Anda di halaman 1dari 17

Metode penelitian:

bahan penelitian
dan rancangan
perlakuan
Prof. Erry Purnomo
 Pendahuluan
 Bahan penelitian
 Rancangan perlakuan
 Rancangan percobaan
 Kesimpulan
4.1 Pendahuluan
 Hasil penelitian yang dapat dipercaya akan menjamin hasil penelitian akan mempunyai
potensi masuk ke jurnal ilmiah bereputasi, memiliki nilai inovasi dan bermanfaat bagi
masyarakat. Ada beberapa hal penting untuk mendapatkan data penelitian yang dapat
dipercaya, yaitu, pemilihan bahan penelitian, rancangan perlakuan dan percobaan, metode
dan analisis data.
 Berhubungan dengan metode, di bagian ini akan difokuskan pada pemilihan metode untuk
merancang prosedur untuk membuktikan hipotesis dari proposal peneltian. Ada beberapa
metode yang harus diperhatikan agar hipotesis proposal penelitian terjawab. Yaitu, pemelihan
bahan penelitian, merancang perlakuan, memilih rancangan percobaan, pengambilan sampel
dan memilih metode analisis data.
4.2 Rancangan bahan penelitian
Memilih bahan penelitian.
Sebagai contoh ada seorang mahasiswa S1 pertanian dengan minat penelitian ilmu tanah.
Adapun topik penelitiannya adalah ‘Respon Tanaman Jagung Terhadap Takaran Puouk SP36’.
Dalam penelitian ini diperlukan bahan-bahan antara lain: tanah, pupuk SP dan tanaman jagung.

Untuk tanah, penelitian memerlukan tanah yang kandungan hara P-nya rendah. Sehingga ,
diperlukan analisis kandungan P tersedia dalam tanah.
Kandungan P tersedia tanah dapat di analisis dapat menggunakan metode P-Bray1 untuk tanah
masam (≤ 6) atau metode Olsen untuk tanah basa (≥ 7).
 Resiko kalau tanah yang digunakan adalah yang mengandung P yang tinggi, maka
ada potensi pengaruh takaran SP36 yang diaplikasikan tidak berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.
 Ini akan berakibat hipotesis (jawaban sementara=ramalan strategi) penelitian gagal
dibuktikan. Strategi dalam memecahkan masalah gagal. Resikonya, pengguna tidak
percaya terhadap teknologi dari hasil penelitian kita.
 Hal lain kegagalan penelitian bisa terjadi karena salah pemikiran.
 Ada dosen pembimibing yang berpikiran bahwa hasil tanamannya harus nampak
bagus semua, tidak boleh ada kontrol tanah tanpa perlakuan.
 Diambah lagi dengan anjuran penggunaan pupuk kandang dengan takaran 10-20
ton ha-1.
 Kalau dihitung kandungan hara nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam
bahan organik, melebihi dari takaran hara tertinggi dari perlakuannya
 Indikator untuk mengukur pengaruh perlakuan.
 Indikator yang dipilih untuk mengukur pengaruh perlakuan harus bersifat
sensitif. Sebagai ilustrasi, dalam penelitian bidang pertanian, maka ada
beberapa contoh penelitian dan pertimbangan pemilihan indikator untuk
mengukur pengaruh perlakuan. Sebagai contoh seorang mahasiswa
Fakultas Pertanian melaksanakan penelitian dengan topik ‘pengaruh
takaran pupuk P terhadap hasil tanaman jagung’.
 Dengan hipotesis sebagai berikut: pemberikan pupuk P akan meningkatkan hasil tanaman
jagung. Ada beberapa indikator untuk mengetahui pengaruh takaran pupuk P terhadap hasil
tanaman jagung.
 Hasil tanaman jagung merupakan indikator utama. Artinya, keberhasilan dan kesimpulan
penelitian berbasis pada indikator utama. Maka indikator utama harus varietas jagung unggul.
 Yaitu, varietas yang respon terhadap perlakuan pupuk P (fosfor). Penggunaan vaietas lokal
berpotensi menggagalkan penelitian. Karena, apabila tidak respon terhadap pemupukan, maka,
hasil penelitian secara statistik tidak berbeda nyata. Berarti, penelitian ini gagal membuktikan
hipotesis. Lebih jauh, strategi untuk mengatasi masalah melalui penelitian gagal total.
4.3 Rancangan Perlakuan
 Penelitian tanpa kontrol. Menurut Verial (2017), penelitian tanpa kontrol bukanlah
sebuah penelitian. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kontrol. Kontrol dapat
berfungsi sebagai bukti strategi yang sedang dicobakan berhasil untuk memecahkan
masalah. Contohnya, hasil penelitian pada Gambar4.1.
 Dalam penelitian ini, peneliti menemukan permasalan tentang rendah produksi
tanaman di sebuah lahan. Dari studi pustaka didapat informasi bahwa tersebut
kekurangan hara tertentu. Fenomena kekurangan hara tersebut terjadi di lahan yang
cukup luas. Sehingga, sangat penting untuk mendapatkan strategi untuk
menyelsaikan permasalahan kekurangan hara di lahan tersebut. Ada 2 pilihan, yaitu,
menggunakan tanaman yang tahan (tolerant) terhadap kekurangan hara atau
meningkatkan unsur hara dengan pemupukan. Katakanlah, peneliti memutuskan
memilih strategi pemupukan
Takaran (kg pupuk ha- Takaran (kg pupuk ha-1)
1
) Peneliti 1 Peneliti 2

0 100
25 200
50 400
100  
200  
400  
100
100

80
80
) -1
) -1

60
60

40
40 Gambar 4.1. Ilustrasi penggunaan tanah yang sama, tetapi mempunyai rancangan perlakuan yang
berbeda.
Hasil (x100 Kg ha
Hasil (x100 Kg ha

20
20

0
0
00 100
100 200
200 300
300 400
400 500
500
Dosis pemupukan (kg ha -1)
Dosis pemupukan (kg ha-1 )

100 100

80 80
) -1

) -1
60 60

40 40
Hasil (x100 Kg ha

Hasil (x100 Kg ha
20 20

0 0
0 100 200 300 400 500 0 100 200 300 400 500
Dosis pemupukan (kg ha-1) Dosis pemupukan (kg ha-1)
 Gambar 4.1 memperlihatkan hasil penelitian dengan tanah yang sama dengan
rancangan perlakuan yang berbeda. Yaitu, adanya kontrol (Gambar kiri) dan tanpa
kontrol (Gambar kanan).
 Dengan adanya kontrol, ada pengaruh takaran pupuk terhadap hasil tanaman. Sampai
pada takaran 50 kg ha-1, terjadi peningkatan hasil tanaman yang nyata secara
statistik. Selanjutnya, pada takaran di atas 50 kg ha-1, tidak terjadi peningkatan hasil.
Dari penelitian ini, tampak bahwa aplikasi pupuk 50 kg ha-1 merupakan takaran
untuk mendapatkan hasil optimal. Hasil dengan nilai ekonomi tertinggi. Bukan hasil
maksimal (akan didiskusikan lebih lengkap di Bab 6).
 Sebaliknya, tanpa kontrol, hasil penelitian bisa menyesatkan. Pada Gambar 4.1.
kanan, nampak bahwa, hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk tidak
mempengaruhi hasil tanaman. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa, sepertinya
tanah tempat penelitian tidak bermasalah dengan kekurangan hara.
 Kontrol berupa hasil teknologi yang akan dikalahkan. Untuk mengetahui performa
perlakuan yang berupa produk kompos yang kita produksi, maka, selain kontrol
tanpa perlakuan, kita perlu mempunyai kontrok berupa kompos komersial yang
sudah ada di pasaran. Gambar 4…memperlihatkan adanya 2 kontrol, yaitu, tanah
pucuk (Top soil) dan kompos komersial (C compost).
Gambar 4….Respon
tanaman
jagung
terhadap
aplikasi
kompos
(Purnomo,
2015). Garis
vertikal= galat
baku
PG Compost,
C Compost
K Compost. :
--- Top soil
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon tanaman jagung terhadap kompos
sampah dapur (K compost) paling tinggi dibandingkan kompos lainnya. Di
samping itu, nampak kompos sampah dapur lebih baik dibandingkan kompos
komersial.

Anda mungkin juga menyukai