Anda di halaman 1dari 43

Ns. Andi Parellangi, S.Kep., M.Kep., M.

H
andiparel@ymail.com
(HP : 085246947844)
TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti materi ini, peserta


latih mampu memahami Pemerintahan
baik & bersih ( Clean & Good Governance)
TUJUAN KHUSUS

1. Menjelaskan pengertian kepemerintahan yang baik dan bersih.


2. Menjelaskan dan menguraikan prinsip-prinsip kepemerintahan
yang baik dan bersih
3. Menjelaskan Reformasi Birokrasi
4. Menjelaskan Program kemenkes dalam upaya pencegahan korupsi
5. Menjelaskan sisitem Pengendalian Internal Pemerintah
6. Menjelaskan Pembangunan Zona Integritas
POKOK BAHASAN
psi KEPEMERINTAHAN YG BAIK
nse KEPEMERINTAHAN YG BAIK
Ko ((Good Governance )
Good Governance)

Proses pengambilan keputusan di


berbagai level pemerintahan & Proses
bagaimana keputusan tersebut
dilaksanakan atau tidak dilaksanakan
Karakteristik Good Governance
menurut United Nations Development Program (UNDP) :

1. Partisipasi (Participation)
Syarat utama warga negara dalam berpartisipasi :
a. ada rasa kesukarelaan dan tanpa paksaaan;
b. ada keterlibatan secara emosional;
c. memperoleh manfaat, secara langsung dan tidak
langsung dari keterlibatannya.

2. Penegakan Hukum (Rule of Law);


Membangun sistem hukum yang sehat, baik perangkat
lunaknya (software),perangkat keras (hardware)
maupun
sumber daya manusianya (humanware)

3. Transparansi (Transparancy);
Keterbukaan mencakup semua aspek aktivitas yang
menyangkut kepentingan publik, mulai dari proses
pengambilan keputusan, penggunaan dana publik sampai
pada tahapan evaluasi.
4. Daya Tanggap (Responsiveness);
Sektor publik selama ini dianggap tertutup,arogan dan
berorientasi pada kekuasaan.Untuk mengetahui kepuasan
masyarakat sebagai konsumen, perlu dilakukan survey
secara periodik. Lihat Kep. Menpan No. 25. M.Pan
/2004 tentang Indeks Kepuasan Konsumen (IKM)

5. Berorientasi pada konsensus (Consensus Orientation);


Aktivitas politik berisi dua hal pokok yaitu konflik dan
konsensus. Dalam pengambilan keputusan lebih
menitikberatkan konsensus. Musyawarah merupakan
proses, sedangkan mufakat merupakan hasil.

6. Keadilan/kesetaraan (Equity)
Setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama
untuk memperoleh kesejahteraan, walaupun kemampuan
individu berlainan namun sektor publik harus berperan
agar kesejahteraan dan keadilan seiring sejalan.
7. Keefektifan dan Efisiensi (Effectiveness &
Efficiency);
Perlunya kompetisi untuk menciptakan keefektifan dan
efisiensi pada sektor publik.

8. Akuntabilitas (Accountability)
Pertanggungjawaban setiap aktivitas
menyeluruh
kepada publik/masyarakat luas, disamping kepada
atasan. Akuntabilitas meliputi :
a. Akuntabilitas organisasional/administratif
b. Akuntabilitas legal
c. Akuntabilitas politik
d. Akuntabilitas profesional
e. Akuntabilitas moral

9. Visi Strategis (Strategic Vision)


Perlunya visi jangka pendek (short-term vision)
dan
visi jangka panjang (long-term vision).
PRINSIP-PRINSIP KEPEMERINTAHAN YG BAIK

MENURUT PP 101 TH 2000 :


1. PROFESIONALITAS.
2. AKUNTABILITAS
3. TRANSPARANSI
4. PELAYANAN PRIMA
5. DEMOKRASI
6. EFISIENSI.
7. EFEKTIFITAS
8. SUPREMASI HUKUM DAN DAPAT DITERIMA
OLEH SELURUH MASYARAKAT.
TOPIK DISKUSI (10 MENIT)

REFORMASI SPIP ZONA


BIROKRASI INTEGRITAS
KLPK KIRI KLPK TENGAH KLPK KANAN

11
Reformasi Birokrasi

12
Reformasi merupakan proses upaya
sistimatis, terpadu, dan konprehensif,
ditujuan untuk merealisasikan tata
pemerintahan yang baik

Birokrasi adalah suatu organisasi formal


yang diselenggarkan berdasarkan aturan,
bagian, unsur, yang terdiri dari pakar yang
terlatih

13
Reformasi Birokrasi pada dasarnya adalah
proses menata-ulang, mengubah,
memperbaiki, dan menyempurnakan
birokrasi agar menjadi lebih baik (profesional,
bersih, efisien, efektif, dan produktif).

(Sumber: Roadmap RB Kemenkes)

14
Reformasi Birokrasi berarti :

Perubahan cara berfikir (Polapikir, pola sikap & Pola Tindak)

Perubahan Penguasa menjadi pelyan

Mendahulukan peranan dari wewenang

Tidak berpikir hasil produksi tetapi hasil akhir

Perubahan manajemen kerja

Mewujudkan pemerintah yg baik, bersih, tranparan, &


profesional, bebas Korupsi, Kolusi, & Nepotisme (KKN) melalui
penataan kelembagaan, ketatalaksanaan,sumber daya
manusia, akuntabilitas kinerja yg berkualitas, efisien, efektif
dan kondusif, serta pelayanan yg Prima (konsisten &
transparan)
Terwujudnya pemerintah yg amanah
atau tata Pemerintah yg baik

16
M I S I Reformasi Birokrasi
Membentuk/ menyempurnakan peraturan
1 perundang-undangan dalam rangka mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang baik.

Melakukan penataan dan penguatan organisasi,


2 tatalaksana, manajemen sumber daya manusia
aparatur, pengawasan, akuntabilitas, kualitas
pelayanan publik, mind set dan culture set.

3 Mengembangkan mekanisme kontrol yang efektif.

4 Mengelola sengketa administratif secara efektif dan


efisien.
17
Tujuan Reformasi Birokrasi

18
Sasaran Reformasi Birokrasi

Terwujudnya birokrasi profesional, netral &


sejahtera, mapu menempatkan diri sebagai abdi
negara & abdi masyarakat guna mewujudkan
pelayanan masyarakat yang lebih baik

Terwujudnya kelembagaan pemerintahan yg


proporsional, fleksibel, efektif, efisien di lingkungan
pemerintahan pusat dan daerah.

Terwujudnya ketatalaksanaan (pelayanan publik)


yang lebih cepat tidak berbelit, mudah, dan sesuai
kebutuhan masyarakat.
Faktor Sukses Reformasi Birokrasi
Masih kentalnya budaya paternalistik dlm
penyelenggra pemerintah Indonesia

Kemauan & keikhlasan penyelenggara pemerintahan


2. Kemauan diri sendiri (birokrasi) utk meroformasi diri sendiri

Ada persamaan persepsi terhadap pelaksanaan


reformasi birokrasi terutama dari birokrat sendiri, shg
tdk terjadi perbedaan pendapat yg menghambat
reformasi

SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten,


capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera

20
Strategi Nasional (Stranas) Pencegahan &
Pemberantasan Korupsi
Perpres N0.55 Tahun 2012
6 (enam) Strategi
Melaksanakan upaya-upaya pencegahan
Melaksanakan langkah-langkah strategis dibidang
penegakan hukum
Melaksanakan upaya-upaya harmonisasi penyusunan
peraturan perundang undangan di bidang pemberantasan
korupsi & sektor terkait lainnya
Melaksanakan kerjasama internasional & penyelamatan
asset hasil Tipikor
Meningkatkan upaya pendidikan & Budaya anti korupsi

Meningkatkan koordinasi dlm rangka mekanisme


pelaporan pelaksanaan upaya pemberantasan korupsi
Upaya Percepatan RB Ling.Kemenkes
1. Disiplin kehadiran menggunakan absen pringer print
2. Mengisi Sasaran Kinerja pegawai (SKP)
3. Pelayanan Prima
4. Penanda tanganan fakta integritas bagi setiap pelantikan
pejabat di Kemenkes
5. Terlaksananya strategi komunikasi PBAK
6. Sosilaisasi ttg larangan melakukan gratifikasi
7. Pemberlakukan sistem LPSE
8. Layanan publik berbasis teknologi informasi
9. Pelaksanaan LHKP
10. Membentuk unit Pengendalian Gratifikasi
11. Tampa korupsi, korupsi merampas hak masyarakat utk
sehat, hari gini masih terima suap, dll
AT HOME …………

PERLU UPAYA
AT PLANE ……

Aktifitas Pengendalian Infokom

Penilaian Risiko
Lingk. Pengendalian
Monev
BAYANGKAN ..!!! (JIKA TANPA PENGENDALIAN)
BAYANGKAN ..!!! (JIKA TANPA PENGENDALIAN)
Menurut PP 60/2008, Bab I Pasal 1;
SPI adalah proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus
oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui :
1.Kegiatan yang efektif dan efisien
2.Keandalan pelaporan keuangan
3.Pengamanan aset negara, dan
4.Ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan.
29
Unsur SPIP
kondisi dalam instansi pemerintah yang mempengaruhi
efektivitas pengendalian intern

kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang


2. Penilaian Risiko mengancam pencapaian tujuan dan sasaran instansi
pemerintah

tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko serta


penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur
untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah
dilaksanakan secara efektif
proses pengolahan data yang telah diolah dan dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan serta
tersampaikan informasi harus dicatat dan dilaporkan
kepada pimpinan instansi pemerintah dan pihak lain yang
ditentukan
pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja baik
5. Pemantauan pengendalian Intern secara kualitatif dan kuantitatif dari waktu ke waktu dan
memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu
lainnya dapat segera ditindaklanjuti 30
PENGERTIAN UMUM
Pada pedoman ini, yang dimaksud dengan :

1).Zona Integritas (ZI) adalah sebutan atau predikat yang


diberikan kepada K/L dan Pemda yang pimpinan dan
jajarannya mempunyai niat (komitmen) untuk mewujudkan
WBK dan WBBM melalui upaya pencegahan korupsi,
reformasi birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan
publik;
2).Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah sebutan
atau predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang
memenuhi syarat indikator hasil WBK dan memperoleh
hasil penilaian indikator proses di atas 75 pada ZI yang
telah memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
dari BPK atas laporan keuangannya;
PENGERTIAN UMUM (Lanjutan)....
3) Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM)
adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada
suatu unit kerja yang memenuhi syarat indikator
hasil WBBM dan memperoleh hasil penilaian
indikator proses di atas 75 pada ZI yang telah
memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
dari BPK atas laporan keuangannya;

4) Unit Kerja adalah Unit/Satuan Kerja di lingkungan K/L


dan Pemda serendah-rendahnya Eselon III yang
menyelenggarakan fungsi pelayanan kepada
masyarakat;
PETA ZI, WBK, WBBM

ZONA INTEGRITAS
(K/L/PEMDA)

WBK

(UNIT KERJA/SATUAN KERJA)

WBBM
PAKTA INTEGRITAS DAN PENYELENGGARAAN NEGARA
YANG BERSIH DAN BEBAS DARI KKN

Di masa depan nanti, Pakta Integritas


akan menjadi best practices di semua lini
pembangunan. Pemerintahan Indonesia
masa depan, Insya Allah, akan makin
bersih dari semua wujud tindak pidana
KKN (Presiden RI, 14/08/2009)

Pelaksanaan
Instruksi Presiden Pulau
Pakta Integritas/
Integritas Nomor 5 Tahun 2004
Bebas Dari
dan Korupsi
Nomor 17 Tahun 2011
PERMEN PAN
60/2012

K/L dan Pemda


AMANAT :
Melakukan Tahapan 1.INPRES 5/2004
2.INPRES 17/2011

PENANDATANGANAN DOKUMEN :
1 PERMEN PAN
49/2011

PENCANANGAN DAN PEMBANGUNAN : AMANAT :

2
INPRES 17/2011

PENETAPAN UNIT KERJA BERINTEGRITAS MENUJU :


3
KETENTUAN DALAM PELAKSANAAN PENILAIAN OLEH TPI/TPN

1. Penilaian dilakukan secara Independen dalam arti tidak


dipengaruhi oleh pihak manapun;
2. Komunikasi dengan pihak yang dinilai hanya dapat dilakukan
untuk mengklarifikasi atau melengkapi data/informasi yang
diperlukan dalam rangka penilaian;
3. Tidak diperkenankan adanya komunikasi dalam bentuk apapun
antara Tim Penilai Internal/Tim Penilai Nasional dengan pihak yang
dinilai yang secara langsung maupun tidak langsung mengarah
kepada informasi tentang nilai yang akan diperoleh;
4. Pihak yang dinilai tidak dipungut biaya apapun;
5. Keputusan/hasil Tim Penilai Nasional bersifat mutlak; dan
6. Keputusan/hasil Tim Penilai Nasional disampaikan kepada Menteri
PAN dan RB dalam bentuk laporan Hasil Evaluasi dari Koordinator
Tim Penilai Nasional.
TIM PEMANTAU INDEPENDEN

1. Dipimpin oleh Deputi Bidang Pengawasan dan Akuntabilitas


Aparatur.
2. Tugas Tim Pemantau Independen adalah melakukan pemantauan
secara proaktif ke unit kerja berpredikat WBK/WBBM atau
berdasarkan laporan-laporan dari masyarakat maupun Forum
Pemantau Independen pada tingkat K/L dan Pemda.
3. Tim Pemantau Independen dapat mengajukan rekomendasi
pencabutan/perubahan status WBK/WBBM, jika ternyata syarat-
syarat indikator mutlak dan indikator operasional tidak dapat
dipertahankan.
Kementerian PAN DAN RB
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR

INDIKATOR HASIL DAN INDIKATOR PROSES


PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
MENUJU WBK DAN WBBM
INDIKATOR HASIL WBK/WBBM

 Dalam 2 tahun terakhir


 Berdasarkan penilaian APIP & BPK

 Pengaduan yg telah >60 hari

*) Penerapan menunggu persetujuan dari KPK


**) Khusus masalah maladministrasi yang menjadi tanggung jawab pimpinan unit kerja
PEMENUHAN INDIKATOR PROSES ZI MENUJU WBK/WBBM
NO UNSUR INDIKATOR PROSES BOBOT (%)
1 Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas 5
2 Pemenuhan Kewajiban LHKPN 6
3 Pemenuhan Akuntabilitas kinerja 6
4 Pemenuhan Kewajiban Laporan keuangan 5
5 Penerapan Kebijakan Disiplin PNS *) 5
6 Penerapan Kode Etik Khusus 4
7 Penerapan Kebijakan Pelayanan Publik *) 6
8 Penerapan whistle blower system Tindak Pidana Korupsi 6
9 Pengendalian gratifikasi 6
10 Penanganan benturan kepentingan (conflict of interest) 6
11 Kegiatan Pendidikan/ Pembinaan & Promosi Anti Korupsi 6
12 Pelaksanaan saran perbaikan yg diberikan o/ BPK/KPK/APIP 5
13 Kebijakan pembinaan purna tugas *) 4
14 Pelaporan transaksi keuangan yang tidak wajar oleh PPATK 6
15 Promosi jabatan secara terbuka *) 3
16 Rekruitment secara terbuka 3
17 Mekanisme pengaduan masyarakat 6
18 E-Procurement 6
19 Pengukuran kinerja individu *) 3
20 Keterbukaan informasi publik 3
100 %
 Good and Clean Governance merupakan suatu
keharusan.
 Pemerintah lebih bertindak sebagai katalis yang
menjalankan fungsi mengarahkan daripada melaksa
nakan sendiri berbagai tugas pelayanan umum.
 Wujud Clean & Good Governance adalah
penyelenggaraan pemerintah negara yang solid dan
bertanggung jawab, serta efisiensi dan efektif,
dengan menjaga kesinergisan interaksi yang
konstruktif diantara domain negara, sektor swasta
dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai