Anda di halaman 1dari 14

KONSEP BIMBINGAN UNTUK

SEKOLAH, PELATIHAN DAN


INDUSTRI

KAJIAN TEKNOLOGI DAN VOKASI


PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN – B
MUHAMMAD FAJAR 1802008
FADLURAHMAN
01 02
BIMBINGAN UNTUK BIMBINGAN UNTUK
SEKOLAH PELATIHAN

KONSEP
BIMBINGAN
03
BIMBINGAN UNTUK
INDUSTRI
MODEL BIMBINGAN

Bimbingan adalah suatu proses yang membantu peserta


didik agar dapat memahami bahwa tiap individu itu memiliki
kebebasan untuk menentukan dan mengembangkan dirinya
berdasarkan pada keunikan atau tiap-tiap potensi yang ada
pada dirinya tanpa menimbulkan adanya suatu masalah
dengan lingkungan disekitarnya, proses bimbingan ini bersifat
konstruktif untuk membangun, mengembangkan kepribadian
peserta didik
01
BIMBINGAN UNTUK
SEKOLAH
BIMBINGAN UNTUK SEKOLAH

● Bimbingan yang dilakukan dengan metode bimbingan, pendampingan,


dan pengawasan menunjukan hasil yang sangat baik untuk pembentukan
karakter peserta didik, pengetahuan tentang karir kerja peserta didik, dan
prestasi kerja praktik peserta didik
BIMBINGAN UNTUK SEKOLAH
Bimbingan untuk sekolah hendaknya mampu membantu peserta
didik
agar mampu :
• Mengembangkan kesadaran akan perlunya penerapan yang lebih
khusus dari tujuan karir

• Mengembangkan rencana yang lebih khusus guna menerapkan


tujuan karier

• Melaksanakan rencana-rencana untuk dapat memenuhi syarat


guna memasuki pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran
yang mendukung pekerjaan, latihan dalam jabatan, dan mengejar
latihan lebih lanjut di perguruan tinggi atau pendidikan setelah
sekolah lanjutan yang mengantarkan siswa pada kualifikasi untuk
suatu pekerjaan khusus
02 BIMBINGAN UNTUK
INDUSTRI
BIMBINGAN UNTUK INDUSTRI
Directive Counseling
Directive Counseling adalah proses mendengaran masalah
emosional individu membuat keputusan bersama tentang apa
yang harus dilakukan dan memberitahu serta memotivasi untuk
melakukan hal tersebut

Non- Directive Counseling


Non-Directive Counseling adalah proses mendengarkan karyawan
sepenuhnya dan mendorong untuk menjelaskan masalah
emosionalnya, memahami masalah tersebut dan menentukan
tindakan-tindakan yang akan diberikan, memfokuskan perhatian
pada karyawan
BIMBINGAN UNTUK INDUSTRI
Cooperative Counseling

Penggabungan dua model sebelumnya maka dalam prosesnya


Cooperative counseling dimulai dengan menggunakan teknik
mendengarkan non-directive counseling, tetapi ketika interview
berkembang, manajer memainkan peran yang lebih positif
daripada memainkan peran konselor non-directive, diskusi yang
saling menguntungkan tentang masalah emosional karyawan dan
usaha kerja sama untuk membangun kondisi yang memulihkan
karyawan
03 BIMBINGAN UNTUK
PELATIHAN
BIMBINGAN UNTUK PELATIHAN
MODEL INDUKTIF
Pendekatan yang digunakan dalam model induktif menekankan pada usaha
yang dilakukan dari pihak yang terdekat, langsung, dan bagian-bagian ke
arah pihak yang luas, dan menyeluruh, melalui pendekatan ini diusahakan
secara langsung pada kemampuan yang dimiliki pada setiap sasaran didik,
lalu membandingkannya dengan kemampuan yang diharapkan akan
dimiliki sesusai dengan tuntutan yang datang kepada dirinya

MODEL DEDUKTIF

Pendekatan pada model ini dilakukan secara umum, dengan


sasaran yang luas Apabila akan menetapkan kebutuhan pelatihan
unutuk peserta pelatihan yang memiliki karakteristik yang sama
maka pelaksaan identifikasinya dilakukan pengajuan
pertimbangan kepada semua peserta pelatihan
BIMBINGAN UNTUK PELATIHAN
MODEL KLASIK

Tujuan dari model klasik ini adalah untuk mendekatkan kemampuan


yang telah dimiliki dengan kemampuan yang akan dipelajari, sehingga
peserta pelatihan tidak akan memperoleh kesulitan dalam
mempelajari bahan belajar yang baru
Identifikasi kebutuhan belajar pelatihan dilakukan secara terbuka dan
langsung kepada peserta pelatihan yang sudah ada di kelas, Pelatih
mengidentifikasi kesenjangan di antara kemampuan yang telah
dimiliki peserta pelatihan dengan bahan belajar yang akan dipelajar
 
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai