Anda di halaman 1dari 16

PERATURAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK MANDIRI

KEPERAWATAN DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

NURMA SARI HASAN 1814401059

PANDE NYOMAN SEPTIAN YOGI 1814401070

CHOIRUN NISA MUFTI ALI 1814401078

MARTIN ALVIAN 1814401089

MUHAMMAD TAUFIK 1814401100


Undang – Undang Kesehatan

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan :


1. Bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

2. Bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya

3. Bahwa setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia akan
menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi negara

4. Bahwa setiap upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan Kesehatan


Pasal 1

1. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
2. Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan
Pasal 2
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, pelindungan, penghormatan
terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif dan norma-norma agama.
Pasal 3

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

Pasal 4

Setiap orang berhak atas kesehatan.

Pasal 5

1) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidangkesehatan.
2) Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.

3) Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.
Pasal 6
Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat Kesehatan
Pasal 7 :
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab

Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya

Pasal 9
Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yangsetinggi-
tingginya

Pasal 10
Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun
sosial.

Pasal 11
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-
tingginya.
UNDANG UNDANG KEPERAWATAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38
Tahun 2014 tentang Keperawatan.

Pasal 1

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 3

Ayat 1 :

Jenis perawat terdiri atas perawat vokasi dan perawat profesi

Pasal 4
wajib memiliki STRP dalam melakukan Praktik Keperawatan
Pasal 16
Dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan, Perawat bertugas sebagai:

a. Pemberi Asuhan Keperawatan.

b. Penyuluh dan konselor bagi Klien.

c. Pengelola Pelayanan Keperawatan.


Pasal 35
Dalam melaksanakan praktik keperawawan, perawat mempunyai hak sebagai berikut :
1. Memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan Standar Profesi,
standar pelayanan, dan standar prosedur operasional, dan ketentuan peraturan perundang- undangan
2. Memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari Klien dan/atau keluarganya.
3. Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan kewenangan.

Pasal 17
Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a
di bidang upaya kesehatan perorangan, Perawat berwenang
4. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistic
5. Menetapkan diagnosis keperawatan
6. Merencanakan tindakan Keperawatan

Pasal 36
Dalam melaksanakan Praktik Keperawatan, Perawat mempunyai kewajiban sebagai berikut:
7. Menjaga kerahasiaan kesehatan Klien;
8. Memperoleh persetujuan dari Klien atau keluarganya atas tindakan yang akan diberikan;
KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG REGISTRASI DAN PERIZINAN PRAKTIK
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2014 Bab VI Tentang Registrasi dan Perizinan Tenaga Kesehatan

Pasal 44

a. Ayat 1 : Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki STR.

b. Ayat 2 : STR sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan oleh konsil masing-masing Tenaga Kesehatan setelah memenuhi
persyaratan.

c. Ayat 3:
• Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

• Memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan;

a. Ayat 4 :
• STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang setelah memenuhi persyaratan.

a. Ayat 5 :
• Persyaratan untuk Registrasi ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi:

1) Memiliki STR lama;

2) Memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;


Pasal 45

• Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Registrasi dan Registrasi ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44
diatur dengan Peraturan Konsil masing-masing Tenaga Kesehatan
Pasal 46

Ayat 1 : Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik di bidang pelayanan kesehatan wajib memiliki izin.

Ayat 2 : Izin diberikan dalam bentuk SIP.

Ayat 3 : SIP diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota
tempat Tenaga Kesehatan menjalankan praktiknya.

Ayat 4 : Untuk mendapatkan SIP Tenaga Kesehatan harus memiliki:

1) STR yang masih berlaku;

2) Rekomendasi dari Organisasi Profesi

Ayat 5 : SIP masing-masing berlaku hanya untuk 1 (satu) tempat.

Ayat 6 : SIP masih berlaku sepanjang STR masih berlaku; dan tempat praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam SIP.

• Pasal 47

• Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik mandiri harus memasang papan nama praktik
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PRAKTIK KEPERAWATAN MANDIRI.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan.
1.Pasal 37
Ayat 1 : Perawat yang menyelenggarakan Praktik Keperawatan mandiri memiliki wewenang:Menyelenggarakan Asuhan
Keperawatan di bidang upaya kesehatan perorangan;
Ayat 2: Praktik Keperawatan mandiri dilaksanakan di tempat praktik mandiri Perawat.
Ayat 3 : Dalam memberikan Asuhan Keperawatan, Perawat dapat melakukan penatalaksanaan Keperawatan komplementer dan
alternatif sesuai dengan kompetensi.
2.Pasal 38
a. Ayat 1 : Perawat yang menyelenggarakan Praktik Keperawatan secara mandiri di tempat praktik mandiri Perawat harus memenuhi
persyaratan, selain ketentuan persyaratan memperoleh SIPP.
b. Ayat 2 : Persyaratannya meliputi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, serta obat dan bahan habis pakai.
3.Pasal 39
•Persyaratan lokasi harus berada pada lokasi yang mudah untuk akses rujukan dan memperhatikan aspek kesehatan lingkungan
Pasal 40
Ayat 1 : Bangunan untuk tempat praktik mandiri Perawat dapat berupa rumah tinggal, bagian dari rumah, bagian dari kantor/tempat
kerja, mal, atau bagian dari gedung

Pasal 41
Persyaratan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat 2 meliputi ruang dalam bangunan yang paling sedikit terdiri atas:
a. Ruang pelayanan administrasi;
b. Ruang tunggu;

c. Ruang periksa/ruang konsultasi/ruang asuhan keperawatan;


Pasal 43
Ayat 1 : Peralatan yang harus dimiliki pada tempat praktik mandiri Perawat meliputi peralatan Asuhan Keperawatan yang diperlukan
sesuai dengan pelayanan yang diberikan.

Pasal 44
Obat bebas, obat bebas terbatas, dan bahan habis pakai yang dapat disimpan oleh Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan
secara mandiri di tempat praktik mandiri Perawat dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 45
Ketentuan mengenai pemberian obat dan daftar jenis obat dalam keadaan darurat yang dapat disimpan oleh Perawat yang menjalankan
Praktik Keperawatan secara mandiri di tempat praktik mandiri Perawat diatur dengan Peraturan Menteri.
1. Pasal 46
a. Ayat 1 : Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan secara mandiri di tempat praktik mandiri Perawat harus
melaksanakan pengelolaan limbah medis.
b. Ayat 2 : Pengelolaan limbah medis dapat dilakukan melalui kerjasama dengan institusi yang memiliki instalasi pengelolaan
limbah.

2. Pasal 47
• Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah kabupaten/kota harus melakukan penilaian terhadap pemenuhan persyaratan tempat praktik
mandiri Perawat
1. Pasal 50
a. Ayat 1 : Perawat yang berhalangan sementara dalam melaksanakan Praktik Keperawatan dapat menunjuk Perawat pengganti
yang memiliki kompetensi sama dan melaporkannya kepada kepala pusat kesehatan masyarakat setempat.
b. Ayat 2 : Perawat pengganti harus memiliki SIPP dan tidak harus SIPP di tempat tersebut.
•  
1. Pasal 51
a. Ayat 1 : Perawat yang menyelenggarakan Praktik Keperawatan secara mandiri di tempat praktik mandiri Perawat wajib
melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan pelayanan yang diberikan.
b. Ayat 2 : Pencatatan wajib disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
c. Ayat 3 : Pelaporan ditujukan ke pusat kesehatan masyarakat di wilayah tempat praktik.
UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

• Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada
konsumen.

• Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

• Dasar Hukum Perlindungan Konsumen Pada hakekatnya, terdapat dua instrumen hukum penting yang menjadi landasan kebijakan
perlindungan konsumen di Indonesia, yakni:

Pertama, Undang-Undang Dasar 1945, sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, mengamanatkan bahwa pembangunan
nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan Makmur

Kedua, Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK). Lahirnya Undang-undang ini memberikan
harapan bagi masyarakat Indonesia, untuk memperoleh perlindungan atas kerugian yang diderita atas transaksi suatu barang dan jasa.
UUPK menjamin adanya kepastian hukum bagi konsumen.
• Tujuan Perlindungan Konsumen Sesuai dengan pasal 3 Undang-undang Perlindungan Konsumen, tujuan dari
Perlindungan Konsumen adalah :

1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri,

2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian
barang dan/atau jasa,

3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai
konsumen

• Azas perlindungan konsumen


1. Azas manfaat
2. Azas keadilan
3. Azas keseimbangan

4. Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen


5. Asas Kepastian Hukum
• Hak Hak Konsumen
• Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang Perlindungan Konsumen, Hak-hak Konsumen adalah :

• 1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

• 2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan
nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;

• 3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;

• 4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;

• 5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen
secara patut;

• 6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;

• 7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

• 8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi/penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima
tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
• Kewajiban Konsumen

• Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang Perlindungan Konsumen, Kewajiban Konsumen adalah:

• 1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi
keamanan dan keselamatan;

• 2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;

• 3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;

• 4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

• Konsumen Mandiri

• Ciri Konsumen Mandiri adalah :

• 1. Sadar akan harkat dan martabat konsumen, mampu untuk melindungi diri sendiri dan keluarganya;

• 2. Mampu menentukan pilihan barang dan jasa sesuai kepentingan, kebutuhan, kemampuan dan keadaan yang menjamin
keamanan, keselamatan, kesehatan konsumen sendiri;

• 3. Jujur dan bertanggungjawab


• Waspada Konsumen
• 1. Krisis terhadap iklan dan promosi dan jangan mudah terbujuk;
• 2. Teliti sebelum membeli;
• 3. Biasakan belanja sesuai rencana;
• 4. Memilih barang yang bermutu dan berstandar yang memenuhi aspek keamanan, keselamatan,kenyamanan
dan kesehatan;

• 5. Membeli sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan;


• 6. Perhatikan label, keterangan barang dan masa kadaluarsa

Anda mungkin juga menyukai