Anda di halaman 1dari 20

Sindrom

Lobus
Parietalis
Andi Muh. Rizaldy Alamsyah
M. Kafka Sahran Aswar
C014201003
C014201004
Gita Putri Namirah Rusdi C014201006

Residen Pembimbing : Supervisor Pembimbing :


Dr. Yulinda Mustapa DR. dr. Audry Devisanty Wuysang,
M.Si, Sp.S(K)
PENDAHULUAN
● Lobus parietal memori, informasi sensorik.

● Kerusakan dan gangguan Lobus Parietal : Anomia, Alexia, Diskalkulia, serta


ketidakmampuan dalam koordinasi mata dan tangan.

Ropper AH, Samuels MA, Klein JP.2014. Adams and Victor’s Principles of Neurology Eleventh Edition. McGraw-Hill Education. P 470-476
DEFINISI

Sindrom Lobus Parietalis adalah


kumpulan tanda dan gejala yang
menunjukkan adanya gangguan di lobus
parietalis

Zukic S., Mrkonjic Z, et al.2012. Gerstmann’s Syndrome In Acute Stroke Patients. Acta International Medica. Vol 20 (4). p. 242-243
ANATOMI

Baehr, M., Frotscher, M. 2010. Duus’ Topical Diagnosis in Neurology. 4th ed. Thieme: New York. pp 350-53
Secara struktural, lobus parietalis terdiri dari :

● Korteks area sensorik primer (Area 3, 1 & 2) –meliputi gyrus postcentralis, Area ini
bertanggung jawab untuk persepsi nyeri dan suhu, sensasi somatik dan proprioseptif secara
sadar, terutama dari separuh tubuh dan wajah bagian kontralateral.

● Korteks area asosiasi somatosensorik (Area 5 dan 7) -menempati lobulus parietalis superior ,
menerima dan mengintegrasikan modalitas sensorik yang berlainan.

● Girus angularis dan supramarginalis (area 39 dan 40) -Gyrus supramarginalis disebut area
ideomotor

Baehr, M., Frotscher, M. 2010. Duus’ Topical Diagnosis in Neurology. 4th ed. Thieme: New York. pp 350-53
GEJALA KLINIS

1. Gangguan pada Unilateral Kanan atau Kiri

● Sindrom Kortikosensori dan hilangnya sensoris (hemianesthesia total dengan lesi yang
luas pada white matter)
● Hemiparesis ringan atau kesulitan bergerak, keterbatasan bergerak, hemiataxia
● Hemianopia homonim atau quadrantanopia inferior atau menurunnya kemampuan
visual
GEJALA KLINIS
2.Lesi unilateral dari lobus parietal dominan (kiri) (pada kebanyakan pasien tangan
kanan sebagian kiri )

● Gangguan bahasa
● Sindrom Gerstmann (disgrafia, diskalkulia, agnosia jari,ketidakmampuan
membedakan ekstremitas kanan atau kiri)
● Agnosia taktil
● Ideomotor bilateral dan apraksia ideasional
GEJALA KLINIS

3. Lesi unilateral Lobus Parietal Non Dominan (kanan)


● Gangguan visuospasial
● Kehilangan memori topografi
● Kebingungan
● Kecenderungan untuk menutup mata dan blepharospasm
GEJALA KLINIS

4. Lesi bilateral lobus parietal


Sindrom Balint: impersepsi visuospasial ,apraxia optik dan ataksia optik
DIAGN
OSIS
SINDROM LOBUS
PARIETALIS
TES AGNOSIA
Agnosia visual :
Tunjukkan pasien beberapa item yang sudah dikenali seperti kunci, pena, dan buku
lalu minta pasien untuk menyebutkan namanya.
Bedakan afasia dan Agnosia visual

Prosopagnosia :
Tunjukkan foto pasien orang terkenal, anggota keluarga, dan diri mereka sendiri.

50% jawaban salah dari rangsangan yang diuji akan didiagnosis agnosia.

Kumar A, Wroten M. Agnosia. [Updated 2020 Jul 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-.
TES OPTIK ATAXIA
(BALLINT SINDROM)

Pasien dengan ataksia optik, jika terjadi kegagalan jangkauan pada saat
diminta untuk menyentuh objek.

Andersen, R. A., Andersen, K. N., Hwang, E. J., & Hauschild, M. (2014). Optic ataxia: from Balint's syndrome to the parietal reach region.  Neuron, 81(5),
967–983.
TES AGRAFIA

● Pasien diminta menuliskan namanya tanpa mengucapkan terlebih dahulu


● Pasien diminta melihat jam tangan lalu menunjuk angka “TUJUH”, setelah membacanya pasien diminta
menuliskan kembali angka tersebut

Vandenborre, D., van Dun, K., Engelborghs, S., & Mariën, P. (2015). Apraxic agraphia following thalamic damage: Three new cases.
Brain and Language, 150, 153–165. 
TES AKALKULIA

● Pasien diberi kartu yang bertuliskan persamaan sederhana “100-7”


● Lalu pasien diminta untuk menulis dan menghitungnya
● Kemudian pasien diminta untuk menghitung perkalian dalam fikiran
tanpa menulis atau melihatnya.

Altabakhi IW, Liang JW. Gerstmann Syndrome. [Updated 2020 Sep 5]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020
DISORIENTASI KANAN
DAN KIRI

● Pemeriksa memberikan pasien kartu dengan instruksi tertulis seperti


“letakkan tangan kiri ke telinga kanan”
● Pasien diminta untuk membacanya dengan keras,dan melakukan instruksi
tersebut.

Altabakhi IW, Liang JW. Gerstmann Syndrome. [Updated 2020 Sep 5]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 J
TES FINGER AGNOSIA

● Pemeriksa menutup mata pasien dan memintanya untuk meregangkan jari,


kemudian pemeriksa menyentuh jari pasien dengan ringan
● Pasien harus merespon dengan mengidentifikasi jari segera setelah
disentuh
● Pemeriksaan ini dilakukan terlebih dahulu dengan membuka mata untuk
menghilangkan kesalahpahaman atau kurangnya kewaspadaan
Jika terjadi kesalahan sebanyak 20% pasien dapat didiagnosa Finger Agnosia

Altabakhi IW, Liang JW. Gerstmann Syndrome. [Updated 2020 Sep 5]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 J
TATALAKSANA

● Mencari dan mengatasi penyebab

● Pemberian tatalaksana untuk meminimalkan kerusakan dan menghindari

komplikasi

•Ropper AH, Samuels MA, Klein JP.2014. Adams and Victor’s Principles of Neurology Eleventh Edition. McGraw-Hill Education. P 470-476
DAFTAR PUSTAKA
1. Kirmann MN, Garg MK, Sharma P. 2016. Parietal & Occipital Lobe Syndrome : Neuropsychological Approach. The
international Journal of Indian Psychology. Vol: 3(2); 8.p 138-144
2. Mardjono M, Sidharta P. 2012. Neurologis Klinis Dasar. Dian Rakyat: Jakarta. P 204,400
3. Zukic S., Mrkonjic Z, et al.2012. Gerstmann’s Syndrome In Acute Stroke Patients. Acta International Medica. Vol 20
(4). p. 242-243
4. Ropper AH, Samuels MA, Klein JP.2014. Adams and Victor’s Principles of Neurology Eleventh Edition. McGraw-Hill
Education. P 470-476
5. Clark, David. Nash N. Boutros dan Mario F Mendez. 2010. The Brain and Behavior an Intraduction to Behavioral
Neuroanatomy. Third Edition. P40-50
6. Baehr M, Frotscher M. 2010. Diagnosis Topik Neurologi DUUS : Anatomi, Fisiologi, tanda, gejala. EGC: Jakarta. p
330(52)
7. Li, K., & Malhotra, P. A. (2015). Spatial neglect. Practical neurology, 15(5), 333–339.
https://doi.org/10.1136/practneurol-2015-001115
8. Goldenberg, G. (2014). Challenging traditions in apraxia. Brain, 137(7), 1858–1859. doi:10.1093/brain/awu122 
9. Virendra C. Patil, Akshay R. Kulkarni. Gerstmann's Syndrome: a rare clinical condition with a tetrad of symptoms.
International Journal of Contemporary Medicine Surgery and Radiology. 2019;4(2):B173- B175.
10. Amalnath, Sd., Kumar, S., Deepanjali, S., & Dutta, T. (2014). Balint syndrome. Annals of Indian Academy of
Neurology, 17(1), 10. doi:10.4103/0972-2327.128526
11. Andersen, R. A., Andersen, K. N., Hwang, E. J., & Hauschild, M. (2014). Optic ataxia: from Balint's syndrome
to the parietal reach region. Neuron, 81(5), 967–983. https://doi.org/10.1016/j.neuron.2014.02.025
12. Neitzel, J., Ortner, M., Haupt, M., Redel, P., Grimmer, T., Yakushev, I., … Finke, K. (2016). Neuro-cognitive
mechanisms of simultanagnosia in patients with posterior cortical atrophy. Brain, 139(12), 3267–
13. Baugh, L. A., Desanghere, L., & Marotta, J. J. (2017). Agnosia: Reference Module in Neuroscience and
Biobehavioral Psychology. doi:10.1016/b978-0-12-809324-5.00253-4 
14. Vandenborre, D., van Dun, K., Engelborghs, S., & Mariën, P. (2015). Apraxic agraphia following thalamic
damage: Three new cases. Brain and Language, 150, 153–165. doi:10.1016/j.bandl.2015.05.011 
15. Altabakhi IW, Liang JW. Gerstmann Syndrome. [Updated 2020 Sep 5]. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-.
16. Kumar A, Wroten M. Agnosia. [Updated 2020 Jul 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2020 Jan-.
17. Dalrymple KA, Barton JJ, Kingstone A. 2013. A world unglued: simultanagnosia as a spatial restriction of
attention. Front Hum Neurosci 7:145.
18. Ptak R. 2012. The Frontoparietal Attention Network of The Human Brain: Action, Saliency, and a Priority
Map of The Environment. Neuroscientist 18:502-515
19. Baehr, M., Frotscher, M. 2010. Duus’ Topical Diagnosis in Neurology. 4th ed. Thieme: New York. pp 350-53
TERIMAKASIH!

Anda mungkin juga menyukai