Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

HYDROCHEPAL
US PADA ANAK
Oleh :
SIKIN SUPRIYANTO
20204663109
DEFINISI
Suriadi, (2010) Hidrosefalus adalah
suatu keadaan patologis otak yang
mengakibatkan bertambahnya cairan
serebrospinalis, disebabkan baik oleh
produksi yang berlebihan maupun gangguan
absorpsi, dengan atau pernah disertai
tekanan intrakanial yang meninggi sehingga
terjadi pelebaran ruangan-ruangan tempat
aliran cairan serebrospinalis.

11/18/2020 Annual Review 2


Jenis Hidrosefalus dapat diklasifikasikan menurut :

1. Waktu Pembentukan
a. Hidrosefalus Congenital, yaitu Hidrosefalus yang dialami sejak
dalam kandungan dan berlanjut setelah dilahirkan
b. Hidrosefalus Akuisita, yaitu Hidrosefalus yang terjadi setelah bayi
dilahirkan atau terjadi karena faktor lain setelah bayi dilahirkan
(Harsono,2006).

2. Proses Terbentuknya Hidrosefalus


a. Hidrosefalus Akut, yaitu Hidrosefalus yang tejadi secara mendadak
yang diakibatkan oleh gangguan absorbsi CSS (Cairan Serebrospinal)
b. Hidrosefalus Kronik, yaitu Hidrosefalus yang terjadi setelah cairan
CSS mengalami obstruksi beberapa minggu (Anonim,2007).

11/18/2020 Annual Review 3


3. Sirkulasi Cairan Serebrospinal
a. Communicating, yaitu kondisi Hidrosefalus dimana CSS masih
biaskeluar dari ventrikel namun alirannya tersumbat setelah itu.
b. Non Communicating, yaitu kondis Hidrosefalus dimana sumbatan
aliran CSS yang terjadi disalah satu atau lebih jalur sempit yang
menghubungkan ventrikel-ventrikel otak.

4. Proses Penyakit
a. Acquired, yaitu Hidrosefalus yang disebabkan oleh infeksi yang mengenai otak
dan jaringan sekitarnya termasuk selaput pembungkus otak (meninges).
b. Ex-Vacuo, yaitu kerusakan otak yang disebabkan oleh stroke atau cedera
traumatis yang mungkin menyebabkan penyempitan jaringan otak atau
athrophy.

11/18/2020 Annual Review 4


ETIOLOGI
2. Infeksi
1. Kongenital
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen sehingga dapat
Disebabkan gangguan perkembangan terjadi obliterasi ruangan subaraknoid. Pelebaran ventrikel pada fase akut
janin dalam rahim,atau infeksi intrauterine meningitis purulenta terjadi bila aliran CSS terganggu oleh obstruksi
meliputi: mekanik eksudat purulent di akuaduktus sylvii atau sisterna basalis.
Lebih banyak hidrosefalus terdapat pasca meningitis. Pembesaran kepala
a. Stenosis aquaductus sylvi
dapat terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan sesudah sembuh
b. Spina bifida dan kranium bifida
dari meningitisnya. Secara patologis terlihat penebalan jaringan piameter
c. Syndrom Dandy-Walker dan arakhnoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. Pada meningitis
d. Kista arachnoid serosa tuberkulosa. Perlekatan meningen terutama terdapat di daerah
e. Anomali pembuluh darah basal sekitar sisterna kiasmatika dan interpendunkularis. Sedangkan pada
meningitis purulenta lokasinya lebih besar.

11/18/2020 Annual Review 5


3. Neoplasma

Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat


terjadi di setiap tempat aliran CSS. Pengobatan dalam hal
4. Perdarahan
ini ditunjukan kepada penyebabnya dan apabila tumor
tidak mungkin dioperasi. Maka dapat dilakukan Tindakan Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak,

paliatif dengan mengalirkan CSS melalui saluran buatan dapat menyebabkan fibrosis leptomeningfen

atau pirau. pada anak yang terbanyak menyebabkan terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan

penyumbatan ventrikel IV / akuaduktus sylvii bagian yang terjakdi akibat organisasi dari darah itu sendiri.

terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari


serebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III
disebabkan kraniofaringioma.

11/18/2020 Annual Review 6


FISIOLOGI CAIRAN CEREBRO SPINALIS

1. Pembentukan CSF
• Normal CSF diproduksi + 0,35 ml / menit atau 500 ml / hari dengan demikian CSF di perbaharui setiap 8 jam.
Pada anak dengan hidrosefalus, produksi CSF ternyata berkurang + 0, 30 / menit. CSF di bentuk oleh PPA :
• a. Plexus choroideus (yang merupakan bagian terbesar
• b. Parenchym otak
• c. Arachnoid

2. Sirkulasi CSF
• Melalui pemeriksaan radio isotop, ternyata CSF mengalir dari tempat pembentuknya ke tempat ke
tempat absorpsinya. CSF mengalir dari II ventrikel lateralis melalui sepasang foramen Monro ke
dalam ventrikel III, dari sini melalui aquaductus Sylvius menuju ventrikel IV. Melalui satu pasang
foramen Lusckha CSF mengalir cerebello pontine dan cisterna prepontis. Cairan yang keluar dari
foramen Magindie menuju cisterna magna.
11/18/2020 Annual Review 7
Let’s dive in
MANIFESTASI KLINIS

1. Hidrosefalus dibawah usia 2 tahun

a. Sebelum usia 2 tahun yang lebih menonjol adalah pembesaran kepala.


b. Ubun-ubun besar melebar, terba tegang/menonjol dan tidak berdenyut.
c. Dahi nampak melebar dan kulit kepala tipis, tegap mengkilap dengan pelebaran vena-vena kulit kepala.
d. Tulang tengkorak tipis dengan sutura masih terbuka lebar cracked pot sign yakni bunyi seperti pot kembang
yang retak pada perkusi.
e. Perubahan pada mata.
1) Bola mata berotasi kebawah olek karena ada tekanan dan penipisan tulang supra orbita. Sclera nampak
diatas iris, sehingga iris seakanakan seperti matahari yang akan terbenam
2) Strabismus divergens
3) Nystagmus d. refleks pupil lambat
4) Atropi N II oleh karena kompensi ventrikel pada chiasma optikum

11/18/2020
5) Papil edema jarang, mungkin oleh sutura yang masih terbuka.
Annual Review 9
2. Hydrochepalus pada anak diatas usia 2 tahun

Yang lebih menonjol disini ialah gejala-gejala peninggian tekanan intra kranial oleh
karena pada usia ini ubun-ubun sudah tertutup

11/18/2020 Annual Review 10


KOMPLIKASI

1. Peningkatan 3.Infeksi:septikemia,endokarditi 5. Hematomi subdural, 6. Kematian


s,infeksiluka,nefritis,meningitis, peritonitis,adses
tekanan
ventrikulitis, abses otak. abdomen, perporasi
intracranial 4. Shunt tidak berfungsi dengan
organ dalam rongga
2. Kerusakan otak baik akibat obstruksi mekanik.
abdomen,fistula,hernia,
dan ileus.

11/18/2020 Annual Review 11


PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan fisik :
a. Pengukuran lingkaran kepala secara berkala.
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal :
Pengukuran ini penting untuk melihat
Analisa cairan serebrospinal pada hidrosefalus akibat
pembesaran kepala yang progresif atau lebih dari
perdarahan atau meningitis untuk mengetahui kadar protein
normal
dan menyingkirkan kemungkinan ada infeksi sisa.
b. Transiluminasi

4. Pemeriksaan radiologi :
a. X-foto kepala: tampak kranium yang membesar atau
2. Pemeriksaan darah : sutura yang melebar.
b. USG kepala: dilakukan bila ubun-ubun besar belum
Tidak ada pemeriksaan darah khusus untuk menutup.
hidrosefalus c. CT Scan kepala: untuk mengetahui adanya pelebaran
ventrikel dan sekaligus mengevaluasi struktur-struktur
intraserebral lainnya.

11/18/2020 Annual Review 12


PENATALAKSANAAN MEDIS

Pencegahan Pembedahan

Untuk mencegah timbulnya kelainan Tujuannya untuk memperbaiki


genetic perlu dilakukan penyuluhan tempat produksi LCS dengan tempat
genetic, penerangan keluarga absorbsi.
berencana serta menghindari
perkawinan antar keluarga dekat.
Terapi
Terapi Medikamentaso
Pada dasarnya ada 3 prinsip dalam
Hidrosefalus dewngan progresivitas pengobatan hidrosefalus, yaitu :
rendah dan tanpa obstruksi pada a. Mengurangi produksi CSS
umumnya tidak memerlukan
b. Mempengaruhi hubungan antara
tindakan operasi. Dapat diberi
tempat produksi CSS dengan tempat
asetazolamid dengan dosis 25 – 50
absorbs
mg/kg BB. Pada keadaan akut dapat
diberikan menitol c. Pengeluaran likuor ( CSS ) kedalam
11/18/2020 Annual Review organ ekstrakranial 13
2. Penanganan Alternatif ( selain shunting )

Penanganan hidrosefalus juga dapat Misalnya : pengontrolan kasus yang

dibagi menjadi : mengalami intoksikasi vitamin A, reseksi


radikal lesi massa yang mengganggu
1. Penanganan sementara
aliran likuor atau perbaikan suatu
Terapi konservatif medikamentosa malformasi. saat ini cara terbaik untuk
ditujukan untuk membatasi evolusi malakukan perforasi dasar ventrikel dasar
hidrosefalus melalui upaya mengurangi ventrikel III adalah dengan teknik bedah
sekresi cairan dari pleksus khoroid atau endoskopik.
upaya meningkatkan resorbsinya.

11/18/2020 Annual Review 14


3. Operasi pemasangan “ pintas “ ( shunting )
Operasi pintas bertujuan mambuat saluran baru antara aliran likuor
dengan kavitas drainase. pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih
adalah rongga peritoneum. baisanya cairan ceebrospinalis didrainase
dari ventrikel, namun kadang ada hidrosefalus komunikans ada yang
didrain rongga subarakhnoid lumbar. Ada 2 hal yang perlu
diperhatikan pada periode pasca operasi, yaitu pemeliharaan luka
kulit terhadap kontaminasi infeksi dan pemantauan. kelancaran dan
fungsi alat shunt yang dipasang.

11/18/2020 Annual Review 15


ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
Pengumpulan data : nama, usia, jenis kelamin, suku/bangsa,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat 

Riwayat Penyakit / keluhan utama : Muntah, gelisah, nyeri


kepala, lelah apatis, penglihatan ganda, perubahan pupil,
kontriksi penglihatan perifer.

Riwayat Penyakit dahulu :


1. Antrenatal : Perdarahan ketika hamil 
2. Natal : Perdarahan pada saat melahirkan, trauma sewaktu
lahir
3. Postnatal : Infeksi, meningitis, TBC, neoplasma

11/18/2020 Annual Review 16


Riwayat penyakit keluarga
Pengkajian persistem
1)      B1 ( Breath )   : Dispnea, ronchi, peningkatan frekuensi napas
2)      B2 ( Blood )    : Pucat, peningkatan systole tekanan darah, penurunan nadi
3)      B3 ( Brain )     : Sakit kepala, gangguan kesadaran, dahi menonjol dan  mengkilat, pembesaran kepala,
perubahan pupil, penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer, strabismus ( juling ), tidak dapat melihat
keatas “ sunset eyes ”, kejang
4)      B4 ( Bladder ) : Oliguria
5)      B5 ( Bowel )   : Mual, muntah, malas makan
6)      B6 ( Bone )     : Kelemahan, lelah, peningkatan tonus otot ekstrimitas

11/18/2020 Annual Review 17


Observasi tanda – tanda vital 
1)      Peningkatan systole tekanan darah
2)      Penurunan nadi / bradikardia
3)      Peningkatan frekuensi pernapasan
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
- Anak dapat melihat keatas atau tidak.
- Pembesaran kepala.
 - Dahi menonjol dan mengkilat. Serta pembuluh darah terlihat jelas.
Palpasi
 - Ukur lingkar kepala : Kepala semakin membesar.
- Fontanela : Keterlamabatan penutupan fontanela anterior sehingga fontanela tegang, keras dan sedikit tinggi dari
permukaan tengkorak.

11/18/2020 Annual Review 18


Pemeriksaan Mata
- Akomodasi.
- Gerakan bola mata.
- Luas lapang pandang
- Konvergensi. didapatkan hasil : alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat keatas.
-Stabismus, nystaqmus, atropi optic.

11/18/2020 Annual Review 19


DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Risiko infeksi
2. Nyeri akut
3. gangguan integritas kulit
4. hipertermia
5. deficit perawatan diri
6. risiko cedera
7. perfusi perifer tidak efektif
8. deficit nutrisi

11/18/2020 Annual Review 20


INTERVENSI KEPERAWATAN

11/18/2020 Annual Review 21


11/18/2020 Annual Review 22
11/18/2020 Annual Review 23
11/18/2020 Annual Review 24
11/18/2020 Annual Review 25
11/18/2020 Annual Review 26
11/18/2020 Annual Review 27
11/18/2020 Annual Review 28
SELES
AIKASIH 
TERIMA

Anda mungkin juga menyukai