Anda di halaman 1dari 24

Kelompok 2

Bety mure
Deby yolanda p
Desy karlina
Dheya khairunnisa
Diana yulianti
Sistem Pernafasan Janin

Pertumbuhan sistem pernafasan janin telah dimulai sejak minggu


ke-empat kehamilan (hari ke 24) dimana celah laryngotracheal
muncul didasar pharinx lama kelamaan semakin dalam membentuk
diverticulum laryngotracheal. Dalam pertumbuhannya kearah
kaudal lipatan longitudinal mesenchim berfusi membentuk
tracheoesophageal, yang memisahkan laryngo tracheal tube
( diventral ) dengan esophagues di dorsal. Laryngotracheal tube
bertumbuh menjadi larynx dan trachea. Tunas paru berkembang
dari ujung kaudal tube ini dan segera bercabang menjadi 2 buah
tunas brocho pulmonary (tunas paru). Dari setiap percabangan ini
terbentuk saluran udara/pernafasan yaitu brochus dan bronchiolus.
Jaringan pernafasan- bronchiolus – duktus dan sacus elveolaris dan
alveoli – berkembang dari ujung terminal bronchiolus dan terus
berkembang sampai periode post natal.
Perkembangan Anatomik Paru Janin di bagi menjadi empat
fase yang overlapping, yaitu :
O Fase glandular
hari ke 28 sampai minggu ke 16. Disebut fase glandular
karena secara histologis terlihat gambaran glandula yang
dilapisi oleh epitel kuboid pada bagian terminalnya yang
terjadi proses percabangan brochus. Demikian pula dengan
arteri pulmonalis yang bertumbuh mengikuti percabangan
bronchus. Pembuluh kapiler masih terpisah jauh dari
terminal saluran nafas oleh jaringan interstitiel. Kehidupan
ektra uterine belum memungkinkan pada tahap ini karena
kapasitas pertukaran gas yang masih terbatas antara kapiler
dan saluran nafas.
O Fase canalicular, minggu ke 13 sampai dengan
minggu ke 25. Pada saat ini terjadi canalisasi
saluran nafas. Setiap bronchus memunculkan 2 atau
lebih bronchiolus respiratorius dan setiap
bronchiolus respiratorius terbagi menjadi 3 sampai
6 ductus alveolaris. Epitel menjadi lebih tipis.
Kapiler semakin dekat dengan epitel pernafasan
dan potensi pertukaran gas masih terbatas.
O Fase terminal sac, dari 24 minggu sampai lahir.
Ductus alveolaris tumbuh menjadi alveoli
primitif. Epitel berdiferensiasi menjadi tipe I
dan tipe II. Sel alviolar tipe I menutupi lebih
kurang 95 % alveoli. Jumlah kapiler semakin
bertambah dan semakin dekat dengan sel tipe I,
sehingga memungkinkan pertukaran gas yang
lebih baik. Sel tipe II berperan dalam
mensintesa, menyimpan dan mensekresikan
surfaktant.
O Fase alveolar, mulai pada fase akhir
kehidupan dalam kandungan berlangsung
terus sampai 8 tahun. Alveolarisasi yang
sebenarnya dimulai kira-kira pada 34 sampai
36 minggu. Pada saat kelahiran alveoli dewasa
baru didapatkan sekitar 1/8 sampai dengan
1/6. Jumlah alveoli terus bertambah sampai
terbentuk alveoli dewasa seluruhnya setelah 8
tahun.
Penilaian Maturitas Paru

Penilaian maturitas paru dengan analisa


fhospolipid dalam cairan ketuban telah dimulai
sejak tahun 1971, ketika Gluck melaporkan
adanya perubahan konsentrasi phospolipid
dalam air ketuban selama kehamilan. Penelitian
sebelumnya memperlihatkan bahwa phospolipid
yang terdapat dalam cairan ketuban terutama
berasal dari paru janin.
Fisiologi Kardiovaskuler Janin
Sistem kardiovaskuler ialah sistem
organ pertama yang berfungsi dalam
perkembangan manusia. Pembentukan
pembuluh darah dan sel darah dimulai
pada minggu ketiga dan bertujuan
menyuplai oksigen dan nutrien dari ibu
kepada embrio. Pada akhir minggu
ketiga, tabung jantung mulai
berdenyut. Selama minggu keempat
dan kelima, jantung berkembang
menjadi organ empat serambi. Dan
pada tahap akhir masa embrio,
perkembangan jantung lengkap.
Neurologi Janin
Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh)
berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat,
pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi
tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja
sistem saraf adalah sel saraf atau neuron.
Neurologi Janin

Sistem persarafan dibagi 2, yaitu sistem saraf


pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat
meliputi otak dan sumsum tulang belakang.
Keduanya merupakan organ yang sangat lunak,
dengan fungsi yang sangat penting maka perlu
perlindungan
Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang,
otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges,
yaitu:

O Piamater
O Arachnoidea mater
O Durameter
Nefrologi Janin

Sejak jaman Hippocrates, telah diketahui bahwa janin


memproduksi urin. Secara umum diketahui bahwa, paling
tidak pada akhir kehamilan, sebagian besar cairan ketuban
diatur oleh produksi urin ginjal janin.
Sistem ekresi ginjal pada manusia melewati
3 tahap perkembangan morfonegik.
O Tahap pertama ditandai dengan munculnya
sepasang tubulus yang membentuk pronefros,
O Tahap kedua adalah perkembangan
mesonefros, yang timbul lebih distal sepanjang
nefrotom dan mengandung sekitar 20 pasang
glomerulus dan dinding tubulus yang tebal
O Tahap ketiga dan fase terakhir perkembangan
ginjal adalah timbulnya metanefros, atau ginjal
metanefrik yang matang
Aliran Darah Ginjal
ginjal janin hanya mendapat 2
sampai 4 % dari output darah
ventrikel selama trimester terakhir
kehamilan.

Kapasitas Konsentrasi Ginjal Janin


Urin janin biasanya hipoosmotik dibanding
dengan plasma janin, dan kateterisasi
kronis pada janin domba terdapat
osmolalitas urin bervariasi antara 100
hingga 250 mOsm/ 250 mOsm/kg H2O.
Sistem Digestif Janin
Perkembangan embriologi sistem pencernaan
dan turunannya biasanya dibahas dalam 3
bagian, yaitu :
O Usus depan, yang terletak di sebelah kaudal
tabung faring dan membentang hingga ke tunas
hati
O Usus tengah, mulai dari sebelah kaudal tunas
hati dan ber!alan ke suatu tempat kedudukan,
yang pada orang dewasa membentuk
pertemuan dua pertiga kanan dan sepertiga kiri
kolon transversum
O Usus belakang, yang membentang dari

perkembangan sistem sepertiga kolon transversum hingga ke


pencernaan janin di minggu memrana kloakalis. Sedangkan mesoderm akan
membentuk jaringan ikat, komponen otot, dan
ke 4 dan 5
komponen peritoneum pada sistem pencernaan.
Usus Depan

O Lambung
O Duodenum
O Hati dan Kandung
Empedu
O Pankreas
Usus Tengah

Pada minggu ke-5, usus tengah menggantung


pada dinding dorsal abdomen dorsal oleh sebuah
mesentrium pendek dan berhubungan dengan
kantung kuning telur melalui duktus vitelinus
atau tangkai kuning telur.
Usus Belakang

