Audit
Kelompok 7 :
Merninda Ragelita (182010300177)
Berliana Mutiara F(182010300181)
Dedy Rahmat S (182010300197)
Yermiana Peni S (182010300210)
Rena Yunita (182010300219)
Ollivia Candra R (182010300224)
Rizky Nur W (182010300232)
PERENCANAAN AUDIT
Untuk memperoleh
bahan bukti kompeten Untuk menghindari
yang cukup dalam salah pengertian dengan
situasi saat itu klien
Untuk membantu
menekan biaya audit
Terdapat tujuh bagian utama dalam
perencanaan audit, yakni sebagai berikut :
Dua faktor utama yang mempengaruhi bahan bukti yang akan dikumpulkan
adalah siapa pemakai laporan dan maksud penggunaan laporan.
Kemungkinan terbesar dalam hal penggunaan laporan dapat ditentukan
dengan melihat pengalaman dalam penugasan yang lalu dan diskusi dengan
manajemen. Selama audit berlangsung auditor dapat memperoleh informasi
tambahan mengenai mengapa klien menghendaki audit dan untuk apa
laporan keuangan digunakan.
MEMPEROLEH
INFORMASI MENGENAI
LATAR BELAKANG
Informasi mengenai latar belakang didapat dengan berbagai cara, diantaranya
adalah sebagai berikut:
Mengidentifikasi Pihak-
pihak yang Mempunyai
Memahami Bidang Usaha Hubungan Istimewa
dan Industri Klien,
27%
Mengevaluasi
Meninjau Pabrik dan Kantor
70% Kebutuhan akan
Spesialis dari Luar
52%
Menelaah Kebijakan
Perusahaan
MEMPEROLEH
INFORMASI MENGENAI
KEWAJIBAN HUKUM
KLIEN
Tiga dokumen hukum dan catatan yang berkaitan erat yang harus diperiksa pada
awal penugasan Adalah :
• Pihak terkait: adalah pihak terkait, pemilik utama perusahaan klien atau pihak lain yang berhubungan dengan klien,
dimana salah satu pihak dapat mempengaruhi manajemen atau peraturan operasional lainnya.
•Corporate Charter: diberikan oleh negara tempat perusahaan berada dab dokumen yang sah diperlukan untuk mengenali
perusahaan sebagai entitas terpisah
•Corporate Minutes: catatan resmi dari pertemuan dewan direksi dan pemegang saham.
b. Memperoleh informasi mengenai kewajiban hukum klien. Dokumen dan catatan hukum
yang diperlukan adalah akte pendirian dan anggaran dasar perusahaan, notulen rapat, dan
kontrak. Client bussiness risk: resiko bahwa klien akan gagal dalam usahanya dan gagal
mencapai tujuannya
d. Menentukan materialitas dan menetapkan risiko audit yang dapat diterima dan risiko
bawaan.
Contoh beberapa prosedur dengan tahun lalu berdampak pada harga pokok
penjualan
analisis dalam kaitannya Bandingkan biaya per unit persediaan Lebih saji atau kurang saji persediaan
dengan tes saldo nilai dengan tahun lalu dan harga pokok persediaan
persediaan pada siklus Bandingkan nilai persediaan dengan Kekeliruan dalam kompilasi biaya per
persediaan dan pergudangan tahun lalu unit atau perluasannya yang
1. Rasio likuiditas
2. Rasio Solvabilitas
3. Rasio Aktivitas
4. Rasio Profitabilitas
5. Rasio Kinerja Operasional
6. Rasio Penilaian atau rasio ukuran pasar
KERTAS KERJA AUDIT
DAN PROGRAM
AUDIT
Pengertian dan Fungsi Kertas Kerja Audit
Kertas kerja berupa salinan atau copy dokumen audit diberi cap “COPY SESUAI ASLINYA, DIBERIKAN
UNTUK AUDITOR” dan ditanda tangani oleh petugas (counterpart) yang ditugaskan manajemen.
Secara lebih rinci dokumen yang terdapat pada KKA harus meliputi aspek-aspek berikut:
a. Perencanaan
b. Pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal
c. Prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh, analisa yang dibuat dan kesimpulan yang
dicapai oleh auditor
d. Review atas KKA
e. Pelaporan hasil audit
f. Monitoring tindak lajut terhadap hasil audit
Persyaratan Kertas Kerja Audit
Kertas kerja audit memperlihatkan kecakapan
teknis dan keahlian profesional dari auditor yang
menyusunnya. Seorang auditor yang kompeten
dalam melaksanakan tugasnya akan menghasilkan
kertas kerja yang bermanfaat.
Agar bermanfaat, kertas kerja harus lengkap, teliti, ringkas, jelas dan rapi :
Dalam rangka mendukung laporan hasil audit, kertas kerja dikelompokkan dalam Daftar Utama (lead/top
schedule) dan Daftar Pendukung (supporting schedule):
a. Daftar Utama merupakan rangkuman dari Daftar Pendukung, disusun sesuai dengan kelompok informasi
yang disajikan dalam laporan hasil audit. Memuat informasi dan kesimpulan hasil audit yang diperlukan
untuk penyusunan laporan hasil audit.
b. Daftar Pendukung memuat tujuan audit, informasi/kegiatan yang diuji, bukti-bukti/dokumen pendukung
yang dikumpulkan, metode penelitian dan analisis yang dilakukan dalam rangka memenuhi tujuan audit,
dan kesimpulan yang diperoleh, serta dilengkapi dengan data auditor yang menyusun dan tanggaldan paraf
penyusunannya.
Daftar Utama dan Daftar Pendukung merupakan dokumentasi yang terpisah satu sama lain. Untuk
menghubungkan keduanya, kertas kerja harus diberi indeks (semacam tanda/nomor/kode yang dibuat untuk
mempermudah menghubungkan satu kertas kerja dengan kertas kerja yang lain).
Tujuan Pembuatan Kertas Kerja
SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 06 mengatur bahwa kertas kerja adalah milik
kantor akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi. Namun, hak
kepemilikan kertas kerja oleh kantor akuntan publik masih tunduk pada pembatasan-
pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang
berlaku, untuk meghindarkan penggunaan hal-hal yag bersifat rahasia oleh auditor
untuk tujuan yangtidak semestinya.
Hal-hal yang membuat auditor dapat memberikan informasi tentang klien kepada pihak lain
adalah :
a. Jika klien tersebut menginginkannya
b. Jika misalnya praktek kantor akuntan dijual kepada akuntan publik lain, jika kertas
kerjanya diserahkan kepada pembeli harus atas seijin klien.
c. Dalam perkara pengadilan (dalam perkara pidana).
d. Dalam program pengendalian mutu, profesi akuntan publik dapat menetapkan keharusan
untuk mengadakan peer review di antara sesama akuntan publik. Untuk me-review
kepatuhan auditor terhadap standar auditing yang berlaku, dalam peer review informasi
yang tercantum dalam kertas kerja diungkapkan kepada pihak lain (kantor akuntan publik
lain) tanpa memerlukan izin dari klien yang bersangkutan dengan kertas kerja tersebut.
Penyimpanan KKA
Untuk memudahkan akses dan pemeliharaannya,
dokumen KKA perlu dipilah ke dalam beberapa
kategori. pada umumnya terdapat empat kategori
berkas KKA, yaitu: Berkas permanen, Berkas
berjalan, Berkas lampiran, danBerkas khusus.
Berkas Permanen.
Berkas permanen berisikan data/informasi yang diperlukan
oleh auditor untuk memahami gambaran umum auditi.
Dilihat dari dimensi waktu, informasi yang dimasukkan
dalam berkas permanen adalah informasi yang relatif tidak
sering berubah
Berkas Berjalan (Current).
Berkas berjalan berisikan informasi yang berkaitan dengan
audit yang sedang dilakukan atau audit yang baru lalu.
Terdapat dua sub klasifikasi untuk informasi yang
dimasukkan dalam berkas berjalan, yaitu: Berkas umum dan
Berkas analisis.
Berkas Lampiran
Berkas ini berisikan lampiran data, catatan,
dan dokumen yang menjadi data mentah bagi
proses pengujian bukti audit. Informasi
mengenai proses dan hasil pengujiannya
sendiri dimasukkan dalam berkas audit
analisis.
Berkas Khusus
Berkas ini berisikan informasi yang perlu mendapatkan
perhatian khusus. Sebagian besar informasi ini berkaitan
dengan indikasi kecurangan yang perlu ditindak lanjuti
dengan pemeriksaan khusus. Sebagaimana disebutkan dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007,
Kertas Kerja Audit harus disusun dalam satu berkas dan
diserahkan oleh Ketua Tim kepada Sub Bagian Tata Usaha
Wilayah untuk diarsipkan.
Sekian, Terima Kasih