Anda di halaman 1dari 12

KAPITA SELEKTA

KIMIA
Nurul Kholidah, S. ST., M.T

Review Jurnal kimia Fisik

Oleh :
Intan Mardini (1830802026)
‫الَر ِحيم‬ َّ‫ِب ْس ِم الَلّـ َِّه ّـ‬
َّ‫الَر ْح َم ِن ّـ‬

PENGARUH BASA TERHADAP PENURUNAN


LIGNIN DAN KONSENTRASI HCl PADA
HIDROLISA SABUT KELAPA UNTUK
MEMPRODUKSI BIOETANOL
• Pemanfaatan limbah sabut kelapa untuk
Latar memproduksi bioetanol. Karena populasi di
Belakang Indonesia yang semakin pesat menyebabkan
tingginya tingkat kebutuhan energi, termasuk
konsumsi bahan bakar fosil.

• Ketersediaan sabut kelapa yang sangat


melmpah dan dapat berpotensi untuk dijadikan
bahan baku bioetanol.
RUMUSAN
MASALAH
Bagaimana pengaruh basa terhadap
penurunan lignin dan konsentrasi
HCl pada hidrolisa sabut kelapa
menjadi bioetanol ?
Tujuan

Penelitian ini bertujuan Dengan adanya bahan bakar


untuk memanfaatkan alternatif diharapkan bisa
limbah sabut kelapa menyelesaikan masalah
menjadi bioetanol kurangnya sumber energi
saat ini.
Manfaat

Ketersediaan sabut kelapa yang sangat


melimpah dan dapat berpotensi untuk
dijadikan bahan baku bioetanol.
Tinjauan Pustaka
Salah satu zat komponen penyusun tumbuhan dikenal dengan lignin. Komposisi pada lignin ini
berbeda-beda tergantung jenisnya. Lignin menunjang struktur dinding sel tumbuhan, sekitar 15-
30% total massa kering (Axelsson, 2011).Lignin berfungsi untuk mengikat sel-sel tanaman satu
dengan lainnya, sehingga dinding sel menjadi keras, teguh, dan kaku. Konversi lignoselulosa yang
terdapat pada tumbuhan menjadi bioetanol terhalang oleh kandungan lignin tersebut. Lignin
melingungi selulosa, maka pretreatment perlu dilakukan untuk menghilangkan lignin tersebut
sehingga selulosa menjadi lebih mudah untuk dihidrolisa tanpa banyak kehilangan polisakaridanya
(Gunam, dkk, 2011).
Bioetanol adalah bioetanol yang berasal dari makhluk hidup, dalam hal ini adalah bahan nabati.
Bioetanol adalah bahan bakar alternatif yang diolah sumber biologi yaitu tumbuhan, dimana
memiliki keunggulan mampu menurunkan emisi CO2 hingga 18%(Fatmawati dan Agustriyanto,
2015).
METODOLOGI
PENELITIAN

Alkaline Pretreatment
Sabut kelapa hasil pretreatment dicuci
menggunakan aquadest hingga pH netral.
Keringkan substrat sabut kelapa hingga kering pada
suhu 85oC selama kurang lebih 4 jam.

Hidrolisa Asam FERMENTASI DAN PEMURNIAN


BIOETANOL
Analisa kadar bioetanol menggunakan
Analisa glukosa mennggunakan
metode Luff Schoorl dengan alat Gas Chromatography dan metode
mengambil 50-100 mL filtrat hasil densitas.
hidrolisa.
Hasil
Tabel 1. Hasil analisa kadar lignin dan selulosa sebelum dan sesudah proses pretreatment.
Sampel % Selulosa % Lignin
Sebelum
44,4433 31,6576
pretreatment
NaOH 1%M 50,0297 30,9877
NaOH 3%M 52,3989 30,1217
NaOH 5%M 53,7191 29,7428
NH4OH 1%M 53,7191 31,4170
NH4OH 3%M 48,3823 30,9884
NH4OH 5%M 50,5641 30,3642

Tabel 2. Hasil analisa kadar glukosa setelah proses hidrolisa dan pretreatment NaOH.
Konsentrasi Konsentrasi % Kadar
NaOH (M) HCl (M) Glukosa
2% 3.4546
1% 4% 3.7954
6% 4.1997
2% 4.0021
3% 4% 4.6024
6% 5,1953
2% 4.7961
5% 4% 5.6996
6% 6.1162
Hasil
Tabel 3. Hasil analisa densitas pada pretreatment NaOH
K o n s e n tra s i K o n s e n tra s i % Kadar
NaOH (M) HCl (M) Bioetanol
2% 3.0150
1% 4% 3.4631
6% 3.6397
2% 3.3409
3% 4% 4.1829
6% 4.4545
2% 3.9113
5% 4% 4.8755
6% 5.3053
Pembahasan
penurunan kadar lignin semakin meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi
larutan. Penurunan kadar lignin tertinggi terdapat pada sampel dengan delignifikator NaOH
5%M yaitu 6,048%.
peningkatan kadar glukosa akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
konsentrasi HCl dan NaOH saat pretreatment. Peningkatan kadar glukosa dihasilkan oleh
sampel dengan konsentrasi HCl 6%M dan 5%M NaOH saat pretreatment yaitu sebesar
6,1162%.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai