Anda di halaman 1dari 24

ETIKA

PROFESI
AKUNTAN
Kelompok 7 :

Merninda Ragelita (182010300177)


Berlian Mutiara F. (182010300181)
Dedy Rahmat Saleh (182010300197)
Yermiana Peni S. (182010300210)
Rena Yunita (182010300219)
Ollivia Candra R. (182010300224)
Rizki Nur W. (182010300232)
AUDIT, ATESTASI DAN ASURANS
Audit adalah suatu bentuk dari atestasi, dalam pengertian umum,
mengacu pada komunikasi para ahli mengenai kesimpulan tentang
keandalan dari suatu asersi yang diungkapkan oleh seseorang.

Attestation (Atestasi) adalah jenis jasa asurans


dimana KAP mengeluarkan laporan tentang
reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain.

Assurance (Jaminan) adalah jasa seorang profesional


independen yang meningkatkan kualitas informasi
bagi para pengambil keputusan
MANAJEMEN
ASERSI
Asersi, seperti yang digunakan dalam konteks ini, adalah representasi
dari manajemen untuk fairness (kewajaran) laporan keuangan. The
Auditing Standar Board (ASB), suatu badan yang didirikan oleh AICPA
untuk merumuskan Standar Audit dan interpretasi.

Pekerjaan auditor adalah untuk menentukan apakah representasi (asersi) memang wajar;
itu adalah, "memastikan tingkat korespondensi antara asersi dan kriteria yang
ditetapkan". Untuk keperluan pelaporan keuangan, kriteria yang ditetapkan telah diatur
dalam Generally Accepted Accounting Principle (GAAP) didirikan adalah tubuh prinsip
akuntansi yang berlaku umum (GAAP), sebagaimana tercantum dalam Statements of
Financial Standards (SFASs), Accounting Principle Board Opinions (APBOs)
Accounting Reserch Bulletin (ARB) dan sumber-sumber lainnya.
TANGGUNG JAWAB
PROFESIONAL
AUDITOR
Berdasarkan aturan etika, seorang profesional akuntan
sektor publik harus memiliki karakteristik yang
mencakup :

1. Penguasaan keahlian 3. Berpandangan


intelektual yang diperoleh obyektif.
melalui pendidikan dan 4. Penyediaan layanan
pelatihan. dengan standar
2. Kesediaan melakukan pelaksanaan tugas
tugas untuk masyarakat
dan kinerja yang
secara luas di tempat
instansi kerja maupun
tinggi.
untuk auditor.
Penerapan aturan etika ini dilakukan untuk
mendukung tercapainya tujuan profesi akuntan yaitu :

1. Bekerja dengan standar 3. Mencapai tingkat


profesi yang tinggi, kinerja yang
2. Mencapai tingkat kinerja memenuhi
yang diharapkan persyaratan
kepentingan
masyarakat.
Oleh karena itu, menurut aturan etika IAI-KASP, ada tiga
kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi, yaitu:

3. Keyakinan pengguna
1. Kredibilitas akan layanan bahwa adanya
informasi dan sistem kerangka etika
informasi. profesional dan standar
2. Kualitas layanan yang teknis yang mengatur
didasarkan pada persyaratan-persyaratan
standar kinerja yang layanan yang tidak dapat
tinggi. dikompromikan.
KODE ETIK AKUNTAN SERTA
PELAKSANAANNYA
Tanggung Jawab Profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus


senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua
kegiatan yang dilakukannya. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk
bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi,
memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi
dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk
memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
Kepentingan
Publik

Anggota harus menerima kewajiban


mereka untuk bertindak sedemikian
rupa demi melayani kepentingan publik,
menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukan komitmen atas
profesionalisme.
Integritas
Integritas merupakan kualitas yang melandasi
kepercayaan publik dan merupakan patokan
(benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan
yang diambilnya. Untuk memelihara dan memperluas
keyakinan publik, anggota harus melaksanakan semua
tanggung jawab profesional dengan integritas tertinggi
Obyektivitas

Prinsip obyektivitas mengharuskan


anggota bersikap adil, tidak memihak,
jujur secara intelektual, tidak
berprasangka, serta bebas dari benturan
kepentingan atau dibawah pengaruh pihak
lain.
Kerahasiaan
Seorang akuntan profesional harus menghormati kerahasiaan
formasi yang diperolehnya sebagai hasil dari hubungan
profesional dan bisnis serta tidak boleh mengungkapkan
informasi apa pun kepada pihak ketiga tanpa izin yang benar
dan spesifik, kecuali terdapat kewajiban hukum atau terdapat
hak profesional untuk mengungkapkannya. Kewajiban
kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antara anggota
dan klien atau pemberi jasa berakhir.
Perilaku
Profesional
Seorang akuntan profesional harus patuh pada hukum
dan perundang-undangan yang relevan dan harus
menghindari tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi
Standar Teknis
Sebagai profesional setiap anggota dalam melaksanakan tugasnya
harus sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang
relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima
jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan
obyektivitas.
HAL–HAL YANG BERKAITAN DENGAN
HUKUM SEHUBUNGAN DENGAN
PEKERJAAN AUDITOR
Tanggung Jawab Auditor

Dalam hal terjadinya pelangaran yang dilakukan oleh seorang


akuntan publik dalam memberikan jasanya, baik atas temuan-
temuan bukti pelanggaran apapun yang bersifat pelanggaran
ringan hingga yang bersifat pelanggaran berat, berdasarkan
PMK No.17/PMK.01/2008 hanya dikenakan sanksi
administratif, berupa: sanksi peringatan, sanksi pembekuan
ijin dan sanksi pencabutan ijin.
Selama melakukan audit, auditor juga
bertanggung jawab:

a. Mendeteksi kecurangan
b. Tindakan pelanggaran hukum oleh klienT
c. anggung jawab terhadap opini yang diberikan
d. Tanggung jawab terhadap profesi
e. Tanggung jawab terhadap klien
f. Tanggung jawab untuk mengungkapkan kecurangan.
g. Tanggung jawab terhadap pihak ketiga..
h. Tanggung jawab terhadap pihak ketiga atas kecurangan yang
tidak ditemukan.
PEMAHAMAN HUKUM DAN
KEWAJIBAN AUDITOR

Banyak profesional akuntansi dan hukum percaya


bahwa penyebab utama tuntutan hukum terhadap
kantor akuntan publik adalah kurangnya pemahaman
pemakai laporan keuangan tentang perbedaan antara
kegagalan bisnis dan kegagalan audit, dan antara
kegagalan audit serta risiko audit
KEWAJIBAN HUKUM BAGI AUDITOR

Auditor secara umum sama dengan profesi lainnya


merupakan subjek hukum dan peraturan lainnya. Auditor
akan terkena sanksi atas kelalaiannya, seperti kegagalan
untuk mematuhi standar profesional di dalam kinerjanya.
Profesi ini sangat rentan terhadap penuntutan perkara
(lawsuits) atas kelalaiannya yang digambarkan sebagai
sebuah krisis
Kewajiban hukum auditor dalam pelaksanaan audit apabila adanya
tuntutan ke pengadilan yang menyangkut laporan keuangan adalah
sebagai berikut:

Kewajiban kepada klien (Liabilities


to Client). Kewajiban akuntan publik
terhadap klien karena kegagalan
untuk melaksanakan tugas audit Kewajiban kepada pihak
sesuai waktu yang disepakati, ketiga menurut Common Law
pelaksanaan audit yang tidak (Liabilities to Third party).
memadai, gagal menemui kesalahan, Kewajiban akuntan publik
dan pelanggaran kerahasiaan oleh kepada pihak ketiga jika terjadi
akuntan publik. kerugian pada pihak penggugat
karena mengandalkan laporan
keuangan yang menyesatkan
Kewajiban Perdata menurut
hukum sekuritas federal
(Liabilities under securities laws).
Kewajiban hukum yang diatur
menurut sekuritas federal dengan
standar yang ketat.

Kewajiban kriminal (Crime


Liabilities). Kewajiban hukum
yang timbul sebagai akibat
kemungkinan akuntan publik
disalahkan karena tindakan
kriminal menurut Undang-
Undang
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
kewajiban hukum bagi seorang akuntan
publik adalah bertanggung jawab atas setiap
aspek tugasnya sehingga jika memang
terjadi kesalahan yang diakibatkan oleh
kelalaian pihak auditor, maka akuntan publik
dapat dimintai pertanggungjawaban secara
hukum sebagai bentuk kewajiban hukum
1. Riset dalam auditing auditor.
2. Penetapan standar dan aturan.
3. Menetapkan persyaratan untuk melindungi
auditor
4. Menetapkan persyaratan penelaahan sejawat
5. Melawan tuntutan hukum Tanggapan Profesi Terhadap Kewajiban Hukum AICPA dan
6. Pendidikan bagi pemakai laporan profesi mengurangi resiko terkena sanksi hukum dengan
7. Memberi sanksi kepada anggota karena hasil langkah-langkah berikut:
kerja yang tak pantas
8. Perundingan untuk perubahan hukum
Sekian dan Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai