Anda di halaman 1dari 48

Radiograph based discussion

stroke non-hemoragik”

Disusun oleh :
Ase Nurul Hidayah
Dean Fathia Rahmi
Sheila Mustafida R

Supervisor : dr. Bambang Satoto, Sp.Rad (K)


RBD – infark serebri

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI- STROKE NON HEMORAGIC

 Sekumpulan tanda klinik yang berkembang oleh sebab


vaskular. Gejala ini berlangsung 24 jam atau lebih pada umumnya
terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke otak, yang
menyebabkan cacat atau kematian (Widjaja, 2010)
INSIDENSI

• Kejadian stroke(insiden) sebesar 51,6/100.000 penduduk

 Data di Indonesia  kecenderungan peningkatan kasus stroke baik dalam


hal kematian, kejadian, maupun kecacatan.

 Angka kematian berdasarkan umur adalah: sebesar 15,9% (umur 45-55


tahun) dan 26,8% (umur 55-64 tahun) dan 23,5% (umur 65 tahun). (POKDI,
2011)
ANATOMI

Hemisfer serebri diperdarahi


oleh 3 pasang arteri mayor, yaitu
arteri serebralis anterior, media,
dan posterior
ANATOMI
Arteri serebralis anterior dan media
bertanggungjawab atas sirkulasi anterior
dan berasal dari supraclinoid internal
carotid arteries. Arteri serebralis anterior
mensuplai darah ke bagian media dari
lobus frontal dan lobus parietal dan bagian
anterior dari ganglia basalis dan capsula
interna anterior. (Jauce, 2019)
Arteri cerebralis media (merah) mensuplai bagian lateral dari hemisfer yang meliputi
lateral lobus frontal, parietal, dan anterior temporal; insula; dan basal ganglia. Arteri
serebri anterior (ACA; biru) mensuplai bagian medial lobus frontal dan parietal. Arteri
posterior serebri (PCA; hijau) mensuplai thalamus dan lobus occipital serta lobus
temporal inferior.

Arteri koroidalis anterior (kuning) mensuplai limbus


posterior dari kapsula interna dan bagian
hippocampus hingga bagian permukaan anterior dan
superior dari occipital horn of the lateral ventricle.
(Jauce, 2019)
ETIOLOGI

 Trombosis serebri menunjukkan oklusi trombotik arteri karotis


atau cabangnya, biasanya karena arterosklerosis yang mendasari.
Proses ini sering timbul selama tidur dan bisa menyebabkan stroke
mendadak dan lengkap. Defisit neurologi bisa timbul progresif
dalam beberapa jam atau intermiten dalam beberapa jam atau hari.
 Emboli serebri terjadi akibat oklusi arteria karotis atau
vetebralis atau cabangnya oleh trombus atau embolisasi
materi lain dari sumber proksimal, seperti bifurkasio
arteri karotis atau jantung.
PATOFISIOLOGI

 Proses patologik yang sering mendasari dari berbagi


proses yang terjadi di dalam pembuluh darah yang
memperdarhai otak diantaranya dapat berupa:
 Keadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri, seperti pada
aterosklerosis dan thrombosis.
 Berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah,
misalnya syok atau hiperviskositas darah.
 Gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang
berasal dari jantung atau pembuluh ekstrakranium.
PATOFISIOLOGI

Dari gangguan pasokan darah yang ada di


otak tersebut dapat menjadikan terjadinya
kelainian-kelainan neurologi tergantung
bagian otak mana yang tidak mendapat suplai
darah, yang diantaranya dapat terjani
kelainan di system motorik, sensorik, fungsi
luhur, yang lebih jelasnya tergantung saraf
bagian mana yang terkena.
Manifestasi Klinis

 Gejala stroke non hemoragik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak bergantung pada
berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasi tempat gangguan peredaran darah
terjadi dapat menyebabkan penurunan kesadaran.
 Gangguan:
 gangguan mototik (hemiparese)
 sensorik (anestesia, hiperestesia
 parastesia/geringgingan
 gerakan yang canggung serta simpang siur
 gangguan nervus kranial, saraf otonom (gangguan miksi, defeksi, salvias)
 fungsi luhur (bahasa, orientasi, memori, emosi) yang merupakan sifat khas manusia, dan gangguan
koordinasi (sidrom serebelar)
TINJAUAN RADIOLOGI

CT SCAN MRI

Ultrasonografi dan MRA


(magnetic resonance Angiografi otak
angiography)
CT CSAN
 Untuk mendeteksi perdarahan intra kranium,
tapi kurang peka untuk mendeteksi stroke non
hemoragik ringan, terutama pada tahap paling
awal. CT scan dapat memberi hasil tidak
memperlihatkan adanya kerusakan hingga
separuh dari semua kasus stroke non
hemoragik (Veijin, 2011)
MRI
 Lebih sensitif dibandingkan dg CT scan
dalam mendeteksi stroke non hemoragik
rigan, bahkan pada stadium dini, meskipun
tidak pada setiap kasus. Alat ini kurang
peka dibandingkan dengan CT scan dalam
mendeteksi perdarahan intrakranium ringan
(Veijin, 2011).
Ultrasonografi dan MRA (magnetic
resonance angiography

 Pemindaian arteri karotis dilakukan dengan ultrasonografi

(menggunakan gelombang suara untuk menciptakan citra), MRA

digunakan untuk mencari kemungkinan penyempitan arteri atau

bekuan di arteri utama, MRA khususnya bermanfaat untuk

mengidentifikasi aneurisma intrakranium dan malformasi pembuluh

darah otak (Veijin, 2011).


Angiografi otak

 Merupakan penyuntikan suatu bahan yang tampak dalam


citra sinar-X ke dalam arteri-arteri otak. Pemotretan
dengan sinar-X kemudian dapat memperlihatkan
pembuluh-pembuluh darah di leher dan kepala (Veijin,
2011)
Rbd – infark serebri

BAB III
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. N
Usia : 60 tahun
Gender : Laki-laki
Alamat : Genuksari 05/09
Agama : Islam
Identitas Pekerjaan : Pensiunan
Pasien Pendidikan : SMA
No CM : 013851xx
Ruang rawat : Darul Muqomah
DPJP : dr. Muktasim Billah, Sp. S

19
RPS

pasien dibawa ke rs dengan keluhan pelo, perot dan tangan dan kaki kiri lemah. keluhan timbul
mendadak/tiba-tiba saat pasien sedang berbaring. pasien dapat memahami yang disampaikan
orang lain, namun pasien kesulitan dalam menyampaikan sesuatu. lengan kiri pasien lemah
hingga pasien sulit menggerakkan lengannya. keluhan tersebut menyebabkan pasien tidak
dapat melakukan aktivitas sendiri sehingga memerlukan bantuan orang lain seperti makan,
mandi. ± 2 jam smrs setelah makan siang, pasien hendak berbaring di kamar tidur, tiba-tiba
pasien pelo, langsung tidak bisa bicara dan lemah anggota gerak sebelah kiri. saat kejadian,
pasien tetap sadar, tidak mengeluhkan adanya nyeri kepala, mual, muntah ataupun kejang.
pasien kemudian langsung dibawa ke rsi sultan agung semarang. keluhan disertai dengan
nyeri kepala. keluhan demam, penurunan kesadaran, mual, muntah, kejang, kesemutan
disangkal. bab dan bak dalam batas normal.
 Riwayat keluhan serupa : disangkal
 Riwayat stroke : disangkal
Anamnesis  Riwayat hipertensi : disangkal
(RPD)  Riwayat diabetes mellitus : disangkal
 Riwayat penyakit jantung : disangkal.
 Riwayat stroke : disangkal
 Riwayat hipertensi : disangkal
Anamnesis  Riwayat diabetes mellitus : disangkal
(RPK)  Riwayat penyakit jantung : disangkal

