TPTHB2
TPTHB2
1. Toleransi Telat hanya selama 15 menit setelah jam kuliah dimulai. Lebih
dari 15 menit setelah jam kuliah dimulai, dilarang masuk kelas.
2. Pembelajaran bersifat ceramah, diskusi dan tanya jawab.
3. Dilarang keras titip absen.
4. Perizinan untuk tidak mengikuti kuliah hanya lewat surat (no Phone &
sms).
5. Mahasiswa minimal memiliki 2 bahan/sumber tentang TPTHB.
6. Mahasiswa wajib menggunakan Pakaian yang sopan, dan bersepatu.
7. kasuistis ditentukan kemudian.
Pendahuluan
4. Penipuan
5. Pengrusakan
6. Pemudahan
Unsur-unsur Tindak Pidana
• Asas legalitas : seseorang tidak dapat dipersalahkan melakukan tindak
pidana apabila tindak pidana tersebut belum dirumuskan dalam undang-
undang
Unsur-unsur tindak pidana :
1. Unsur Obyektif : diluar Dader/Pelaku
a. Perbuatan : 242 (Sumpah Palsu “Memberi Keterangan”)
263 (Pemalsuan Surat “Membuat surat Palsu”)
362 (Pencurian “Mengambil”)
b. Akibat : Hal yang dilarang dan diancam oleh Undang-undang.
338 (Pembunuhan “Merampas nyawa orang lain”)
c. Keadaan : kondisi, Hal-hal tertentu yang diancam oleh undang-
undang
282 (Kejahatan Terhadap Kesusilaan “Di muka umum”)
Next Back
2. Unsur Subyektif : Didalam diri Dader/Pelaku
a. Kemampuan bertanggungjawab
tiga syarat seseorang mampu dikatakan bertanggung jawab
- ia mengerti nilai perbuatannya dan mengerti nilai dari perbuatannya
tersebut
- ia dapat menentukan kehendaknya terhadap perbuatan yang ia
lakukan
- ia sadar bahwa perbuatannya dilarang/tidak dilarang oleh UU
Pasal 44
• (1) Barang siapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungkan
kepadanya karena jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau terganggu karena
penyakit, tidak dipidana.
• (2) Jika ternyata perbuatan itu tidak dapat dipertanggungkan kepada
pelakunya karena pertumbuhan jiwanya cacat atau terganggu karena
penyakit, maka hakim dapat memerintahkan supaya orang itu dimasukkan
ke rumah sakit jiwa, paling lama satu tahun sebagai waktu percobaan.
• (3) Ketentuan dalam ayat 2 hanya berlaku bagi Mahkamah Agung,
Pengadilan Tinggi, dan Pengadilan Negeri.
Next Back
b. Kesalahan / Schuld
didalamnya terkandung makna dapat dicelanya ( verwijtbaarheid ) si pembuat atas
perbuatannnya. Jadi, orang bersalah melakukan sesuatu tindak pidana berarti
bahwa dapat dicela atas perbuatannya
Kesalahan / Schuld dalam hukum pidana dibedakan menjadi 2 yakni :
1. Dolus atau Opzet (Kesengajaan)
2. Culpa atau Ketidak sengajaan
Menu
• Menurut memori penjelasan ( Mvt), yang
dimaksudkan dengan kesengajaan adalah
“menghendaki dan menginsyafi” terjadinya suatu
tindakan beserta akibatnya, Artinya, seseorang
yang melakukan suatu tindakan dengan sengaja,
harus menghendaki serta menginsafi tindakan
tersebut dan/atau akibatnya. Dari seseorang
yang melakukan suatu tindakan karena ia dipaksa
(ditodong), tidak dapat dikatakan bahwa ia
melakukan perbuatan itu karena kehendakanya
sendiri.
Opzet dalam tindak pidana
Bentuk opzet :
1. Opzet Sebagai Tujuan
- apabila pembuat menghendaki akibat perbuatannya
- untuk mencapai suatu tujuan yang dekat (dolus directus)
- terdapat hubungan langsung antara kehendak jiwa dan fakta
kejadian
- tidak dilakukan perbuatan itu jika pembuat tahu akibat
perbuatannya tidak terjadi/tercapai
Contoh : A menghendaki matinya B dengan tangannya sendiri
maka A mencekik B hingga mati
Penjelasan : Opzet sebagai tujuan, bahwa seseorang melakukan
sesuatu dengan sengaja sedang perbuatannya tersebut memang
merupakan tujuan dari pelaku.
Menu Next
Opzet dalam tindak pidana
2. Opzet dengan tujuan pasti atau yang merupakan keharusan
- kondisi jiwa tidak menghendaki akibat itu terjadi, tetapi dengan
berlaku begitu pasti suatu yang dikehendaki itu akan terjadi
- contoh : seseorang meledakkan kapal untuk mendapatkan uang
asuransi, namun akibat peledakan itu awak kapal mati. Meskipun
kematian ini tidak diinginkan, namun siapapun pasti tahu kalo
akibat ledakan seseorang akan mati
Penjelasan : sesuatu perbuatan mempunyai tujuan tertentu
untuk menimbulkan suatu akibat tertentu, pelaku sadar dengan
perbuatannya akan menimbulkan akibat lain yang tidak
dikehendaki.
Back Next
3. Opzet dengan kesadaran akan kemungkinan (opzet dengan syarat)
- kondisi jiwa tidak menghendaki akibat itu terjadi, tapi semestinya ia menyadari bahwa
jika itu dilakukan, kemungkinan besar akibat yang tidak dikehendakinya itu akan terjadi
- misalnya terdakwa mengatakan, bahwa ia tidak bermaksud membunuh, tapi mestinya
ia menyadari bila sebilah pedang ditebaskan pada bagian badan manusia akan
menyebabkan pendarahan yang hebat, dan dengan demikian kemungkinan besar si
korban akan kehabisan darah, yang tentu akan mengakibatkan kematiannya. Apalagi
bila pedang itu mengandung racun.
- contoh lain adalah kasus pengiriman kue tart beracun di kota Hoorn pada tahun 1911
untuk membunuh musuhnya. Meski akhirnya yang meninggal adalah bukan musuh yang
dimaksud namun istrinya tapi terdakwa sudah memperkirakan kemungkinan akan ada
korban lain yakni istri atau siapapun yang memakan kue taart beracun tersebut
Dalam dolus eventualis dikenal teori “apa boleh buat” (iknkauf nehmen) yakni untuk
mencapai apa yang dimaksud, resiko akan timbulnya akibat atau keadaan disamping
maksudnya itupun diterima karena kalau resiko yang diketahui kemungkinan akan
adanya itu sungguh-sungguh timbul (disamping hal yang dimaksud), apa boleh buat, dia
juga berani pikul resiko (Teori Prof.Moeljatno, SH)
Penjelasan : perbuatan dengan maksud menimbulkan suatu akibat tertentu, dan orang
tersebut sadar bahwa tindakannya akan mengakibatkan akibat lain yang juga dilarang
dan diancam dengan pidana (akibat lain bukan merupakan tujuan Pelaku, namun
disadari kemungkinan terjadinya akibat tersebut)
Back Next
Istilah-istilah Opzet dalam KUHP
1. “Dengan Sengaja”
Pasal 333
(1) Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum merampas
kemerdekaan seseorang, atau meneruskan perampasan
kemerdekaan yang demikian, diancam dengan pidana penjara
paling lama delapan tahun.
2. “Yang Diketahuinya”
Pasal 204
• (1) Barang siapa menjual, menawarkan, menyerahkan atau
membagi-bagikan barang yang diketahuinya membahayakan
nyawa atau kesehatan orang, padahal sifat; berhahaya itu tidak
diberi tahu, diancam dengan pidana penjara paling lama lima
belas tahun.
Back Next
3. “Dengan Maksud”
Pasal 362
• Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang
seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain,
dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum,
diancam karena pencurian, dengan pidana penjara
paling lama lima tahun atau pidana denda paling
banyak sembilan ratus rupiah.
Menu Back
Penempatan Opzet Dalam Rumusan Tindak
Pidana
1. Apabila unsur kesengajaan dalam suatu rumusan tindak
pidana dirumuskan dengan istilah “Dengan Sengaja” maka
unsur kesengajaan tersebut menjiwai semua unsur lain yang
terletak dibelakangnya.
Contoh :
Pasal 368
• (1) Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa
seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk
memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian
adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya
membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam
karena pemerasan dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan. Menu Next
Penempatan Opzet Dalam Rumusan Tindak
Pidana
2. Unsur kesengajaan terletak ditengah rumusan tindak
pidana, maka unsur dibelakang diliputi oleh unsur
kesengajaan tersebut, unsur yang terletak didepan
digunakan interpretasi teleologis, historis, dan sistematis.
Contoh :
Pasal 362
• Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya
atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk
dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian,
dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana
denda paling banyak sembilan ratus rupiah.
Back Next
Penempatan Opzet Dalam Rumusan Tindak
Pidana
3. Unsur kesengajaan tidak dirumuskan secara tegas, maka
digunakan interpretasi teleologis, historis, dan sistematis.
Pasal 167
• (1) Barang siapa memaksa masuk ke dalam rumah, ruangan
atau pekarangan tertutup yang dipakai orang lain dengan
me- lawan hukum atau berada di situ dengan melawan
hukum, dan atas permintaan yang berhak atau suruhannya
tidak pergi dengan segera, diancam dengan pidana penjara
paling lema sembilan bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Back Menu
Pencurian Biasa
Pencurian biasa diatur dalam pasal 362 KUHP :
“Barang siapa mengambil sesuatu barang, yang seluruhnya
atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk
dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian,
dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana
denda paling banyak enampuluh rupiah.”
Unsur Obyektif ?
Unsur Subyektif ?
Pencurian Biasa
Unsur Obyektif ?
1. Mengambil
2. Suatu Barang
3. Yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain
Unsur Subyektif ?
4. Dengan maksud
5. Untuk dimiliki (menguasai untuk dirinya sendiri)
6. Secara melawan hukum
Pencurian Biasa
Unsur Obyektif :
1. Mengambil
Dahulu : mengambil = setiap perbuatan untuk membawa atau
mengalihkan suatu barang ketempat lain (melalui sentuhan tangan)
seiring perkembangan masyarakat : Mengambil = perbuatan-perbuatan
untuk mengalihkan atau memindahkan suatu barang dengan berbagai
cara
Tidak dapat dikatakan mengambil bila pelaku baru menyentuh atau
memegangnya kemudian melepaskannya karena ketahuan pemiliknya.
Pencurian Biasa
Unsur Obyektif ?
1. Mengambil
contoh :
- A mengambil dompet milik B diatas meja kerja B. A dituduh atas Pencurian
- A berada di pasar ternak, datang seekor sapi milik B yang terlepas padanya.
Datang C yang menawar sapi tersebut dan dibelilah sapi tersebut oleh C. B
menuduh A mencuri sapi tersebut. Sedangkan A ketika mendapatkan dan
menjual sapi tersebut tanpa melakukan sentuhan pada Sapi.
- A mengambil mobil B. Terdapat 2 pendapat :
a. Mengambil Bensin
b. Mengambil Mobil
- A Menggunakan sofware netcut untuk mengambil sinyal dari area hotspot yang
disediakan secara gratis oleh suatu lembaga. B merasa dirugikan oleh tindakan
A. Apakah A bisa dikatakan mengambil suatu barang/Benda yang sebagian atau
seluruhnya milik orang lain secara melawan hukum ?????
Pencurian Biasa
Unsur Obyektif :
2. Suatu barang/Benda
Dahulu : Barang/Benda = Barang atau benda bergerak dan berwujud,
binatang
Seiring perkembangan masyarakat : Barang/Benda = Barang atau benda
bergerak dan berwujud, binatang serta Barang/benda tidak berwujud
dan tidak bergerak serta bernilai (ekonomis / tidak ekonomis)
Contoh Barang/benda tidak berwujud dan tidak bergerak :
- Pohon, tanaman yang tertanam, Saham, Listrik, dll.
UNSUR SUBYEKTIF :
-Dengan Maksud
-Untuk Menguntungkan diri sendiri atau Orang lain
TINDAK PIDANA PEMERASAN (368 KUHP)
UNSUR OBYEKTIF :
Memaksa
• Didalamnya terkandung unsur “TEKANAN”, “BERLAWANAN DENGAN
KEHENDAKNYA”
• Memaksa Harus ditujukan pada Orang.
Contoh :
1. Andi Memaksa Budi untuk membuka pintu
Penafsiran : Budi membuka pintu karena ada TEKANAN pada diri Budi
yang berlawanan dengan kehendaknya.
2. Andi Menyuruh budi membuka pintu.
penafsiran : Andi hanya sekedar menyuruh kepada Budi, Budi dapat
menolak dan dapat melaksanakan perintah Andi.
3. Andi meminta secara baik-baik hp yang dimiliki budi untuk dikuasai,
sedangkan budi tahu apabila permintaan andi tidak dituruti, maka Andi
dapat melukai budi seperti yang dilakukannya pada orang-orang
sebelumnya, Budi merasa tertekan dan kemudian memberikan hp
tersebut kepada Andi.
Penafsirannya?
TINDAK PIDANA PEMERASAN (368 KUHP)
UNSUR OBYEKTIF :
Untuk memberikan atau menyerahkan sesuatu barang
• Didalamnya terkandung unsur “MEMBERIKAN” / “MENYERAHKAN”
• tindakan yang dapat dikenakan pada pasal ini adalah apabila sesuatu barang
di berikan atau diserahkan dan telah dilepaskan oleh “korban” dan bukan
diambil sendiri oleh Pelaku.
• dilepaskan : dengan sentuhan tangan atau tanpa sentuhan tangan
Contoh :
1. Andi Memeras Budi dan budi menyerahkan sesuatu barang kepada Andi
Penafsiran : barang telah dilepas Budi kepada Andi, sehingga unsur
memberikan atau menyerahkan telah terpenuhi.
2. Andi Memeras budi untuk menyerahkan mobil digarasi rumah Budi
kepada Andi, sedangkan budi berada jauh dari mobil tersebut.
penafsiran : ?
TINDAK PIDANA PEMERASAN (368 KUHP)
UNSUR OBYEKTIF :
Supaya Memberi Hutang
• Membuat perikatan terkait hutang
• Bukan pada agar dapat pinjaman hutang, karena kalau di tujukan pada penafsiran
agar dapat pinjaman hutang, maka uang yang diserahkan diartikan sebagai barang
Contoh :
1. Andi Memeras Budi dan budi membuat perikatan hutang kepada Andi
Penafsiran : Kena unsur supaya memberi hutang.
2. Andi Memeras budi supaya dipinjami uang, dan budi langsung
menyerahkan sejumlah uang kepada Andi tanpa adanya perikatan.
penafsiran : uang yang diserahkan bersifat “sesuatu barang”
TINDAK PIDANA PEMERASAN (368 KUHP)
UNSUR OBYEKTIF :
Untuk Menghapus Piutang
• Menghapus Perikatan piutang yang telah ada
• piutang tidak hanya bersifat uang nominal, tapi juga pada piutang
prestasi/barang
UNSUR-UNSUR SUBYEKTIF :
6. Dengan Maksud
7. Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain.
TINDAK PIDANA PENGANCAMAN (369 KUHP)
Unsur Obyektif :
1. Memiliki (menguasai, mengaku sebagai milik sendiri)
2. Sesuatu barang
3. Yang seluruh atau sebagian milik orang lain
4. Yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan
5. Secara melawan hukum
Unsur Subyektif :
6. Dengan sengaja
Penggelapan
Dalam tindak pidana penggelapan, unsur utama yang menjadi ciri Penggelapan
adalah unsur MENGUASAI. Unsur menguasai haruslah terlaksana dan selesai. Unsur
menguasai ada yang berpendapat bahwa menguasai haruslah secara langsung dan
nyata.
Menguasai (Yurisprudensi) :
- Perbuatan menguasai sesuatu benda pemegangnya, seolah-olah ia adalah pemilik
benda tersebut, bertentangan dengan sifat daripada hak, dengan mana benda
tersebut telah berada dibawah kekuasaannya.
- dengan sengaja menguasai barang/benda yang masa peminjamannya telah habis,
maka bukan perbuatan penggelapan
- menawarkan barang titipan untuk dibeli kepada orang lain = penggelapan
- menjual barang karena disuruh yang punya kepada orang lain dengan harga lebih
rendah dari yang ditetapkan pemiliknya, bukan merupakan penggelapan.
Unsur-unsurnya :
1. Penggelapan pada pokoknya
2. Suatu benda
3. Yang berada dibawah kekuasaannya
4. Yang melakukan penggelapan harus :
- barang tersebut bersifat terpaksa untuk dititipkan
- Seorang wali
- Seorang Pengampu
- Seorang Pelaksana dari surat wasiat
- Seorang pengurus dari suatu lembaga sosial atau yayasan
PENGGELAPAN DENGAN PEMBERATAN PASAL 375 KUHP
- barang tersebut bersifat terpaksa untuk dititipkan
Contoh :
1. Seseorang menitipkan barang secara terpaksa kepada orang lain pada
waktu ada bencana alam
2. Seseorang menitipkan barang kepada orang lain ketika terjadi kecelakaan
3. Dll (berbagai sebab yang kemudian memunculkan sifat keterpaksaan)
- Wali
4. Dalam hal ini yang dimaksud wali adalah wali bagi anak-anak yang belum
dewasa
5. Seorang anak memperoleh warisan, namun belum cukup umur, kemudian
ibunya mengajukan permohonan perwalian kepada pengadilan agama,
kemudian ibu tersebut menggelapkan harta warisan anaknya
PENGGELAPAN DENGAN PEMBERATAN PASAL 375 KUHP
- Kurator / Pengampu
1. Kurator adalah wali dari orang yang dewasa namun tidak cakap
melakukan perbuatan hukum (Kurandus), mis: karena penyakit jiwa
Unsur-Unsur Obyektif:
1. Menggerakkan,
2. Orang lain,
3. Untuk menyerahkan suatu barang/benda
4. Untuk memberi hutang
5. Untuk menghapus piutang
6. Dengan menggunakan daya upaya :
- memakai nama palsu
- martabat palsu
- dengan tipu muslihat
- rangkaian kebohongan
Unsur Subyektif :
7. Dengan Maksud
8. Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
9. Secara melawan hukum
TINDAK PIDANA PENIPUAN 378 KUHP
- Menggerakkan,
1. Berupa tindakan baik berupa perbuatan maupun perkataan yang bersifat menipu
Contoh :
4. A berkata kepada B bahwa A pengumpul dana untuk save gaza, kemudian B tergerak
dan memberi A uang 30 juta guna kepentingan save gaza.
5. A berkata kepada B bahwa A pengumpul dana untuk save gaza, kemudian B
menitipkan uang 30 juta kepada A untuk dijadikan modal bisnis roti.
TINDAK PIDANA PENIPUAN 378 KUHP
- Memakai nama palsu
1. Memakai nama yang bukan namanya
2. Bila terdapat kesamaan nama, semisal Andi melakukan penipuan, sedangkan yang
seharusnya menerima adalah andi (yang lain), andi si pelaku telah memakai nama
palsu karena dalam nama palsu juga ditafsirkan orang yang tidak seharusnya.
- Martabat palsu
3. Penafsirannya pada status/posisi/jabatan seseorang, semisal A mengaku sebagai ahli
waris, mengaku sebagai pejabat dinas sosial, dll.
Unsur-unsur Obyektif
1. Menjadikan sebagai mata pencaharian atau kebiasaan dan
- Sekali berbuat atau beberapa kali berbuat
2. Untuk membeli barang-barang
Unsur-unsur Subyektif
2. Dengan maksud
3. Untuk menguasai barang-barang itu bagi dirinya sendiri
4. Tanpa membayar harganya secara penuh
TINDAK PIDANA PENIPUAN 380 KUHP
barang siapa dengan sengaja menjual menawarkan menyerahkan, mempunyai persediaan
untuk dijual atau memasukkan ke Indonesia, hasil kesusastraan, keilmuan, kesenian atau
kerajinan. yang di dalam atau di atasnya telah ditaruh nama atau tanda yang palsu, atau
yang nama atau tandanya yang asli telah dipalsu, seakan-akan itu benar- benar hasil orang
yang nama atau tandanya telah ditaruh secara palsu tadi.
Unsur-unsur :
1. Tipu muslihat
2. Menyesatkan
3. Keadaan-keadaan yang berhubungan dengan pertanggungan
4. Membuat suatu perikatan / disetujuinya perjanjian
5. Dengan syarat demikian
6. Keadaan sebenarnya
Unsur-unsur :
1. Penjual
2. Menipu
3. Pembeli
4. Dengan cara :
a. penjual sengaja menyerahkan barang selain yang ditunjuk oleh pembeli
b. Menggunakan tipu muslihat berkaitan dengan sifat, keadan atau banyaknya
barang yang diserahkan.
Unsur obyektif :
1. Menjual, menawarkan atau menyerahkan
2. Bahan makanan, bahan minuman atau obat-obatan
Unsur Subyektif :
3. Yang diketahuinya bahwa itu palsu atau menyembunyikan kepalsuannya
TINDAK PIDANA PENIPUAN 387 KUHP
Penipuan dalam Pemborongan
Pasal 387
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun seorang pemborong atau ahli
bangunan atau penjual bahan-bahan bangunan, yang pada waktu membuat bangunan
atau pada waktu menyerahkan bahan-bahan bangunan, melakukan sesuatu perhuatan
curang yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang, atau keselamatan
negara dalam keadaan perang.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa yang bertugas mengawasi
pembangunan atau penyerahan barang-barang itu, sengaja membiarkan perbuatan yang
curang itu
Unsur ayat 1 :
1. Seorang Pemborong / Ahli Bangunan / Penjual Bahan Bangunan
2. Pada waktu membuat bangunan / pada waktu menyerahkan bahan bangunan
3. Dapat berakibat :
a. Menimbulkan bahaya bagi keselamatan manusia / barang
b. Menimbulkan bahaya bagi negara pada waktu perang
Unsur ayat 2 :
4. Yang bertugas mengawasi pembangunan, yang bertugas mengawasi penyerahan
barang-barang itu
5. Dengan sengaja
6. Membiarkan perbuatan curang itu.
TINDAK PIDANA PENGERUSAKAN 406 KUHP
1. Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusakkan,
membikin tidak dapat dipakai atau menghilangkan sesuatu barang yang seluruhnya
atau sebagian milik orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun
delapan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah.
2. Dijatuhkan pidana yang sama terhadap orang, yang dengan sengaja dan melawan
hukum membunuh, merusakkan, membikin tak dapat digunakan atau menghilangkan
hewan, yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain
Unsur ayat 1 :
Unsur Obyektif
3. Menghancurkan, merusak, membuat tidak dapat dipakai atau menghilangkan,
4. Sesuatu barang
5. Yang seluruh atau sebagian milik orang lain
Unsur Subyektif
6. Dengan sengaja
7. Melawan hukum
Unsur ayat 2 :
Unsur Obyektif
8. Membunuh, merusak, membuat tidak dapat dipakai atau menghilangkan,
9. Seekor hewan
10. Yang seluruh atau sebagian milik orang lain
Unsur Subyektif
11. Dengan sengaja 2. Melawan hukum
TINDAK PIDANA PENGERUSAKAN 408 KUHP
Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusakkan atau
membikin tidak dapat dipakai bangunan-bangunan, kereta api, trem, telegram, telepon
atau listrik, atau bangunan-bangunan untuk membendung, membagi atau menyalurkan
air, saluran gas, air atau selokan yang digunakan untuk keperluan umum, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun.
Unsur-unsur :
Unsur Obyektif
1. Menghancurkan, merusak, membuat tidak dapat dipakai,
2. bangunan-bangunan, kereta api, trem, telegram, telepon atau listrik, atau bangunan-
bangunan untuk membendung, membagi atau menyalurkan air, saluran gas, air atau
selokan
Unsur Subyektif
3. Dengan sengaja
TINDAK PIDANA PENGERUSAKAN 409 KUHP
Barang siapa yang karena kealpaannya menyebabkan bangunan-bangunan tersebut dalam
pasal diatas dihancurkan, dirusakkan atau dibikin tidak dapat dipakai diancam dengan
kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak seratus rupiah
Unsur-unsur :
Unsur Obyektif
1. dihancurkan, dirusakkan, dibikin tidak dapat dipakai,
2. bangunan-bangunan, kereta api, trem, telegram, telepon atau listrik, atau bangunan-
bangunan untuk membendung, membagi atau menyalurkan air, saluran gas, air atau
riool
Unsur Subyektif
3. kelalaiannya
TINDAK PIDANA PENGERUSAKAN 410 KUHP
Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum, menghancurkan atau membikin tak
dapat dipakai, suatu gedung atau kapal yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun
Unsur-unsur :
Unsur Obyektif
1. Menghancurkan, membuat tidak dapat dipakai,
2. Suatu gedung atau alat pelayaran (kapal)
3. Yang seluruh atau sebagian milik orang lain.
Unsur Subyektif
4. Dengan sengaja
5. Malawan hukum
TINDAK PIDANA PENADAHAN 480 KUHP
Pasal 480
Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling
banyak sembilan ratus rupiah:
1. barang siapa membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menerima hadiah, atau
untuk menarik keuntungan, menjual, menyewakan, menukarkan, menggadaikan,
mengangkut, meyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda, yang diketahui atau
sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan;
2. barang siapa menarik keuntungan dari hasil sesuatu benda, yang diketahuinya atau
sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan.
Unsur Subyektif
5. Yang diketahuinya
6. Yang ia patut dapat menduga
TINDAK PIDANA PENADAHAN 480 KUHP
Pasal 480
2. barang siapa menarik keuntungan dari hasil sesuatu benda, yang diketahuinya atau
sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan.
Unsur Subyektif
5. Yang ia ketahui
6. Yang ia patut dapat menduga
TINDAK PIDANA PENADAHAN 481 KUHP
Pasal 481
(1) Barang siapa menjadikan sebagai kebiasaan untuk sengaja membeli, menukar,
menerima gadai, menyimpan, atau menyembunyikan barang yang diperoleh dari
kejahatan, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(2) Yang bersalah dapat dicabut haknya berdasarkan pasal 35 no. 1 - 4 dan haknya untuk
melakukan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.
Unsur Subyektif
4. Membuat sebagai kebiasaan
5. Dengan sengaja
• Yurisprudensi Mahkamah Agung No.: 79 K/Kr/1958
tanggal 09 Juli 1958 dan Yurisprudensi Mahkamah
Agung No.: 126 K/Kr/1969 tanggal 29 November
1972 yang menyatakan bahwa “tidak ada peraturan
yang mengharuskan untuk lebih dahulu menuntut
dan menghukum orang yang mencuri sebelum
menuntut dan menghukum orang yang menadah”
dan “Pemeriksaan tindak pidana penadahan tidak
perlu menunggu adanya keputusan mengenai tindak
pidana yang menghasilkan barang-barang tadahan
yang bersangkutan”