Pengertian Etimologi • Tetap dan Lama • Pengekangan dan keharusan Terminolo • Penahanan terhadap suatu barang dengan hak gi sehingga dapat dijadikan sebagai pembayaran dari barang tersebut Ulama • Menjadikan suatu benda sebagai jaminan utang Syafi’iyah yang dapat dijadikan pembayar ketika berhalangan dalam membayar utang Ulama • Harta yang dijadikan jaminan utang sebagai Hanabilah pembayar harga (nilai) utang ketika yang berutang berhalangan (tak mampu) membayar utangnya kepada pemberi pinjaman. Dasar Hukum Rahn Al- Apabila kamu dalam perjalanan Qur’an (dan bermuamalah tidak secara tunai), sedangkan kamu tidak memperoleh seorang penulis, hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang. (QS Al-Baqarah: 283) As- “Dari Siti Aisyah r.a bahwa Sunnah Rasulullah SAW pernah membeli makanan dengan menggadaikan baju besi.” (HR Bukhari dan Muslim ) Rukun dan syarat gadai 4 UNSUR • Rahin (orang yang memberikan jaminan) RAHN • Al- murtahin (orang yang menerima) • Al-marhun (jaminan) • Al-marhun bih (utang) Ulama • Ijab dan Qabul dari rahin dan al- Hanafiyah murtahin Ulama • Shighat Selain • Aqid (orang yang akad) Hanafiyah • Marhun (jaminan) • Marhun bih (utang) Syarat2 Rahn 1. Persyaratan • Al-ahliyah Aqid • Ulama Syafi’iyah adalah org yg telah sah untuk jual-beli, yakni berakal dan mumayyiz, tidak disyaratkan harus baligh • Ulama selain Syafi’iyah adalah seperti dalam pengertian jual beli dan derma. Tidak boleh dilakukan org yg mabuk, gila, bodoh, atau anak kecil yg belum baligh. 2. Syarat sighat • Ulama Hanafiyah = Tidak boleh memakai syarat (hukumnya syarat tersebut batal dan rahn tetap sah) • Ulama Syafi’iyah = Syarat sahih, seperti mensyaratkan agar murtahin cepat membayar sehingga jaminan tidak disita Mensyaratkan sesuatu yg tidak bermanfaat, seperti mensyaratkan agar hewan yang dijadikan jaminanx diberi makanan tertentu. Syarat seperti itu batal, tetapi akadnya sah Syarat yang merusak akad, seperti mensyaratkan sesuatu yang akan merugikan murtahin • Ulama Malikiyah = Syarat sahih, rahn yg mengandung unsur kemaslahatan dan sesuai dengan kebutuhan Syarat fasid, rahn yg mengandung persyaratan yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau dipalingkan pada sesuatu yang haram, seperti mensyaratkan barang harus berada dibawah tanggung jawab rahin • Ulama Hanabilah = seperti ulama Malikiah 3. Syarat Ulama • Marhun bih hendaklah barang yang wajib Marhun bih/ Hanafiyah diserahkan (uang atau benda) Utang • Marhun bih memungkinkan dapat dibayarkan • Hak atas marhun bih harus jelas, sehingga boleh memberikan dua marhun bih tanpa dijelaskan urang mana menjadi rahn Ulama • Berupa utang yang tetap & dapat Hanabilah dimanfaatkan dan • Utang harus lazim pada waktu akad Syafi’iyah • Utang harus jelas dan diketahui rahin dan murtahin 4. Syarat Ulama Hanafiyah Marhun/Jaminan 1. Dapat diperjualbelikan 2. Bermanfaat 3. Jelas 4. Milik rahin 5. Bisa diserahkan 6. Tidak bersatu dengan harta lain 7. Di pegang/dikuasai oleh rahin 8. Harta yang tetap atau dapat dipindahkan Hukum pengambilan manfaat barang gadai Jumhur Fuqaha • Murtahin tidak berhak mengambil suatu manfaat barang2 gadai, sekalipun rahin mengizinkan, karena hal ini termasuk utang yang dapat memberi manfaat, sehingga bila dimanfaatkan termasuk riba. • Rasulullah bersabda : “Setiap utang yang menarik manfaat adalah termasuk riba” (Riwayat Harits bin Abi Usamah) Imam Ahmad, • Jika barang gadai berupa kendaraan yang dapat dipergunakan Ishak, al-Laits, atau binatang ternak yang dapat diambil susunya, maka dan al-Hasan penerima gadai dapat mengambil manfaat dari kedua benda gadai tersebut disesuaikan dengan biaya pemeliharaan yang dikeluarkannya selama kendaraan atau binatang ternak itu ada padanya. • Rasulullah bersabda : “Binatang tunggangan boleh ditunggangi karena pembiayaannya apabila digadaikan, binatang boleh diambil susunya untuk diminum karena pembiayaannya bila digadaikan bagi orang yg memegang dan meminumnya wajib memberikan biaya.” • NOTE : Pengambilan manfaat pada benda2 gadai diatas ditekankan pada biaya/tenaga untuk pemeliharaan sehingga bagi yg memegang barang2 gadai seperti di atas punya kewajiban tambahan? Pemegang barang gadai berkewajiban memberikan makanan bila barang gadaian itu adalah hewan. Harus memberikan bensin bila pemegang barang gadaian berupa Resiko kerusakan marhun Menurut Bila marhun hilang dibawah Syafi’iyah penguasaan murtahin, maka murtahin tidak wajib menggantinya, kecuali bila rusak atau hilangnya itu karenakelalaian murtahin atau karena disia-siakan. Menurut Murtahin yang memegang marhun Hanafi menanggung risiko kerusakan marhun atau kehilangan marhun, bila marhun itu rusak atau hilang, baik karena kelalaian (disia- Penyelesaian Gadai • Apabila pada waktu pembayaran yang telah ditentukan rahin belum membayar hutangnya, hak murtahin adalah menjual marhun, pembelinya boleh murtahin sendiri atau yg lain, tetapi dengan harga yang umum berlaku pada waktu itu dari penjualan marhun tersebut. Hak murtahin hanyalah sebesar piutangnya, dengan akibat apabila harga penjualan marhun lebih besar dari jumlah hutang, sisanya dikembalikan kepada rahin. Apabila sebaliknya, harga penjualan marhun kurang dari jumlah utang, rahin masih menanggung pembayaran kekurangannya • NOTE : karena itu dalam gadai tidak boleh diadakan syarat2, misalnya dengan mengucapkan “apabila rahin tidak mampu melunasi hutangnya, maka marhun menjadi milik murtahin sebagai pembayaran utang” Riba dan Gadai • Perjanjian gadai pada dasarnya adalah perjanjian utang- piutang, hanya saja dalam gadai ada jaminannya, riba akan terjadi dalam gadai jika dalam akad gadai ditentukan bahwa rahin harus memberikan tambahan kepada murtahin ketika membayar hutangnya atau ketika akad gadai ditentukan syarat-syarat, kemudian syarat tersebut dilaksanakan. • Bila rahin tidak mampu membayar utangnya hingga pada waktu yg ditentukan, kemudian rahin menjual marhun dengan tidak memberikan kelebihan harga marhun kepada rahin, maka disini juga telah berlaku riba