22
Anamnesis  Saat ini pasien tinggal dengan istri dan
(RPSosEk) anaknya. Biaya pengobatan ditanggung BPJS.

23
 Keadaan umum : cukup
 Kesadaran :
composmentis  Antropometri
 Tanda-tanda vital :  BB : 66 kg
Pemeriksaan  Tekanan darah : 150/90  TB : 169 cm
mmHg
Fisik  Nadi : 84 kali/menit
 BMI: 23,15 kg/m²
(normoweight)
 Laju pernapasan : 20  Lingkar perut : 85 cm
kali/menit
 Suhu : 37,0 ºC

Interpretasi : hipertensi
24
Kepala : mesocephal
Rambut : distribusi rambut rata, warna hitam, dan tidak mudah
dicabut
Wajah : simetris, edema (-)

conjungtiva anemis (-/-); sclera ikterik (-/-); reflek cahaya (+/+); pupil
isokor Ø 3mm/3mm; eksoftalmus (-/-); lagoftalmus (-/-); ptosis (-/-)

Status
Internus Hidung : bentuk normal, deviasi septum (-), pernapasan cuping
hidung (-), sekret (-/-)
Telinga : bentuk normal, nyeri tarik auricular (-/-), nyeri tekan
tragus (-/-), sekret (-/-)

Mulut : bibir tidak kering, gusi tidak berdarah, lidah tidak kotor,
tonsil tidak membesar, faring tidak hiperemis, mukosa bibir tidak
sianosis
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Interpretasi : normal
INSPEKSI ANTERIOR POSTERIOR

RR : 20 x/min,
Hyperpigmentasi (-), tumor Hiperpigmentasi (-), tumor
(-), inflammation (-), spider (-), inflammation (-), spider
Statis
nevi (-), Hemithorax D=S, nevi (-), Hemithorax D=S,
ICS Normal, Diameter AP < Diameter AP < LL
LL

PF pulmo Dinamik
Pergerakan Hemithorax kanan Pergerakan hemithorax kanan
= kiri = kiri

Nyeri tekan (-), tumor (-), ICS Nyeri tekan (-), tumor (-),
Palpasi normal, enlargement of ICS ICS normal, Sterm fremitus
(-), Stem fremitus D=S D=S

Perkusi D= Sonor, S= sonor D= Sonor, S= sonor

Vesicular (+/+), ronchi (-), Vesicular (+/+), rhonchi (-) ,


Auskultasi
Interpretasi : normal wheezing (-) wheezing (-)

26
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat

Kuat angkat (-), pulsus parasternal (-), sternal lift (-),


Palpasi
pulsus epigastrium(-)

Redup
Batas atas jantung : ICS II lineasternalis sinistra
Pinggang jantung : ICS III linea parasternalis sinistra
PF Jantung Perkusi
Kanan jantung: ICS V linea sternalis dextra
Kiri jantung : ICS V linea midcalvicula sinistra 2 cm
ke arah medial

Auskultasi Mitral : M1 > M2, bising suara jantung (-)


  Trikuspid : T1 > T2, bising suara jantung (-)
  Aorta : A2 > A1, bising suara jantung (-)
  Pulmonal : P2 > P1, bising suara jantung (-)
Interpretasi : normal
27
Perut datar, warna kulit sama dengan warna kulit sekitar,
Inspeksi sikatrik(-), striae(-), caput medusa (-), hyperpigmentasi (-), spider
nevi (-), benjolan (-), tanda peradangan (-)

Bising peristaltik (+) normal  20 kali/menit, bising pembuluh


Auskultasi
darah (-)

Perkusi 4 regio : timpani


Hepar : pekak (+), liver span dextra 8 cm, sinistra 6 cm
Perkusi Lien : troube space (+)
Ginjal : nyeri ketok ginjal (-)
PF Abdomen Shifting dullness (-)

Superfisial  Supel, Nyeri tekan abdomen (-), Massa (-), defence


muscular (-)
Dalam  Nyeri (-), Nyeri alih (-)
Vesica fellea : Murphy’s sign (-)
Palpasi Hepar : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Tes undulasi : (-)
Interpretasi : normal  Turgor kulit : normal

28
EKSTREMITAS Superior Inferior

Oedem -/- -/-

Ekstremitas Akral dingin -/- -/-

Capillary refill <2 detik <2 detik

Interpretasi : normal
29
 Kepala
 Bentuk : mesocephal  Leher
Status  Nyeri tekan : -  Sikap : lurus

Neurologis  Simetris : wajah  Pergerakan : bebas


asimetris  Kaku kuduk : -
 Pulsasi : -

30
31 Hasil Pemeriksaan
Saraf
Kanan Kiri
N. Olfaktori    
Subjektif Tidak dapat dinilai Tidak dapat
dinilai
Dengan bahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N.Optikus    
Tajam >1/60 >1/60
pengelihatan
Lapang pandang normal normal

Melihat warna normal normal


Fundus oculi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Interpretasi :
normal
32 N. Okulomotorius    

Sela mata normal normal


Pergerakan mata normal normal

Strabismus - -
nistagmus - -
eksoftalmus - -
Pupil    
 Besar 3 mm 3 mm
 Bentuk bundar bundar
 

Reflek terhadap sinar + +

N. Trochlearis    
Pergerakan mata (ke + +
bawah ke dalam)

Sikap bulbus sentral sentral Interpretasi :


normal
N. Trigeminus    
33
Reflek kornea + +
Sensibilitas muka + +

Membuka mulut terbatas  

Mengunyah -  
Menggigit -  
N. Abducen    
Pergerakan mata (ke + +
lateral)

Sikap bulbus sentral Sentral


Melihat kembar - -

Interpretasi : Normal
N. Facialis    
34
Mengerutkan dahi + +

Menutup mata + +
Memperlihatkan gigi - +

Bersiul -  
Pengecapan 2/3 anterior Tidak Tidak dilakukan
lidah dilakukan
N. Vestibulocochlear    

Detik arloji + +
Suara berbisik + +
Tes weber Tidak Tidak dilakukan
dilakukan
Tes rinne Tidak Tidak dilakukan
dilakukan

Interpretasi : paresis n.VII dextra


35

N. Glossofaringeus    
Pengecapan 1/3 Tidak Tidak dilakukan
posterior lidah dilakukan
Sensibilitas faring Tidak Tidak dilakukan
dilakukan
Reflek muntah Tidak Tidak dilakukan
dilakukan

N. Vagus    
Arcus faring simetris simetris
Berbicara Kesulitan/tidak jelas  

Menelan +  
Interpretasi : normal Nadi 84 kali/menit  
36 Nervi craniales

N. Asesorius    

Mengangkat bahu + +

Memalingkan kepala + +

N. Hipoglossus    

Pergerakan lidah Sulit dinilai  

Tremor lidah Sulit dinilai  

Artikulasi Sulit dinilai  

Interpretasi : normal
Anggota Gerak Atas
Hasil
Pemeriksaan
Kanan Kiri
Motorik    
Pergerakan Bebas Terbatas
Kekuatan 5 2
Tonus Normal Meningkat
Trofi Eutrofi Eutrofi
Sensibilitas    
Taktil + +
Nyeri + +
Thermal Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Diskriminasi + +
Lokasi + +
Reflek    
Bisep Normal meningkat
Trisep Normal meningkat
Radius Normal meningkat
Ulna Normal meningkat
Tromner-Hoffman - + 37
Anggota Gerak Bawah

Hasil
Pemeriksaan
Kanan Kiri
Motorik    
Pergerakan Bebas Terbatas
Kekuatan 5 3
Tonus Normal Meningkat
Trofi Eutrofi Eutrofi
Sensibilitas    
Taktil + +
Nyeri + +
Thermal Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Diskriminasi + +
Lokasi + +
Reflek    
Patella Normal meningkat
Achilles Normal meningkat
Babinsky - +

Chaddock - +

Rossolimo - +

Mendel bechtrew - +

Schneffer - +

Oppenheim - +

Klonus paha - -

Klonus kaki - +

38
39
 Interpretasi :
 Sulci, fissure dan cisterna tak sempit
 Tampak lesi hipodens lacunar di kapsula interna kanan crus anterior et
posterior.
 Tampak lesi hipodens dilobus frontalis kanan dan centrum semi ovale
Interpretasi kanan.
 Sistem ventrikel tak sempit.
 Tak tampak deviasi garis tengah.
 Batang otak dan serebelum tak jelas kelainan.

40
 Infark lacunar di kapsula interna kanan crus
anterior et posterior.
 Infark di lobus frontalis kanan dan centrum

Kesan semiovale kanan.


 Tak tampak perdarahan serebri.
 Tak tampak tanda tanda peningkatan tekanan
intracranial.

41
RBD – infark serebri

BAB IV
PEMBAHASAN
 Pada tanggal 29 Oktober 2019, Tn. N dibawa ke RS dengan keluhan pelo, perot dan tangan dan kaki kiri lemah.
Keluhan timbul mendadak/tiba-tiba saat pasien sedang berbaring. Pasien dapat memahami yang disampaikan
orang lain, namun pasien kesulitan dalam menyampaikan sesuatu. Lengan kiri pasien lemah hingga pasien sulit
menggerakkan lengannya. Keluhan tersebut menyebabkan pasien tidak dapat melakukan aktivitas sendiri
sehingga memerlukan bantuan orang lain seperti makan, mandi. ± 2 jam SMRS setelah makan siang, pasien
hendak berbaring di kamar tidur, tiba-tiba pasien pelo, langsung tidak bisa bicara dan lemah anggota gerak
sebelah kiri. Saat kejadian, pasien tetap sadar, tidak mengeluhkan adanya nyeri kepala, mual, muntah ataupun
kejang. Pasien kemudian langsung dibawa ke RSI Sultan Agung Semarang. Keluhan disertai dengan nyeri kepala.
Keluhan demam, penurunan kesadaran, mual, muntah, kejang, kesemutan disangkal. BAB dan BAK dalam batas
normal.
Pada pemeriksaan radiologi CT-Scan Brain Non Contras pada tanggal 29 Oktober 2019 didapatkan :
 Interpretasi :
 Sulci, fissure dan cisterna tak sempit
 Tampak lesi hipodens lacunar di kapsula interna kanan crus anterior et posterior.
 Tampak lesi hipodens dilobus frontalis kanan dan centrum semi ovale kanan.
 Sistem ventrikel tak sempit.
 Tak tampak deviasi garis tengah.
 Batang otak dan serebelum tak jelas kelainan.
 Kesan :
 Infark lacunar di kapsula interna kanan crus anterior et posterior.
 Infark di lobus frontalis kanan dan centrum semiovale kanan.
 Tak tampak perdarahan serebri.
 Tak tampak tanda tanda peningkatan tekanan intracranial.
RBD – infark serebri

BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN

Stroke didefinisikan sebagai gangguan suplai darah pada otak yang biasanya karena pecahnya pembuluh darah atau
sumbatan oleh gumpalan darah. Stroke terbagi menjadi stroke hemoragik dan stroke non hemoragik (American Heart
Association, 2013).

Gejala stroke non hemoragik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak bergantung pada berat ringannya
gangguan pembuluh darah dan lokasi tempat gangguan peredaran darah terjadi.

Secara umum, apabila aliran darah ke jaringan otak terputus 15 sampai 20 menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan.

Pada pemeriksaan CTScan kepala pasien dengan stroke nonhemoragik didapatkan lesi hipodens.

Anda mungkin juga menyukai