Anda di halaman 1dari 25

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN Tn. D DENGAN FRAKTUR FEMUR SINISTRA 1/3


MEDIAL
DI RUANG TRAUMA CENTER RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG
KELOMPOK III
ANNISA M PEBRIANISA
DONA DELVINA RAHMADINI
INDRA MAIDI REZA MAILANI PUTRI
MAIRORI CATORONA SUCY APRIFA ZEN
NYAK RAMADHANI TIARA WELLA FAUZIAH

KARU TRAUMA CENTER DOSEN PEMBIMBING

Ns. Hermayenti, S.Kep Ns. Weni Sartiwi, M.Kep


Latar Belakang
Angka Kejadian

 Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan diseluruh dunia, khususnya di negara berkembang.
Kecelakaan lalu lintas dapat dialami oleh siapa saja dan kapan saja.
 Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2013 menyebutkan bahwa dari
jumlah kecelakaan yang terjadi, terdapat 5,8% korban cedera atau sekitar delapan juta orang mengalami
fraktur dengan jenis fraktur yang paling banyak terjadi yaitu fraktur pada bagian ekstremitas atas sebesar
36,9% dan ekstremitas bawah sebesar 65,2%.
 Menurut Desiartama & Aryana (2017) di Indonesia kasus fraktur femur merupakan yang paling sering
yaitu sebesar 39% diikuti fraktur humerus (15%), fraktur tibia dan fibula (11%). Fraktur femur disebut juga
sebagai fraktur tulang paha yang disebabkan akibat benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung
(Helmi, 2012). Dimana penyebab terbesar fraktur femur adalah kecelakaan lalu lintas yang biasanya
disebabkan oleh kecelakaan mobil, motor, atau kendaraan rekreasi (62,6%) dan jatuh (37,3%) dan mayoritas
adalah pria (63,8%).
Menurut artikel penelitian, Distribusi Fraktur Femur Yang Dirawat Di Rumah Sakit
Dr. M. Djamil, Padang pada tahun 2018 menunjukkan bahwa tindakan operasi yang terbanyak
dilakukan pada kasus fraktur femur yaitu sebanyak 92 kasus (79,3 %). Terapi konservatif
meliputi proteksi dengan mitela atau bidai dan pemasangan traksi. Penyebab fraktur femur
terbanyak terjadi karena cedera traumatik yaitu kecelakaan lalu lintas sebanyak 97 kasus (83,6
%). Faktor lingkungan seperti kondisi jalan raya, permukaan jalan yang tidak rata atau
berlubang, serta pengenderaan cepat dan tidak berhati hati dan tidak mematuhi rambu lalu
lintas dapat menyebabkan kecelakaan yang menimbulkan fraktur.
Defenisi
Teori

Fraktur femur atau patah tulang paha adalah rusaknya kontinuitas


tulang  pangkal paha yang disaebabkan oleh trauma langsung,
kelelahan otot, dan kondisi tertentu, seperti degenerasi tulang
atau osteoporosis (Muttaqin, 2008).
Anatomi Fisiologi

Tulang femur merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar


didalam tulang kerangka pada bagian pangkal yang
berhubungan dengan asetabulum membentuk kepala sendi
yang disebut kaput femoris. Disebelah atas dan bawah dari
kolumna femoris terdapat laju yang disebut trokanter mayor
dan trokanter minor. Dibagian ujung membentuk persendian
lutut, terdapat 2 buah tonjolan yang disebut kondilus lateralis,
diantara kedua kondilus ini terdapat lekukan tempat letaknya
tulang tempurung lutut (patella)yang disebut fosa kondilus.
Etiologi
Penyebab fraktur batang femur antara lain (Muttaqin, 2011):

 Fraktur femur terbuka

Fraktur femur terbuka disebabkan oleh trauma langsung pada paha.

 Fraktur femur tertutup

Fraktur femur tertutup disebabkan oleh trauma langsung, kondisi


tertentu, seperti degenerasi tulang (osteoporosis) dan tumor atau
keganasan tulang paha yang menyebabkan fraktur patologis.
Manifestasi Klinik

Tanda dan gejala fraktur femur (Brunner & Suddarth, 2001) terdiri atas :
• Nyeri  
• Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat digunakan dan cenderung bergerak
secara tidak alamiah. Pergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai
menyebabkan deformitas ekstremitas, yang bisa diketahui dengan membandingkan
dengan ekstremitas yang normal. Ektremitas tak dapat berfungsi dengan baik karena
fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot.
• Krepitus tulang (derik tulang) Krepitasi tulang terjadi akibat gerakan fragmen satu
dengan yang lainnya.
• Pembengkakan.
WOC
Pemeriksaan Diagnostik

• Pemeriksaan rontgen : menetukan lokasi, luasnya fraktur, trauma, dan


 jenis fraktur.
• Scan tulang, temogram, CT scan/MRI :memperlihatkan tingkat keparahan
fraktur, juga dan mengidentifikasi kerusakan jaringan linak.
• Arteriogram : dilakukan bila dicurigai adanya kerusakan vaskuler.
• Hitung darah lengkap : Ht mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau
menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada
multipel trauma) peningkatan jumlah SDP adalah proses stres normal
setelah trauma.
Penatalaksanaan KEP
Fraktur femur terbuka harus dinilai dengan cermat untuk
mengetahui ada tidaknya kehilangan kulit, kontaminasi luka,
iskemia otot, cedera pada pembuluh darah dan saraf. Intervensi
tersebut meliputi:
• Profilaksis antibiotik  
• Debridemen Pembersihan luka dan debridemen harus
dilakukan dengan sedikit mungkin penundaan. Jika terdapat
kematian jaringan yang mati dieksisi dengan hati-hati. Luka
akibat penetrasi fragmen luka yang tajam juga perlu
dibersihkan dan dieksisi.
• Stabilisasi dilakukan pemasangan fiksasi interna atau eksterna.
Penatalaksanaan KEP
Fraktur Tertutup
Pengkajian ini diperlukan oleh perawat sebagai peran
kolaboratif dalam melakukan asuhan keperawatan.

 Traksi kulit merupakan pengobatan sementara sebelum


dilakukan terapi definitif untuk mengurangi spasme otot.
 Traksi tulang berimbang.
ASKEP TEORITIS
& RENPRA NEXT WORD…
TINJAUAN KASUS

Ruang Rawat : Trauma Center Tanggal masuk RS : 07 Februari 2020

Nama : Tn. D
Umur : 22 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Suku Bangsa : Minang
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Kawin
Alamat : Perumahan Mutiara Lubuk Buaya Padang
Golongan Darah : B+
No MR : 01.07.65.83
Tanggal pengkajian : 09 Februari 2020
Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama
Os sadar saat sudah di RS Dr. M. Djamil Padang. Os mengeluh nyeri pada wajah dan paha kiri post
kecelakaan 3 jam setelah kecelakaan
 
Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian tgl 09 Februari 2020 Pukul 14.00 WIB, os mengeluh nyeri pada paha
bagian kiri, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, nyeri terasa hilang timbul selama lebih kurang 2-5 menit,
skala nyeri 5, bengkak pada rahang bawah kanan.
Os mengatakan kaki kiri tidak bisa digerakkan, os takut tidak bisa berjalan lagi karena kecelakaan yang di
alaminya dan os mengatakan takut jika dilakukan operasi.
Masalah keperawatan : Nyeri Akut, Ansietas
 
Riwayat kesehatan Dahulu
Os mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat dan tidak mempunyai riwayat operasi.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Kejadian Penyakit Keturunan
Keluarga Os mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Diabetes
Mellitus, namun ayah kandung os memiliki riwayat penyakit Hipertensi
Genogram Keluarga

HT
Fungsional Gordon
NEXT WORD…
Pemeriksaan Fisik

Penilaian Nyeri
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
P : Fraktur Femur
Q : Nyeri dirasakan seperti ditusuk - tusuk
TB : 168 cm BB : 70 Kg
R : Nyeri dirasakan pada paha kiri
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri yang dirasakan hilang timbul ± 2-5 menit
Tanda – tanda Vital
Masalah keperawatan : Nyeri akut
TD = 111/70 mmHg S = 36,2◦ C
N = 82 x/i P = 19 x/i
Pemeriksaan Fisik Head to Toe
NEXT WORD…
Hematologi Hemostasis Kimia Klinik Elektrolit

CBC
Hb 15.3 g/dL PT 10,2 detik Total Protein 7.0 g/dL Natrium 140 mmol/L
(13.0-16.0) (9.3-12.5) (6.6-8.7) (136-145)
Leukosit 19.17 mm3 INR 0,97 detik Albumin 4.4 g/dL Kalium 3.4 mmol/L
(5.0-10.0) (< 1.2) (3.8-5.0) (3.5-5.1)
Hematokrit 46 % PT control 10.5 detik Globulin 2,6 g/dL Klorida 108 mmol/L
(40-48.0) (1.3-2.7) (97-111)
Trombosit 252 mm3 APTT 28.4 detik SGOT 24 U/L
(150-400) (27.4-37.4) (<38)
APTT control 33.3 SGPT 24 U/L
detik (<41)
Ureum darah 15 mg/dL
(10-50)
Kreatinin darah 0,9 mg/dL
(0.8-1.3)
Gula Darah Sewaktu 125 mg/dL
(<200)
Terapi
Jenis terapi 08-02-2020 09-02-2020 10-02-2020 11-02-20

IVFD Ringer Laktat √ √ √ √

Ranitidin 2 x 1 amp (2 ml) (IV) √ √ √ √


 

Ketorolac 3 x 1 amp (1ml) (Drip) √ √ √ √

Ceftriaxone 2x 1 vial (1 gr) (IV)   √ √ √


Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut

2. Hambatan Mobilitas Fisik

3. Ansietas
Analisa Data-Seterusnya Word….
TERIMAKASIH……….

Anda mungkin juga menyukai