Kelompok 6
Neng Tiara Latifah 18.1.T1.5158
Silmina Sadrina S 18.1.T1.5168
Rival Azis Maulana 18.1.T1.5165
BIOGRAFI IBNU MASKAWAIH
Nama lengkap beliau adalah Abu Ali Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Ya’kub Ibnu Maskawaih, disebut
juga Abu Ali al-Khazin. Ia lahir di kota Ray (Iran) pada tahun 320 H / 932 M. Kakeknya bernama al-
Kifti menganut agama Majusi kemudian masuk Islam.
Ibnu Maskawaih adalah seorang pemikir teistis, moralis dan sejarahwan Persia paling terkenal, Pada
dasarnya Ibnu Maskawaih adalah ahli sejarah dan moralis. Ia juga seorang penyair. Dia menjelaskan
tentang perubahan moral dalam bukunya Tahzib al-Akhlak, yang menunjukkan bahwa ia
melaksanakan dengan baik apa yang ditulisnya tentang etika. Beliau wafat di Isfahan pada tanggal 9
Shafar 421 H atau 16 Februari 1030 M.
PEMIKIRAN FILSAFAT IBNU MASKAWAIH
1. KETUHANAN
Tuhan menurut Ibnu Maskawaih adalah zat yang tidak berjisim, Azali, dan Pencipta. Tuhan Esa dalam
segala aspek. Ia tidak terbagi-bagi dan tidak mengandung kejamakan dan tidak satu pun yang setara
dengan-Nya. Ia ada tanpa diadakan dan ada-Nya tidak bergantung kepada yang lain. Sementara yang lain
membutuhkan-Nya.
2. EMANASI
Ibnu Maskawaih menganut faham Emanasi yakni Allah menciptakan alam secara pancaran. Menurut nya
entitas pertama yang memancarkan dari Allah ialah ‘aql Fa’al’ ( akal aktif ). Akal aktif ini timbullah jiwa
dan dengan perantaraan jiwa pula timbullah planet (al-falak). Pancaran yang terus-menerus dari Allah
dapat memelihara tatanan alam ini. Andaikan Allah menahan pancaran-Nya, maka akan terhenti
kemajuan dalam alam ini. Dari Akal Aktif ini timbullah jiwa dan dengan perantaraan jiwa pula timbullah
planet. Pelimpahan atau pemancaran yang terus menerus dari Allah dapat memelihara tatanan didalam
alam ini.
3. TENTANG KENABIAN
Akhlak menurutnya adalah suatu sikap mental atau keadaan jiwa yang mendorongnya untuk berbuat tanpa
pikir dan pertimbangan. Sementara tingkah laku manusia terbagi menjadi dua unsur, yakni unsur watak
naluriah dan unsur kebiasaan dan latihan. Ibnu Maskawaih adalah seorang moralis terkenal Ahmad
Daudy, Kuliah Filsafat Islam.
2. Kebahagiaan (Sa’adah)
Maskawaih membedakan antara al-khair (kebaikan) dengan al-sa’adah (kebahagiaan). Dimana kebaikan
menjadi tujuan semua orang: kebaikan umum bagi seluruh manusia dalam kedudukan sebagai manusia.
Sedangkan kebahagiaan adalah kebaikan bagi seseorang, tidak bersifat umum, tetapi relatif tergantung
kepada orang per orang
3. Pendidikan Akhlak
Tujuan pendidikan akhlak yang dirumuskan Ibn Miskawaih memang terlihat mengarah kepada terciptanya
manusia agar sebagai filosuf. Karena itu Ibn Miskawaih memberikan uraian tentang sejumlah ilmu yang
dapat di pelajari agar menjadi seorang filosuf. Ilmu tersebut ialah, Matematika, Logika dan Ilmu kealaman
KESIMPULAN
Ibnu Maskawaih mempunyai keahlian dalam ilmu sejarah, sastra, kimia dan ketabiban. Selain dari
pada itu, ia juga sangat intes dalam filsafat. Mengenai filsafatnya, ia lebih banyak mengungkapkan
masalah jiwa dan akhlak. Hal ini dapat disimpulakn sebagai berikut:
• Ibnu Maskawaih mengaitkan potensi jiwa dengan perilaku manusia yang melahirkan empat
keutamaan yang merupakan perilaku khas manusia yang tidak dapat ditiru oleh makhluk lain.
• Bahagia menurut Ibnu Maskawaih ada dua tingkat yaitu: Pertama, ada manusia yang tertarik pada
hal-hal yang bersifat benda dan mendapat kebahagiaan dengannya, namun ia tetap rindu akan
kebahagiaan jiwa, lalu ia berusaha untuk memperolehnya. Kedua, manusia yang melepaskan diri
dari kenikmatan benda dan memperoleh kebahagiaan lewat jiwa. Kebahagiaan jiwalah yang
meruapakn kebahagiaan yang sempurna dan mampu mengantarkan manusia untuk memiliki derajat
malaikat.
• Pemikiran Ibnu Maskawaih tentang jiwa dan akhlak, bila dipadukan maka dapat disimpulkan bahwa
ia merupakan perintis ilmu jiwa pendidikan, karena dalam pembahasan tentang kejiwaan ia
menyajikan penerapannya dalam pendidikan moral dan akhlak.
TERIMAKASIH