Anda di halaman 1dari 13

Mata Kuliah :

Analisa Sistem Tenaga

Kuliah ke 9

FORMULASI MASALAH ALIRAN


DAYA
Oleh :
Arnawan Hsb.
FORMULASI MASALAH ALIRAN DAYA
Daya yang ditransmisikan yaitu:
STi  PTi  jQTi  Vi I Ti* ; i  1, 2,  , n (2.5c)

Iti merupakan arus generator dikurangi arus beban, yang juga merupakan elemen-elemen dari
vektor arus injeksi, maka:
(2.34)
I T  YV
Atau : n
I Ti   YijV j (2.35)
j 1
Oleh karena :
Vi  Vi e j i (2.36a)

j ij
Yij  Yij e (2.36b)
Substitusi (2.36) ke (2.35), diperoleh :
n
 
I Ti   Yij V j e
j  j  ij (2.37)

j 1
Atau :
n
 
I Ti   Yij V j e
* j  j  ij (2.38)
j 1
Substitusi (2.36a) dan (2.38) ke (2.5c), diperoleh :
n
 
S  PTi  jQTi   Vi Yij V j e
j  i  j  ij (2.39)
j 1
Pisahkan bagian riil dan imajiner, maka daya aktif dan rekatif yang ditransmisikan adalah :

PTi   Vi Yij V j cos i   j   ij 


n
(2.40a)
j 1

QTi   Vi Yij V j sin  i   j   ij 


n
(2.40b)
j 1

Persamaan (2.40) mengilustrasikan kompleksitas dari masalah aliran daya.


Menunnjukkan bahwa daya aktif dan daya reaktif yang ditransmisikan dari suatu bus
merupakan fungi non linear dari tegangan dan fasa dari semua bus yang ada.
Dengan menggunkan (2.40), (2.6) dapat dituliskan sebagai :

Pi   PGi  PLi   Vi Yij V j cos i   j   ij   0


n
(2.41a)
j 1

Qi  QGi  QLi   Vi Yij V j sin  i   j   ij   0


n
(2.41b)

j 1

• Persamaan (2.41) menyatakan 2n persamaan aliran daya untuk n bus sistem tenaga.
• Oleh karena studi aliran daya biasanya dilakukan pada kondisi beban tertentu (PLi dan
Qlidiketahui terlebih dahulu).

• Maka masing-masing bus akan dikarakterisasi melalui empat variabel : PGi, QGi, |Vi|, dan δi.
• Sehingga menghasilkan total 4n variabel. Pers. (2.41) hanya dapat diselesaikan jika 2n
variabel dari 4n variabel tersebut ditetapkan atau dispesifikasi.

Variabel-variabel yang dispesifikasi ini biasanya adalah variabel-variabel yang dapat


dikontrol secara fisik. Dengan demikian, penetapan variabel apa yang akan
dispesifikasi pada suatu bus tertentu akan sangat dipengaruhi oleh peralatan apa yang
terhubung pada bus tersebut.
Berdasarkan hal ini, kita akan memiliki tiga pilihan, dimana pilihan-
pilihan tersebut akan diidentifikasi dengan mendefinisikan tiga jenis bus
seperti berikut:
(1) Bus Referensi (Slack Bus/Swing Bus)
Pada bus tipe ini PGi dan QGi tidak dispesifikasi akan tetapi yang
dispesifikasi adalah |Vi| dan δi. Umumnya, untuk suatu sistem tenaga
hanya terdapat satu bus tipe ini dan bus ini haruslah berupa bus
generator.

(2) Bus Pembangkit (PV/Voltage Controlled Bus)


Pada bus tipe ini besaran yang dispesifikasi atau diketahui adalah PGi dan
|Vi| dan besaran yang ingin dicari adalah QGi dan δi.

(3) Bus Beban/PQ (Load/PQ Bus)


Pada bus tipe ini, daya bersih PGi dan QGi diketahui (sama dengan nol).
Kuantitas yang akan dicari adalah |Vi| dan δi.
Aplikasi Metoda Newton-Raphson Pada Masalah Aliran Daya

Untuk menerapkan metoda Newton-Raphson, kita definisikan vektor-vektor X dan


F(X) untuk masalah aliran daya sebagai :

 1   P1 
  P 
 2  2
   
   
   n   P   Pn 
 
X       F  X        (2.46)
   
 V   V1   Q   Q1 
V  Q 
 2  2
   
V  Q 
 n  n
dimana n adalah jumlah total bus sistem tenaga
Pada (2.46), Pi dan Qi biasa disebut sebagai selisih daya (power mismatch) dan ditentukan
berdasarkan (2.41).
Selisih daya ini sering digunakan sebagai kriteria penghentian iterasi metoda Newton-Raphson

Sedangkan matriks Jacobian dari (2.45), untuk masalah aliran daya akan berbentuk:

 P P 
 J1     J 2  V     
V
   
J  , V           
 J 3     J 4  V    Q 
Q 
  V 
 

(2.47)
dimana matriks Jacobian tersebut telah dipartisi menjadi empat submatriks yang
masing-masing berbentuk:

 P1 P1 P1   P1 P1 P1 


V 
V n 
  
 2  n  
V 2

 1  1

P  2
P P2

P2 
P  P2 P2

P2 
  1  2  2  ;  V V 2  V 2  (2.48)
    V  1

        
 P Pn Pn 
 n    Pn Pn

Pn 
 1  2  n    V 1 V 2  V n 

 Q1 Q1 Q1   Q1 Q1 Q1 


V 
V n 
  
 2  n  
V 2

 1  1
Q2 Q2 Q2   Q2 Q2 Q2 
Q   Q  (2.49)
  1  2  2  ;  V V 2 V 2 
    V  1

        
 Q Qn Qn  Qn Qn Qn 
 n
   
 1  2  n    V 1 V 2  V n 
Secara umum Persamaan (2.47) dapat disederhanakan menjadi

 Pi  k    J1 J2 
 k   
Qi   J 3 J 4 
Berikut adalah rumusan untuk turunan-turunan parsial pada keempat submatriks (2.48)
dan (2.49).

Submatriks J1(δ,|V|):

Pi
  Vi V j Yij sin  i   j   ij 
n
(2.50)
 i j 1
j i

Pi
  Vi V j Yik sin   i   k   ik  i  k (2.51)
 k
Submatriks J2(δ,|V|):

Pi
 Vi Yij cos ij   V j Yij cos i   j   ij 
n
(2.52)
 Vi i j 1

Pi
 Vi Yik cos  i   k   ik  i  k (2.53)
 Vk

Submatriks J3(δ,|V|):

Qi
  Vi V j Yij cos i   j   ij 
n

 i j 1 (2.54)
j i

Qi
 Vi V j Yik cos  i   k   ik  i  k (2.55)
 k
Submatriks J4(δ,|V|):

Qi
  Vi Yij sin  ij   V j Yij sin  i   j   ij 
n
(2.56)
 Vi i j 1

Qi
 Vi Yik sin   i   k   ik  i  k (2.57)
 Vk

Dengan demikian, langkah iteratif dari metoda Newton-Raphson dalam mencari solusi
aliran daya adalah dengan menyelesaikan persamaan berikut secara berturutan:

   k 1    k     k  
     
       (2.58)

 V  k 1  V  k    V  k  
     
k k 1
dimana:     J1  J 2   P k  
k
     
            (2.59)
 V  k    J 3 k   J 4 k   Q  k  
     
Berikut adalah algoritma dari metoda Newton-Raphson dalam mencari
solusi masalah aliran daya:
Langkah 1: Set hitungan iterasi k = 0. Tentukan nilai-nilai estimasi awal untuk sudut dan
k k
 i bus
besar tegangan serta toleransi yang diinginkan.
Vi Nilai-nilai awal untuk sudut tegangan
biasanya diambil 0, sedangkan besar tegangan biasanya diambil 1 pu.
Langkah 2: Hitung nilai-nilai selisih daya dan melalui (2.41). Jika semua nilainya
berada dibawah toleransi, artinya bahwa solusi telahPi diperoleh,
k k
maka
Qi iterasi distop. Jika ada
selisih daya yang nilainya belum dibawah toleransi, maka lanjutkan ke langkah berikutnya.
Langkah 3: Hitung Jacobian melalui (2.47), dan dapatkan nilai-nilai koreksi untuk sudut dan
besar tegangan melalui (2.59).
J k
Langkah 4: Perbaiki nilai-nilai sudut dan besar tegangan melalui (2.58).
Langkah 5: Set: k = k + 1, dan kembali ke Langkah 2.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai