Anda di halaman 1dari 14

KONSEP ASUHAN KEPERWATAN

AKTIVITAS MOBILITASI

Kelompok 2 :
1. Dita Amalia Yulianti
2. Anisya Zulfi Rahmawati
3. Indria Setyo Pratama Putri
4. Diah Tri Herawati
5. Arista Niken Saputri
6. Ayuni Khoirunnisa Rahmi
7. Anisa Widiastuti
PENGKAJIAN
 Biodata Klien
a. Usia
Usia dipengaruhi terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan
mobilisasi. Pada individu lansia, kemampuan untuk melakukan aktivitas dan
mobilitas menurun sejalan dengan penuaan. (Mubarak & wahit Iqbal, 2015)
b. Gaya hidup
Mobilisasi di pengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai yang dianut,serta
lingkungan tempat ia tinggal (masyarakat).
c. Kemampuan
Kelemahan fisik dan mental akan manghalangi seseorang untuk melakukan
aktifitas hidup sehari-hari. Secara umum, ketidakmampuan ada dua macam, yakni
ketidakmampuan primer dan sekunder.
d. Tingkat energi
Energi dibutuhkan banyak hal, salah satunya mobilisasi. Dalam hal ini,
cadangan energi yang dimiliki masing-masing individu bervariasi. Disamping itu,
ada kecenderungan seseorang untuk menghindari stressor guna mempertahankan
kesehatan fisik dan psikologis.
 Anamnese

A. Keluhan Utama
Pengkajian anamnesis keluhan utama didapat dengan
menanyakan tentanggangguan terpenting yang dirasakan
pasien sampai perlu pertolongan.
Setiap keluhan utama harus ditanyakan sedetil-setilnya
kepada pasien dan semuanya dituliskan pada riwayat penyakit
sekarang. Pada umunya, beberapa hal yang harus diungkapkan
pada setiap gejala adalah lama timbulnya (surasi), lokasi
penjalarannya. Pasien diminta untuk menjelaskan keluhan-
keluhannya dari gejala awal sampai sekarang.
(Arif Muttaqin, 2010).
B. Riwayat Penyakit
 Riwayat kesehatan dahulu

Perawatmenanyakan tentang penyakit-penyakit yang pernah dialami


sebelumnya.
hal-hal yang perlu dikaji meliputi:
a. Pengobatan yang lalu dan riwayat alergi.Ada beberapa obat yang
diminum oleh pasien pada masa lalu yang masih relevan, seperti
pemakaian obat kortikosteroid. Catat adanya efek samping yang
terjadi di masa lalu. Selain itu juga harus menanyakan alergi obat
dan reaksi alergi seperti apa yang timbul.
b. Riwayat keluarga.Perawat menanyakan tentang penyakit yang
pernah dialami oleh keluarga.Apabila ada anggota keluarga yang
meninggal, maka penyebab kematian juga ditanyakan. Hal ini
ditanyakan karena banyak penyakit menurun dalam keluarga.
(Arif Muttaqin, 2010)
 Pemeriksaan Fisik
a. Hambatan gerak Perubahan ini seringkali sudah ada meskipun pada
OA yang masih dini (secara radiologis).Biasanya bertambah berat
dengan semakin beratnya penyakit, sampai sendi hanya bisa
digoyangkan dan menjadi kontraktur.Hambatan gerak dapat konsentris
(seluruh gerakan) maupun eksentris (salah satu arah gerakan saja).
b. Krepitasi Gejala ini lebih berarti untuk pemeriksaan klinis OA lutut.
Pada awalnya hanya berupa perasaan akan adanya sesuatu yang patah
atau remuk oleh pasien atau dokter yang memeriksa. Dengan
bertambah beratnya penyakit, krepitasi dapat terdengar sampai jara
tertentu. Gejala ini mungkin timbul karena gesekan kedua permukaan
tulang sendi pada saat sendi digerakkan secara aktif maupun secara
pasif.
c. Pembengkakan sendi yang seringkali asimetris Pembengkakan sendi
pada OA dapat timbul karena efusipada sendi yang biasanya tak
banyak (<100 cc). Sebab lain ialah karena adanya osteofit, yang dapat
mengubah permukaan sendi.
d. Tanda- tanda peradangan tanda- tanda adanya peradangan pada sendi
(nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata, dan warna
kemerahan) mungkin dijumpai pada OA karena adanya
sinovitis.Biasanya tanda- tanda ini tak menonjol dan timbul
belakangan, seringkali dijumpai di lutut, pergelangan kaki dan sendi-
sendi kecil tangan dan kaki.
e. Perubahan bentuk (deformitas) sendi yang permanen. Perubahan ini
dapat timbul karena kontraktur sendi yang lama, perubahan
permukaan sendi, berbagai kecacatan dan gaya berdiri dan perubahan
pada tulang dan permukaan sendi.
f. Perubahan gaya berjalanKeadaan ini hampir selalu berhubungan
dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat badan.Terutama
dijumpai pada OA lutut, sendi paha, dan OA tulang belakang dengan
stenosis spinal. Pada sendi- sendi lain, seperti tangan bahu, siku, dan
pergelangan tangan, osteoarthritis juga menimbulkan gangguan
fungsi.
g. Sendi- Sendi yang Terkena.
(Sudoyo, 2014)
Pemeriksaan Penunjang

1. Foto rontgen (x-ray) Tujuan: untuk menentukan lokasi dan


luasnya fraktur.
2. Scan tulang Tujuan: memperhatikan fraktur lebih jelas,
mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
3. Arteriogram Tujuannya: dilakukan untuk memastikan ada
tidaknya kerusakan vaskuler.
4. Hitung darah lengkap Tujuannya: hemokonsentrasi
mungkin meningkat, menurun pada perdarahan;
peningkatan leokosit sebagai respon terhadap peradangan.
5. Kretinin Tujuannya: trauma otot meningkatkan beban kretinin
untuk klirens ginjal.
6. Profil koagulasi Tujuannya: perubahan dapat terjadi pada
kehilangan darah ; tranfusi atau cedera hati.
(Menurut Istianah, 2017 )
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan


proses penyakit.
2) Gangguan konsep diri : perubahan citra tubuh dan harga
diri yang berhubungan dengan proses penyakit.
3) Nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan spasme
otot.
4) Risiko terhadap cedera : fraktur, yang berhubungan
dengan tulang osteoartritis.
5) Kurang pengetahuan mengenai proses osteoartritis dan
program terapi.
INTERVENSI
1. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan denganproses penyakit
Intervensi:
a. Gunakan matras dengan tempat tidur papan untukmembantu
memperbaiki posisi tulang belakang.
b. Bantu pasien menggunakan alat bantu walker atautongkat.
c. Bantu dan anjarkan latihan ROM setiap 4 jam untukmeningkatkan
fungsi persendian dan mencegahkontraktur.
2. Kolaborasi dengan petugas laboratorium dalam memantau kadar kalsium
Gangguan konsep diri perubahan citra tubuh dan harga diri yang
berhubungan dengan proses penyakitIntervensi :
a) Bantu pasien mengekspresikan perasaan dandengarkan dengan penuh
perhatian. Perhatian sungguh-sungguh dapat meyakinkan pasien bahwa
perawat bersedia membantu mengatasi masalahnya dan akan tercipta
hubungan yang harmonis sehingga timbul koordinasi.
b) Klasifikasi jika terjadi kesalahpahaman tentang proses penyakit dan
pengobatan yang telah diberikan. Klasifikasi ini dapat meningkatkan
koordinasi pasien selama perawatan.
KRITERIA HASIL

1. Klien berinteraksisecara sesuai dengan orang lain dan


lingkungan.
2. Klien mempertahankan krtajaman lapang penglihatan
tanpa kehilangan lebih lanjut.
3. Mengompensasi defisit sensori dengan memaksimalkan
indera yang tidak rusak.
4. Menginterprestasikan objek yang dikomunikasikan oleh
orang lain secara benar.
IMPLEMENTASI
1. Penghambatan mobilitas fisik yang berhubungan
denganproses penyakit Intervensi:
a. Membantu pasien menggunakan matras dengan
tempat tidur papan untukmembantu memperbaiki
posisi tulang belakang.
b. Membantu pasien menggunakan alat bantu walker
atautongkat.
c. Membantu dan menganjarkan pasien latihan ROM
setiap 4 jam untukmeningkatkan fungsi persendian
dan mencegahkontraktur.
2. Berkolaborasi dengan petugas laboratorium dalam memantau
kadar kalsium Gangguan konsep diri perubahan citra tubuh
dan harga diri yang berhubungan dengan proses
penyakitIntervensi :
a) Membantu pasien mengekspresikan perasaan
dandengarkan dengan penuh perhatian. Memperhatikan
pasien sungguh-sungguh dapat meyakinkan pasien bahwa
perawat bersedia membantu mengatasi masalahnya dan akan
tercipta hubungan yang harmonis sehingga timbul
koordinasi.
b) Mengklasifikasi jika terjadi kesalahpahaman tentang
proses penyakit dan pengobatan yang telah diberikan.
Klasifikasi ini dapat meningkatkan koordinasi pasien selama
perawatan.
EVALUASI

1. Tidak ada pembengkakan sendi (normal),


2. Fleksibelitas sendi meningkat,
3. Fungsi sistem tubuh meningkat,
4. Kekuatan dan ketahanan otot meningkat,
5. Peningkatan Fungsi motorik, perasaan nyaman pada
pasien, dan ekspresi pasien menunjukan keceriaan.
TERIMAKASIH 
APA ADA YANG INGIN DI TANYAKAN?

Anda mungkin juga menyukai