Anda di halaman 1dari 25

Presentasi Kasus Stase Muskuloskeletal Reumatologi

Low Back Pain

Sarjana Terapan Fisioterapi Jurusan Fisioterapi


Poltekkes Kemenkes Surakarta
Disusun Oleh:
Mangu Rosyi
Maevy Rengga
Rachma Diah
Latar Belakang
 Menurut World Health Organization (WHO) umumnya penderita low back
pain berusia 25 – 65 tahun.
 Menurut penelitian Community Oriented Program for Controle of Rheumatic
Disease prevalensi nyeri punggung bawah di Indonesia mencapai 18,2% pada
laki-laki dan 13,6% pada wanita.
 Low back pain (LBP) adalah nyeri yang dirasakan di punggung bagian bawah,
bukan merupakan penyakit ataupun diagnosis untuk suatu penyakit namun
merupakan istilah untuk sindrom nyeri yang dirasakan di area anatomi yang
terkena dengan berbagai variasi lama terjadinya nyeri (Andini Fauzia, 2015).
 Kelainan ini melibatkan otot dan tulang, sumber rasa sakit yang dialami
individu adalah karena cidera pada struktur jaringan lunak yang meliputi otot,
fascia, dan ligament (Kirthika, 2016).
Definisi Low Back Pain

Low back pain adalah nyeri,


ketegangan otot atau kekakuan lokal
yang dirasakan di daerah bawah kosta
sampai lipatan bokong bawah yang
disertai atau tanpa disertai sciatica
yaitu nyeri yang cenderung menjalar
ke posterior paha dan tungkai yang
disebabkan tekanan pada saraf sciatic
(Chou, 2011)
Anatomi Fungsional Vertebrae
Komposisi columna vetebralis dibentuk
oleh 33 buah osvertebra yang terdiri atas 7
vertebra cervicalis, 12 vertebra thorakalis,
5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sacralis
(yang bersatumembentuk os sacrum), dan
4 vertebra coccygeus. Struktur columna
vertebralis ini sangat fleksibel, karena
columna ini bersegmen - segmen dan
tersusun atas vertebra, sendi, dan bahan
bantalan yang disebut discus
intervertebralis (Anggraeni, 2015).
OTOT PENGGERAK FLEKSOR TRUNK
OTOT PENGGERAK EKSTENSOR TRUNK
● Ligamentum Flavum

Ligamentum Intertransversum
Ligamentum Capsulary
Facet
Ligamentum Longitudinal
Ligamentum Interspinosum Posterior

Ligamentum Ligamentum Longitudinal


Supraspinosum Anterior
Klasifikasi Low Back Pain
Low Back Pain 02 Low Back Pain non
01 Spesifik Spesifik
Low back pain dapat dikaitkan Nyeri punggung bawah non spesifik
dengan penyebab nyeri dengan merupakan gejala dengan penyebab
karakteristik yang lebih spesifik yang tidak jelas. Sebagian besar nyeri
diantaranya, nyeri radikuler, punggung bawah dianggap tidak
masalah pada sendi faset, spesifik, namun ketegangan dan
sacro-iliaka, nyeri psikogenik, spasme otot dianggap sebagai salah
dan stenosis spinal (Allegri, et satu alasan yang umum untuk nyeri
al, 2016). punggung bawah (Allegri, et al, 2016)
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Low Back Pain
Jenis Kelamin Usia Aktivitas

IMT Postur dan Sikap


Tubuh
Penyebab low back pain
- cedera otot ataupun ligament, spasm, kelelahan otot otot
punggung (fitrinah,2018)
- pembebanan pada area punggung
- postur yang buruk
- muscle imbalance syndrome
PATOFISIOLOGI LOW BACK
PAIN
Postural yang
Trauma Beban Mekanik
tidak baik

Mengeksitasi

Otot, ligamen, fasia

Peningkatan alfa &


gamma motor
neuron

Spasme Nyeri Aktivitas


Pelaksanaan Studi Kasus
Keterangan Umum Penderita
Nama : Tn. Pur Purnomo
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Tanggulangin, Kedunganten Selatan, Sidoarjo
No. CM : 1726900

Diagnosa Medis Medika Mentosa


Low Back Paiin Mecobalamin 2x1
Alpentin 2x1
Meloxicam 15 mg, methylprednisolone 16
mg, diazepam 2mg 2x1
Segi Fisioterapi
1. Pemeriksaan Subyektif

a. Keluhan utama dan Riwayat penyakit sekarang


Keluhan yang diderita pasien sudah dirasakan sejak ± 5 bulan yang lalu, merasakan nyeri
pinggang atau ‘’kemeng’’ terutma didaerah pungung atas kanan dan pinggang kiri.

b. Riwayat keluarga dan status sosisal

c. Riwayat penyakit dahulu


Osteoarthritis

d. Riwayat penyakit penyerta


Hipertensi, DM
2. Pemeriksaan Objektif c. Palpasi

a. Pemeriksaan tanda vital d. Joint test


1. Tekanan darah: 150/80 mmhg - Pemeriksaan gerak dasar (aktif dan pasif)
2. Denyut nadi : 75 kali/menit
3. Pernapasan : 20 kali/menit e. Muscle test
4. Temperature : 36֯ C
5. Tinggi badan : 160 cm f. Neurological test
6. Berat badan : 59 kg
7. Indeks Masa Tubuh (IMT) g. Kemampuan fungsional dan lingkungan
8. 59/(1,6 )² = 23 (Normal) aktivitas

b. Inspeksi h. Pemeriksaan spesifik


- Statis - Tes provokasi (SLR, Bragard, Neri)
- Dinamis - Pemeriksaan nyeri dengan VAS
- Pemeriksaan LGS (Schoober test, Finger to
floor)
- Pemeriksaan Kekuatan Otot
3. Underlying Procces
4. Diagnosa Fisioterapi

a. Impairment
- Terdapat nyeri gerak
- Terdapat spasme thorakal kanan
- Terdapat spasme paralumbal kiri
- Terdapat nyeri tekan

b. Functional limitations
- Pasien mengalami gangguan dalam aktifitas sehari-hari seperti berjalan, bangun tidur
di pagi hari, mudah capek saat beraktifitas, dan tidak mampu untuk duduk maupun
berdiri terlalu lama

c. Disability / participation restriction


- Aktivitas social pasien tidak terganggu
5) Program fisioterapi

a. Tujuan jangka pendek


- Mengurangi nyeri pada lumbal
- Mengurangi spasme pada lumbal dan d. Rencana evaluasi
thorakal - Nyeri dengan VAS
- LGS dengan midline
b. Tujuan jangka Panjang - Kekuatan otot dengan MMT
- Melanjutkan tujuan dari jangka pendek - Aktifitas fungsional dengan Oswestry
- Meningkatkan kemampuan fungsional / Dissability Index
ADL
e. Prognosis
c. Teknologi intervensi fisioterapi - Quo ad vitam : baik
- TENS - Quo ad sanam : baik
- Traksi - Quo ad fungsionam : kurang baik
- Terapi latihan William flexion exercise - Quo ad cosmeticam : baik
7. Pelaksanaan Terapi

a. TENS
- Persiapan pasien
- Pelaksanaan :
1. Alat diatur sedemikian rupa sehingga kabel elektroda dapat menjangkau area
yang akan diterapi yaitu area lumbal pasien. Pasang elektroda secara co
planar. Kemudian atur tampilan pada layar TENS sebagai berikut :
2. Therapy : tens
3. Type : symmetric
4. Frequency : 100 Hz
5. Mode : constant current (CC)
6. Polarity : positive
7. Kemudian, tekan enter lalu atur intensitas sesuai dengan toleransi pasien.
b. Traksi
- Persiapan pasien
- Pelaksanaan
1. Pastikan pasien dalam keadaan rileks dan beri penjelasan kepada pasien
mengenai sensasi yang terasa selama melakukan terapi dan instruksikan
pasien untuk tidak bergerak selama terapi berjalan. Lepaskan kunci pada
bawah bed sehingga bed bisa bergerak. Setting mesin sebagai berikut :
2. Beban total 50-60% BB
3. Hold 20-30% BB
4. Waktu total 15-30 menit dengan Hold 15-30 detik dan rest 15-30 detik atau
kontinyu
c. Terapi Latihan
- Persiapan Pasien
- Pelaksanaaan

1. 2.
3. 4.
7) Edukasi
Edukasi yang diberikan kepada pasien yaitu pasien diminta untuk : 1) Menghindari
mengangkat beban yang terlalu berat, 2) menggunakan teknik angkat angkut yang benar
yaitu menggunakan otot tungkai, 3) menjaga berat badan, 4) dan istirahat yang cukup.

8) Evaluasi
Seorang laki-laki berumur 65 tahun dengan kondisi low back pain yang menimbulkan
masalah berupa nyeri gerak ketika membungkuk, spasme otot lumbal, dan nyeri tekan,.
Setelah mendapatkan penanganan fisioterapi dengan menggunakan modalitas TENS,
traksi, dan terapi latihan berupa William flexion exercise sebanyak 2 kali didapatkan
perkembangan yang positif yaitu 1) nyeri berkurang, 2) spasme berkurang, 3) LGS
bertambah, 4) kemampuan fungsional bertambah.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai