Anda di halaman 1dari 24

Bagian Ilmu Anestesi PEMBACAAN REFERAT

Fakultas Kedokteran September 2016


Universitas Muslim Indonesia

SYOK SEPTIK
HARDIYANTI, S.Ked
110 210 0121
 
SUPERVISOR:
dr. ABDUL MUTHALIB, Sp.An, M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU ANESTESI
BAGIAN ILMU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
ANESTESI 2016
PENDAHULUAN
Sepsis merupakan sebuah akibat dari abnormalitas
fisiologi, patologis dan biokimia yg disebabkan oleh
karena infeksi, sepsis merupakan sebuah masalah
kesehatan masyarakat yang besar.
Sepsis merupakan penyebab utama dari mortalitas
dan penyakit kritis di seluruh dunia. Lebih lanjut,
terdapat peningkatan kesadaran bahwa pasien –
pasien yg bertahan hidup dari sepsis biasanya akan
mengalami disabilitas fisik, psikologis dan kognitif
jangka panjang dengan perawatan kesehatan yg
cukup bermakna dan implikasi sosial.
DEFINISI (1991)
DEFINISI (2012)
Sepsis didefinisikan sebagai
adanya infeksi (baik
Sepsis terdiagnosis atau suspek) yang
disertai dengan manifestasi
sistemik dari infeksi.
Sepsis berat didefinisikan
sebagai suatu sepsis dengan
Sepsis Berat
disfungsi organ atau
hipoperfusi jaringan yang
diinduksi oleh sepsis
Syok sepsis merupakan
Syok Septik kondisi sepsis dengan
hipotensi yang tidak berespon
terhadap resusitasi cairan
DEFINISI
(2016)
Disfungsi organ
dapat di identifikasi
sebagai suatu
perubahan yg
suatu kejadian disfungsi organ yang bersifat akut
mengancam jiwa disebabkan oleh dengan total skor
Sepsis
disregulasi dari respon pejamu SOFA ≥ 2 akibat dari
terhadap infeksi infeksi.

suatu subbagian dari keadaan sepsis dimana


Syok Sepsis abnormalitas sirkulasi dan abnormalitas
metabolisme seluler yang mendasari telah
sangat berat untuk dapat meningkatkan
mortalitas secara bermakna
ETIOLOGI
Bakteri Jamur
• Streptococcus
pneumoniae
• Klebsiella pneumoniae
• Staphylococcus aureus
• Escherichia coli

Virus
• Haemophilus species
PATOFISIOLOGI
FOKUS INFEKSI KULTUR
(PARU, ABDOMEN, MEMASUKI
SIRKULASI MIKROORGANISME
TRAKTUS URINARIUS) DARAH (+)

BERTUMBUH MEDIATOR VASOAKTIF) VASODILATASI


LOKAL (PROSTASIKLIN, NO)

SYOK
SEPTIK
MEDIATOR INFLAMASI MERUSAK TAUTAN
(IL-1, IL-6, TNF) ENDOTEL ↑PERMEABILITAS
PATOFISIOLOGI
KRITERIA DIAGNOSIS (1991)
Tabel 1 Kriteria Diagnosis Sepsis (the American College of Chest Physicians and Society of Critical Care
Medicine)
Diagnosis Kriteria klinis

Dua atau lebih kriteria berikut:


- Demam (temperatur tubuh lebih dari 38oC) atau hipotermia
(temperatur tubuh kurang dari 36oC)
- Frekuensi jantung lebih dari 90 kali/menit
SIRS (Systemic inflammatory response
- Frekuensi napas lebih dari 20 kali/menit atau tekanan
syndrome)
parsial karbon dioksida (PaCO2) kurang dari 32 mmHg
- Leukositosis (sel darah putih lebih dari 12000 sel/mm3) atau
leukopenia (sel darah putih kurang dari 4000 sel/mm3) atau
lebih dari 10% bentuk imatur
Cont...
Minimal dua kriteria SIRS disertai konfirmasi atau
Sepsis
infeksi
Sepsis disertai disfungsi organ yang dibuktikan dengan
Sepsis berat hipoksemia arteri, asidosis laktat, oliguri, perubahan
status mental, dsb
Sepsis yang disertai dengan hipoperfusi jaringan
menyeluruh, hipoksia jaringan atau hipotensi frank
yang ditandai dengan MAP kurang dari 65 mmHg atau
Syok sepsis
tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg dan tidak
berespon terhadap bolus kristaloid 20 m/kg atau
koloid
.KRITERIA DIAGNOSIS (2012)
VARIABEL
PERFUSI
JARINGAN
VARIABEL
UMUM VARIABEL
DISFUNGSI
SEPSIS (SSC 2012) ORGAN

VARIABEL
INFLAMASI VARIABEL
HEMODINAMIK
KRITERIA DIAGNOSIS (2016)
Kriteria Klinis
untuk
Mengidentifikasi
Skor
Kriteria Klinis
untuk
Pasien degn
Sepsis
SOFA
Mengidentifikasi
Syok Sepsis

Sepsis dan terapi


Disfungsi
atau Skor
Kegagalan
vasopresor yg
diperlukan untuk dapat Organ SOFA
meningkatkan MAP ≥
65 mmHg dan kadar
laktat > 2 mmol/L (18 Skrining
mg/dL) meskipun telah untuk Pasien Kriteria
diberikan resusitasi dgn
Kemungkinan qSOFA
cairan yg adekuat.
Sepsis
SKOR SOFA
SKOR qSOFA
PENATALAKSANAAN

A = Airway assessment, maintenance Early Goal Directed Therapy


and oxygen (EGDT)
B = Breathing and ventilation Protokol resusitasi sepsis berat
assessment dan syok sepsis yang
direkomendasikan sejak tahun
C = Circulation assessment, intravenous 2001, terdiri dari tahapan
(IV) access and fluids resusitasi berdasarkan target
D = Disability: assess the neurological yang harus dicapai dalam 6 jam
pertama
status and check the blood glucose
E = Exposure and environmental control
PROTOKOL EGDT
EGDT

Diagnosis dan pemberian CVP: 8-12 mmHg (↑tekanan intratorakal


1. atau intrabdominal  12-15 mmHg)
antibiotik sedini mungkin
(maksimal dalam 1 jam
pertama), serta resusi tasiawal 2. MAP ≥ 65 mmHg.
dalam 6 jam, yang harus
memenuhi target:
3. Produksi urin ≥ 0,5 ml/kgBB/jam.

Saturasi oksigen vena sentralis (ScvO2) ≥70%


4.
atau vena campuran ≥ 65%.
Supplement O2 
Endotracheal intubation,
Mechanical ventilation
ALGORITMA EGDT
Central venous &
Arterial catheterization

Sedation, Paralysis
( if intubated ), or Both
< 8 mmHg
Crystalloid
CVP
Colloid
8 – 12 mmHg
< 65 mmHg

MAP Vasoactive agents


> 90 mmHg
 65 mmHg < 90 mmHg
< 70 % > 70 %
Transfusion of RC
SCVO2
Until Ht  30 % < 70 %

Inotropic agents
 70 %

No
Goal achieved
Yes

Observe
RESUSITASI CAIRAN
• Tujuan: untuk memperbaiki perfusi jaringan dengan
• Perhatikan tanda-tanda
memberikan cairan secara titrasi sesuai critical end kelebihan cairan (edema
point seperti: frekwensi nadi, produksi urin, dan periorbita, ekstremitas, rales, dan
tekanan darah. kesulitan bernapas).
• Monitoring yang paling obyektif
• Dapat memakai cairan kristaloid atau koloid
dengan menilai CVP (nilai normal
• Dilakukan pemberian cairan kristaloid 20mL/kg 8-12 mm Hg).
(500-1000 mL) kristaloid secepatnya sebagai bolus • Peningkatan kadar laktat darah
pada pasien yang dicurigai hipovolemia (atau (> 4 mmol/L)  metabolisme
anaerob akibat hipoperfusi
hiperlaktatnemia > 4 mmol/L) atau cairan koloid 0,2-
jaringan
0,3 g/kg (300-500 Ml).
ANTIBIOTIK

• Antibiotik harus diberikan sedini • Jika telah ada hasil


mungkin setelah sepsis teridentifikasi kultur, antibiotik
• Berdasarkan pola kuman di rumah disesuaikan sesegera
sakit maupun di masyarakat mungkin
• Sebelum ada hasil biakan daerah dan •Pemberian antibiotik
resistensi, pasien diberikan antibiotik dievaluasidalam
spektrum luas waktu 48- 72 jam.
VASOPRESSOR
•Diberikan ketika resusitasi cairan gagal
mengembalikan tekanan darah dan perfusi
Vasopresin: hanya pada
organ.
pasien dengan syok
•Syaratnya adalah pemberian resusitasi
refrakter dengan resusistasi
cairan telah adekuat.
cairan adekuat dan
•Monitoring tekanan darah invasif melalui
vasopresor konvensional
kanula arteri
dosis tinggi. Dosis 0,3
•Pilihan utama: norepinephrine atau
unit/mnt.
dopamin
•Second line: vasopressin
INOTROPIK
SYARAT: CVP,
HCT DAN
MAP
DIBERIKAN TERKOREKSI
PADA
HIPOPERFUSI
JARINGAN
ScvO2 < 70%
SEPSIS (SSC 2012) DOBUTAMIN
2,5μg/kgbb/me
nit
Max: 20
μg/kgbb/menit
BILA HIPOTENSI:
CAIRAN &
NOREPINEFRIN
Langkah 1: Skrining dan Manejemen Infeksi
RS seharusnya terus menggunakan tanda & simptom infeksi untuk menentukan identifikasi awal
pasien dengan suspek atau dgn infeksi.
Bagi pasien yg terdeteksi infeksi, manejemen awal berupa pengambilan sampel darah & kultur
sebagai indikasi pemberian antibiotik & secara bersamaan mendapatkan hasil lab untuk
mengevaluasi pasien dgn infeksi terkait organ disfungsi.

Langkah 2: Skrining mengenai Disfungsi Organ dan Manejemen Sepsis


Pasien dgn sepsis harus diidentifikasi sama dgn kriteria disfungsi organ menggunakan qSOFA.
Selanjutnya pasien dengan disfungsi organ memerlukan kultur darah jika kultur non darah
sebelumnya sudah didapatkan dan pemberian antibiotik spektrum luas jika antibiotik spektrum
kecil sebelumnya sudah diberikan.

Langkah 3 : Identifikasi dan Manejemen Hipotensi Awal.


Pada pasien yang mengalami infeksi dan hipotensi atau tingkat laktat ≥4 mmol/L, diberikan 30
mL/kg kristaloid dengan penilaian ulang volume responsif atau perfusi jaringan. Enam jam unsur
perawatan harus diselesaikan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai