Anda di halaman 1dari 26

ASET TAKBERWUJUD

PSAK 19
Definisi

Pengungkapa Pengakuan
n awal

Aset
Takberwujud

Pengukuran
Penyajian setelah
perolehan

Penghentian
pengakuan
DEFINISI :
Menurut PSAK 19 (revisi 2010) paragraf 8, Aset
takberwujud didefinisikan sebagai aset nonmoneter yang
dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.
Berdasarkan definisi tersebut, terdapat beberapa
karakteristik utama dari suatu aset takberwujud, yaitu
sebagai berikut :
1. Dapat diidentifikasi (identifiability)
2. Kendali (control)
3. Tidak mempunyai wujud fisik
NEXT
1. Dapat diidentifikasi (identifiability)
Suatu aset dikatakan memenuhi kriteria dapat diidentifikasi jika :
a. Dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dipindahkan,
dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau
bersama-sama dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi,
terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal tersebut,
atau
b. Timbul dari kontrak atau hak legal lainnya, terlepas dari apakah hak
tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak
dan kewajiban-kewajiban lainnya.
2.Kendali (control)
Entitas mengendalikan suatu aset jika entitas memiliki kemampuan untuk
memperoleh manfaat ekonomis dari aset tersebut dan dapat membatasi
akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomis tersebut.
3. Tidak mempunyai wujud fisik
karakteristik penting berikutnya dari suatu aset takberwujud adalah tidak
mempunyai wujud fisik.
BAC
K
PENGAKUAN AWAL ASET TAKBERWUJUD :

Kriteria pengakuan aset takberwujud pada dasarnya sama dengan kriteria


pengakuan aset tetap. Aset takberwujud diakui sebagai aset jika :
1. Memenuhi definisi aset takberwujud
2. Memenuhi kriteria pengakuan
Aset takberwujud pada awal pengakuannya harus diakui sebesar biaya perolehan.
Pengukuran biaya perolehan aset takberwujud tergantung dari kondisi aset
takberwujud tersebut diakuisisi. Terdapat beberapa kemungkinan cara perolehan
aset takberwujud, yaitu :
3. Perolehan terpisah
4. Akuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis
5. Akuisisi dengan hibah pemerintah
6. Pertukaran aset
7. Aset takberwujud yang dihasilkan secara internal (goodwill)

NEXT
PEROLEHAN TERPISAH :
Untuk aset takberwujud yang diperoleh secara terpisah maka
pengukuran biaya perolehannya terdiri atas:
1. Harga pembelian, termasuk bea impor dan pajak yang tidak
dapat dikembalikan, dikurangi diskon dan rabat.
2. Biaya yang secara langsung dapat diatribusikan yang terjadi
dalam menyiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan
sesuai tujuan penggunaannya
Contoh :
Biaya tunjangan karyawan yang dikaitkan langsung dalam
mempersiapkan aset sehingga siap digunakan dan biaya pengujian
apakah aset tersebut berfungsi dengan memadai.
NEXT
Akuisisi sebagai Bagian dari Kombinasi Bisnis:
Biaya perolehan aset takberwujud yang diakuisisi sebagai
bagian dari kombinasi bisnis (PSAK 22) adalah nilai
wajarnya pada tanggal akuisisi. Jika aset takberwujud
diperdagangkan secara bebas di pasar aktif, maka harga
pasar adalah dasar pengukuran terbaik. Jika aset
takberwujud tidak mempunyai pasar aktif, maka biaya
perolehan ditentukan berdasarkan jumlah yang akan
dibayarkan perusahaan dalam transaksi normal pada
tanggal akuisisi.

NEXT
Akuisisi dengan Hibah Pemerintah :
Aset takberwujud juga dapat diperoleh melalui hibah
pemerintah. Entitas yang memperoleh aset takberwujud
dengan hibah pemerintah mempunyai pilihan untuk
pengakuan aset takberwujud tersebut yaitu :
1. Mengakui sebesar nilai wajar, atau
2. Mengakui aset takberwujud dan hibah dengan nilai
nominal ditambah dengan segala pengeluaran yang
berhubungan secara langsung untuk menyiapkan
aset tersebut agar dapat digunakan sesuai dengan
maksud penggunaannya.
NEXT
Contoh :
PT ETW diberikan surat izin oleh pemerintah untuk menjalankan sebuah stasiun
radio. Total pengeluaran yang dihabiskan untuk memperoleh izin tersebut adalah
Rp.10.000.000. surat izin ini dianggap memiliki nilai wajar sebesar Rp
500.000.000.
Dalam contoh ini, PT ETW dapat mengakui aset takberwujud dengan
menggunakan metode (a) atau metode (b) di bawah ini :
Metode (a) : mengakui aset takberwujud dan hibah pemerintah pada awalnya
dengan nilai wajar

Dr Surat izin untuk operasional radio Rp 500.000.000


Cr Hibah pemerintah ditangguhkan Rp 490.000.000
Cr Kas Rp 10.000.000

Metode (b) : mengakui aset takberwujud pada awalnya dengan nilai nominal

Dr Surat izin untuk operasional radio Rp 10.000.000


Cr Kas Rp 10.000.000

NEXT
Pertukaran Aset :
Cara lain perolehan aset takberwujud adalah melalui pertukaran
aset non moneter atau sekelompok aset moneter, atau kombinasi
bisnis dari aset moneter dan aset non moneter. Sama dengan
pertukaran aset tetap, biaya perolehan dari aset takberwujud yang
diperoleh dari pertukaran adalah di ukur pada nilai wajar, kecuali :
1. Transaksi pertukaran tersebut kurang memiliki substansi
komersial, atau
2. Nilai wajar aset baik yang diterima maupun yang dilepaskan
tidak dapat diukur dengan handal
Jika aset yang diperoleh tidak diukur dengan nilai wajar, maka
biaya perolehan aset takberwujud diukur sesuai dengan jumlah
tercatat dari aset yang dilepaskan.

NEXT
Aset Takberwujud yang Dihasilkan secara Internal :
Goodwill hanya boleh diakui sebagai akibat dari
kombinasi bisnis. Goodwill yang timbul secara internal
tidak diakui sebagai aset takberwujud karena tidak
memenuhi kriteria pengakuan sebagai berikut :
1. Dasar pengukuran biaya perolehan yang handal
2. Identifikasi terpisah dari sumber daya lain
3. Kendali oleh perusahaan
Untuk menentukan apakah aset takberwujud yang
dihasilkan secara internal (selain goodwill) dapat diakui
sebagai aset takberwujud, maka perlu dibedakan antara
tahap penelitian dan tahap pengembangan.
NEXT
1. Tahap penelitian
Penelitian adalah penelitian orisinal dan terencana yang
dilaksanakan dengan harapan memperoleh pembaruan
pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang
baru.seluruh biaya penelitian harus dibebankan pada
periode yang bersangkutan.
2. Tahap pengembangan
Pengembangan adalah penerapan temuan penelitian atau
pengetahuan lainnya pada suatu rencana atau rancangan
produksi bahan baku, alat, produk, proses, sistem, atau
jasa yang sifatnya baru atau yang mengalami perbaikan
substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau
pemakaian.
NEXT
Terdapat 6 kriteria pengakuan spesifik yang harus dipenuhi seluruhnya agar
biaya pengembangan dapat dikapitalisasi

1. kelayakan teknis penyelesaian aset takberwujud tersebut


sehingga aset tersebut dapat digunakan atau dijual.
2. Niat untuk menyelesaikan aset takberwujud tersebut dan
menggunakannya atau menjualnya.
3. Kemampuan untuk menggunakan atau menjual aset
takberwujud tersebut.
4. Bagaimana aset takberwujud akan menghasilkan kemungkinan
besar manfaat ekonomis masa depan.
5. Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya
lainnya untuk menyelesaikan pengembangan aset takberwujud
dan untuk menggunakan atau menjual aset tersebut.
6. Kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang
terkait dengan aset takberwujud selama pengembangannya.

BACK
Pengukuran setelah perolehan :
Setelah pengakuan awal, entitas harus memilih salah satu dari 2 (dua)
dasar pengukuran aset takberwujud, yaitu
1. Model biaya perolehan
Jika entitas memilih menggunakan model biaya maka setelah
pengukuran awal aset takberwujud dinilai berdasarkan biaya
perolehannya dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan
akumulasi rugi penurunan nilai.
2. Model revaluasi
Apabila model revaluasi dipilih oleh entitas, maka nilai aset
setelah pengukuran awal dinilai berdasarkan nilai wajar dikurangi
dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Penerapan model revaluasi seperti yang telah dijelaskan pada bab
mengenai aset tetap. NEXT
CONTOH :
PT. ABC memiliki aset takberwujud dalam bentuk izin
operator taksi. izin operator taksi tersebut sering
diperdagangkan di antara operator taksi yang ada atau calon
operator taksi. izin operator taksi diperoleh pada tanggal 1
januari 2008 dengan harga perolehan Rp 100.000.000. umur
manfaat izin tersebut adalah 5 tahun dan entitas
menggunakan metode garis lurus untuk mengamortisasinya.
Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai diperdagangkan izin
operator taksi tersebut adalah Rp 120.000.000 dan nilai
akumulasi penyusutan per 31 Desember 2010 adalah Rp
40.000.000

NEXT
Harga perolehan Rp 100.000.000
Akumulasi amortisasi Rp (40.000.000)
Nilai tercatat Rp 60.000.000
Nilai wajar Rp 120.000.000
Selisih revaluasi Rp 60.000.000

Ayat jurnal untuk mencatat revaluasi izin operator taksi tersebut.

Akumulasi amortisasi izin operator taksi Rp 40.000.000


izin operator taksi Rp 40.000.000

izin operator taksi Rp 60.000.000


Selisih penilaian kembali aset takberwujud Rp 60.000.000

NEXT
Amortisasi ;
Setelah pengakuan awal, maka entitas harus menentukan
masa manfaat aset takberwujud. Masa manfaat aset
takberwujud dibedakan menjadi masa manfaat terbatas dan
tidak terbatas.
1. Masa Manfaat Terbatas
Aset takberwujud dengan masa manfaat terbatas harus
diamortisasi. Konsep amortisasi untuk aset takberwujud
sama dengan konsep penyusutan yang berlaku untuk aset
tetap. Masa manfaat tersebut harus mencerminkan
periode selama aset tersebut memberikan manfaat
ekonomis bagi entitas.
NEXT
Contoh :
PT Halimun membeli paten dengan harga perolehan Rp
300.000.000, pada tanggal 1 januari 2010. Paten tersebut
mempunyai manfaat masa manfaat 15 tahun.

1 jan 2010 Paten Rp 300.000.000


Kas Rp 300.000.000

31 Des 2010 Beban amortisasi Rp 20.000.000


Paten (akumulasi amortisasi) Rp 20.000.000

Amortisasi per tahun = Rp 300.000.000 : 15 tahun = Rp 20.000.000

NEXT
2.Masamanfaat tidak terbatas
Suatu aset disebut memiliki masa manfaat tidak terbatas apabila
tidak dapat ditentukan masa manfaat dengan periode waktu yang
mana dalam periode waktu tersebut entitas dapat memperoleh
manfaat ekonomis dari aset takberwujud tersebut

Penurunan Nilai Aset Takberwujud


Pengaturan untuk penurunan nilai mengacu ke PSAK 48
penurunan nilai aset. Entitas harus menilai apakah terdapat
indikasi penurunan nilai di setiap akhir periode pelaporan.
Apabila terdapat indikasi penurunan nilai, maka entitas
membandingkan antara jumlah tercatat aset takberwujud dengan
nilai terpulihkan (sesuai PSAK 48).

BACK
Penghentian Pengakuan :
Suatu aset takberwujud harus dihentikan pengakuannya bila :
1. Dalam (proses) pelepasan, atau
2. Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis masa depan
yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian
pengakuan aset takberwujud dihitung sebagai perbedaan
antara nilai tercatat aset takberwujud dan nilai wajar dari
imbalan yang diterima.

BACK
Penyajian aset takberwujud dan akun terkait :
Dalam Laporan Posisi Keuangan (neraca), aset takberwujud termasuk dalam aset tak lancar.
berikut adalah contoh penyajian di Laporan Posisi Keuangan (neraca), konsolidasian PT Unilever Indonesia Tbk dan anak Perusahaan 30 juni 2011 dan 31
Desamber 2010 :

Aset Tidak Lancar Non-Current Assets

BACK
Pengungkapan aset takberwujud dan akun
terkait :
Suatu entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap kelas aset
takberwujud, dipisahkan antara aset takberwujud yang dihasilkan secara internal
dan aset takberwujud lainnya, antara lain :
1. Apakah masa manfaat tidak terbatas atau terbatas, jika masa manfaat terbatas
diungkapkan tingkat amortisasi yang digunakan atau masa manfaatnya.
2. Metode amortisasi yang digunakan untuk aset takberwujuddengan masa manfaat
terbatas
3. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.
4. Unsur-unsur dalam laporan pendapatan komprehensif yang mana amortisasi aset
takberwujud termasuk (di dalamnya)
5. Pengakuan atas jumlah tercatat pada awal dan akhir periode menunjukkan :
NEXT
Lanjutan :
a. Penambahan, secara terpisah mengindikasikan aset takberwujud dari pengembangan
internal, yang diperoleh secara terpisah, dan yang diperoleh melalui kombinasi bisnis.
b. Aset digolongkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau termasuk dalam kelompok
aset lepasan dan dikelompokkan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58.
c. Peningkatan atau penurunan selama periode tersebut yang berasal dari revaluasi sesuai
dengan paragraf 75, 85, dan 86 dan dari pengakuan kerugian penurunan nilai.
d. kerugian penurunan nilai yang diakui dalam laporan rugi laba selama periode sesuai
dengan PSAK 48.
e. kerugian penurunan nilai yang dibalik dalam laporan rugi laba selama periode sesuai
dengan PSAK 48.
f. Setiap amortisasi yang diakui selam periode.
g. Selisih kurs neto yang timbul dari nilai transaksi laporan keuangan ke mata uang
penyajian, dan transaksi operasi luar negeri dengan mata uang asing ke mata uang
penyajian yang digunakan entitas, dan
h. Perubahan lainnya pada jumlah tercatat aset selama periode NEXT
ILUSTRASI PENGUNGKAPAN ASET TAKBERWUJUD DI CATATAN ATAS
LAPORAN KEUANGAN PT UNILEVER INDONESIA TBK DAN ANAK
PERUSAHAAN 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 ADALAH SEBAGAI
BERIKUT :

NEXT
NEXT
BACK

Anda mungkin juga menyukai