Usus belakang membentuk sepertiga distal kolon


transversum, kolon desendens, sigmoid, rektum,
bagian atas kanalis ani. Selain itu endoderm usus
belakang ini juga membentuk lapisan dalam
kandung kemih dan uretra. Bagian akhir usus
belakang bermuara ke dalam kloaka yaitu suatu
rongga yang dilapisi oleh endoderm yang
bertemu langsung dengan ektoderm permukaan.
Daerah pertemuan ini disebut membran kloaka.
Perkembangan Genetalia
Semua watita bersifat homogamet, yaitu yang
menghasilkan gamet dalam bentuk kromosom
tunggal. Semua oosit secara genetik akan
membawa 22 otosom dan 1 kromosom X
(22X). Semua laki-laki bersifat heterogamet,
yaitu yang memproduksi gamet dengan
komplemen kromosom 22Y dan 22X. Jika
mudigah memiliki faktor spesifik dari
kromosom Y maka embrio akan berkembang
menjadi fenotip laki-laki dan membentuk
testis. Jika tidak memiliki faktor spesifik dari
kromosom Y maka embrio akan berkembang
menjadi fenotip wanita. Bagian kromosom Y
yang mengandung gen penentu testis disebut
dengan gen SRY (Sex Determining Region on
Y) di lengan pendek (Yp11).
Respon Antibodi Janin
Respon imun adalah suatu reaksi hasil suatu sistim yang komplek.
O Membangkitkan respon imun membutuhkan beberapa hal antara
lain :
O Serial interaksi di antara sel-sel makrofag, limfosit T dan B yang
terorganisasi dengan rapi.
O Proses maturasi mekanisme sel-sel efektor seperti sel netrofil,
sel eosinofil, sel basofil dan sel mast.
O Membutuhkan protein serum yaitu komplemen dan faktor-faktor
koagulasi.
Secara kuantitatif kapasitas janin dalam memproduksi antibodi
telah tampak yang diawali pada usia kehamilan 10-14 minggu,
tetapi kadar  imunoglobulinnya rendah khususnya dalam keadaan
tidak adanya infeksi intra uterin
Endokrinologi Janin

Dengan tehnik kordosintesis sekarang ini telah


memungkinkan melakukan pemeriksaan endokrinologi
janin dengan kondisi fisiologis. Secara garis besar sistem
endokrin janin terdiri dari sistem hipotalamus – hipofisis
dan target organnya, sistem hormon paratiroid –
kalsitonin, dan sistem endokrin pankreas
Sistem Hipotalamus – Hipofisis

Perkembangan emenensia mediana terjadi pada umur


kehamilan 9 minggu, sedangkan perkembangan pembuluh
darah portal hipofisis-hipotalamus terjadi pada umur
kehamilan 12 minggu. Pada kehamilan minggu ke 8 – 13,
hipotalamus dan hipofisis janin secara in vitro mulai
merespon rangsangan stimulus maupun inhibisi. Pada
pertengahan umur kehamilan, aksis hipotalamus –
hipofisis janin sudah merupakan suatu unit fungsional dan
autonomy untuk mengadakan mekanisme kontrol umpan
balik
Sistem hormone paratiroid-kalsitonin

Kelenjar paratiroid janin berkembang antara minggu ke


5-12 kehamilan, dan diameternya bertambah mulai 0,1
mm pada minggu ke 14 kehamilan menjadi 1-2 mm saat
kelahiran. Kelenjar paratiroid menghasilkan hormone
paratiroid sedangkan sel-sel C parafolikuler tiroid
menghasilkan kalsitonin. Kedua kelenjar ini akan
berfungsi selama kehamilan trimester kedua dan tiga.
Sistem endokrin pankreas

Pankreas janin sudah dapat teridentifikasi pada minggu


ke 4 kehamilan, dan sel alfa dan beta sudah
berdiferensiasi pada minggu ke 8-9 kehamilan. Pankreas
menghasilkan antara lain insulin dan glukagon. Sel-sel
beta pankreas telah berfungsi dari minggu ke 14-20
kehamilan, namun pancreas belum sensitive untuk
melepaskan insulin sebelum minggu ke 28 kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai