Anda di halaman 1dari 15

Malaria Pada Anak

Pembimbing :
dr. Syarifah Mahlisa Soraya, Sp.A

Septi Auliza Refolinda


20360110

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN 2020
Definisi
Malaria merupakan suatu penyakit
infeksi akut maupun kronik yang
disebakan oleh infeksi Plasmodium
yang menyerang eritrosit dan ditandai
dengan ditemukannya bentuk
aseksual dalam darah, dengan gejala
demam, menggigil, anemia, dan
pembesaran limpa.
Epidemiologi
Menurut WHO, pada tahun 2013
78% sekitar 3,3 miliar orang di 97 negara
68%
berisiko terkena malaria dengan 198
juta kasus yang terdeteksi dan
<5 tahun menyebabkan 584.000 kematian akibat
35% malaria terjadi di seluruh dunia dengan
78% terjadi pada anak di bawah 5
tahun. Prevalensi malaria tahun 2013
adalah 6,0%. Lima provinsi dengan
insiden dan prevalensi tertinggi adalah
Papua (9,8% dan 28,6%), Nusa
Tenggara Timur (6,8% dan 23,3%),
55% Papua Barat (6,7% dan 19,4%),
Sulawesi Tengah (5,1% dan 12,5%),
dan Maluku (3,8% dan 10,7%).
Etiologi
Ada 2 jenis makhluk yang berperan besar dalam
penularan malaria yaitu parasit malaria (yang
disebut Plasmodium) dan nyamuk anopheles
betina. Ada empat jenis spesies parasit malaria
di dunia yang dapat menginfeksi sel darah
merah manusia, yaitu :
1. Plasmodium falciparum
2. Plasmodium vivax
3. Plasmodium malariae
4. Plasmodium ovale

1,090

1,090
Gejala-gejala klasik umum/malaria ringan yaitu
terjadinya trias malaria (malaria proxym) secara Penderita dikatakan menderita malaria berat
berurutan yang disebut trias malaria, yaitu : bila di dalam darahnya ditemukan parasit
1. Stadium dingin (cold stage) malaria melalui pemeriksaan laboratorium
2. Stadium demam (hot stage) RDT dan disertai memiliki satu atau beberapa
3. Stadium berkeringat (sweating stage) gejala/komplikasi berikut ini:
Gejala klasik (trias malaria) berlangsung selama 6 – 1. Gangguan kesadaran dalam berbagai
10 jam, biasanya dialami oleh penderita yang derajat (mulai dari koma sampai penurunan
berasal dari daerah non endemis malaria, penderita kesadaran lebih ringan dengan manifestasi
yang belum mempunyai kekebalan (immunitas) seperti: mengigau, bicara salah, tidur terus,
terhadap malaria atau penderita yang baru pertama diam saja, tingkah laku berubah)
kali menderita malaria. 2. Keadaan umum yang sangat lemah (tidak
bisa duduk/berdiri)
3. Kejang-kejang
4. Panas sangat tinggi
Manifestasi Klinis 5. Nafas cepat atau sesak nafas
6. Tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor
dan elastisitas kulit berkurang, bibir kering,
produksi air seni berkurang)
7. Perdarahan hidung, gusi atau saluran
pencernaan
Patofisiologi
Diagnosis l a r ia
Ma
01 Anamnesis
Keluhan utama dapat meliputi demam, menggigil, dapat disertai sakit
kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal. Riwayat
berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemik
malaria.

02 Pemeriksaan fisik
Demam (pengukuran dengan termometer ≥ 37,5°C), Konjungtiva atau
telapak tangan pucat, Pembesaran limpa (splenomegali), dan
Pembesaran hati (hepatomegali).

03 Pemeriksaan Laboratorium
Klasifikasi

Malaria falsiparum
Malaria tertiana
Malaria quartana
Plasmodium ovale
Pemeriksaan
1
Penunjang

• Pemeriksaan Darah Tepi dengan Mikroskop


• Perhitungan Parasit Malaria Falciparum pada
Sediaan Darah
• Pemeriksaan dengan uji diagnostik cepat (Rapid
Diagnostic Test)
• Pemeriksaan dengan Polymerase Chain
Reaction (PCR) dan Sequensing DNA
• pengukuran hemoglobin dan hematokrit;
• penghitungan jumlah leukosit dan trombosit;
• kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin,
SGOT dan SGPT, alkali fosfatase,
albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium dan
kalium, analisis gas darah); dan
• urinalisis.
Komplikasi
Malaria serebral

Demam kencing hitam (black water fever)

Gagal ginjal akut

Anemia berat

Gangguan fungsi hati


Pencegahan
Pencegahan malaria dapat dicegah dengan
melakukan pemotongan rantai penularan
dengan cara:
1.Mencegah gigitan vektor :
a.Membunuh nyakmuk dengan insektida
b.Tidur menggunakan kelambu
c. Menghilangkan kesempatan nyamuk
berkembang biak.
1.Kemoprofilaksis
Pemberian obat untuk tujuan profilaksis ini
masih diteruskan sampai 1 bulan setelah
meninggalkan daerah endemis
Penatalaksanaan
Malaria falsiparum dan Malaria
vivaks Pengobatan malaria malariae
malariae cukup diberikan ACT 1 kali perhari selama 3
Dihidroartemisinin- hari, dengan dosis sama dengan pengobatan malaria
Piperakuin(DHP) + Primakuin
Tanpa lainnya dan tidak diberikan primakuin

Komplikasi
Pengobatan infeksi campur P.
Pengobatan malaria vivaks yang relaps falciparum + P. vivax/P.ovale
regimen ACT yang sama tapi dosis
Primakuin ditingkatkan menjadi 0,5 diberikan ACT selama 3 hari serta
mg/kgBB/hari. primakuin dengan dosis 0,25 mg/kgBB/hari
selama 14 hari.

Pengobatan malaria ovale


DHP ditambah dengan Primakuin selama
14 hari. Dosis pemberian obatnya sama
dengan untuk malaria vivaks.
Penatalaksanaan Malaria Berat

Artesunat intravena merupakan pilihan utama. Jika


tidak tersedia dapat diberikan kina drip.
Artesunat diberikan dengan dosis 2,4 mg/kgbb
intravena sebanyak 3 kali jam ke 0, 12, 24.
Selanjutnya diberikan2,4 mg/kgbb intravena setiap
24 jam sehari sampai penderita mampu minum
obat.
Pemberian kina pada anak :
Kina HCl 25 % (per-infus) dosis 10 mg/kgbb (bila
umur
< 2 bulan : 6 - 8 mg/kg bb) diencerkan dengan
Dekstrosa 5 % atau NaCl 0,9 % sebanyak 5 - 10
cc/kgbb diberikan selama 4 jam, diulang setiap 8
jam sampai penderita dapat minum obat.
Prognosis
. Prognosis malaria berat tergantung
kecepatan diagnosa dan ketepatan &
kecepatan pengobatan. Pada malaria berat
yang tidak ditanggulangi, maka mortalitas
yang dilaporkan pada anak-anak 15 %,
dewasa 20 %, dan pada kehamilan
meningkat sampai 50 %. Prognosis malaria
berat dengan kegagalan satu fungsi organ
lebih baik daripada kegagalan 2 fungsi
organ. Mortalitas dengan kegagalan 3 fungsi
organ, adalah > 50 %. Mortalitas dengan
kegagalan 4 atau lebih fungsi organ, adalah
> 75 %.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai