Anda di halaman 1dari 31

PENYUSUNAN RPP

Perbedaan Esensial Kurikulum 2013


KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket
Mata pelajaran tertentu Tiap mata pelajaran mendukung semua Semua
mendukung kompetensi kompetensi [sikap, keterampilan, pengetahuan] Jenjang
tertentu
Mata pelajaran dirancang Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang Semua
berdiri sendiri dan lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh Jenjang
memiliki kompetensi kompetensi inti tiap kelas
dasar sendiri
Bahasa Indonesia sejajar Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain SD
dengan mapel lain [sikap dan keterampilan berbahasa}
Tiap mata pelajaran Semua mata pelajaran diajarkan dengan Semua
diajarkan dengan pendekatan yang sama [saintifik] melalui Jenjang
pendekatan berbeda mengamati, menanya, mencoba, menalar,....
Tiap jenis konten Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan SD
pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain [cross
terpisah [separated curriculum atau integrated curriculum]
curriculum] Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan SD
dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya

2
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket
Tematik untuk kelas I – III Tematik Integratif untuk Kelas I – VI SD
[belum integratif]
TIK adalah mata TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan SMP
pelajaran sendiri sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain
Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan SMP/
sebagai pengetahuan carrier of knowledge SMA/SMK
Untuk SMA, ada Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran SMA/SMK
penjurusan sejak kelas XI wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman
minat
SMA dan SMK tanpa SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang SMA/SMK
kesamaan kompetensi sama terkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.
Penjurusan di SMK Penjurusan di SMK tidak terlalu detil [sampai bidang SMA/SMK
sangat detil [sampai studi], didalamnya terdapat pengelompokkan
keahlian] peminatan dan pendalaman

3
Perubahan untuk Semua Mata Pelajaran

No Implementasi Kurikulum Baru


Kurikulum Lama
Materi disusun untuk
1 memberikan Materi disusun seimbang mencakup kompetensi
pengetahuan kepada sikap, pengetahuan, dan keterampilan
siswa
Pendekatan Pendekatan pembelajaran berdasarkan
pembelajaran adalah pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data,
2 siswa diberitahu tentang penalaran, dan penyajian hasilnya melalui
materi yang harus
dihafal [siswa diberi pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar
[siswa mencari tahu]
tahu].
Penilaian pada Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap,
3 pengetahuan melalui pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan
ulangan dan ujian portofolio.

4
Perubahan pada Matematika

No Implementasi Kurikulum Baru


Kurikulum Lama
Mulai dari pengamatan permasalahan konkret, kemudian
1 Langsung masuk ke materi abstrak
ke semi konkret, dan akhirnya abstraksi permasalahan
Banyak rumus yang harus dihafal Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang
2 untuk menyelesaikan diajukan harus dapat dikerjakan siswa hanya dengan
permasalahan (hanya bisa rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa
menggunakan) mnggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya)
Permasalahan matematika selalu
Perimbangan antara matematika dengan angka dan tanpa
3 diasosiasikan dengan [direduksi
menjadi] angka angka [gambar, grafik, pola, dsb]

4 Tidak membiasakan siswa untuk Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis untuk
berfikir kritis [hanya mekanistis] menyelesaikan permasalahan yang diajukan
5 Metode penyelesaian masalah Membiasakan siswa berfikir algoritmis
yang tidak terstruktur
Data dan statistik dikenalkan di Memperluas materi mencakup peluang, pengolahan data,
6 dan statistik sejak kelas VII serta materi lain sesuai dengan
kelas IX saja standar internasional
7 Matematika adalah eksak Mengenalkan konsep pendekatan dan perkiraan

5
Proses yang Mendukung Kreativitas

PROSES Pendekatan saintifik dan


PEMBELAJARAN kontekstual
Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
 Observing [mengamati]
 Questioning [menanya]
 Associating [menalar]
 Experimenting [mencoba]
 Networking [Membentuk jejaring]

PROSES PENILAIAN Penilaian Otentik


 penilaian berbasis portofolio
 pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal,
 memberi nilai bagi jawaban nyeleneh,
 menilai proses pengerjaannya bukan hanya
hasilnya,
 penilaian spontanitas/ekspresif,
 dll 6
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
1. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan
tuntutan Kurikulum 2013.
2. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil
belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,
menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.
3. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks
atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk
menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang
lebih autentik.
4. Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik
terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar
atau untuk mata pelajaran yang sesuai.
7
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
(lanjutan)
5. Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian
yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda,
benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat.
6. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam
proses pembelajaran, karena memang lazim digunakan dan
memperoleh legitimasi secara akademik.
7. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara
tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik.
8. Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat
penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas
belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai.

8
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
(lanjutan)

9. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi


kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan
pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran
serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi.
10. Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang
berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan,
dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.
11. Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru
mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan
peserta didik, serta keterampilan belajar.
12. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses
pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman
tentang kriteria kinerja.
9
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
(lanjutan)
13. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk
mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka
lakukan.
14. Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas
perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan
mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang
subjek.
15. Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum
dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan
pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum
mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya.
16. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang
sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan
remedial harus dilakukan. 10
 C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik
1. Penilaian autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik
pula.
2. Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan
pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar
sekolah.
3. Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama,
pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang
berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti
kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas
yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang
kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk
menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang ada.
11
 C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik (lanjutan)
4. Penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk
menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat
mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang
berbeda.
5. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai
melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah
memainkan peran aktif dan kreatif.
6. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat
bermakna bagi perkembangan pribadi mereka.

12
 C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik (lanjutan)
7. Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta
mengumpulkan informasi dengan pendekatan scientific,
memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu
sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari
dengan dunia nyata yang ada di luar sekolah.
8. Guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang
terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari,
memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab
untuk tetap pada tugas.
9. Penilaian autentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi,
mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan,
menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian
mengubahnya menjadi pengetahuan baru.
13
 C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik (lanjutan)
Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.” Peran
guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada
penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus
memenuhi kriteria tertentu:
1. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta
didik serta desain pembelajaran.
2. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara
mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai
bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.
3. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru,
dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.
4. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik
dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar
tembok sekolah. 14
 D. Jenis-jenis Penilaian Autentik

1. Penilaian Kinerja
2. Penilaian Proyek
3. Penilaian Portofolio
4. Penilaian Tertulis

15
1. Penilaian Kinerja
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta
didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan
dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta
didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka
gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya.

Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja.


1. Daftar cek (checklist).
2. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).
3. Skala penilaian (rating scale).
4. Memori atau ingatan (memory approach).

16
2. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian
terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi
yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.

Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek.
1. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna
atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
2. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dibutuhkan oleh peserta didik.
3. Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan
oleh peserta didik.

17
3. Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas


kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan
dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil
kerja peserta didik secara perorangan atau
diproduksi secara berkelompok, memerlukan
refleksi peserta didik, dan dievaluasi
berdasarkan beberapa dimensi.

18
3. Portofolio (lanjutan)
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
seperti berikut ini.
1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
2. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio
yang akan dibuat.
3. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di
bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
4. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada
tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
6. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas
bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.
7. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil
penilaian portofolio.
19
4. Penilaian Tertulis

• Tes tertulis berbentuk uraian atau esai


menuntut peserta didik mampu mengingat,
memahami, mengorganisasikan, menerapkan,
menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan
sebagainya atas materi yang sudah dipelajari.
Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin
bersifat komprehensif, sehingga mampu
menggambarkan ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan peserta didik.
20
RAMBU - RAMBU
PENYUSUNAN RPP
PPT – 3.1-1

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD.
2. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis.
3. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan atau lebih.
4. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan
yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan
pendidikan.

22
Komponen RPP ( Standar Proses No 65 Th 2013)
1. Identitas Sekolah
2. Identitas mata pelajaran
3. Kelas/ semester
4. Materi Pokok
5. Alokasi Waktu
6. Tujuan pembelajaran KD - KI 1
7. Kompetensi dasar dan
KD – KI 2
Indikator Pencapaian Kompetensi
KD – KI 3
8. Materi Pembelajaran
Indikator .....
9. Alokasi waktu
10. Metode pembelajaran Indikator ....
11. Media Pembelajaran KD – KI 4
12. Sumber belajar Indikator...
13. Langkah-langkah Pembelajaran Indikator ...
14. Penilaian hasil Pembelajaran

23
Prinsip Penyusunan RPP
1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik.
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
5. Mengakomodasi pada keterkaitan dan keterpaduan KD,
Keterkaitan dan keterpaduan materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan
sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
6. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan
lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
7. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

24
Langkah Penyusunan RPP
1. Kegiatan Pendahuluan
– Orientasi
• Memusatkan perhatian peserta didik pada materi
yang akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan
benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca
berita di surat kabar, menampilkan slide animasi,
fenomena alam, fenomena sosial, atau lainnya.
– Apersepsi
• Memberikan persepsi awal kepada peserta didik
tentang materi yang akan diajarkan.

25
Langkah Penyusunan RPP
Lanjutan Kegiatan Pendahuluan
– Motivasi
• Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari
materi yang akan diajarkan
– Pemberian Acuan
• Berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari.
• Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan
uraian materi pelajaran secara garis besar.
• Pembagian kelompok belajar.
• Penjelasan mekanisme pelak­sana­an pengalaman
belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah
26
pembelajaran).
Langkah Penyusunan RPP
2. Kegiatan Inti
• menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.

27
Langkah Penyusunan RPP
Lanjutan Kegiatan Inti
• Menggunakan pendekatan tematik dan/atau tematik
terpadu dan/atau saintifik dan/atauinkuiri dan
penyingkapan (discovery) dan/ atau pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan
masalah (project based learning ) disesuaikan
dengan karakteristik kompetensi dan jenjang
pendidikan.
• Memuat pengembangan sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang terinntegrasi pada pembelajaran
28
Langkah Penyusunan RPP
Kegiatan Penutup
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil
yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama
menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung
dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas,
baik tugas individual maupun kelompok; dan
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.. 29
Contoh Format RPP
Satuan Pendidikan : ……………………………………..

Kelas/Semester : ……………………………………..

Mata Pelajaran : ……………………………………..

Topik : ……………………………………..

Pertemuan Ke- : ……………………………………..


Alokasi Waktu : …………………………………….. 30
F
Lanjutan…………
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan …………………………………………………… ……………………
Inti
Penutup
G Alat dan Sumber Belajar
- Alat dan Bahan
- Sumber Belajar
H Penilaian Proses dan Hasil Belajar
- Teknik
- Bentuk
- Instrumen (Tes dan Non tes)
- Kunci dan Pedoman penskoran
- Tugas

31

Anda mungkin juga menyukai