Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan diseluruh dunia, khususnya di negara berkembang.
Kecelakaan lalu lintas dapat dialami oleh siapa saja dan kapan saja.
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2013 menyebutkan bahwa dari
jumlah kecelakaan yang terjadi, terdapat 5,8% korban cedera atau sekitar delapan juta orang mengalami
fraktur dengan jenis fraktur yang paling banyak terjadi yaitu fraktur pada bagian ekstremitas atas sebesar
36,9% dan ekstremitas bawah sebesar 65,2%.
Menurut Desiartama & Aryana (2017) di Indonesia kasus fraktur femur merupakan yang paling sering
yaitu sebesar 39% diikuti fraktur humerus (15%), fraktur tibia dan fibula (11%). Fraktur femur disebut juga
sebagai fraktur tulang paha yang disebabkan akibat benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung
(Helmi, 2012). Dimana penyebab terbesar fraktur femur adalah kecelakaan lalu lintas yang biasanya
disebabkan oleh kecelakaan mobil, motor, atau kendaraan rekreasi (62,6%) dan jatuh (37,3%) dan mayoritas
adalah pria (63,8%).
Menurut artikel penelitian, Distribusi Fraktur Femur Yang Dirawat Di Rumah Sakit
Dr. M. Djamil, Padang pada tahun 2018 menunjukkan bahwa tindakan operasi yang terbanyak
dilakukan pada kasus fraktur femur yaitu sebanyak 92 kasus (79,3 %). Terapi konservatif
meliputi proteksi dengan mitela atau bidai dan pemasangan traksi. Penyebab fraktur femur
terbanyak terjadi karena cedera traumatik yaitu kecelakaan lalu lintas sebanyak 97 kasus (83,6
%). Faktor lingkungan seperti kondisi jalan raya, permukaan jalan yang tidak rata atau
berlubang, serta pengenderaan cepat dan tidak berhati hati dan tidak mematuhi rambu lalu
lintas dapat menyebabkan kecelakaan yang menimbulkan fraktur.
Defenisi
Teori
Tanda dan gejala fraktur femur (Brunner & Suddarth, 2001) terdiri atas :
• Nyeri
• Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat digunakan dan cenderung bergerak
secara tidak alamiah. Pergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai
menyebabkan deformitas ekstremitas, yang bisa diketahui dengan membandingkan
dengan ekstremitas yang normal. Ektremitas tak dapat berfungsi dengan baik karena
fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot.
• Krepitus tulang (derik tulang) Krepitasi tulang terjadi akibat gerakan fragmen satu
dengan yang lainnya.
• Pembengkakan.
WOC
Pemeriksaan Diagnostik
Nama : Tn. D
Umur : 22 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Suku Bangsa : Minang
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Kawin
Alamat : Perumahan Mutiara Lubuk Buaya Padang
Golongan Darah : B+
No MR : 01.07.65.83
Tanggal pengkajian : 09 Februari 2020
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Os sadar saat sudah di RS Dr. M. Djamil Padang. Os mengeluh nyeri pada wajah dan paha kiri post
kecelakaan 3 jam setelah kecelakaan
Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian tgl 09 Februari 2020 Pukul 14.00 WIB, os mengeluh nyeri pada paha
bagian kiri, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, nyeri terasa hilang timbul selama lebih kurang 2-5 menit,
skala nyeri 5, bengkak pada rahang bawah kanan.
Os mengatakan kaki kiri tidak bisa digerakkan, os takut tidak bisa berjalan lagi karena kecelakaan yang di
alaminya dan os mengatakan takut jika dilakukan operasi.
Masalah keperawatan : Nyeri Akut, Ansietas
Riwayat kesehatan Dahulu
Os mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat dan tidak mempunyai riwayat operasi.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Kejadian Penyakit Keturunan
Keluarga Os mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Diabetes
Mellitus, namun ayah kandung os memiliki riwayat penyakit Hipertensi
Genogram Keluarga
HT
Fungsional Gordon
NEXT WORD…
Pemeriksaan Fisik
Penilaian Nyeri
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
P : Fraktur Femur
Q : Nyeri dirasakan seperti ditusuk - tusuk
TB : 168 cm BB : 70 Kg
R : Nyeri dirasakan pada paha kiri
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri yang dirasakan hilang timbul ± 2-5 menit
Tanda – tanda Vital
Masalah keperawatan : Nyeri akut
TD = 111/70 mmHg S = 36,2◦ C
N = 82 x/i P = 19 x/i
Pemeriksaan Fisik Head to Toe
NEXT WORD…
Hematologi Hemostasis Kimia Klinik Elektrolit
CBC
Hb 15.3 g/dL PT 10,2 detik Total Protein 7.0 g/dL Natrium 140 mmol/L
(13.0-16.0) (9.3-12.5) (6.6-8.7) (136-145)
Leukosit 19.17 mm3 INR 0,97 detik Albumin 4.4 g/dL Kalium 3.4 mmol/L
(5.0-10.0) (< 1.2) (3.8-5.0) (3.5-5.1)
Hematokrit 46 % PT control 10.5 detik Globulin 2,6 g/dL Klorida 108 mmol/L
(40-48.0) (1.3-2.7) (97-111)
Trombosit 252 mm3 APTT 28.4 detik SGOT 24 U/L
(150-400) (27.4-37.4) (<38)
APTT control 33.3 SGPT 24 U/L
detik (<41)
Ureum darah 15 mg/dL
(10-50)
Kreatinin darah 0,9 mg/dL
(0.8-1.3)
Gula Darah Sewaktu 125 mg/dL
(<200)
Terapi
Jenis terapi 08-02-2020 09-02-2020 10-02-2020 11-02-20
1. Nyeri Akut
3. Ansietas
Analisa Data-Seterusnya Word….
TERIMAKASIH……….