Anda di halaman 1dari 34

alex santana

RSUD AMBARAWA

1
Definisi

 Demam tifoid adalah penyakit sistemik disebabkan oleh


infeksi S. Typhi,Parathypi A,B,C dengan karakteristik
demam, sakit kepala, gangguan sal cerna  3 minggu.

2
Epidemiologi

3
Etiologi

 Demam tifoid timbul karena infeksi oleh bakteri golongan


S.typhi, Paratyphi A,B,C Masuk ke tubuh penderita
melalui saluran pencernaan.
 5 % penderita demam tifoid menjadi karier sementara,
 2 % akan menjadi karier yang menahun.

4
5
Patofisiologi

6
Gambaran klinis

 Masa inkubasi 7-21 hari,


 umumnya 10-12 hari.
 Pada awal penyakit keluhan dan gejala tidak khas,
berupa : Anoreksia, rasa malas, sakit kepala, nyeri otot,
lidah kotor, gangguan perut

7
Minggu pertama

a)A.Demam tinggi 39-40oc, meningkat setiap hari,


menurun pada pagi hari, meningkat pada sore atau
malam hari

b)B. sakit kepala, pusing, anoreksia, mual, muntah,


batuk, dengan nadi cepat lemah, perut kembung, diare
dan sembelit silih berganti.

c)C.
Khas lidah penderita: kotor di tengah, tepi dan ujung
merah serta bergetar atau tremor

8
Minggu kedua

 1. Suhu terus-menerus tinggi.


 2. Nadi relatif lambat dibanding peningkatan suhu.
 3. Gejala toksemia semakin berat; delirium.
 4.Tensi menurun.
 5.Diare sering; kadang berwarna gelap akibat
perdarahan.
 6. Pembesaran hati dan limpa,
 7. Gangguan kesadaran.

9
Minggu ketiga

 1. Suhu tubuh mulai turun sampai normal


 2. Berhasil diobati Tanpa komplikasi
 3. Komplikasi perdarahan dan perforasi.
 

10
Pemeriksaan laboratorium

Darah:
1. Leukopenia atau leukopeni relatif, kadang2 leukositosis,
trombositopenia
2. Neutropenia, limfositosis,aneosinofilia, kadang anemia
3. SGOT/SGPT meningkat

11
 Serologi
 Tes widal, Titer O tinggi

 Tes “Enzyme-Linked Immuno Sorbent Assay” (ELISA)

 IgM, IgG

 Deteksi DNA
PCR  mendeteksi strain S.typhi

 Sumsum tulang
Biakan kuman  dx pasti

12
Diagnosis

Diagnosa demam tifoid berdasarkan :


 Temuan klinis

 Laboratorium.

13
 Possible case : anamnesis dan PF

 Probable case : gejala klinis + widal O >1/320 atau H > 640 


1x pemeriksaan

 Definite case : gejala (+) kuman S.thypii pada biakan


atau
PCR
atau
Kenaikan titer widal 4 x lipat dari pemeriksaan ulang (5-7hari)
atau
widal O >1/320 atau H > 640 dengan gambaran klinis (+)

Konsensus KONAS PETRI 2010

14
WIDAL

15
16
Terapi antimikroba

 Kloramfenikol : 4 x 500 mg  7 hari bebas panas


 Tiamfenikol 4 x 500 mg
 Kotrimoxazole 2x 480 mg  2 minggu
 Ampisillin dan amoksisillin  3 x 500 mg 2 minggu
 Sefalosporin generasi 3 ( ceftriaxone)  3 gram dalam
dektrosa 100 cc selama ½ jam  3-5 hari
 Kuinolon : ofloxacin 2 x 200 mg  7 hari
ciprofloxacin 2 x 500 mg  6 hari

17
 Multidrug Resistant (MDR)  S.Typhi
 Sarma dan Durairaj (1991)  Kuinolon
 Islam dkk (1993)  Ceftriakson
 Gasem (2001)  Kuinolon lebih efektif dari
kloramfenikol

 Siprofloksasin dan sefalosporin generasi ke III,


dilaporkan mulai resisten
 Dianjurkan
Levofloksasin

18
Tifoid Karier
Definisi dan Manifestasi Tifoid Karier

 Seseorang yang kotorannya (feses atau urin)


mengandung S.typhi setelah satu tahun pasca-demam
tifoid, tanpa disertai gejala klinis.
 Kasus tifoid di mana kumam S. typhi masih dapat
ditemukan di feses atau urin selama 2-3 bulan disebut
karier pasca-penyembuhan.

20
 Tifoid karier tidak menimbulkan gejala klinis
(asimtomatik) dan 25% kasus menyangkal adanya
riwayat sakit demam tifoid akut.

 Pada beberapa penelitian dilaporkan pada tifoid karier


sering disertai infeksi kronik UTI serta terdapat
peningkatan risiko terjadinya Ca kandung empedu, Ca
kolorektal, Ca pankreas, Ca paru, dan keganasan di
bagian organ atau jaringan lain.

21
 Proses patofisiologis dan patogenesis kasus tifoid karier
belum jelas.
 Mekanisme pertahanan tubuh terhadap Salmonella typi belum
jelas. Imunitas selular diduga punya peran sangat penting.
 Hal ini dibuktikan bahwa pada penderita sickle cell disease
dan sistemic lupus eritematosus (LES) maupun penderita
AIDS bila terinfeksi Salmonella maka akan terjadi bakteremia
yang berat. 

 Terapi Antibiotik pada Kasus Demam Tifoid Karier


Tanpa disertai kasus kolelitiasis
Pilihan regimen terapi selama 3 bulan

22
Penatalaksanaan

1. Ampisilin 100 mg/kgBB/hari + probenesid 30 mg/kg BB/hari


2. Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari + probenesid 30 mg/kg
BB/hari
3. Trimetoprim-sulfametoksazol 2 tablet/2 kali/hari

Disertai kasus kolelitiasis


Kolesistektomi + regimen tersebut di atas selama 28 hari,
kesembuhan 80% atau kolesistektomi + salah satu regimen
terapi di bawah ini
1 . Siprofloksasin 750 mg/2 kali/hari
2.. Norfloksasin 400 mg/2 kali/hari

23
VAKSINASI TIFOID

24
VAKSINASI TIFOID
 Vaksin untuk mengobati demam tifoid, sudah dikenal
cukup lama.
 Vaksin yang bernama Tivim ini >> didapatkan di daerah
endemi.
 Studi terbaru di India  tak hanya efektif melindungi
individu yang divaksin dari demam tifoid, keluarga dan
lingkungan di sekitarnya pun dapat ikut merasakan
manfaatnya.

25
 Dulu diberikan kepada anak-anak hingga dewasa,
sekarang hanya diberikan kepada daerah endemi saja.

 Orang asing yang masuk ke Indonesia biasanya


menerima vaksin tifoid ini.

26
 Ada dua tipe, yaitu vaksin dengan metode suntikan
untuk membunuh kuman penyebab tyfoid dan vaksin
dengan metode oral yang berfungsi untuk melemahkan
kuman.

 Kapan perlu menjalani vaksin ini? Menurut CDC and


Prevention Vaksin ini tidak disarankan diberikan secara
rutin.

 Tapi, ada kondisi dan waktu tertentu yang dianjurkan


untuk menerima vaksinasi ini.

27
 Pelancong yang sering berpergian ke daerah endemi.

 Bagi yang memiliki anggota keluarga yang terserang


tyfoid

 Petugas medis /laboratorium yang bekerja di sekitar


pasien tyfoid

28
Siapa saja yang dianjurkan
menjalani vaksinasi ini?

29
Suntikan:

 Sebaiknya tidak diberikan pada anak < 2 tahun.


 Bagi yang sering travelling sebaiknya menerima vaksin
ini dua minggu sebelum bepergian, agar vaksin bisa
bekerja dengan baik.
 Dosis untuk pencegahan, dilakukan dua tahun sekali
untuk orang-orang yang berisiko tinggi terkena tyfoid.

30
Oral:
 Sebaiknya tidak diberikan pada anak berusia <6 tahun

 Untuk perlindungan, berikan 4 dosis yang diberikan


empat hari sekali setidaknya seminggu sebelum
berpergian ke daerah endemi.

 Dosis untuk pencegahan, dilakukan lima tahun sekali


untuk orang-orang yang berisiko tinggi terkena tyfoid.

31
Mereka yang tidak dianjurkan
menerima vaksin ini:
 Alergi dari vaksin ini sebaiknya tidak mengulangi menerima
vaksin ini.
 Mereka yang memiliki daya tahan tubuh lemah (pengidap
HIV/AIDS atau penyakit lain yang bisa mempengaruhi daya
tahan tubuh)
- Mereka yang sedang mengonsumsi steroid
- penderita kanker

Efek samping yang mungkin terjadi


- reaksi alergi
- demam (terjadi pada 1 dari 100 orang)
- Sakit kepala (terjadi pada 3 dari 100 orang)

32
Prognosis

 Prognosis penyakit ini tergantung pada


 geografi dan demografi daerah tersebut,

 saat mulainya pengobatan,

 keadaan sosio-ekonomi

 gizi penderita.

33
34

Anda mungkin juga menyukai