Anda di halaman 1dari 42

KESEPAKATAN PERKULIAHAN

(Dalam rangka peningkatan disiplin dan mutu serta citra UNISBA)

1. Kuliah dimulai pk 6.30, paling lambat pk.7.00 insya Allah


2. Apabila terlambat melebihi pk.7.00, diperkenankan masuk,
namun dianggap tidak hadir (dan tidak diperkenankan mengisi
daftar hadir).
3. Apabila tidak masuk kuliah, izin dibolehkan satu minggu
sebelum dan sesudah, sakit dengan menunjukkan surat sakit
kapan saja, dengan surat resmi dari lembaga yang berkompeten.
4. Bagi yang KP atau sejenisnya maka dianggap hadir, jika ada
surat izin atau surat keterangan dari perusahaan ybs.
5. Kuliah, menggunakan pakaian sopan, tidak diperkenankan
memakai kaos oblong, tidak memakai sendal biasa, celana
pendek serta sex appeal)
6. Tidak diperkenankan merokok di ruang kuliah dan sedang
kuliah
7. Buat suasana kuliah khitmad, tidak tegang, dinamik dan saling
meningkatkan kegairahan kuliah.
8. Kewajiban hadir adalah 75%, setiap hadir dinilai satu, tidak hadir karena sakit
izin, sakit disertai dengan pemberitahuan dianggap hadir dan memeperoleh
nilai satu.
9. Ketidak hadiran tanpa pemberitahuan (alpha) maksimum hanya 3 (tiga) kali,
apabila alpha empat kali /lebih, maka tidak diperkenankan ujian. Apabila
mengikuti ujian paksa, maka nilai akhir E (tidak lulus).
10.Tidak diperkenankan mengisi daftar temannya, apabila ketahuan, maka kedua-
duanya didiskualifikasi kuliah dan nilai E.
11. Kecurangan pada ujian nilai E
12. Protes nilai diperkenankan satu bulan sejak nilai dikeluarkan.

Penilaian terdiri dari:


- Praktikum SDLingkungan (harus lulus) jika tidak lulus, maka nilai
ASDL menjadi E.
- Tugas atau PR (saudara membuat tugas perbaikan/koreksi PP kuliah)
- Hadir ditambah UTS dan UAS, sehingga total nilai 102.
- UTS
- UAS

Ujian UTS dan UAS harus dapat menulis satu ayat Al-Qur’an yang berbeda
berkaitan dengan SDL, terjemahkan dan beri pengertian.

Apabila ada hal yang kurang tepat, dapat dibicarakan saat kuliah.
MATERI KULIAH SDL:
1. BAB I. PENDAHULUAN (Potensi dan Jenis SDL)
2. BAB II. INVENTARISASI DAN AUDIT SDL
3. BAB III. EKOSISTEM TANAH DAN LAHAN
4. BAB IV. EKOSISTEM HUTAN DAN BIOMASS
5. BAB V. EKOSISTEM AIR (WATER SHAD)
6. BAB VI. SD PESISIR, LAUT DAN PANTAI
7. BAB VII SD LINGK. UDARA DAN PERUB. IKLIM
8. BAB VIII.SD INSANI DAN PEMBERDAYAAN LING
9. BAB IX. KUALITAS SDL
10. BAB X PERENCANAAN SDL YANG ISLAMI
DAFTAR RUJUKAN

1. Prof. TM. Hasby Ash Shiddiqy dkk, 1982, Al-Qur’anul Karim dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta.
2. Hasby Hasbullah dan Hamid Damanik, 6 Februari 2006, Pendekatan Islami Konservasi Sumber Daya Alam di
Mandailing Natal, Kantor Conservation International Indonesia.
3. Ramli, 2005, Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL), IPB, Bogor.
4. M.T. Zen, 1985, menuju Kelestarian Lingkungan Hidup, Yayasan Obor Indonesia, ITB.
5. Bruce Mitchell, B.Setiawan, Dwita hadi Rahmi, 2000, Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan, Gajah mada
university Press, Yogyakarta.
6. J.A. Katili, 1983, Sumber Daya Alam, Ghalia Indonesia, Jakarta.
7. Adjat Sudradjat,1999, Teknologi & Manajemen Sumber Daya Mineral, Penerbit ITB, Bandung
8. J.Yanney Ewusie, 1990, Ekologi Tropika, Penerbit ITB, Bandung.
9. Siswanti Suryandari, 2010, Konsep Inventarisasi SDA mulai Dimanfaatkan Daerah, Media-Indonesia. Com,Jakarta,
diakses 6 Maret 2011.
10. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), http://datamart.bappenas.go.id/spreadsheet/328 diakses
2009.
11. Sitanala Arsyad, Konservasi Tanah dan Air, 1989, Penerbit IPB
12. Raja Siregar, 04 Juni 2004, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI),
13. Friends of the Earth Indonesia, Gurun Dunia Semakin luas, 2005, nature.com/wsn
14. Razali Ritonga, Jum'at, 30 Juni 2006, Peta Wilayah Rawan Bencana, Badan Pusat Statistik Jakarta, Tempo
Interaktif.
15.Lahan Gambut: Pemanasan Global dan Perdagangan Karbon, FRI, 04/04/2008 - 14:40,
www.yelweb.org/08/04/04/lahan-gambut- pemanasan-
16. Ir. Kaslan A.Thohir, 1985, Butir-Butir Tata Lingkungan, Bina Aksara, Jakarta
17. http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan, diakses Desember 2008.
18. Redaksi Media, Kamis, 24 Februari 2005, Kerusakan Hutan Indonesia.
19. U.N.Mahida, 1986, Pencemaran Air dan Pemanfatan Limbah Industri, CV Rajawali, Jakarta.
20. Natural Resources Conservation Service, 2006, Brochure "What is a Watershed" produced by the
United
States Department of Agriculture,
21. www.beavercreek.k12.oh.us/bhs/kiefaber/SO- waterlinks.html 11/19/012..
22. Ministry of Forests. 1996. Community Watershed Guidebook: .
http://www.for.gov.bc.ca/TASB/LEGSREGS/FPC/FPCGUIDE/WATRSHED/water2.htm#part3
23.Harsono Soepardjo, 2006, Potensi dan Teknologi Energi Samudera, Pusat Studi Kelautan, F-MIPA Universitas
Indonesia
24.Dr. Son Diamar, 2001, Dewan Maritim & Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan, disampaikan pada Forum
URDI tanggal 21 Maret 2001
25.Dr. Ir. H. Rohimi Dahuri, dkk, 1996, Pengelolaan Sumber daya Wilayah Pesisir Dan Lautan Secara Terpadu,
Pradnya Paramita, jakarta.
24. Gatra, 2005, Ahli Temukan 300 Spesies Biota Laut dari Perairan Nusantara, Denpasar, 10 Agustus 2005 16:38.
25.Abdul Malik, 1999, Pembangunan Berbasis Sumber daya Alam, pemikiran Mengenai Wilayah Laut
dan Tataruangnya, Seminar Perencanaan Tataruang Wilayah Berbasiskan Pembangunan Ekonomi Wilayah, Jurusan
Teknnik Planologi UNISBA, Bandung.
26. Dr. Al. Slamet Ryadi,SKM, 1982, Pencemaran Udara, Usaha Nasional , Surabaya Indonesia.
27.Armely Meiviana, Diah R Sulistiowati, Moekti H Soejahmoen, 2004, Bumi Makin Panas Ancaman Perubahan
Iklim Indonesia,KLH-JICA-Pelangi.
28.Soerjadi Wirjohamidjojo, Yunus S.Swarinoto, 2010 Iklim Kawasan Indonesia, Pusat Penerbitan dan
Pengembangan BMKG.
• Chunaeni Latief, 2009, Pembuatan SATKLIM LPN-IA untuk Pengukuran CO2 Vertkal, Orasi Ilmiah Profesor,
LAPAN-LIPI, Jakarta.
23.Togar Silaban, 2008, Environment, Urban Transport, Urban Development
www.togarsilaban.com/2008/08/11/ayo-hindarkan-pemborosan-energi-turunkan-emisi-gas-rumah-kaca
• Dessler, Gary (2000): Human Resource Management, International Edition, 8 th Ed. Prentice Hall, Inc., Upper
Saddle River, New Jersey.
• Cut Zahri Harun, 2005, Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan Merupakan Kunci
Keberhasilan Suatu Lembaga di Era Globalisasi dan Otonomi Daerah 
• Greer, Charles R. 1995, Strategy and Human Resources: a General Managerial Perspective. New Jersey:
Prentice Hall.
34. Abdi Kadir, 1989, Energi, LP3ES, Jakarta,
• Kincir Angin, http://www.google.com/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com/-51Ydp-
BcsSI/UP9zav8fyHI/AAAAAAAABLs/8, diakses 2010.
36. Wikipedia, diakses 2010, Islamic State
37. Undang-undang No 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Sinar Grafika Offset Jakarta.
SUMBERDAYA
LINGKUNGAN (SDL)
Prof.Dr. Ir Chnaeni Latief, M.Eng .Sc

TEKNIK IERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


BAB I
PENDAHULUAN
POTENSI SUMBERDAYA LINGKUNGAN (ALAM)

Dan bumi sesudah itu dikembangkannya, dikeluarkannya dari padanya air,


padang rumput dan gunung-gunung didirikannya dengan teguh untuk
keperluanmu dan binatang ternakmu (An- Naziat 30-33).

Sumber Daya Lingkungan Alam (SDLA)


semua makhluk yang ada dilingkungan kita dalam alam semesta termasuk
hayati maupun non hayati, dalam wujud benda dan ruang yang terdapat di
bumi dan alam raya yang terkandung di dalamnya, dengan daya dan
pemikirannya, keadaan, fungsi dari proses alamiah, yang jumlahnya terbatas
atau tidak terbatas yang dapat digunakan untuk kepentingan seluruh makhluk
hidup baik langsung maupun tidak langsung.

Potensi SDL : sumberdaya alam, sumberdaya manusia (nalar, tingkah laku dan
moral atau agama), modal untuk membiayai pengolahan SDL dan
manajemen SDL, serta semangat membangun lingk.yang benar.
Berbagai Macam Sumberdaya Alam
Di dalam lingkungan hidup, terdapat manusia dan sumberdaya lingkungan termasuk
alam yang merupakan satu kesatuan.

Sumberdaya lingkungan dan alam (suatu kebutuhan), terbatasan.


Pemanfaatannya dikelola: berkesinambungan dan tepat ,
dinikmati gen sekarang dan masa yad

Pembangunan butuh eksploitasi SDLA dan muncul dampak. Melalui Kebijakan


lingkungan dan implementasinya dengan melibatkan masyarakat akan menjadikan
pembangunan yang berwawasan lingkungan yang seimbang berdaya guna berhasil
guna untuk seluruhnya.

Landasan Pola berfikir


Kehidupan ditopang pembangunan. Pembangunan tidak bisa dipisahkan dengan
Lingkungan, Alam, Manusia, Ruang dan Waktu, Modal, dan Manajemen seluruhnya
saling berinteraksi dan terintegrasi.
SDL A Indonesia :
(hampir seluruh bahan tambang dan obat-obatan, keaneka ragaman flora dan fauna terdapat di Indonesia)

1. Laut , pesisir dan pantai (ikan, garam, minyak, mineral, plankton, terumbu
karang, guha karang, rumput laut , pasir, keindahan alam, gelombang laut dsb)
2. bumi, tanah dan lahan (bahan galian, mineral, air, nutrisi, mikro organisme,
magma, bbm, bahan-bahan kimia, nutrisi tanah, bongkahan tanah)
3. hutan dan biomas ( plasma nutfah, kayu, rumput-rumputan, bahan obat-obatan,
anggrek, jamur, bakteri, mikroba lain, mineral, barang tambang lainnya, view)
4. Air dan water shed (air atmosfer, salju Irian, air tanah, air laut, siklus hidrologi,
danau, air bertekanan tinggi dsb)
5. Dirgantara (ruang angkasa) dan atmosfer : matahari, bulan, tempat satelit , gas
nitrogen, oksigen, gas-gas lain, burung-burung, air hujan, petir,, angin, benda-
benda angkasa dsb).
6. Ruang (alami, rekayasa) dan perubahannya ( danau, laut, taman, arofah, mina)
7. Hasil pola berfikir dan perencanaan serta karya terdokumentasi (data, model
blue print, software, hardware)
8.Manusia dalam satukesatuan alam dengan semangatnya dan pola berfikir (ESQ,
IQ, EQ) dan pergerakan serta karakternya.
Latihan Kehidupan di
Lingkungan Mars

Amerika dan Soviyet, meluncurkan pesawat SPYUZ,


7 Maret 2016 untuk misi kehidupan di Mars selama
360 hari, mencari lingkungan baru
INDONESIA
SELUAS EROPA BARAT

Ujung Barat (Sabang) – Timur (Merauke) = London – Bagdad


Ujung Utara (Kep. Satal) – Selatan (P. Rote) = Jerman – Aljazair.
INDONESIA
INDONESIASEBAGAI
SEBAGAINEGARA
NEGARA
KEPULAUAN
KEPULAUANTERBESAR
TERBESARDI
DIDUNIA
DUNIA(NEGARA
(NEGARAMARITIM)
MARITIM)

POTENSI SUMBERDAYA
LINGKUNGAN INDONESIA
NEGARA MARITIM/KEPULAUAN

Jumlah Pulau : + 17.580


Garis Pantai : + 95.000 km (kedua terpanjang setelah Kanada)
Luas Wilayah Daratan : 1,9 Juta km2
Luas Wilayah Lautan : 5,8 Juta km2
Pertimbangan SDL (Alam, ruang, waktu, manusia):
1. SDLA non renewable terbatas (Indonesia tambang terbesar 2014) semakin habis

2. Pertumbuhan penduduk Indonesia 257,9 juta (2017), dunia (7,6 miliar tahun 2017),
berdampak pada masalah pangan dan papan/ruang serta lapangan pekerjaan.

3. Kesejahteraan masyarakat dunia yang variatif dan dilanda kemelut,


peperangan,perubahan iklim, kekeringan dan banjir, kegagalan musim panen dsb,
kesenjangan antara negara kaya dan miskin serta kesenjangan kesejeteraan
penduduk dunia. Indonesia negara ke 4 tertimpang di dunia (2017, Global Wealth Report)

4. Pemakaian SDLA atau energi berdampak pada lingkungan, menurunkan mutu


lingkungan, contoh PLTU Suralaya dengan bahan bakar batubara mencemari udara,
pembabatan hutan (kebakaran hutan, GRK meningkat dan perunbahan iklim di bumi)

5. Kemajuan teknologi dan budaya yang berdampak pada sektor lain


senjata pemusnah masal (nuklir, kimia, biologi), budaya perang menghancurkan
tatanan dunia (perang Irak, Afganistan) penduduk yang berperang, terlantar.

6. Perkembangan perkotaan (ruang an waktu) dan sektor industri serta transportasi,


muncul pencemaran dan kesemrawutan kota meningkat (2030 diperkirakan 50%
penduduk di perkotaan). Pembangunan Infra struktur terbesar Indonesia (2017)

7. Kesenjangan pembangunan kota dan desa, terjadi perbedaan kesejahteraan hidup.


Desa miskin 13,96%, kota 7,7%; 2017), terjadinya urbanisasi, muncul dampak ikutan
yang parah (permukiman kumuh, sanitasi, kesemrawutan kota dsb).
Berdasarkan bentuk yang dimanfaatkan, SDA dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a. SDLA Materi, yaitu yang dimanfaatkan berbentuk materi sumber daya alam.         
contoh : siderit, limonit dapat dilebur jadi besi/ baja
b. SDLA Hayati, ialah SDA yang berbentuk makhluk hidup, seperti hewani dan nabati
c. SDLA Energi, yaitu barang yang dimanfaatkan manusia dalam bentuk energi yang
terkandung dalam SDLA tersebut.
d. SDLA Ruang, adalah ruang atau tempat yang diperlukan manusia dalam hidupnya.
e. SDLA Waktu, sumber daya alam yang tidak berdiri sendiri melainkan terikat dengan
pemanfaatan sumber daya alam dalam domain waktu contoh: iptek.

Potensi bahan tambang :


Indonesia salah satu negara di dunia yang kaya bahan tambang

minyak, batubara, bauksit, emas, pasir besi, timah, tembaga, timah, nikel dsb.

Menurut kepentingan negara:

1. Golongan A, golongan bahan galian strategis


2.    Golongan B, golongan bahan galian vital
3. Golongan C, bahan galian bukan golongan A atau B

 
Jenis, Bentuk, Keberadaan Sumberdaya Alam

Keberadaan
 Dalam perut bumi (mineral, tanah, batuan, minyak, magma, air dsb)
 Di permukaan bumi (biomass, air permukaan, binatang, bakteri, es dsb), termasuk
manusia dan hasil budidayanya.
 Di atas bumi (udara, panas, kilat angin, awan, partikel, mata hari, bulan dan
bintang, burung-burung dsb).

Pemakaian (pertimbangan , keberadaan yang akan datang )


 habis dan tak dapat diperbaharui (non renewable) : minyak, emas, mineral-
mineral dsb.
 dapat pulih atau diperbaharui (renewable) : lahan, kayu, air, udara, tanah dsb.
Aspek penggunaan,
 sekali pakai habis (non reusable) minyak, garam binatang, dapat dipakai
berulangkali (reusable) seperti air, udara, tanah, laut, es dsb, sinar matahari, besi,
emas dsb.

 Indonesia : laut (aneka ragam hayati), tanah dan lahan (bahan galian, mineral, air,
nutrisi) hutan dan biomas, semua SDA ada di Indonesia.
Berdasarkan potensi
Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi beberapa macam, antara lain sebagai berikut.

1. Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya.
Misalnya, batu, besi, emas, kayu, serat kapas, rosela, ruang, dan sebagainya.

2. Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan energinya. Misalnya batu
bara, minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut, kincir angin, dan lain-lain.

3. Sumber daya Lingkungn dan alam ruang; merupakan sumber daya alam yang berupa ruang atau
tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan angkasa, view indah dan menantang.

4. Sumber daya Lingkungan dari hasil pemikiran: blue print, buku, software dan hardware
SDLA juga dapat dibagi menjadi dua (fisik) yaitu SDA hayati dan SDA non-hayati.
SDLA hayati adalah SDA yang berasal dari makhluk hidup (biotik). Seperti: hasil
pertanian, perkebunan, pertambakan dan perikanan.
SDLA non-hayati adalah SDA yang berasal dari makhluk tak hidup (abiotik). Seperti:
air, tanah, barang-barang tambang.
SDLA dari keberadaan : konvensional (bbm, air, batu bara, sinar matahari dsb)
nonkonvensional (gelombang air laut, panas laut, magma)
ultra non konvensional: laser shiva, petir, listrik atmosfer

SDL Buatan (SDLB -sekunder) adalah SDL yang telah ditingkatkan dayagunanya
untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kepentingan pertahanan negara.
Pemanfaatan sumber daya buatan akan mengurangi eksploitasi sumber daya lingk
sehingga tetap dapat menjaga keseimbangan ekosistem suatu wilayah
Bentuk sumber daya buatan ini dapat dilihat pada ruang, kawasan budidaya,
kawasan perdesaan, kawasan perkotaan, maupun kawasan cagar alam. Fungsi
kawasan-kawasan tersebut dapat sebagai pelindung kelestarian lingkungan hidup,
budidaya, permukiman, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi untuk kesejahteraan manusia dan kesinambungan pembangunan.
Memahami SDA dan Lingkungan UU.No. 23 Tahun 1997 Pengelolaan Lingkungan
Hidup:

Lingkungan hidup adalah: dalam UU 23/1997 mendefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan
segala benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya. Sehingga, secara eksplisit, dapat dinyatakan bahwa tingkat kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteran manusia ditentukan oleh kualitas lingkungan hidup.

Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan
hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,
pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup

Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan Hidup adalah upaya sadar dan
terencana, yang memadukan dan mensinergikan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke
dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi
masa kini dan generasi masa depan.

Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan yang menyeluruh
dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas
lingkungan hidup.

Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup adalah rangkaian untuk memelihara kelangsungan daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup

Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya .
Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
menyerap zat, energi, dan atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke
dalamnya.

Pelestarian Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah rangkaian upaya untuk


melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan atau
komponen lain yang dibuang ke dalamnya.

Sumber Daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya
manusia, sumber daya alam, baik hayati maupun non hayati, dan sumber daya
buatan.

Baku Mutu Lingkungan Hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup,
zat, energi, atau komponen yang ada dan atau unsur pencemar yang diizinkan
keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.

Pencemaran Lingkungan Hidup : masuknya atau dimasukkannya makhluk


hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan hidup tidak bisa berfungsi lagi dalam menunjang
pembangunan berkelanjutan.diakibatkan oleh suatu usaha dan atau kegiatan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup: kajian mengenai dampak
besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan.

Konservasi sumber Daya Alam : adalah pengelolaan SDA dalam rangka


meningkatkan daur fungsi sumberdaya alam yang pemanfaatannya dilakukan
secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas dan kuantitas di masa yang akan datang.

Ekologi: suatu cara untuk mengidentifikasi, menyelidiki, menganalisis dan


memahami bagaimana fungsi alam bekerja dan keberadaan makhluk hidup
dalam sistem kehidupan (baik benda mati maupun benda hidup dan
Penciptanya dalam satu kesatuan).

Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup: rangkaian untuk memelihara


kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

Daya Dukung Lingkungan Hidup: kemampuan lingkungan hidup untuk


mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
SDLA milik umum, eksplorasi dan eksploitasi serta keberadaan SDA,
1. perorangan (private property resources), dapat kelompok, perorangan
cenderung awet
2. umum atau alam tak bertuan (common property resources atau open

acces resources), banyak dijarah dan cepat habis


3. milik pemerintah (state property resources). banyak dicuri dan
dihabiskan.

Row material
resources
KONVEN BANGSA
MODAL POSITIF
SIONAL (man – budaya
Lain2)
PEM
PRIMER BANGU DAM
SLDA Non
PERUB
KONVEN NAN alam
SEKUND PAK men
SIONAL tal
ER REAL DUNIA
Ultra mental NEGA
SDM non
ABSTRAK TIF alam
KONVEN (iklim,
SIONAL Barang sumber daya lingk
(commodity resources) hidup
dsb)
1. Penyebaran tak merata baik ruang maupun geografis (kendala dan dampak)
2. Titik pertumbuhan baru dan saling ketergantungan,
3. Dinamik ( pemakaian, kurun waktu, kepentingan), adanya pergerakan , berkembang.
4. Daur SDLA (pengolahan awal, pengguna, sampah dapat renewable, non
renewable, recycling, reusable, ruang kumuh menjadi bagus)
5. Kelangkaan SDLA (umur, prioritas, kel;estarian dan dampak lingkungan)
6. Survive (menopang pembangunan masa yang akan datang daerah maupun
nasional)

PERTIMBANGAN PENGG. SDA ABAD CONTOH


1. Mudah dan keberadaannya, seb 13 air, angin
2. Ekonomi, 19 batubara
3. Kehandalan, tahun 1960 BBM, nuklir
4. Lingkungan tahun 1973 energi matahari, air, angin
5. Penghematan/Krisis tahun 1980 air, batubara ,en.alternatif
6. Kultur/Gengsi/senjataan tahun 2000 BBM Premix, oktan tinggi
7. Kekhawatiran global /polusi tahun 2005 ? BB hidrogen, energi listrik,
/panas minimisasi emisi CO2 (GRK)
8. Kelangkaan/habis (alternatif) tahun 2015 mobil listrik, sel surya,
sampah, air laut. Nuklir, dsb

9. Alternatif energi terbarukan 2025 angin gelombang, minyak , petir, hidrogen


binatang.dibiakkan, matahari, listrik alternatif.
1. Upaya penghematan Lingkungan melalui SDLA
1. Usaha-usaha legeslatif (tarif, pajak, dan prioritas penggunaan dan meninjau perpu dan
kebijaksanaan)
2. Penghematan (pengurangan subsidi, efisiensi, optimalisasi melaui identifikasi dan
inventarisasi serta alternatif)
3. Kemudahan informasi sumberdaya alam di daerah-daerah
4. Pola pengembangan SDLA (fungsi , bentuk , nilai tambah, pemacu pertumbuhan ekonomi)
5. Penyempurnaan pengelolaan dan teknologi (teknologi pengolahan /efisiensi, tidak
mencemari lingkungan dan dampak perubahan iklim global dsb)
6. Pengaturan dan pengorganisasian: (organisasi, manajemen , kerjasama /MOU)
7. Penghematan (pengurangan subsidi. alternatif dan keaneka ragaman, sinkronisasi)
8. Penyempurnaan pengelolaan dan teknologi (teknologi pengolahan /efisiensi).
9. Pengadaan dana dan tenaga kerja disesuaikan dengan kondisi Indonesia.
10. Penyelesain konflik SDLA (OTDA , negara tetangga, masyarakat, polusi/pencemaran)
11. Pengembangan masyarakat dan lingkungan (community development)
12. Memperhatikan sifat dan karakteristik dari berbagai jenis sumberdaya alam dan melakukan
upaya-upaya meningkatkan nilai tambah dari produk sumberdaya alam tersebut.

SDLA (energi) absolut : yang dapat dimanfaatkan paling rendah.


SDLA (energi) eksergi (relative) : selisih energi yang dihasilkan dengan lingkungan semula.
SDLA (energi) anergi : tidak bisa digunakan atau losses

Dimensi : lokal, nasional, internasional


SDA dan lingkungan: konservasi, konversi, indeksasi, efektif -efisiensi, ekstensifikasi,
intensifikasi, diversifikasi, alternatif
Konservasi itu (Conservation - con (together) dan servare (keep/save) ): upaya memelihara apa yang
kita punya (keep/save what you have) secara bijaksana (wise use). Atau meningkatkan daur fungsi
SDA, contoh: hutan dikonservasikan akan semakin meningkat fungsi dan kondisinya baik
isi/kuantitas maupun kualitasnya.

Konversi: alih fungsi SDA, dari suatu sistem ke sistem yang lain dengan nilai seimbang, misal dahulu
menggunakan BBM sekarang menggunakan LNG atau batubara.

Indeksasi adalah merunutkan pemakaian SDA berdasarkan nilai devisa SDA untuk kepentingan
negara dan bangsa: Contoh: emas, bbm, aluminium, gas, batubara dsb

Efektif dan Efisiensi: pemakaian SDA secara berdayaguna dan berhasil guna sehingga tidak boros
namun menghasilkan kinerja yang optimum, contoh: pemakaian briket batu bara, sedikit SDA, tetapi
menghasilkan energi yang besar dan tidak bayak polusi udara.

Ekstensifikasi: penambahan pemakaian atau pengembangan secara kualitas dan kuantitas SDA untuk
memperoleh kinerja yang meningkat, contoh pembukaan lahan sawah baru untuk menambah
p0roduksi padi dan ketahanan pangan.

Intensifikasi: adalah upaya pemanfaatan SDA secara efektif dan efisien agar output maksimal.
Diversifikasi: pengolah alihan SDA, yaitu suatu saat Indonesia bertumpu pada beras, saat yang lain
dengan jagung atau gandum.

Alternatif adalah pemakaian SDA yang lain yang masih dapat digunakan walaupun SDA semula
masih ada dan dapat digunakan, contoh : BBM, dengan minyak nabati dsb,
Contoh: Konservasi
Apabila suatu negara tidak memiliki kawasan dilindungi yang khusus
karena sulit untuk memenuhi standar yang ditetapkan, maka mereka
dapat mengelola kawasan alternatif seperti hutan produksi yang
dialihkan sebagai kawasan dilindungi sehingga penurunan atau
pengurangan plasma nutfah dapat ditekan, atau membeli carbon trade

Kategori klasifikasi kawasan dilindungi, dimana kategori pegelolaan


harus dirancang agar pemanfaatannya seimbang, tidak lebih
mementingkan salah satu fungsi dengan meninggalkan fungsi
lainnya. Adapaun kategori penetapan kawasan dilindungi yang tepat
harus mempertimbangkan beberapa hal:
a.   Karakteristik atau ciri khas kawasan yang didasarkan pada kajian ciri-ciri
biologi dan ciri lain serta tujuan pengelolaan.
b.   Kadar perlakuan pengelolaan sesuai dengan tujuan pelestarian.
c.   Kadar toleransi atau kerapuhan ekosistem lingk atau spesies di dalamnya.
d.   Kadar pemanfaatan kawasan sesuai dengan tujuan peruntukan kawasan
tsb.
e.   Tingkat permintaan berbagai tipe penggunaan dan kepraktisan
pengelolaan.

Upaya konversi Lingkungan pada wilayah

a. Melihat sisitem wilayah secara keseluruhan dan terintegrasi


b. Memperhatikan urgensi perkembangan dan pertumbuhan wilayah dan
penduduk.
c. Keseimbangan lingkungan
Reformasi SDLA dan lingkungan melalui:
1. tataran sistemik (perundang-undangan dan kebijaksanaan, kewenangan)
2. institusi (koordinasi di tingkat nasional, bersinergi/integrasi, menjamin
keberlanjutan, kewenangan perencanaan, penetapan baku mutu,
standar pengelolaan ,mitigasi dampak , rehabilitasi , pengawasan
dan penegakan hukum lingkungan )  
3. individu/kelompok (hindari kesenjangan , peran masyarakat ,akses informasi
(public right to access information), hak berpartisipasi (public right
to participate), hak masyarakat keadilan  (public right to justice).
ditopang baik dan kuat :
a.Hak Asasi manusia atas Lingkungan Hidup,
b. Kepemilikan sumberdaya alam,
c. Kepentingan masyarakat,
d. Pembaharuan perekonomian yang terintegasi dengan Lingkungan,
e. Strategi mempertahankan NKRI dalam rangka menjaga SDA Indonesia
f. Diversifikasi, , alternatif, deversivikasi, efektifitas dan efisiensi, indeksasi,
konversi dan konservasi pengelolaan dan pemanfaatan SDLA.

Identifikasi SDLA/Energi:

1. Intuitif prognosis (ramalan yang bertumpu pada sosio situasi )


2. Systematical prognosis (ramalan berdasarkan studi asumsi dari kecenderungan yang telah ada)
3. Analogy prognosis (ramalan berdasarkan pertumbuhan yang mirip dan sama di alam ini)
4. Scince prognosis (perkiraan yang berdasarkan pertimbangan analisis ilmiah, dari data dan
kejadian yang ada sebelumnya serta digunakan metode-metode statistik,
proses, dsb)
SDL non keruangan mewujudkan:
Pertumbuhan wilayah, ekonomi dan pesatnya pembangunan.
Perkembangan dan pertumbuhan penduduk cepat dan mencegah urbanisasi.
Tenaga kerja banyak terserap, mengurangi pengangguran.
Munculnya jasa-jasa baru, yang akan membuka lapangan pekerjaan.
Pendapatan asli daerah akan meningkat.
Saling ketergantungan antar daerah.
Kendala
Munculnya perkembangan lingkungan yang tak terkendali, perdagangan kumuh,
dan kesemrawutan kota, masalahkaki lima, higienis kurang terperhatikan,
perubahan dan nilai tt guna lahan (alih fungsi, spekulan) dan banjir , lingkungan
(lahan dsb) kritis
Akibat terjadinya urbanisasi semakin banyak pengangguran, munculnya kerawanan
sosial dan keamanan.
Kebutuhan teknologi semakin meningkat, namun penduduk belum siap
(kekurangan tenaga ahli).
Modal kurang untuk melakukan pembenahan, akibanya dapat meningkatkan
pinjaman pemerintah (hutang membengkak), karena untuk membangun investasi
belum siap.
Dimensi
Lokal (pemanfaatan isu serta dampak kedaerahan) batu kapur, pasir
Nasional: berdampak nasional (keutuhan bangsa, politik nasional)
Internasional: berdampak internasional: BBM, LNG, Nuklir, gempa, potensi tsunami
Sumber daya alam (Natural resources)
DIKETEMUKAN BELUM DIKETEMUKAN
(indentified & discovered) (unidentified & undiscovered)
KONDISI
TERAGAKAN (DEMONSTRATES)
TERBUKTI MUNGKIN TERDUGA HIPOTESIS SPEKULATIF
(MEASURED) (PROBABLE)
(INFERED)

DAPAT
DIMANFAATKAN

MARGINAL

SUB MARGINAL
TIDAK
DIMANFAATKAN

Permasalahan1.
1. SDL diantara SDA semakin habis dan tidak seimbang dan lingkungan semakin rusak
2. Terjadinya pergeseran SDL dengan SDA tidak dapat diperbaharui ke dapat diperbaharuai atau dipakai
kembali dan lingkungan tidak pulih.
3. Kebijaksanaan eksploitasi SDL menjurus ke menguras habis akibat SDL kritis dan lingkungan rusak.
4. SDLA habis diabaikan, sehingga kurang dimanfaatkan karena diketemukannya SDA baru dan alternative.
5. Apakah SDLA berperan dalam pembangunan selanjutnya pada ekonomi dan teknologi serta SDM ?.
6. SDLA kualitas rendah, kurang ekonomis , perlu modal dan energi tinggi serta merusak lingkungan
7. Lingkungan perkotaan memburuk akibat pencemaran industri, permukiman, penggunaan lahan, transportasi

penebangan hutan, sampah dsb dan perubahan paradigma SDLA dan mental pembina menjadi pengrusak.
8. Mekanisme pasar dapat MERUBAH kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan.
9. Negara pengguna SDLA cenderung mengeksploitasi SDLA Negara Ketiga, menimbulkan kesenjangan hidup
antara miskin dan kaya.
10.Terjadi perubahan alam dan mencari sumberdaya alam baru yang dapat mewakili, cocok, hemat
dan tidak merusak lingkungan: angin, matahari, listrik
• ALTERNATIF PEMAKAIAN SDA

•Pemanfaatan SDL dan Alam secara cepat, ekonomi tumbuh cepat, lingkungan
hancur, kecuali pembangunan ekonomi dan lingkungan seimbang.

• SDL dan Alam dipakai perlahan-lahan, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan


lambat, pemanfaatan SDA lama. sumberdaya andalan ditinggalkan karena SDA
baru dan alternatif teknologi madya.

• SDL dimanfaatkan cepat pembangun cepat dan menyiapkan SDA dan


lingkungan yang diperbaharui, perekonomian dan produksi akan berlangsung
terus dan stabil.

• Teknologi pesat mengubah SDLA dapat diperbaharui/tak dapat diperbaharui


dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun lingkungan buruk dan
akan mengancam kehidupan ummat

• Islam mempertegas bahwa SDL dan Alam tetap ada, hanya berubah bentuk,
Nalar manusia belum sampai, belum menyesuaikan, teknologi dan SDM
yang tangguh dapat dikelola bumi ini dengan baik sebagai amanah, agar
lestari dan pembangunan berjalan terus tanpa merusak lingkungan
Tantangan

Kerusakan lingkungan dengan terjadinya perubahan iklim


1.Indonesia Negara martim (kepulauan)
2.Melakukan mitigasi dan adaptasi lingkungan, pertanian dan
daerah-daerah yang berbeda kultur dan musim.
3.Gagasan, strategi penanggulangan dan road-map 2009-2014-2019-
2025 kerusakan SDA dan lingkungan melaui penanggulangan
perubahan iklim dan polusi udara dengan meningkatkan kesejahteraan
dengan ekonomi yang menyatu alam yg utuh lestari
Sasaran Pendayagunaan Potensi SDBuatan
Industri Pangan
Industri Energi. Telkom , persenjataan
Industri Air
Industri Obat
Industri Bahan Baku
Pembangunan Infrastruktur
Pengelolaan sumber dayalingkungan alami dan buatan, konsep wawasan kebangsaan
dan pertahanan negara dan pendayagunaannya untuk kepentingan pertahanan
negara ditujukan untuk mendukung meningkatkan kekuatan dan kemampuan
komponen pertahanan.

“SDL dan Alami dan buatan sebagai komponen pendukung dibentuk dengan tujuan
untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen
cadangan

Kapitalisasi dalam pemanfaatan sumber daya lingkungan dan alam menyebabkan


terganggunya ekosistem dan menyusutnya keaneka-ragaman hayati di Indonesia.
Penggunaan teknologi eksploitasi jelas menuntut alokasi modal cukup besar yang
pada akhirnya mendorong para pengusaha mengejar keuntungan sebesar-besarnya.
Bermacam-macam praktek pemanfaatan sumber daya alam oleh masyarakat lokal
yang lebih arif dan ramah lingkungan semakin lama semakin tersingkir dan dilupakan.

Oleh karena itu secara umum, dampak dari bentuk pengelolaan


sumberdayaLingkungan dan alam yang bersifat top down dapat
kita rasakan, seperti :
A.Tertutupnya akses masyarakat desa terhadap sumber daya
lingkungan dan alam
B. Rasa kurang memiliki terhadap sumber daya Lingk dan alam
C. Munculnya ketidakadilan dalam mendapatkan SDLA
D. Memancing timbulnya konflik-konflik antara
masyarakat dengan pengusah dalam memanfaatkan SDLA.
E. Mempercepat proses perusakan lingkungan dan
hancurnya keanekaragaman hayati.
Pengelolaan SDL dan alam harus berbasis pada masyarakat
yang memiliki tiga aspek penting yang perlu diperhatikan
dalam sebuah konsep pengelolaan sumber SDLA, yaitu :
ekplorasi, eksploitasi dan konservasi, dengan
memperhatikan kepentingan negara dan masyarakat
berdasarkan UUD 45 no 33.
Ada beberapa tahap peran serta masyarakat dalam pengelolaan SDLA:
A.Perencanaan.
Pengetahuan, cara pemanfaatan dan kebutuhan masyarakat (lokal)
terhadap sumber daya alam harus didengar dan dipertimbangkan
dalam menyusun semua rencana pengelolaan, baik untuk
kepentingan eksplorasi, eksploitasi, maupun konservasi.

B. Pelaksanaan.
Ketika program-program dilakukan, masyarakat juga harus tahu mana kemajuan
sebuah program atau kegiatan pengelolaan sumber daya alam yang telah berjalan.

C. Monitoring dan evaluasi.


Monitoring bertujuan untuk melihat sejauh mana kemajuan sebuah program atau
kegiatan yang telah dan sedang berjalan. Masyarakat boleh menilai dan
mengetahui setiap perkembangan program.

D. Akuntabilitas dan Audit


Hasil pengelolaan (pemanfaatan) SDLA harus dapat dapat
dipertanggungjawabkan kepada pemerintah maupun masyarakat (positif dan
negatifnya) .
Pembangunan ramah lingkungan :
Landasan
UU No 22 tahun 1999 Tentang Otonomi daerah disebutkan dalam pasal 10 ayat
1, bahwa daerah berwenang mengelola sumber daya nasional yang tersedia di
wilayahnya dan bertanggung jawab memelihara kelestarian lingkungan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan

Upaya : (Green Development)


• Data based: wilayah , SDA, lingkungan, masyarakat dan sistem manajeman yang ada

• Studi awal lingkungan (rona awal, perkembangan dan keberlanjutan dan pelestarian
dengan pengecheckan data based.
• Perencanaan; upaya pengelolaan wilayah SDA, lingkungan, masyarakat dan sistem
manajeman dengan dampak yang pembangunan yang muncul (disertai dengan
dokumen studi lingkungan-Andal termasuk pemantauan dan pengelolaan
lingkungan/UPL, UKL))
• Pelaksanaan Pembangunan , emperhatikan aspek dampak dan penekanan atau
penanggulangan dampak
• Kontrol dan evaluasi pembangunan ramah lingkungan
• Pelaporan dan akuntabilitas pembangunan yang dilakukan
• Pasca Pembangunan, meliputi: pengelolaan selanjutnya, pelaksanaan UPL dan UKL.
SUMBER SDL dan ALAM
DATA

INVENTARISASI

PERENCANAAN PERENCANAAN NERACA DAN


PROSES KELESTARIAN
TATA RUANG DAN LINGKUNGAN

PEMANFAATAN
PERENCANAAN
PEMANFAATAN DAN PERKEMBANGAN
HASIL Dengan
KESESUAIAN PERUNTUKAN
KELESTARIAN, SURVIVE

EVALUAS AUDIT LINGKUNGAN: PKL, PPL,


I PENILAIAN (ISO 14010)
1. Hasil inventarisasi dilakukan pada dua waktu yang berbeda
2. Klasifikasi harus sama/distandarkan ( nasional, nomenklatur, istilah
dan parameter).
3. Hasil inventarisasi berbentuk peta cetak atau digital (dilengkapi simbol
dan legenda yang jelas, atribut peta disimpan dalam tabel)
4. Neraca sumberdaya alam pesisir dan laut disusun persatu tahun data 1
Januari s/d 31 Desember tahun yang sudah lewat. Namun dalam
kondisi khusus, neraca bisa dilakukan dalam periode waktu lebih
pendek atau lebih lama tergantung kebutuhan dan keberadaan data
5. Konsep pemanfaatan dan perkembangan SDLA mempertimbangkan
kesesuaian untuk peruntukan, keseimbangan, kelestarian dan survive
SDLA
EKOSISTEM ALAM YANG SALING BERHUBUNGAN
LINGKUNGAN DARI HULU KE HILIR

6
bentang
alam/jasa
lingkungan

sumber sumber sumber


daya laut daya lahan daya hutan
dan pesisir

sumber
3 daya
air (4)
transformasi ? 2
1 sumber
10 daya mi
neral (5)

7 8 9

Sumberdaya
manusia Sumberdaya
Sumberdaya sosial
finansial dan
teknologi

Anda mungkin juga menyukai