Anda di halaman 1dari 18

proses degeneratif dan aspek fisiologi sistem gastrointestinel”

Dosen pengampu : Ns. Shanty Chloranyta, M.kep, Sp.kep. M.B


Mata ajar : Patofisiologi

Kelompok 2

Disusun Oleh

 ANANDA AFBRIANTI APDLIN KOTO(2027005)


 DITA HAIRUNISA(2027013)
 FEBRIANA ALIYAH ALKARIMA (2027021)
 INDAH WULANDARI (2027029)
 KADEK KURNIAWAN (2027037)
 MELIANA (2027045)
 SANTOSA (2027077)
 ROSI APRIAN SAPUTRI (2027045)
 TANTIO RENALDI (2027083)
degeneratif adalah kondisi
kesehatan saat tubuh
penderitanya mengalami
penurunan fungsi jaringan dan
organ.
Penyakit degeneratif dapat
memburuk seiring berjalannya
waktu
Sistem gastrointestinal
Saluran ini mencerna, memecah dan
menyerap makanan melalui lapisannya
ke dalam darah. Organ dalam saluran
pencernaan ini meliputi mulut,
esofagus (kerongkongan), lambung,
usus halus, usus besar, dan berakhir di
anus
Sistem gastrointestinal : Traktus gastrointestinal Mulut, faring,
esofagus, lambung Duodenum, usus halus, usus besar Organ
asesoris Kel.ludah, hepar, kantung empedu, pankreas

Sistem gastro intestinal berperan memecah partikel makanan


menjadi bentuk molekul yg dapat di absorpsi tubuh
 Prosesnya tidak memerlukan ATP
 Proses pencernaan ada memerlukan air sehingga disebut
hidrolisis  Contoh proses hidrolisis : Protein + air = asam
amino Polisakarida + air = monosakarida Trigliserid + air =
gliserol dan asam lemak Asam nukleat + air = basa nitrogen, gula
pentosa dan fosfat
Mulut Terdiri dari 32 gigi, 3 pasang kelenjar
ludah (parotis, submandibularis dan
sublingualis) dan lidah Proses menelan
diperantarai oleh reseptor tekanan di dinding
faring yg akan mengirimkan sinyal menuju pusat
menelan di medula oblongata. Pusat menelan
akan mengaktifkan otot di faring dan esofagus
 Faring : menghubungkan antara rongga mulut dengan
esofaggus

 Esofagus : Berbentuk seperti tabung, punya kemampuan gerak


peristaltik sehingga dapat menggerakkan makanan dari faring
menuju ke dalam lambung

 Lambung : Punya kelenjar yg menghasilkan HCL dan enzim


pencernaan. Panjagnnya sekitar 25 cm dengan volume yg dapat
meningkat dari 50ml – 1500ml. Lapisan ototnya memiliki
kemampuan u/ mengaduk makanan
 Usus halus Memiliki panjang sekitar 6m, dan akan berubah panjangnya
ketika bagian otot longitudinal berkontraksi dan relaksasi. Proses akhir
pencernaan dan absorpsi zat makanan terjadi di vili. Vili dan mikrovili akan
meningkatkan luas permukaan usus hingga mencapai 200m2 yg merupakan
100x luas permukaan tubuh

 Duodenum Kimus akan bergerak menuju duodenum. Di duodenum


terdapat muara dari 2 saluran yaitu dari kantung empedu dan pankreas

 Usus besar Panjangnya sekitar 1,5 m Terdiri dari 3 bagian yaitu sekum,
kolon dan rektum Pada ujung-ujungnya terdapat spinchter Mengandung
bakteri dalam jumlah besar Terjadi proses absorpsi air dan garam, sedangkan
sisa makanan yg tdk terabsorpsi menjadi feses Fungsi utama usus besar adalah
: reabsorpsi air
 Apabila usus besar mengalami iritasi, akan terjadi peningkatan peristaltik
sehingga air tidak terserap kembali
 Hepar : memproduksi empedu yang akan dialirkan ke duodenum.
Kandungan cairan empedu adalah : garam empedu, pigmen empedu dan ion
bikarbonat Garam empedu dihasilkan o/ hepatosit, berfx u/ mengemulsikan
lemak. Pigmen empedu berwarna kuning kecoklatan yg juga merupakan
warna pada feses Ion bikarbonat berfx u/ menetralkan asam lambung

 Pankreas: terdiri dari 2 kelompok sel, yaitu sel endokrin yang


membentuk pulau lagerhans dan sel eksokrin yang mensekresikan cairan
pankreas ke dalam duodenum Cairan pankreas mengandung :
1. Natrium bikarbonat
2. Amilase pankreas, enzim yg menghidrolisis zat tepung menjadi campuran
maltosa+glukosa
3. Lipase pankreas, enzim yg menghidrolisis lemak menjadi campuran
as.lemak+monogliserida
 4. Karboksipeptidase, enzim yg menghilangkan asam amino
5. Nuklease, enzim yang meghidrolisis asam nukleat yg terdapat dalam
makanan menjadi komponen nukleotidanya
1. Mekanisme pengaturan sistem gastrointestinal ini adalah untuk
mengatur kondisi di dalam lumen saluran  Apabila terjadi peregangan
dinding saluran cerna oleh isi dlm usus, tk. Osmolaritas kimus, tk. pH,
konsentrasi zat khusus dalam kimus …maka akan terjadi mekanisme
pengaturan
 Mekanisme pengaturan melibatkan 2 komponen yaitu : 1. Pengaturan
traktus gastrointestinal oleh saraf. 2. Pengaturan traktus gastrointestinal oleh
hormon

Pengaturan traktus gastrointestinal oleh saraf sistem saraf enterikus (sistem


saraf lokal pada traktus gastrointestinal ) Sistem saraf pusat yg
memengaruhi traktus gastrointestinal melalui sistem saraf otonom baik
simpatis maupun parasimpatis

Pengaturan traktus gastrointestinal oleh hormon Sel endokrin tersebuar di


epitel traktus gastrointestinal Substansi kimia didalam kimus merangsang
sel endokrin untuk melepaskan hormon ke dalam darah
Gangguan Sistem
Pencernaan yang Umum
Terjadi
1. ERD Gastroesophageal reflux disease (GERD)
atau refluks asam terjadi ketika asam lambung atau empedu
mengalir kembali ke kerongkongan, menyebabkan mulas dan
gejala tidak nyaman lainnya. Kebanyakan orang mengalami
refluks asam dari waktu ke waktu, terutama setelah makan
makanan pedas atau makanan berat. Namun, ketika refluks asam
terjadi lebih dari dua kali seminggu, kondisi ini dianggap sebagai
penyakit GERD.

gejala-gejala penyakit GERD: Sensasi terbakar di dada (mulas) yang


kadang-kadang bergerak ke tenggorokan Rasa asam di bagian belakang
mulut Kesulitan menelan Batuk kering Tenggorokan sakit Mual

Untuk mengatasi gejala GERD, Anda mungkin akan disarankan dokter


untuk mengonsumsi obat-obatan golongan berikut : Antasida
2. Usus buntu Radang usus buntu terjadi akibat adanya
infeksi yang terjadi di organ usus buntu. Gejala penyakit ini pada
umumnya, yakni sakit perut bagian bawah sebelah kanan. Radang
usus buntu terjadi jika lubang yang menghubungkan usus buntu
dengan usus besar tersumbat. Penyumbatan ini bisa terjadi
karena beberapa hal, seperti adanya lendir yang menebal atau
masuknya benda keras. Setelah itu, bakteri yang secara alami
berada dalam usus buntu menginfeksi dinding usus buntu dan
terjadilan radang usus buntu.

Cara mengobati usus buntu: Penanganan radang usus


buntu pada umumnya memerlukan tindakan operasi. Operasi
dilakukan untuk memotong usus buntu dan menutup lubang
bekas pemotong usus buntu.
3. Batu empedu Batu empedu adalah potongan padat cairan pencernaan yang
dapat terbentuk di kantong empedu. Batu empedu bisa muncul sekecil sebutir
pasir atau sebesar bola golf. Orang mungkin memiliki satu batu empedu atau
beberapa batu empedu secara bersamaan. Ada dua jenis utama batu empedu
yang mungkin terjadi, yakni batu empedu kolesterol dan batu empedu bilirubin.
Batu empedu kolesterol berwarna kuning dan sebagian besar terbuat dari
kolesterol. Sedangkan, batu empedu bilirubin berwarna coklat gelap atau hitam
dan mengandung bilirubin.

Gejala-gejala ini mungkin termasuk: Rasa sakit di bagian kanan atas


perut yang menjalar ke bahu kanan atau tulang belikat rona kuning di kulit atau
bagian putih mata (jaundice) Demam Mual Muntah Kotoran berwarna tanah liat

Cara mengobati batu empedu: Beberapa orang tidak memerlukan


perawatan apa pun untuk batu empedu mereka, sementara yang lain mungkin
memerlukan pembedahan untuk mengangkat kantong empedu mereka.
4. Irritable Bowel Syndrome (IBS) IBS adalah kumpulan
gejala yang memengaruhi usus besar, menyebabkan
ketidaknyamanan dan rasa sakit perut yang ekstrem. Ini adalah
kondisi kronis yang harus dikelola dengan perawatan jangka
panjang.
Gejala-gejala IBS yang umum terjadi, meliputi: Sakit
perut atau kram Kembung Gas Diare Sembelit Lendir di tinja

Cara mengobati IBS: Jika gejala IBS sangat mengganggu atau


sering kambuh, dokter sangat mungkin akan memberikan obat-
obatan tertentu. Dokter misalnya dapat memberikan obat
antidiare, pencahar, antinyeri, hingga antidepresan dan
suplemen tambahan untuk meringankan gejala
beberapa penyakit degeneratif
yang umum dialami oleh lansia:
Penyakit degeneratif kardiovaskular
Penyakit ini disebut juga penyakit jantung degeneratif. Kondisi
yang paling umum terjadi dari degeneratif kardiovaskuler antara
lain penyakit jantung koroner.

Penyakit degeneratif sistem saraf (neurodegeneratif)


Jenis penyakit degeneratif ini termasuk yang paling berpotensi
mengancam jiwa. Kebanyakan penyakit neurodegeneratif juga
tidak memiliki obat

Penyakit alzheimer
Penyakit merupakan gangguan pada otak yang menyebabkan
penurunan kemampuan berpikir dan berperilaku

Penyakit degeneratif sendi


Penyakit ini juga dikenal dengan istilah degenerative arthritis.
Penyakit yang paling umum terjadi adalah osteoartritis.
Penyakit degeneratif pada tulang
Penyakit degeneratif tulang adalah proses berkurangnya
fungsi tulang atau kerusakan pada tulang akibat penuaan.
Penyakit degeneratif pada tulang ini juga memiliki berbagai
jenis yang lebih spesifik. Dua yang umum terjadi adalah
osteoporosis dan degenerative disk disease atau penyakit
degeneratif pada cakram tulang belakang.
Degenerative disk disease
Penyakit ini terjadi karena adanya perubahan pada cakram
tulang belakang dan menyebabkan rasa sakit. Kondisi
umum terjadi pada orang-orang yang sudah lanjut usia.
Penyakit huntington
Penyakit degeneratif ini lebih jarang terjadi dibandingkan
alzheimer dan parkinson. Namun masih sama, yaitu
disebabkan oleh rusak atau terganggunya sel-sel saraf otak.

Anda mungkin juga menyukai