berkontribusi pada sebagian besar perekonomian, pembangunan,
dan industrialisasi suatu negara. Perawatan kesehatan secara
konvensional dianggap sebagai penentu penting dalam Saran :
mempromosikan kesehatan fisik dan mental secara umum dan
kesejahteraan orang di seluruh dunia. Penulis menyadari didalam
Pendidikan Kesehatan adalah proses membuat orang makalah tugas kelompok ini
mampu meningkatkan kontrol dan perbaiki kesehatan individu , banyak sekali kekurangan baik
kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan didalam materi, sehingga
melakukan perubahan - perubahan secara suka rela dalam penulis mengharapkan
tingkah laku individu. Pendidikan keperawatan di Indonesia pembaca dapat mencari sumber
mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem lain yang dapat memperkaya
Pendidikan Nasional, UU No 12 tahun 2012 tentang Perguruan materi studi kasus
Tinggi dan UU No 38 tahun 2014 tentang Keperawatan. interprofesional education ini.
Daftar Pustaka
Brooks, David. (2020). Perawatan
Kesehatan.Wikipedia, Artikel. Retrived from
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Health_care, diakses
18 Oktober 2020

Elkan, Michael. (2017). Manfaat pendidikan


kesehatan, Artikel, Retrived from
http://myalpianda.blogspot.com/201711/manfaat-
pendidikan-kesehatan.html?m=1, diakses 18 Oktober
2020

Utami, Ngesti W,dkk. (2016). Etika Keperawatan &


Keperawatan Profesional. Modul Bahan Bakar Ajar.
Jakarta Selatan. 247-257.Doi. Diakses 18 Oktober
2020

Fitriana, WR. (2018).Tinjauan Pustaka Pelayanan


Kesehatan. Artikel. Retived from
http://respository.unimus.ac.id. Diakses 18 Oktober
2020
Thank You

Anda mungkin juga menyukai