KELOMPOK 6 :
RadioFarmasi
Abstrak :
Potensi
Pemaparan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Light pemaparan cahaya LED inframerah pada fotoinaktivasi
bakteri bacillus subtilis dengan cara melakukan uji potensi
Emitting untuk mengetahui panjang gelombang yang sesuai dengan
Diode (LED) spektrum serap fotosensitiser bakteri bacillus subtilis. Selain
Inframerah itu dilakukan uji optimasi untuk menentukan jarak dan
waktu pemaparan yang efektif pada proses fotoinaktivasi
Untuk bakteri bacillus subtilis dengan variasi jarak 1,5 cm, 2cm,
Fotoinaktivasi dan 3cm serta variasi waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit dan
20 menit. Penelitian ini menggunakan metode TPC (total
Bakteri plate count) untuk menghitung jumlah kematian koloni
Bacillus bakteri akibat pemaparan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa LED inframerah dengan panjang gelombang 950 nm
subtilis berpotensi untuk fotoinaktivasi bakteri bacillus subtilis. Dan
efek pemaparan yang paling efektif adalah pada jarak 1,5 cm
pada waktu 15 menit dengan prosentase kematian sebesar
53%.
RadioFarmasi
Pendahuluan
RadioFarmasi
Faktor-Faktor Daya Tahan Mikroba
a. Suhu a. Komensalisme
b. pH b. Mutualisme
c. Kelembapan c. Parasitisme
d. Tekanan Osmotik
d. Simbiosis
e. Senyawa Toksik
e. Sinergisme
f. Sinar Gelombang
Pendek f. Antibiosis
RadioFarmasi
Metode Penelitian
RadioFarmasi
Karakterisasi Alat Pengkulturan Bakteri
RadioFarmasi
Penghitungan Jumlah Koloni
Uji Pemaparan LED
Bakteri
Uji potensi pemaparan menggunakan
LED inframerah 940 nm dan 950 nm Dengan metode pencawanan
serta LED merah, masing-masing (Total Plate count).
dengan jarak 3 cm dan waktu Prosentase penurunan
pemaparan konstan 15 menit.
dilakukan replikasi 10 kali untuk jumlah koloni bakteri yang
masing-masing LED. Hasil penyinaran tumbuh dapat dihitung
diamati dan jenis LED yang lebih dengan :
berpotensi untuk fotoinaktivasi bakteri
dipilih untuk uji optimasi jarak dan |(Σ koloni perlakuan - Σ koloni
waktu pemaparan. Digunakan variasi kontrol)/Σ koloni kontrol | ×
jarak 1,5 cm, 2 cm, 3 cm dan variasi 100
waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20
menit. dilakukan replikasi 4 kali,
sehingga terdapat 12 kombinasi
perlakuan.
RadioFarmasi
RadioFarmasi
Hasil Dan Pembahasan
Pada penelitian tahap
pertama yaitu uji potensi
pemaparan LED
inframerah 940 nm dan
950nm serta LED merah
626 nm untuk
fotoinaktivasi bakteri
Bacillus subtilis ini
menggunakan jarak 3 cm
LED inframerah dengan panjang
dan waktu konstan 15 gelombang 950 nm termasuk yang
menit paling berpotensi pada fotoinaktivasi
bakteri Bacillus subtilis dengan
prosentase penurunan jumlah koloni
bakteri sebesar 34%
RadioFarmasi
Pada tahap kedua yaitu uji optimasi
jarak dan waktu untuk fotoinaktivasi
bakteri Bacillus subtilis, dilakukan
dengan menggunakan variasi jarak 1,5
cm, 2 cm, dan 3 cm serta variasi waktu 5
menit, 10 menit, 15 menit, dan 20 menit.
RadioFarmasi
Abstrak :
RadioFarmasi
Prosedur Penelitian
Pembuatan starter/ bibit Pembuatan pelikel selulosa
larutan selulosa mikroba mikroba (gel nata de coco)
1 liter air kelapa yang telah disaring Air kelapa yang telah disimpan selama 2 hari
ditambah 200 gram sukrosa (gula pasir) disaring 200 ml air kelapa dimasukkan dlm
erlenmeyer Ditambahkan gula pasir 40 gram
dan 25 gram amonium sulfat.
dan amonium sulfat 0,5 gram. Campuran
Campuran diaduk hingga homogen dan diaduk smpai homogen dan pH diukur
keasaman di cek dengan pH meter. Bila dengan pH meter. Bila nilai pH lebih besar
pH larutan lebih besar dari 4, maka dari 4, ditambahkan asam asetat glasial.
ditambahkan asam asetat glasial. Larutan disterilisasi dengan autoklaf pada
Larutan disterilkan dalam otoklaf 10 suhu 121oC 10 menit. Larutan didinginkan
menit, kemudian didinginkan pada dan dituang dlm 4 buah wadah plastik steril
suhu kamar. Ditambahkan 20% larutan masing-masing 50 ml secara aseptis di
biakan A. xylinum, kemudian larutan ruang laminar air flow, lalu ditambahkan 10
ml starter A. xylinum. Wadah plastik ditutup
dimasukkan dlm wadah botol steril dan
kertas koran. Larutan diinkubasi 8 hari pada
diinkubasi pada suhu 30ºC selama 7
suhu 30oC. Setelah diinkubasi, pelikel yang
hari. terbentuk dikeluarkan dari larutan, lalu
dicuci dengan air mengalir selama 24 jam
RadioFarmasi
Perlakuan dengan larutan Penekanan pelikel selulosa
Na(OH) dan H2O2 mikroba
RadioFarmasi
Iradiasi berkas elektron Uji sterilitas
RadioFarmasi
Hasil dan Pembahasan
RadioFarmasi
Hasil pengukuran
terhadap CTA film
menunjukkan dosis
terabsorpsi antara
7,6 — 8,3 kGy. Dlm
ISO 11137 disebutkan
dosis verifikasi dpt
diterima bila dosis
terabsorpsi tidak
melebihi 10% dari
dosis target (7,8 kGy)
dan tidak boleh lebih
rendah dari 90 %
target dosis.
RadioFarmasi
Dalam ISO 11137
verifikasi dpt
diterima bila
dari 100 sampel
yang diiradasi
pada dosis
verifikasi, hanya
boleh terdapat
maksimum 2
sampel yg tidak
steril (terdapat
pertumbuhan
mikroba).
RadioFarmasi
Dalam aplikasinya, membran selulosa digunakan sebagai
material implan pada operasi/bedah periodontal. Suatu
material yang digunakan berkontak langsung dengan cairan
tubuh (darah) dan organ dalam seperti digunakan dalam
operasi dipersyaratkan mempunyai tingkat jaminan
sterilitas, SAL 10-6. SAL 10-6 artinya adalah dari 1 juta
produk yang disterilkan hanya dibolehkan maksimum 2
produk yang tidak steril. Membran selulosa mikroba akan
digunakan berkontak langsung dengan cairan tubuh, karena
itu mempunyai SAL 10-6. Dari tabel 2 didapatkan bahwa dosis
sterilisasi berkas elektron untuk membran selulosa mikroba
dengan SAL 10-6 adalah 21 kgy.
RadioFarmasi
Terimakasih
RadioFarmasi