Anda di halaman 1dari 29

Teori Sastra

Unsur-Unsur dalam Karya Sastra


• Unsur Instrinsik – yang terdapat dalam karya sastra.
– Tema, Amanat, Makna, Alur, Tokoh, Penokphan, Sudut Pandang Cerita, Latar

• Unsur Ekstrinsik – unsur yang membangun karya sastra dari luar.


Tema
• Tema adalah gagasan atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra.
• Gagasan pengarang membuat pembaca mendapatkan inspirasi akan nilai-nilai
kehidupan sehingga pembaca merasakan manfaat dulce et utile.
• Bagaimana tema dapat terungkap?
– Melalui peristiwa-peristiwa dalam sebuah alur.
– Pelukisan latar oleh penulis.
– Melalui dialog, terutama dialog antar TOKOH UTAMA.
Tema
• Tema dibagi menjadi dua, yaitu:
– Tema sentral / utama: tema yang mendasari keseluruhan cerita.
– Tema sampingan: tema-tema lain dalam sebuah karya sastra yang mendukung tema
sentral.
– Contoh: “Tarian Bumi” karya Oka Rusmini, tema sentralnya adalah “Budaya Bali” sedangkan
tema sampingannya adalah “Adat Perkawinan di Bali”; “Kesenian Bali”, dsb.
Makna
• Makna dibagi menjadi dua, yaitu:
– Makna Muatan: Gagasan-gagasan pengarang yang berhasil ditangkap atau ditemukan
oleh pembaca.
– Makna Niatan: Gagasan-gagasan pengarang yang dikehendaki pengarang untuk
disampaikan melalui karyanya

• Makna niatan tidak terlalu tersampaikan kepada pembacanya, hal ini bisa
disebabkan oleh:
– Kekurangmampuan pengarang dalam menuangkan gagasan-gagasannya.
– Kurangnya pengalaman dan pengetahuan pembaca akan pokok pikiran yang disampaikan
dalam karya tersebut.
– Karya-karya yang bersifat multitafsir.
Pesan / Amanat
• Nilai-nilai kehidupan atau nilai-nilai moral yang disampaikan secara eksplisit
maupun implisit.

Ajaran atau pesan moral cerita


yang disampaikan secara tidak
langsung oleh pengarang, bisa
tercermin lewat dialog,
Langsung disampaikan oleh pemikiran-pemikiran tokoh
pengarangnya di sepanjang dan peristiwa yang terjadi
alur berjalan atau bisa juga pada akhir cerita
pada akhir cerita
Alur
• Alur adalah peristiwa yang diurutkan dalam sebuah cerita rekaan guna
membangun tulang punggung cerita (jalan cerita).
• Selain alur utama, ada pula alur bawahan (subplot) yang berfingsi untuk
menciptakan keseimbangan cerita atau sebagai ilustrasi alur utama. Pembaca
harus cermat agar mampu mengenali sifat hubungan antara alur utama dan
alur bawahan.

PENGALURAN → Pengaturan urutan peristiwa pembentuk cerita


Pembagian Alur
• Alur maju (linear) → disusun secara kronologis
• Alur mundur (alur balikan) → disusun dari bagian akhir
• Alur Datar → hampir tidak terasa klimaksnya
Macam – Macam Alur
1. Alur Longgar
Cerita yang beralur temaan atau tokohan, semua peristiwa bisa berdiri sendiri-
sendiri. Cerita masih dapat dipahami walaupun misalnya salah satu peristiwa
atau episode dihilangkan.
2. Alur Ketat
Tiap-tiap rinciannya, tiap-tiap tokoh, lakuan, dan peristiwa merupakan bagian
yang vital dan integral dari suatu pola alur yang telah dirancang baik-baik,
selaras dan seimbang.
Istilah – Istilah Penting Dalam Alur
• Padahan (foreshadowing) → pengarang memberikan bayangan kepada
pembaca/ penonton tentang apa yang akan terjadi. Dengan demikian,
pembaca/penonton yang jeli dapat menebak peristiwa-peristiwa
berikutnya.
• Kebolehjadian (plausibility) → Kemungkinan-kemungkinan yang
memberi keleluasaan kepada pembaca untuk menduga bagaimana
penyelesaian masalah pada akhir cerita.
• Kejutan → Terjadinya/terungkapnya peristiwa-peristiwa yang di luar
dugaan pembaca, sehingga memberikan kejutan.
Tokoh / Karakter
• Tokoh adalah individu rekaan yang berlakuan dan mengalami berbagai
peristiwa/konflik.
• Pada umumnya berwujud manusia, tetapi kadang-kadang berwujud binatang
atau benda-benda yang diinsankan.
• Dalam cerita fiksi, tokohnya juga bersifat rekaan (tidak nyata, namun pada
umumnya dibuat sangat mirip dengan kenyataan.
• Tokoh cerita rekaan tidak sepenuhnya bebas. Karena tokoh merupakan
bagian atau dari suatu keutuhan artistik karya sastra, maka unsur ini harus
selalu menunjang keutuhan artistik tersebut.
Tokoh, Latar, dan Alur

merupakan tiga unsur cerita rekaan yang erat berhubungan dan tunjang-
menunjang.
Tokoh Sentral
• Tokoh Sentral / Tokoh Utama
→ Tokoh utama yang menjadi pusat sorotan dalam cerita, bisa
protagonis, antagonis, maupun berfungsi sebagai wirawan/wirawati
• Kriteria yang dipakai untuk menentukan tokoh utama, bukan frekuensi
kemunculan tokoh tersebut dalam cerita, melainkan intensitas keterlibatan
tokoh dalam peristiwa-peristiwa yang membangun cerita.
Tokoh Utama Protagonis
• Tokoh Utama Protagonis
→ tokoh yang memegang peran pimpinan (biasanya baik dan terpuji).
• Sebagai sumber nilai, cerita rakyat selalu memenangkan tokoh protagonis
agar dapat menjadi tokoh teladan.
• Dapat ditentukan dengan memperhatikan hubungan antar tokoh, karena tokoh
protagonis selalu memiliki hubungan dengan tokoh-tokoh lain, sedangkan
tokoh-tokoh itu sendiri tidak semua berhubungan satu dengan yang lain.
Tokoh lawan / Antagonis
• Tokoh lawan/antagonis
– tokoh yang merupakan penentang utama dari tokoh protagonis

• Tokoh antagonis juga termasuk dalam tokoh sentral.


• Pertentangan antara protagonis dan antagonis biasanya
dikemukakan dengan sangat jelas dalam karya sastra tradisional.
Wirawan/wirawati
• Wirawan/wirawati
– Termasuk tokoh sentral yang penting dalam cerita.
– Tokoh ini pada umumnya punya keagungan pikiran
dan keluhuran budi yang tercermin dalam tindakan
yang mulia.
Antiwirawan
• Antiwirawan
– adalah tokoh yang tidak memiliki nilai-nilai tokoh wirawan dan
berlaku sebagai tokoh kegagalan.
– Pada bab tertentu dalam sebuah cerita, wirawan dan
antiwirawan cenderung menggeser kedudukan tokoh utama.
TOKOH BAWAHAN / TOKOH
TAMBAHAN & FIGURAN

Tokoh Bawahan Tokoh Figuran


Tokoh yang kedudukannya tidak Tokoh yang tidak memiliki peranan
sentral, namun kehadirannya sangat dalam cerita.
diperlukan untuk menunjang tokoh
utama.

Tokoh bawahan sering juga disebut Dihadirkan hanya sebagai pelengkap


tokoh pembantu atau tokoh latar/setting.
tambahan.
TOKOH
Berdasarkan cara menampilkan tokoh, kita
mengenal tokoh datar/tetap (the flat character)
dan tokoh bulat (the around character).
Tokoh datar/tetap
• Tokoh datar/tetap
– Tokoh yang sederhana dan statis, yang tidak mengalami
perkembangan karakter sepanjang alur cerita
Tokoh Bulat
• Tokoh Bulat
– Tokoh yang dinamis
– ciri karakternya lebih dari satu
– dapat dibedakan dari tokoh-tokoh lainnya
– Tokoh bulat diperlihatkan segala segi karakternya, baik kelemahan
maupun kekuatannya, tidak menimbulkan kesan “hitam-putih”
– Tokoh bulat lebih menyerupai pribadi yang hidup (salah satu bentuk
relevansi)
PENOKOHAN/KARAKTERISASI
• Penokohan adalah cara pengarang menyajikan watak dan citra tokoh.
• Dari cara pengarang menyajikan watak dan citra tokoh, pembaca dapat
mengenali kualitas tokoh, baik penalarannya maupun jiwa tokoh tersebut yang
membedakannya dengan tokoh lain.
• Penokohan dapat mengungkapkan makna niatan si pengarang sebagai
pencipta tokoh.
Metode Penokohan
1. Metode Analitis/Perian/Diskursif/Langsung
- Pencerita mengisahkan sifat-sifat tokoh, hasrat, pikiran, dan perasaannya.
- Terkadang menyisipkan kilatan (allusion) atau komentar pernyataan
setuju tidaknya akan sifat-sifat tokoh itu.
- Pembaca tidak dirangsang untuk mengembangkan
imajinasi/gambarannya tentang si tokoh.
- Keunggulan metode ini adalah terasa sederhana dan hemat karena
sifatnya yang mekanis. Setelah melukiskan watak tokoh- tokoh, pengarang
dapat menggarap segi lain dari cerita yang ditulisnya
Metode Penokohan
2. Metode Dramatik/Ragaan/Tak Langsung
- Watak tokoh dapat disimpulkan pembaca dari pikiran, cakapan, dan lakuan
tokoh yang disajikan pengarang, bahkan juga dari penampilan fisik serta dari
gambaran lingkungan atau tempat tinggal tokoh.
- Seringkali watak tokoh tersirat dalam dialog si tokoh dengan tokoh lain,
atau dialog tokoh-tokoh lain tentang seorang tokoh.
- Imajinasi pembaca tentang tokoh lebih bebas berkembang
Metode Penokohan
3. Metode kontekstual
- Watak tokoh dapat disimpulkan dari bahasa yang digunakan pengarang di
dalam mengacu kepada tokoh.
- Pilihan kata yang manis dan sopan ketika menggambarkan watak tokoh
bisa diartikan bahwa tokoh yang bersangkutan memiliki karakter yang baik,
berwibawa atau disegani. Sebaliknya tokoh yang digambarkan dengan
kata-kata kasar menandakan bahwa tokoh tersebut memiliki karakter buruk.
Latar
Latar adalah segala
keterangan, petunjuk,
pngacuan yang berkaitan
dengan waktu, ruang, dan
suasana terjadinya
peristiwa dalam suatu
karya sastra membangun
latar cerita
Macam – Macam Latar
Latar sosial
Latar fisik
penggambaran keadaan masyarakat, kelompok-
Bangunan, daerah, dan sebagainya.
kelompok sosial dan sikapnya, adat kebiasaan,
cara hidup, bahasa, dan lain-lain yang melatari
peristiwa.

Latar netral Latar spiritual

keterangan waktu atau tempat tanpa merinci Latar fisik yang menimbulkan dugaan atau
dengan detil. Contoh: di sebuah kota, pada suatu tautan pikiran tertentu.
pagi.
Fungsi Latar
• Sebagai proyeksi keadaan batin para tokoh.
• Latar menjadi metafora dari keadaan emosional dan
spiritual tokoh. - Latar juga dapat menciptakan suasana.
• Tidak selamanya latar itu serasi atau sesuai dengan
peristiwa yang dilatarinya.
• Latar dapat berkontras dan ini secara ironis menonjolkan
peristiwanya.
FAKTOR DOMINAN DALAM LATAR
• Segala unsur-unsur cerita dapat saja menjadi unsur yang dominan. Seperti
contohnya: latar; jika demikian, alur dan tokoh sekadar sarana untuk
mengungkapkan pengaruh latar itu.
• Kisahan seringkali menjadi lebih menarik dan nampak keasliannya dengan
adanya warna tempatan yang dihasilkan oleh pengguna kata atau istilah
daerah yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai