Anda di halaman 1dari 19

DIKSI ATAU PILIHAN

KATA
DIKSI

Diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk


memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum
atau dalam mengarang (Harimurti Kridalaksana).
Diksi adalah pilihan kata atau mengenai pengertian kata-kata
mana yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan,
penggungkapan yang tepat, dan gaya penyampaian kata yang lebih
baik sesuai dengan situasi (Gorys Keraf).

Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam


penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek tertentu (seperti apa yang
diharapkan).
DIKSI ATAU PILIHAN KATA
Kemahiran dalam memilih kata hanya
dimungkinkan bila kita menguasai kosakata
yang cukup luas.

Kemampuan memilih dan membedakan secara


tepat kata-kata yang memiliki nuansa makna
serumpun.

Kemampuan untuk memilih kata-kata yang


tepat dan cocok untuk situasi dan tujuan
tertentu.
PERSYARATAN DIKSI
1. Ketepatan artinya kata-kata yang dipilih
itu dapat mengungkapkan dengan tepat
apa yang ingin diungkapkan sehingga
tafsiran pembaca sesuai dengan apa yang
dimaksud penulis.

2. Kesesuaian artinya menuntut kecocokan


antara kata-kata yang dipakai dengan
kesempatan dan keadaan pembaca.
Ketepatan Diksi Kesesuaian Diksi
1. Membedakan secara cermat denotasi dan 1. Menghindari jargon dalam
konotasi.
2. Membedakan dengan cermat kata-kata tulisan untuk pembaca umum.
yang hampir bersinonim. 2. Menggunakan kata-kata ilmiah
3. Membedakan kata-kata yang mirip dalam situasi khusus.
ejaannya.
4. Menghindari pemakaian kata-kata ciptaan 3. Menghindari kata-kata slang.
sendiri. 4. Tidak menggunakan kata
5. Selalu waspada terhadap penggunaan kata percakapan dalam tulisan.
asing.
6. Kata kerja yang menggunakan kata depan 5. Hindari pemakaian kata usang.
secara idiomatis.
7. Membedakan kata umum dan kata
khusus.
8. Memperhatikan perubahan makna pada
kata yang sudah dikenal.
SYARAT-SYARAT PEMILIHAN KATA

c. d.
a. b. Memahami Memaham e.
Memahami Memahami dan dapat i kata Memahami
dan dapat gejala- membedaka abstrak, kata
membedakan gejala n bentuk- kata penghubung
jenis-jenis perubahan bentuk konkret, berpasangan
makna kata makna pertalian dan kata secara tepat.
makna kajian.
Penjelasan:
1. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat. Denotasi,
yaitu kata yang bermakna lugas dan tidak bermakna ganda. Konotasi
dapat menimbulkan makna yang bermacam-macam, lazim digunakan
dalam pergaulan, untuk tujuan estetika, dan kesopanan
2. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, kata
yang hampir bersinonim misalnya: adalah, ialah, yaitu, merupakan
dalam pemakaiannya berbeda-beda.
3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya,
misalnya: inferensi ‘simpulan’ dan interferensi ‘saling mempengaruhi’,
sarat ‘penuh, bunting’, dan syarat (ketentuan).
4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif
berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum
dapat dipastikan, pemakaian kata harus menemukan
makna yang tepat dalam kamus, misalnya: modern
sering diartikan secara subjektif canggih. Menurut
kamus, modern berarti terbaru atau mutakhir; canggih
berarti banyak cakap, suka mengganggu, banyak
mengetahui, bergaya intelektual.
5. Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus
memahami maknanya secara tepat, misalnya: dilegalisir
seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya
koordinasi.
6. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan)
yang benar, misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
7. Menggunakan kata umum dan kata khusus, secara cermat. Untuk
mendapatkan pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya
menggunakan kata khusus, misalnya: mobil (kata umum) corolla
(kata khusus, sedan buatan toyota).
8. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya:
isu (berasal dari bahasa Inggris issue berarti publikasi, kesudahan,
perkara) isu (dalam bahasa Indoenesia berarti kabar yang tidak
jelas asal usulnya, kabar angin, desas-desus).
9. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, misalnya:
pria dan laki-laki, saya dan aku, serta buku dan kitab) ;
berhomofoni; misalnya bang dan bank, ke tahanan dan
ketahanan); dan berhomografi (misalnya: apel ‘buah’,
apel ‘upacara’; buku ‘ruas’, buku ‘kitab’)
10. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara
cermat, kata abstrak (konseptual), misalnya: pendidikan,
wirausaha, dan pengobatan modern) dan kata konkret atau
kata khusus (misalnya: minggu, serapan, dan berenang).
• Kata adalah biasanya digunakan jika sesuatu
yang akan didefinisikan diawali dengan kata benda
• kata yaitu digunakan jika sesuatu yang akan
didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat
• Kata ialah digunakan jika akan menjelaskan
sinonim suatu hal
• Katamerupakan mendefinisikan pengertian rupa
atau wujud
D. Pemakaian Kata Penghubung
Salah Benar
Antara hak dengan kewajiban Antara hak dan kewajiban pegawai
pegawai haruslah berimbang. haruslah berimbang.

Baik dosen ataupun mahasiswa ikut Baik dosen maupun mahasiswa ikut
memperjuangkan reformasi. memperjuangkan reformasi.

Bukan aku yang tidak mau, tetapi dia Bukan aku yang tidak mau,
yang tidak suka. melainkan dia yang tidak suka.

Korban PHK itu tidak menuntut Korban PHK itu tidak menuntut
bonus, melainkan pesangon. bonus, tetapi pesangon.
E. Pemakaian Kata Berpasangan

Salah Benar
Kemelut itu disebabkan karena kelalaian Kemelut itu disebabkan oleh kelalaian kita.
kita.
Sembako itu diperuntukkan untuk rakyat Sembako itu diperuntukkan bagi rakyat
kecil. kecil.
Rombongan itu terdiri dari tiga pria dan Rombongan itu terdiri atas tiga pria dan
dua wanita. dua wanita.
Kenaikan gaji karyawan itu sangat Kenaikan gaji karyawan itu sangat
tergantung atasannya tergantung pada atasannya

Anda mungkin juga menyukai