pada otak
Etiologi>Trauma tidak langsung disebabkan karena tingginya
tahanan atau kekuatan yang merobek terkena pada kepala akibat
menarik leher. Trauma langsung bila kepala langsung terluka.
Manifestasi klinis >cedera otak meliputi gangguan kesadaran,
konfusi, abnormalitas pupil, awitan tiba-tiba deficit neurologik, dan
perubahan tanda vital.
patofisiologi>Pada saraf otak mengalami hipoksia, tubuh
berusaha memenuhi kebutuhan oksigen melalui proses metabolic
anaerob, yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah.
Mekanisme>terdapat gerakan kepala tiba-tiba tanpa kontak
langsung, seperti yang terjadi bila posisi badan diubah secara
kasar dan cepat. Kekuatan ini bisa dikombinasi dengan
pengubahan posisi rotasi pada kepala, yang menyebabkan trauma
regangan dan robekan pada substansi alba dan batang otak.
Pengkajian primer
Airway (Jalan napas) dengan control cervical
Kaji ada tidaknya sumbatan jalan napas
Sumbatan jalan napas total :
Pasien sadar : memegang leher, gelisah, sianosis
Pasien tidak sadar : tidak terdengar suara napas,
mendengkur
Breathing ( Pernapasan)
Cara pengkajian : look (lihat pergerakan dada, kedalaman,
simetris atau tidak), listen (suara napas dengan atau tanpa
stetoskop), feel (rasakan hembusan napas, atau dengan
perkusi dan palpasi)
Circulation (Sirkulasi)
ada tidaknya denyut nadi karotis
Ada tidaknya tanda-tanda syok
Ada tidaknya perdarahan eksternal
Disability (Tingkat Kesadaran)
Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon
seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat
kesadaran dibedakan menjadi :
Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar
sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang
keadaan sekelilingnya.
Diagnosa
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan immobilitas
Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
hipoksia
Resiko gangguan integritas fisik berhubungan dengan
imobilitas
Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual
dan muntah
Bersihn jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
akumulasi jaringan
Intervensi utama
1. Kaji kepatenen jalan napas
Beri posisi semifowler.
Lakukan penghisapan lendir dengan hati-hati selama 10-15 menit
4. Monitor asupan dan keluaran setiap delapan jam sekali.
Berikan O2 tambahan sesuai indikasi.
Kaji tingkat kemampuan mobilitas dengan skala 0-4
0: Klien tidak bergantung orang lain.
1: Klien butuh sedikit bantuan.
2: Klien butuh bantuan sederhana.
3: Klien butuh bantuan atau peralatan yang banyak.
4: Klien butuh sangat bergantung pada orang lain.
1. Inspeksi seluruh area kulit. Catat adanya kemerahan
1. Dorong masukan cairan peroral sesuai toleransi
2. Pantau tekanan darah dan