Anda di halaman 1dari 16

Ibadah dan

Pembentukan
Perilaku positif
● Daffa Ausar
201910330311066
● Luluk Atul Fuadah
201910330311064
● Yosiene Dhea Elfita
201910330311067
Rumusan Masalah
1. Pengertian dan Hakikat ibadah
2. Ibadah Majdha dan Ghairu mahdhah
3. Menggapai Ibadah yang berkualitas
4. Menyikapi Ikhtilaf dalam tata cara beribadah
Pengertian dan hakikat ibadah
Definisi ibadah secara etimologi: merendah dan tunduk.
Dikatakan unta muabad yakni tunduk. Jalan muabad yakni
tertundukkan, ditundukan oleh kaki.

Definisi ibadah secara terminologi:

secara terminologi ibadah didefinisikan dengan banyak definisi:

❏ Syaikhul Islam Ibnu Taimiah -rahimahullah- mendefinisikan:


segala nama yang meliputi apa saja yang dicintai dan diridai
AllahShubhanahu wa ta’alla, dari ucapan, amal batin dan
lahiriah.
❏ Ibnul Qoyyim mendefinisikan: ibadah adalah
kesempurnaan cinta bersama kesempurnaan kepatuhan.
Dia menyebutkan dalam an-Nuniah: Mengibadahi ar-
Rahman puncak cintanya. Bersama ketundukan hamba-
Nya, keduanya merupakan dua kutub (Al-Kafiah as-
Syafiah lil Intishar Lil Firqotin Najiah hal.32.)
Hakikat Ibadah
❏ ibadah adalah tujuan hidup kita. seperti yang
terdapat pada surat Az-zariyat ayat 56 yang
menunjukan tugas kita sebagai manusia adalah
untuk beribadah kepada Allah.
❏ hakikat ibadah adalah yang mana menjalankan
yang Allah Cintai dan ridhoi dengan ikhlas dan
berserah diri
❏ ibadah akan akan terlaksana jika kita
menjalankannya dan menjauhi larangannya
Berbagai aktivitas yang dilakukan seseorang pada
hakikatnya adalah ibadah
❏ semua kegiatan yang bermuara pada hati hendaknya semata meraih ridho
Allah SWT.
❏ apa yang dilakukan ada unsur nilai dan balasan, begitu juga ada pahala ada
siksa.
Ibadah Mahdhah Dan Ghairu Mahdhah
❏ Ibadah Mahdhah / Ibadah Khusus : ibadah yang murni ibadah

cirinya :

1. Pertama, ibadah mahdhah adalah amal dan ucapan yang merupakan jenis ibadah sejak asal penetapannya dari
dalil syariat.
2. Kedua, ibadah mahdhah juga ditunjukkan dengan maksud pokok orang yang mengerjakannya, yaitu dalam
rangka meraih pahala di akhirat.
3. Ketiga, ibadah mahdhah hanya bisa diketahui melalui jalan wahyu, tidak ada jalan yang lainnya, termasuk
melalui akal atau budaya.

Contoh : Shalat, Zakat , puasa dan Haji


Ibadah Mahdhah Dan Ghairu Mahdhah
❏ Ibadah Ghairu Mahdha / Tidak Murni Ibadah

Ciri :

1. Pertama, ibadah (perkataan atau perbuatan) tersebut pada asalnya bukanlah ibadah. Akan
tetapi, berubah status menjadi ibadah karena melihat dan menimbang niat pelakunya..
2. Kedua, maksud pokok perbuatan tersebut adalah untuk memenuhi urusan atau kebutuhan
yang bersifat duniawi, bukan untuk meraih pahala di akhirat.
3. Ketiga, amal perbuatan tersebut bisa diketahui dan dikenal meskipun tidak ada wahyu dari
para rasul.

Contoh : Aktivitas Makan


Menggapai ibadah yang berkualitas
❏ Ibadah yang berkualitas adalah ibadah yang dikerjakan semata-mata karna
Allah
❏ Harus meyakini dan mempercayai bahwa setiap jengkal kehidupan merupakan
wujud ibadah, maka pada waktu itu Allah akan mengangkat derajatnya.
❏ hidup adalah pengapdian kepada sang pencipta. yang mana tercermin dalam
setiap aktivitas yang mana karna Allah semata.
❏ apa yang dilakukan sesuai dengan ketentuan Allah (syariat islam yang mengacu
pada Al-quran dan hadist) demi menggapai ridhonya
Ibadah yang Berkualitas
1. Ibadah dengan kesadaran.
2. Ibadah dengan kecintaan
3. Ibadah dengan ikhlas.
4. Ibadah dengan kekhusukan.
5. Ibadah secara sembunyi.
Ibadah yang manakah yang lebih utama
itu?

❏ ibadah yang paling utama ialah yang bermanfaat kepada orang


lain
❏ yang paling utama ialah bahwa setiap saat adalah untuk
beribadah
Menyikapi Ikhtilaf dalam tata cara beribadah

kehadiran islam pada dasarnya untuk memudahkan pemeluknya


dalam melakanakan ajarannya, sehingga mudah untuk
mengamalkannya tanpa harus diberatkan.
● Membekali diri dan mendasari sikap sebaik-baiknya dengan ilmu, iman, amal dan
akhlaq secara proporsional

● Memahami ikhtilaf dengan benar, mengakui dan menerimanya sebagai bagian


dari rahmat Allah bagi umat.
● Mengikuti pendapat (ittiba’) ulama dengan mengetahui dalilnya, atau memilih
pendapat yang rajih (kuat) setelah mengkaji dan membandingkan berdasarkan
metodologi (manhaj) ilmiah yang diakui
● Untuk praktek pribadi, dan dalam masalah-masalah yang bisa bersifat personal
individual, maka masing-masing berhak untuk mengikuti dan memgamalkan
pendapat atau madzhab yang rajih (yang kuat) menurut pilihannya
● Sementara itu terhadap orang lain atau dalam hal-hal yang terkait dengan
kemaslahatan umum, sangat diutamakan setiap kita memilih sikap
melonggarkan dan bertoleransi (tausi’ah & tasamuh).
● Menghindari sikap ghuluw (berlebih-lebihan) atau tatharruf(ekstrem), misalnya
dengan memiliki sikap mutlak-mutlakanatau menang-menangan dalam
masalah-masalah furu’ khilafiyah ijtihadiyah
● Menjaga agar ikhtilaf (perbedaan) dalam masalah-masalah furu’ ijtihadiyah
tetap berada di wilayah wacana pemikiran dan wawasan keilmuan, dan tidak
masuk ke wilayah hati, sehingga berubah menjadi perselisihan perpecahan
(ikhtilafut-tafarruq), yang akan merusak ukhuwah dan melemahkan tsiqoh (rasa
kepercayaan) di antara sesama kaum mukminin.
Sumber hukum yang digunakan dalam
beribadah
❏ Al-quran dan Sunnah

sebagai dasar mutlak untuk menentukan hukum, karena kedudukannya dijadikan


sumber ajaran islamyang syarat dengan nash yang bermuatan syariat islam

❏ ijtihad jama’i / ijtihad kolektif

ijtihad adalah proses penetapan hukum syariat dengan mencurahkan seluruh pikiran dan
tenaga secara bersungguh-sungguh.
KESIMPULAN
Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan dan anggota badan. Rasa khauf
(takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah
(senang) dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati).
Sedangkan shalat, zakat, haji dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik
dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan
hati, lisan dan badan.

Anda mungkin juga menyukai