Anda di halaman 1dari 18

METABOLISME SEL

OLEH :
VERONIKA VIVIEN EVANIA
XII MIPA 2
Metaboli
sme Sel

Anabol
isme

Katabo
lisme
Enzim
Enzim
• Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat menjalankan
aktivitas hidup, di antaranya metabolisme.
• Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup.
• Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu
menggunakan katalisator enzim.
• Metabolisme melibatkan Katabolisme dan Anabolisme
Enzim
 Enzim merupakan biokatalisator/katalisator organik yang dihasilkan oleh sel.
Struktur enzim lengkap (Holoenzim) terdiri dari:
 Apoenzim, yaitu bagian enzim yang tersusun dari protein, yang bersifat termolabil.
 Gugus Prostetik (Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun dari protein.
Terdiri dari ion-ion logam (inorganik) maupun komponen organik non protein
disebut koenzim. Molekul gugus prostetik lebih kecil dan bersifat termostabil, ion-
ion logam yang menjadi kofaktor berperan sebagai stabilisator agar enzim tetap aktif.
Contoh ion logam yang berguna sebagai gugus prostetik adalah besi (pada sitokrom),
tembaga (pada sitokrom oksidase), dan magnesium (pada DNA polimerase).
Sementara contoh koenzim adalah NAD (Nikotinamida Adenin Dinukleotida) dan
FAD (Flavin Adenin Dinukleotida).
Sifat-sifat enzim
• Biokatalisator - mempercepat jalannya reaksi, bereaksi, tapi tidak bercampur menjadi
produk akhir.
• Termolabil - mudah rusak pada suhu tinggi, misal bila dipanasi lebih dari suhu 60°C,
karena enzim tersusun dari protein yang mempunyai sifat yang mudah terurai jika berada di
suhu tinggi.
• Sensitif pada perubahan pH - mudah rusak pada pH asam maupun basa yang berbeda jauh
dari kondisi alaminya.
• Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim (sifat
termolabil dan sensitif perubahan pH).
• Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, reaksinya sangat cepat dan dapat digunakan berulang-
ulang.
• Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim).
• Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada juga yang
mengkatalisis reaksi dua arah, contoh: lipase, mengakatalisis pembentukan dan
penguraian lemak.
• Bekerjanya spesifik; enzim bersifat spesifik, karena bagian yang aktif (permukaan tempat
melekatnya substrat) hanya setangkup dengan permukaan substrat jenis tertentu.
• Substansi yang bereaksi dan menempel pada sisi aktif enzim disebut substrat dan hasilnya
disebut produk.
• Terdapat dua teori mengenai cara kerja enzim: Teori gembok-kunci (lock and key
theory) - di mana enzim memiliki sisi aktif yang spesifik dengan substratnya, dan teori
kecocokan induksi (induced fit theory) - di mana enzim memiliki sisi aktif yang
fleksibel terhadap beberapa jenis substrat spesifik.
Pada reaksi enzimatis terdapat zat yang mempengaruhi reaksi dan beberapa di antaranya
bisa menempel di sisi alosterik, yaitu aktivator dan inhibitor.
• Aktivator dapat mengaktifkan enzim dengan cara menempel pada sisi alosterik enzim dan
mempercepat jalannya reaksi, contoh: ion Mg2+, Ca2+, dan zat organik seperti koenzim-
A.
• Inhibitor akan menghambat jalannya reaksi enzim. Ada dua macam inhibitor: Inhibitor
kompetitif - yaitu inhibitor yang juga bisa menempel di sisi aktif enzim dan menghalangi
substrat masuk, dan Inhibitor non kompetitif - yaitu inhibitor yang menempel di bagian
alosterik enzim dan mengubah bentuk sisi aktif enzim sehingga substrat tidak bisa masuk.
Contoh: CO, Arsen, Hg, Sianida.
KATABOLISME
Katabolisme adalah reaksi pemecahan/pembongkaran senyawa kimia kompleks yang
mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah.
Saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi sehingga
terbentuk energi panas. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen disebut
proses respirasi aerob. Pada mikroorganisme tertentu, respirasi terjadi tidak menggunakan
oksigen, namun senyawa lain (misalnya sulfur, besi, mangan, kobalt) - proses ini disebut
respirasi anaerob.
a. Respirasi
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui
proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP
untuk kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, dan pertumbuhan.
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H2O + CO2 + Energi, melalui tiga tahap:
1. Glikolisis
Merupakan peristiwa pembongkaran satu mol glukosa menjadi dua mol asam piruvat dan energi
kimia. Tempat terjadinya di Sitoplasma. Glukosa bisa diambil dari glikogen dari proses
glikogenolisis. Setelah glikolisis terjadi Reaksi Antara (Dekarboksilasi Oksidatif) yaitu
perubahan piruvat menjadi 2 Asetil Ko-A yang menghasilkan CO2 dan 2 NADH. ATP terbentuk
dari fosforilasi tingkat substrat.
2. Siklus krebs (Siklus Asam Sitrat atau Siklus Asam Trikarboksilat):
Siklus Krebs merupakan pembongkaran asam piruvat secara aerob menjadi CO2
dan H2O serta energi kimia. Tempat terjadinya di matriks mitokondria.
3. Rantai Transpor Elektron
Setiap transpor elektron berfungsi mengoksidasi NADH dan FADH2 dari tahap sebelumnya. Tahap
ini berlangsung di membran dalam mitokondria. Pembentukan ATP dalam sistem transpor elektron
terjadi melalui reaksi fosforilasi oksidtif. Oksidasi 1 NADH menghasilkan 3 ATP, oksidasi 1 FADH
menghasilkan 2 ATP.
b. Fermentasi
Pada kebanyakan tumbuhan dan hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi
aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat oleh sesuatu
hal, maka hewan dan tumbuhan tersebut melangsungkan proses fermentasi yaitu
proses pembebasan energi tanpa adanya oksigen.
(1) Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktast
Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.
(2) Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat
diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutnya asam asetat diubah menjadi alcohol
(3) Fermentasi Cuka
Fermentasi cuka/asetat bisa terjadi dengan bahan dasar alkohol (etanol) dan berbeda
dengan fermentasi lainnya, fermentasi cuka memerlukan O2 sehingga terjadi secara
aerob. Biasanya merupakan produk sampingan fermentasi alkohol.
ANABOLISME
• Anabolisme adalah reaksi kimia yang menyusun senyawa sederhana menjadi senyawa
yang lebih kompleks.
• Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan
anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
• Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial (diperlukan). Hasil-hasil
tersebut misalnya glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat
untuk pengkopian informasi genetik.

1. Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu
glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan
menggunakan zat hara, karbon dioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya
matahari.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi
terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi
memerlukan karbon dioksida). Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum),
sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam stroma.
a. Reaksi Terang
Tahapan pertama fotosintesis disebut reaksi terang karena memerlukan cahaya matahari
sebagai energi penggeraknya. Energi matahari akan menggerakkan elektron dalam
fotosistem sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung.
Fotosistem adalah pusat reaksi fotosintesis, di dalamnya terdapat pigmen-pigmen klorofil
yang akan menangkap energi cahaya matahari. Tumbuhan memiliki dua jenis fotosistem,
yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Kedua fotosistem tersebut dibedakan dari
kemampuannya menangkap cahaya dari panjang gelombang yang berbeda. Fotosistem I
paling baik menangkap cahaya dengan panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem
II paling baik menangkap cahaya dengan panjang gelombang 680 nm.
Kesimpulan dari reaksi terang fotosintesis adalah:
• Reaksi terang menggunakan cahaya matahari sebagai energi penggerak elektron.
• H2O yang digunakan sebagai pendonor elektron akan dipecah dan menghaslkan oksigen.
Oleh karena itu, reaksi terang disebut juga fotolisis air.
• Aliran elektron non siklik menghasilkan ATP dan NADPH
• Aliran elektron siklik menghasilkan ATP
• ATP dan NADPH digunakan untuk menjalankan reaksi gelap fotosintesis yang terjadi di
stroma.
b. Reaksi Gelap
Reaksi Gelap atau Siklus Calvin atau adalah reaksi kimia untuk mengubah karbondioksida dan
komponen lainnya menjadi gliseraldehida 3-fosfat, yang kemudian akan digunakan untuk
membentuk glukosa. Langkah-langkah reaksi dalam siklus Calvin terbagi menjadi 3 fase, yaitu
fiksasi, reduksi, dan regenerasi.
Fase pertama: fiksasi karbon
Karbondioksida akan ditangkap dan disatukan dengan ribulosa bifosfat (RuBp) oleh enzim rubisco.
Rubisco adalah protein enzim yang paling banyak terdapat di dalam kloroplas. Dalam tahap ini
ribulosa bifosfat akan mengikat karbondioksida dan hasilnya adalah molekul dengan 6 karbon yang
tidak stabil dan segera pecah menjadi dua molekul 3-fosfogliserat. Dalam sekali siklus terdapat 3
molekul ribulosa bifosfat yang menangkap 3 molekul karbondioksida dan akan menghasilkan 6
molekul 3-fosfogliserat.
Fase kedua: reduksi
Masing-masing molekul 3-fosfogliserat akan menerima fosfat dari ATP sehingga berubah menjadi
1,3-difosfogliserat. Dibutuhkan 6 ATP untuk mengubah 6 molekul 3-fosfogliserat menjadi 6
molekul 1,3-difosfogliserat. Molekul 1,3-difosfogliserat akan mengalami reduksi oleh NADPH
sehingga berubah menjadi gliseraldehida 3-fosfat (G3P), dibutuhkan 6 molekul NADPH dalam
sekali siklus Calvin. Hasil dari tahap reduksi adalah 6 molekul gliseraldehida 3-fosfat dengan 1
molekul tersebut akan dikeluarkan untuk bahan baku glukosa sehingga tersisa 5 molekul G3P untuk
menghasilkan 1 molekul glukosa.
Fase ketiga: regenerasi
Tahapan ini merupakan pembuatan kembali ribulosa bifosfat (molekul dengan 5
atom C) dari sisa gliseraldehida 3-fosfat (molekul dengan 3 atom C). Pada tahapan
ini 5 molekul gliseraldehida 3 fosfat akan diubah menjadi 3 molekul ribulosa
bifosfat yang dapat digunakan kembali untuk menangkap karbondioksida. Dalam
reaksi ini terdapat 3 molekul ATP yang mendonorkan fosfatnya.
Reaksi gelap terjadi pada bagian stroma kloroplas. Reaksi gelap disebut siklus
karena reaksi-reaksi yang berlangsung berjalan berputar-putar dan kembali menjadi
molekul asalnya. Disebut reaksi gelap karena dalam tahap-tahap reaksinya tidak
membutuhkan cahaya matahari sebagai sumber energi.
Kesimpulan dari reaksi gelap adalah:
• Reaksi gelap/siklus Calvin membutuhkan 3 molekul karbondioksida.
• Reaksi gelap membutuhkan 9 molekul ATP dan 6 molekul NADPH yang
dihasilkan dari reaksi terang fotosintesis.
• Reaksi gelap melepaskan 1 molekul gliseraldehida 3 fosfat (G3P) dalam sekali
siklus.
• 5 molekul gliseraldehida 3 fosfat akan di ubah menjadi 3 molekul ribulosa bifosfat.
• Dibutuhkan 2 molekul gliseraldehida 3 fosfat untuk membentuk 1 molekul
glukosa, artinya dibutuhkan 2 kali reaksi gelap u
2. Kemosintesis
Kemosintesis adalah proses pembentukan glukosa (karbohidrat) dengan menggunakan
energi kimia, bukan energi sinar matahari.
Kemosintesis bakteri nitrifikasi
Proses nitrifikasi terjadi di tanah dalam keadaan tersedia oksigen. Nitrifikasi akan
mengubah amonia menjadi nitrit kemudian diubah menjadi nitrat. Energi yang
dihasilkan dari reaksi-reaksi tersebut akan digunakan untuk membentuk glukosa.
Amonia akan diubah menjadi nitrit oleh bakteri Nitrosomonas.

Nitrit akan diubah menjadi nitrat oleh bakteri Nitrobacter.

Senyawa nitrat yang telah dihasilkan akan menyuburkan tanah dan diserap oleh
tumbuhan sebagai sumber senyawa nitrogen.
Kemosintesis bakteri belerang
Bakteri belerang ditemukan pada sumber air panas atau genangan air yang tidak mengalir.
Bakteri belerang seperti Thiobacillus ferrooxidans mampu mengubah hidrogen sulfida
menjadi sulfur (belerang) dan menggunakan energi yang dihasilkan untuk membentuk
glukosa.

Thiobacillus ferrooxidans dapat digunakan sebagai agen pembersih lingkungan karena


mampu mengubah hidrogen sulfida yang beracun menjadi belerang yang lebih aman.
Hidrogen sulfida berbentuk gas dan sering ditemukan pada pengeboran minyak bumi.

3. Sintesis Lemak dan Protein


a. Sintesis Lemak
Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme, ketiga
zat tersebut bertemu di dalarn daur Krebs.Sebagian besar pertemuannya berlangsung
melalui pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Ko-enzim A. Akibatnya
ketiga macam senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai bahan pembentuk semua zat
tersebut.Lemak dapat dibentuk dari protein dan karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk
dari lemak dan protein dan seterusnya
b. Sintesis Protein
Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan Ribosom. Penggabungan
molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan membentuk molekul polipeptida. Pada dasarnya
protein adalah suatu polipeptida. Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein
tertentu yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada inti sel
terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai “pengatur sintesis protein”. Substansi-
substansi tersebut adalah DNA dan RNA.

Berikut beberapa kelainan akibat gangguan metabolisme.


1. Penyakit gaucher’s. Kondisi di mana tubuh tidak mempu memecah jenis lemak tertentu hingga akhirnya
mengumpul pada hati, limpa, dan sumsum tulang belakang.
2. Malabsorpsi glukosa dan galaktosa. Kondisi di mana terjadi kesalahan dalam transportasi glukosa dan
galaktosa melalui dinding perut yang justru menyebabkan diare dan dehidrasi yang parah. Gejala yang
muncul dapat dikendalikan dengan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung laktosa, sukrosa,
dan glukosa.
3. Hemochromatosis yang diturunkan. Kondisi di mana tubuh menyimpan zat besi yang berlebihan pada
beberapa organ dan justru menyebabkan kanker hati, sirosis hati, diabetes dan terganggunya jantung.
4. Maple syrup urine disease. Kondisi ini mengganggu proses metabolisme dengan hadirnya asam amino
tertentu yang menyebabkan semakin cepatnya degenerasi sel neuron, dan dapat menyebabkan kematian
bayi bahkan pada beberapa bulan pertama kehidupannya.
5. Phenylketonuria, yang mampu menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi enzim,
keterbelakangan mental, kerusakan organ dan postur tubuh yang tidak biasa. Kelainan ini dapat
ditangani dengan membatasi konsumsi beberapa jenis protein tertentu.

Anda mungkin juga menyukai