Anda di halaman 1dari 14

PERKEMBANGAN

ANAK SESUAI
DENVER
KELOMPOK 5
Amellya Ratusafira Rumra (190612642949)
Syafri Hidayanto Putra (190612642924)
Wildatun Nabilah (190612642816)
Table of Contents

01 02 03
DEFINISI Identifikasi
Keterlambatan Masalah Kesehatan
DDST & Denver II
Denver Developmental Tumbuh Kembang Anak
Screening Test Stunting
pada Anak
DDST(Denver Developmental
Screening Test)
● Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah sebuah alat klinis yang mudah digunakan untuk
identifikasi dini bayi dengan keterlambatan perkembangan (Pawar, 2017).Tes ini lebih mengarah kepada
perbandingan kemampuan atau perkembangan anak dengan kemampuan anak lain yang seumurannya.

● Tes ini mudah dan cepat karena hanya membutuhkan waktu 15-20 menit, tetapi dapat diandalkan dan
menunjukkan validitas yang tinggi. DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85-100 persen
bayi dan anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan.
DENVER II
● Dalam perkembangannya DDST mengalami beberapa revisi, hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan
Denver II (Sulistyawati, 2014).

● Denver II adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah
tes diagnostik atau tes IQ.

● Tes Denver II merupakan salah satu tes psikomotorik yang sering digunakan di rumah sakit maupun
klinik bagian tumbuh kembang anak(Susilaningrum, Nursalam, & Utami, 2013).

● Tes Denver II ini terdiri dari 125 item tes yang relevan dengan usia terkait dengan perkembangan global,
dan memiliki empat domain perkembangan: personal sosial (bergaul dengan orang-orang dan merawat
kebutuhan pribadi), motorik halus/adaptif (koordinasi mata, manipulasi benda-benda kecil dan
pemecahan masalah), motorik kasar (duduk, berjalan, melompat dan gerakan otot besar secara
keseluruhan) dan bahasa (mendengar, memahami, dan menggunakan bahasa).
Identifikasi Keterlambatan
Tumbuh Kembang Pada Anak
• Definisi Tumbuh Kembang pada Anak
Definisi perkembangan atau pertumbuhan
pada anak adalah bertambahnya kemampuan
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dengan pola yang teratur sebagai
hasil dari proses pematangan. Hal tersebut
berkaitan dengan adanya proses diferensiasi • Keterlambatan Tumbuh Kembang
dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ Tumbuh kembang dikatakan terlambat jika
dan sistem organ yang berkembang seorang anak tidak
sedemikian rupa sehingga masing-masing mencapai tahap pertumbuhan dan
dapat memenuhi fungsinya. Selian itu perkembangan yang diharapkan pada umur
perkembangan juga meliputi emosi, intelektual yang semestinya, dengan ketertinggalan
dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dalam populasi yang normal (Sacker, 2011).
dengan lingkungannya.
• Faktor penentu kualitas tumbuh kembang
anak
- Potensi genetik-heredo konstituinal/ faktor-faktor
bawaan sejak lahir (intrinsik)
- Peran lingkungan (ekstrinsik).

• Faktor Penyebab keterlambatan tumbuh


kembang anak
Gangguan tumbuh kembang terjadi bila ada
faktor genetik dan atau karena faktor lingkungan
yang tidak mampu mencukupi kebutuhan dasar
tumbuh kembang anak .Peran lingkungan sangat
penting untuk mencukupi kebutuhan dasar
tumbuhkembang anak yaitu kebutuhan bio-
psikosial terdiri dari kebutuhan biomedis/’asuh’
(nutrisi, imunisasi,higiene, pengobatan, pakaian,
tempat tinggal,sanitasi lingkungan dan lain-lain)
dan kebutuhanpsikososial/asih dan asah (kasih
sayang, peng-hargaan, komunikasi, stimulasi
bicara, gerak, sosial,moral, intelegensi dan lain-
lain).
• Contoh Penyebab keterlambatan tumbuh kembang anak
 Pertumbuhan
Gangguan pertumbuhan dapat diakibatkan oleh penyebab primer dan
sekunder.
- Penyebab primer antara lain kelainan pertumbuhan tulang (osteo-
kondroplasia, osteogenesis imperfekta), kelainan kromosom (sindrom Turner,
Down, dll ), kelainan metabolik (mukopolisakaridosis, muko- lipidosis), dan
faktor keturunan (genetik, familial). Umumnya gangguan pertumbuhan akibat
penyebab ini sulit diperbaiki.
- Penyebab sekunder antara lain retardasi per- tumbuhan intra uterin, malnutrisi
kronik, penyakit-penyakit kronik (infeksi, kelainan jantung, paru, saluran cerna,
hati, ginjal, darah dan lain-lain), kelainan endokrin (defisiensi GH, IGF- 1,
hipotiroidisme, kelebihan glukokortikoid, diabetes melitus, diabetes insipidus,
rickets hipo- postamemia) dan kelainan psikososial (sindrom deprivasi
emosional).
 Perkembangan
Penyebab keterlambatan perkembangan umum yang terbanyak adalah kelainan
kromosom dan malformasi otak, tetapi banyak juga penyebab lainnya. Contohnya :
1. Kepala
ukuran, bentuk dan simetri kepala. Mikrosefali (lingkar kepala lebih kecil dari persentil
3) mempunyai korelasi kuat dengan gangguan per- kembangan kognitif, sedangkan
mikrosefali progresif berkaitan dengan degenerasi SSP(sistem saraf pusat). Makrosefali
(lingkar kepala lebih besar dari persentil 97) dapat disebabkan oleh hidrosefalus,
neurofibromatosis dan lain-lain.

2. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu
penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot atau penyakit
neuromuskular. Anak dengan serebral palsi dapat mengalami keterbatasan
perkembangan motorik. Kelainan sumsum tulang belakang seperti spina bifida juga
dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik. Penyakit neuromuscular
sepeti muscular distrofi memperlihatkan keterlambatan dalam kemampuan berjalan.
Namun, tidak selamanya gangguan perkembangan motorik selalu didasari adanya
penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mempengaruhi
keterlambatan dalam perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan
untuk belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami
keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik.
3. Perkembangan Bahasa
Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan berbagai faktor,
yaitu adanya faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensia rendah,
kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang terlambat, dan faktor
keluarga. Selain itu, gangguan bicara juga dapat disebabkan karena adanya
kelainan fisik seperti bibir sumbing dan serebral palsi. Gagap juga termasuk salah
satu gangguan perkembangan bahasa yang dapat disebabkan karena adanya
tekanan dari orang tua agar anak bicara jelas (Soetjingsih, 2003).

4. Emosi dan PerilakuSelama tahap perkembangan, anak juga dapat mengalami


berbagai gangguan yang terkait dengan psikiatri. Kecemasan adalah salah satu
gangguan yang muncul pada anak dan memerlukan suatu intervensi khusus
apabila mempengaruh interaksi sosial dan perkembangan anak. Contoh
kecemasan yang dapat dialami anak adalah fobia sekolah, kecemasan berpisah,
fobia sosial, dan kecemasan setelah mengalami trauma. Gangguan
perkembangan pervasif pada anak meliputi autisme serta gangguan perilaku dan
interaksi sosial.
MASALAH KESEHATAN
ANAK : STUNTING
Definisi STUNTING
• Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang
disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu
cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan gizi.

• Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan


dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.
Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka
kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya
mudah sakit dan memiliki postur tubuh tak maksimal
saat dewasa.

• Stunting diukur sebagai status gizi dengan


memperhatikan tinggi atau panjang badan, umur, dan
jenis kelamin balita.
Pencegahan STUNTING
• Pencegahan stunting dapat dilakukanantara lain dengan cara:
1. Pemenuhankebutuhan zat gizi bagi ibu hamil. Ibu hamil harus mendapatkan makanan
yang cukup gizi, suplementasi zat gizi (tablet zat besiatau Fe), dan terpantau
kesehatannya. Namun, kepatuhan ibu hamiluntuk meminum tablet tambah darah hanya
33%. Padahal mereka harus minimal mengkonsumsi 90 tablet selama kehamilan.

2. ASI eksklusif sampai umur 6 bulan dan setelah umur 6 bulan diberi makanan pendamping
ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya.

3. Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya yang sangat strategi


suntuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan.

4. Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Soedjatmiko, S. (2016). Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita. Sari Pediatri, 3(3), 175.
https://doi.org/10.14238/sp3.3.2001.175-88

Nur Chamidah, A. (2009). DETEKSI DINI GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


ANAK Atien Nur Chamidah. Jurnal Pendidikan Khusus, vol.1 no.3, 1–8.

Febrianti, Dwi Apriani, T. (2020). ANALISIS PERBANDINGAN HASIL SCREENING DETEKSI


TUMBUH KEMBANG. 7, 34–38.

Latubessy, A., & Wijayanti, E. (2018). Model Ddst(Denver Development Screening Test) Untuk
Monitoring Perkembangan Anak Berbasis Expert System. Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro
Dan Ilmu Komputer, 9(1), 205–210. https://doi.org/10.24176/simet.v9i1.1763
 
Agung, A. (2018). sistem pengamatan tumbuh kembang anak dengan metode denver II berbasis
WEB.
 
Boucot, A., & Poinar Jr., G. (2010). Stunting. Fossil Behavior Compendium, 5, 243–243.
https://doi.org/10.1201/9781439810590-c34
SEKIAN DARI
KELOMPOK KAMI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai