DAN
LUQTHAH
Alcha Talbianita dan Aida Nurhanafiah
12060126676 12060122480
PENGERTIAN WADIAH
berasal dari akar kata Wadaa, yang sinonimnya Taraka, artinya: meninggalkan.
• Secara umum, wadiah adalah titipan murni dari pihak penitip yang mempunyai
barang/aset kepada pihak penyimpan yang diberi amanah/ kepercayaan, baik individu
maupun badan hukum, tempat barang yang dititipkan harus dijaga dari kerusakan,
kerugian, keamanan, dan keutuhannya, dan dikembalikan kapan saja penyimpan
menghendaki.
• Menurut kitab UU Hukum Perdata Islam pasal 763 yang dimaksud dengan barang titipan
(wadiah) adalah barang yang diserahkan kepada orang tertentu agar menyimpannya
dengan baik dan aman.
Dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 283 Allah berfirman:
WADI’AH
Sunnah, bagi orang yang percaya kepada dirinya
kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang
bahwa dia sanggup menjaga petaruh yang diserahkan menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang
kepadanya berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Haram, apabila dia tidak kuasa atau tidak sanggup
menjaganya sebagaimana semestinya. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa wadiah merupakan
amanah yang ada di tangan orang yang dititipi (mûda) yang harus
Makruh, yaitu bagi orang yang dapat menjaganya, dijaga dan dipelihara, dan apabila diminta oleh pemiliknya maka
tetapi ia tidak percaya kepada dirinya. ia wajib mengembalikannya.
4. Syarat Orang yang Dititipi (Al-Muda
1. Syarat-syarat benda yang dititipkan
• Sedangkan menurut istilah (terminologi) yang dimaksud dengan al-luqathah sebagimana yang ditarifkan oleh
para ulama adalah sebagai berikut :
1) Muhammad al-Syarbini al-Khatib berpendapat bahwa yang dimaksud dengan al-luqathah ialah : sesuatu yang
ditemukan atas dasar hak yang mulia, tidak terjaga dan yang menemukan tidak mengetahui mustahiqnya.
2) Syaikh Syihab al-Din al-Qalyubi dan Syaikh Umairoh berpendapat bahwa yang dimaksud dengan al-luqathah
ialah : sesuatu dai harta atau sesuatu yang secara khusus semerbak ditemukan bukan di daerah harby, tidak
terpelihara, dan tidak dilarang karena kekuatannya, yang menemukan tidak mengetahui pemilik barang
tersebut.
3) Al-Imam Taqiy al-Din Abi Bakr Muhammad al-Husaini bahwa al-luqathah menurut syara ialah :
pengambilan harta yang mulia sebab tersia-siakan untuk dipeliharanya atau dimilikinya setelah diumumkan.
Sunat, bagi orang yang percaya kepada dirinya,sanggup mengerjakan segala
DASA
yang bersangkutan dengan pemeliharaan kepada barang itu sebagaimana
mestinya,tetapi bila tidak diambil pun barang-barang tersebut tidak
dikhawatirkan akan hilang sia-sia atau tidak akan diambil oleh orang-orang
yang tidak dapat dipercaya.
R
Wajib, yakni wajib mengambil barang temuan bagi penemunya apabila orang
tersebut percaya kepada dirinya bahwa ia mampu mengurus benda-benda
temuan itu sebagaimana mestinya dan terdapat sangkaan berat bila benda-
benda itu tidak diambil akan hilang sia-sia atau diambil orang-orang yang
tidak bertanggung jawab.
MACAM- MACAM
LUQTHAH
THANK YOU