Anda di halaman 1dari 19

KONSEP

KOMUNIKASI


ASERTIF
Kelompok 2 D2019
Rafi Izuddin Al Alawi
Zaskya Reinindha Putri
192310101046
192310101052
• Rahma Mar'atus Sholikhah 192310101114
• Laurensia Natasha Dei Dappa 192310101117
• Alifia Ramandani 192310101119
• Annisa Zahra Mustofavi 192310101131
• Nisa nabila sandy 192310101189
• Andida Nur Fatimah 192310101191
• Faradilah Mulya Dwiyanti 192310101197
PENGERTIAN
✗ Asertivitas merupakan ✗ Dapat disimpulkan komunikasi asertif
keahlian dalam melakukan merupakan keahlian yang dimiliki
komunikasi yang dirasakan, seseorang dalam mengutarakan
diinginkan dan dipikirkan kebenaran yang tidak menyakiti
terhadap orang lain, akan perasaan orang lain atau yang
tetapi masih menjaga serta membutuhkan arahan, dimana dalam
menghargai terhadap hak dan hal ini memiliki tujuan untuk
perasaan yang dimiliki orang memberikan kesadaran pada konseli
lain tersebut (Zhalabe, 2012). sehingga mampu bersikap mandiri dan
mampu mengembangkan potensi diri
untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.

2
FAKTOR KOMUNIKASI ASERTIF

FAKTOR FAKTOR
INTERNAL EKSTERNAL

3
FAKTOR INTERNAL
✗ Usia.
Semakin dewasa usia individu tersebut maka tingkat integrasi dalam
kemampuan memecahkan masalah semakin tinggi.
✗ Jenis kelamin.
Laki-laki lebih cenderung memiliki komukasi dan perilaku asertif yang tinggi lebih
tinggi dibandingkan perempuan. Hal ini dikarenakan tuntutan dari masyarakat yang
menjadikan seorang laki-laki lebih mandiri dan aktif di masyarakat, sedangkan perempuan
cenderung lebih pasif.
✗ Konsep Diri.
Konsep diri dan perilaku asertif mempunyai hubungan yang sangat erat. Individu
yang mempunyai konsep diri yang kuat akan mampu berperilaku serta berkomukasi
asertif. Sebaliknya individu yang mempunyai konsep diri yang lemah, maka perilaku dan
komunikasi asertifnya juga rendah.

4
FAKTOR EKSTERNAL
✗ Pola Asuh Orang Tua
Kualitas perilaku asertif individu sangat dipengaruhi oleh interaksi
individu tersebut dengan orang tua maupun anggota keluarga lainnya.
Hal tersebut akan menentukan pola respon individu dalam merespon
masalah.

✗ Kondisi sosial budaya.


Perilaku yang dikatakan asertif pada lingkungan budaya tertentu
belum tentu sama pada budaya lain. Karena setiap budaya mempunyai
etika dan aturan sosial tersendiri.

5
prinsip
Komunikasi
Asertif :
✗ Berjalan dua arah
✗ Menggunakan bahasa atau pesan
yang bisa dimengerti kedua pihak
✗ Menggunakan media yang tepat
✗ Ada feedback dari pihak menerima
pesan bahwa dia sudah mengerti
✗ Kemampuan untuk mampu
mengungkapkan perasaan marah
dan tersinggung
✗ Kemampuan orang – orang yang
untuk mengatakan “tidak” dan untuk
mengungkapkan afeksi dan respon –
respon positif lainnya.

6
3 KATEGORI PERILAKU
ASERTIF
1. Asertif penolakan: yaitu ucapan untuk memperhalus,
misalnya: ucapan minta maaf
2. Asetif pujian: yaitu mengekspresikan perasaan positif,
misalnya menghargai, menyukai, mencintai, mengagumi,
memuji dan bersyukur
3. Asertif permintaan: yaitu asertif yang terjadi jika
seseorang meminta orang lain untuk melakukan sesuatu
yang memungkinkan kebutuhan atau tujuan seseorang
tercapai tanpa tekanan atau paksaan.

7
TEKNIK KOMUNIKASI ASERTIF
1. Bersikap menerima yang menunjukkan sikap peduli dan sabar untuk
mendengarkan dan memperhatikan klien
2. Berusaha untuk mengerti/memahami klien
3. Berusaha untuk terbuka dan jujur pada diri sendiri dan orang lain
4. Menjelaskan poin-poin yang ingin diutarakan untuk menghindari
penyimpangan
5. Menggunakan ekspresi yang nyaman untuk dipandang
6. Menjaga intonasi pengucapan

8
TEKNIK PENGEMBANGAN KOMUNIKASI ASERTIF

1. Latihan Perilaku 2. Pernyataan ulang


(Behaviour Rehearsal) (Repeated Assertion)

3. Fogging 4. Negative enquiry

5. Negative assertion 6. Workable compromise

7. Self-disclosure

9
1. Behaviour Rehearsal
(LATIHAN PERILAKU)
Latihan perilaku adalah tentang melatih penampilan dan suara yang
diinginkan. Teknik ini penting dilakukan ketika hendak
menggunakan komunikasi asertif karena harus dilakukan secara
sadar.

Ex: gladi bersih sebelum naik ke panggung untuk sebuah drama,


gladi bersih perilaku membantu kita mengidentifikasi emosi utama
yang kita kaitkan dengan situasi di mana kita ingin mempraktikkan
komunikasi yang tegas.

10
2. Repeated Assertion (pernyataan
ulang)
teknik mengulangi pertanyaan yang sama untuk pasien yang tidak
sabar. Teknik ini juga di kenal sebagai broken record technique.
Teknik ini efektif selama kita tidak terganggu oleh tipu muslihat
orang lain, misalnya pertengkaran, ejekan, dan logika yang tidak
relevan.

11
Cont...
Pasien : Saya ingin bertemu dengan dokternya segera
Perawat : Mohon tunggu giliranmu ya pak. Apa ada hal lain yang
bisa saya bantu ?
Pasien : Liat, Saya ini buru-buru. Aku ingin bertemu dengan dokter
sekarang !
Perawat : Saya dapat melihat kalau Anda sedang terburu-buru Pak.
Kamu ada di antrian selanjutnya pak.
Pasien : Kamu tau siapa saya ? Saya ingin bertemu dengan CEO
nya !
Perawat : Pak, Dokter sedang menangani pasien yang lain. Mohon
tunggu giliran anda.
12
3. fogging
merujuk pada kemampuan seorang asertif dalam menolak serangan yang
dilakukan oleh orang lain. Berhenti berbicara mengenai suatu masalah. Hal ini
digunakan ketika seseorang tidak mendengarkan atau menggunakan distraksi
untuk menghindari isu atau permasalah yang sedang dibicarakan.

13
4. Negative Enquiry
Teknik ini juga disebut teknik penerimaan radikal, dinamakan demikian
karena upaya sadar seseorang untuk menerima kritisme orang lain meskipun
sifatnya mengganggu atau provokatif.
ex:
A : Anda tidak berguna !
B : Tentu, Pada suatu waktu, bahkan saya merasa tidak berguna. Apa yang
membuat saya tidak berguna saat ini, Dokter?
A : Anda bahkan tidak dapat melakukan IV ini
B : Sekarang saya tahu mengapa Anda membuat pernyataan itu. Saya juga
merasa tidak enak karena tidak dapat memulai akses IV, itu sulit.

14
5. Negative assertion
Ini cara untuk mengurangi permusuhan. Teknik ini memungkinkan
Anda menerima atau kesalahan Anda, membantu Anda menerima
aspek negatif dari perilaku atau kepribadian Anda sendiri tanpa
menjadi defensif atau cemas.

15
Cont...
A : Perawat anda tidak mendengarkan saya sama sekali !
B : Iya, Anda benar, Saya selalu tidak mendengarkan dengan
cermat apa yang Anda katakan.

Bagaimana perawat menyetujui pertanyaan statement tentang


dirinya agar tidak menyebabkan permusuhan. Perawat tidak
terlalu meminta maaf, dia hanya mengakui kesalahannya.

16
6. Workable Compromise
✗ Teknik ini memungkinkan seseorang untuk
mempertimbangkan solusi yang bisa diterapkan
dengan orang lain tanpa mengorbankan harga diri
seseorang.
✗ Ex:
“Saya mengerti Anda perlu berbicara dengan saya. Tapi
saya harus menyelesaikan apa yang saya lakukan. Jadi
bagaimana kalau bertemu dalam setengah jam? ”

17
7. Self-disclosure
✗ Mengungkap informasi tentang diri sendiri
menciptakan keterbukaan bersama. Ini adalah
tantangan untuk berlatih dengan bijaksana, terutama
bagi orang-orang yang mewakili otoritas formal atau
institusional

18
REFERENSI

• Rozali, dkk. 2018. Pelatihan Asertif dalam Meningkatkan Komunikasi Asertif pada Guru SDIT X,Jakarta
Barat. Jurnal Psikologika. 23 (1) : 61-67
• Anjaswarni, Tri. 2016. Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan
• Thomas, Alexander. 2019. Communicate, Care, Cure : A Guide to Healthcare Communication (Third
Edition). New Delhi : Wolters Kluwer
• Liliweri,Aro.2017.Komunikasi Antarpersonal.,-Jakarta:Prenamedia.
• Rukmana, E.S. 2017. PERAN KOMUNIKASI ASERTIF KONSELOR DALAM PROSES LAYANAN
KONSELING UNTUK MEMBANTU MENYELESAIKAN PERMASALAHAN KONSELING. Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga
• Gunadi, G. 2012. Management Miracle Series Accepted Leader. Jakarta. Elex Media Komputindo
• Alberti, R & Emmons, M. 2002. Your perfect right. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

19

Anda mungkin juga menyukai