Anda di halaman 1dari 13

TUGAS SEJARAH TENTANG KERAJAAN SRIWIJAYA

NAMA KELOMPOK : 1. CITRA IRMAWATI (13)


2. NADYA .K.U. (22)
3. ALYA HANA (05)
Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap. Kerajaan
Sriwijaya atau biasa disebut Sriwijaya adalah salah satu
kerajaan maritim yang kuat di wilayah pulau Sumatera
dan memberi pengaruh banyak di Nusantara dengan
daerah kekuasaan membentang dari Thailand, Kamboja,
Semenanjung Malaya, Jawa, Sumatera, Kalimantan,
dan Sulawesi. Didalam bahasa Sansekerta, sri artinya
“bercahaya” dan wijaya artinya “kemenangan”.
 Tidak ditemukan catatan lebih lanjut mengenai Kerajaan Sriwijaya dalam sejarah
Indonesia; masa lalunya yang sudah terlupakan dibentuk kembali oleh sarjana
asing. Tidak ada orang Indonesia terkini yang mendengar mengenai sejarah
Kerajaan Sriwijaya sampai tahun 1920-an, ketika sarjana Perancis George Cœdès
menyebarkan enemuannya dalam koran berbahasa Belanda dan Indonesia.

 Coedès menyatakan bahwa referensi Tiongkok dalam “San-fo-ts’i”, sebelumnya


dibaca “Sribhoja”, dan beberapa prasasti dalam Melayu Kuno bersumber pada
kekaisaran yang sama.

 Kerajaan Sriwijaya menjadi icon kebesaran Sumatera awal, dan kerajaan besar
Nusantara di Jawa Timur selain Majapahit. Pada abad ke-20, kedua kerajaan
tersebut menjadi rujukan oleh kaum nasionalis untuk menunjukkan bahwasanya
Indonesia adalah satu kesatuan negara sebelelum kolonialisme Belanda.

 Tertulis berbagai macam nama Sriwijaya. Orang Tionghoa menyebutnya San-fo-


ts’i Shih-li-fo-shih atau atau San Fo Qi. Dalam bahasa Pali dan Sansekerta,
kerajaan Sriwijaya disebut Javadeh dan Yavadesh. Khmer menyebutnya malayu
dan bangsa Arab menyebutnya Zabaj.
Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan Sriwijaya ini berawal dari
abad ke-7, I Tsing, seorang pendeta Tiongkok, menuliskan bahwa ia
tinggal selama 6 bulan saat mengunjungi Sriwijaya tahun 671. Prasasti
sejarah yang paling tua mengenai Kerajaan Sriwijaya juga berada pada
abad ke-7, di Palembang yaitu prasasti Kedukan Bukit, pada tahun 682.

Dikarenakan terjadi beberapa peperangan diantaranya serangan dari raja


Dharmawangsa Teguh di tahun 990 dari Jawa menjadikan pengaruh
Kerajaan Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai berkurang, dan
serangan Rajendra Chola I dari Koromandel di tahun 1025, selanjutnya
di tahun 1183 Sriwijaya dibawah kendali kekuasaan kerajaan
Dharmasraya.

SetelahSriwijaya runtuh, kerajaan ini terlupakan dan eksistensinya baru


diketahui secara resmi tahun 1918 oleh sejarawan George Cœdès dari
Perancis.
JikaMalayu pada wilayah tersebut, ia cendrung pada pendapat
Moens, yang sebelumnya juga telah mengeluarkan pendapat
bahwa letak dari pusat kerajaan Sriwijaya berada pada wilayah
Candi Muara Takus provinsi Riau sekarang),

dengan perkiraan petunjuk arah perjalanan dalam catatan I


Tsing, serta hal ini juga dapat dikaitkan denganadanya berita
tentang pembangunan sebuah candi yang dipersembahkan oleh
raja Sriwijaya (Se li chu la wu ni fu ma tian hwa atau Sri
Cudamaniwarmadewa) tahun 1003 kepada kaisar Cina yang
diberi nama cheng tien wan shou (Candi Bungsu, sebagian dari
candi yang terletak di Muara Takus).

Namun yang pasti pada masa penaklukan oleh Rajendra Chola I,


berdasarkan prasasti Tanjore, Sriwijaya telah beribukotakan di
Kadaram (Kedah sekarang).
Pembentukan dan Pertumbuhan
Sriwijaya
Belum banyak bukti fisik mengenai Kerajaan Sriwijaya
yang bisa ditemukan. Kerajaan ini merupakan negara
maritim dan menjadi pusat perdagangan, namun
kerajaan ini tidak meluaskan kekuasaannya di luar
wilayah kepulauan Asia Tenggara, dengan pengecualian
berkontribusi untuk sebuah populasi Madagaskar sejauh
3.300 mil di wilayah barat.

Beberapa ahli masih berselisih kawasan yang menjadi


pusat pemerintahan Sriwijaya, selain itu bisa jadi
kerajaan ini biasa memindahkan pusat pemerintahannya,
namun kawasan yang menjadi ibukota masih tetap
diperintah secara langsung oleh penguasa, sedangkan
daerah pendukungnya dipimpin oleh datu setempat.
Berdasarkan penelitian, ditemukan reruntuhan candi-
candi Sriwijaya di Kamboja dan Thailand. Pelabuhan
Cham di sebelah timur Indochina di abad ke-7, mulai
mengalihkan banyak pedagang dari Sriwijaya. Untuk
mencegah hal tersebut, Maharaja Dharmasetu melakukan
beberapa serangan ke kota-kota pantai di Indochina.

Kota Indrapura di wilayah tepi sungai Mekong, di awal


abad ke-8 berada di bawah kendali Kerajaan Sriwijaya.
Sriwijaya meneruskan dominasinya atas Kamboja,
sampai pendiri imperium Khmer, raja Khmer
Jayawarman II, di abad yang sama memutuskan
hubungan dengan Sriwijaya.
Di akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa, antara lain Holing
dan Tarumanegara berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Menurut
catatan, wangsa Sailendra pada masa ini pula bermigrasi ke Jawa
Tengah dan berkuasa disana. Di abad ini pula, di semenanjung
Melayu Langkasuka menjadi bagian kerajaan. Di masa berikutnya,
Trambralinga dan Pan Pan, yang terletak di sebelah utara
Langkasuka, juga berada di bawah pengaruh Kerajaan Sriwijaya.

 Setelah Dharmasetu, yang menjadi penerus kerajaan adalah


Samaratungga. Ia berkuasa pada tahun 792 sampai 835. Tidak
seperti Dharmasetu yang ekspansionis, Samaratungga tidak
melakukan ekspansi militer, tetapi lebih memilih perkuat
penguasaan Sriwijaya di Jawa. Selama masa kepemimpinannya,
Samaratungga membangun candi Borobudur di Jawa Tengah yang
selesai pembangunannya pada tahun 825.
Agama dan Budaya Kerajaan
Sriwijaya
Vanua dan Kadātuan ini merupakan suatu wilayah inti bagi
Kerajaan Sriwijaya. Menurut Casparis, samaryyāda
merupakan wilayah yang bersebrangan dengan vanua, yang
terhubung ke jalan khusus (samaryyāda-patha) yang dapat
dimaksudkan kawasan pedalaman. Sedangkan mandala
adalah suatu kawasan yang berdiri sendiri dari bhūmi yang
berada dalam kontrol kekuasaan kadātuan Sriwijaya.

Penguasa Sriwijaya disebut dengan Maharaja atau Dapunta


Hyang, dan dalam silsilah raja terdapat secara berurutan
yuvarāja (putra mahkota), pratiyuvarāja (putra mahkota
kedua) dan rājakumāra (pewaris berikutnya). Prasasti
Telaga Batu banyak menuturkan berbagai jabatan dalam
susunan pemerintahan kerajaan di masa Sriwijaya.
Masa Kerajaan Sriwijaya
Walaupun Sriwijaya cuma tersisa sedikit peninggalan arkeologi dan juga
terlupakan dari ingatan masyarakat pendukungnya, penemuan kembali
mengenai kemaharajaan bahari ini oleh Coedès di tahun 1920-an telah
memhidupkan kesadaran bahwa dalam bentuk persatuan politik raya
berbentuk kemaharajaan yang terdiri atas perpecahan kerajaan-kerajaan
bahari, dulu pernah tumbuh, bangkit, dan berjaya di masa lalu.

Di samping Majapahit, kaum nasionalis Indonesia juga memuliakan Sriwijaya


sebagai sumber yang dibanggakan dan bukti kejayaan pada masa lampau
Indonesia. kejayaan Sriwijaya telah menjadi suatu kebanggaan identitas
daerah dan nasional, khususnya bagi para penduduk kota Palembang, Provinsi
Sumatera Selatan.

Keluhuran Sriwijaya bagi penduduk Palembang, telah menjadi sebuah


inspirasi seni budaya, semisal lagu dan tarian tradisional Gending Sriwijaya.
Hal yang sama juga dialami oleh masyarakat selatan Thailand yang kembali
menciptakan tarian Sevichai (Sriwijaya) yang berdasarkan pada kemuliaan
seni budaya Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai