Anda di halaman 1dari 18

FATIGUE MANAGEMENT

Oktomi Wijaya, S.K.M., M.Sc.


Latar Belakang
• Penemuan bohlam lampu
oleh Thomas Alfa Edison
(1879) mengububah pola
kerja manusia.
• Pekerjaan dapat dilakukan
pagi, siang dan bahkan
malam hari.
• Perubahan kemampuan
manusia untuk bekerja di
malam hari tidak diiringi
dengan kemampuan tubuh
mengubah ritme biologis.
• Dampak negatif pada
kesehatan seperti mengalami
gejala kelelahan/fatigue.
Latar Belakang

• Fatigue berpotensi memengaruhi


produktivitas, keselamatan dan
keselamatan kerja.
• Kecelakaan besar yang pernah terjadi di
dunia terkait fatigue; Three Mile Island
(1979), Chernobyl (1986), dan Exxon
Valdez (1989).
• Hasil investigasi: terjadi dini hari dan
dan salah faktor yang berkontribusi
adalah operator yang mengalami
fatigue.
Latar Belakang

• Study oleh AAA Foundation for Traffic Safety mengestimasi terjadi


328.000 kecelakaan tiap tahun akibat fatigue.
• Di Indonesia, catatan kepolisian menunjukkan bahwa penyebab
terbesar kecelakaan lalu lintas adalah Fatigue.
Fatigue di Tempat Kerja

Fatigue berasal dari Bahasa Perancis “Fatuguer” yang


berarti menjadi Lelah atau kurangnya tenaga akibat
bekerja.

Menurut The Better Health Channel, fatigue adalah


kelelahan secara terus menerus atau kekurangan
energi yang tidak bisa dihilangkan ketika beristirahat.
Fatigue di Tempat Kerja

Menurut ICAO, Fatigue adalah kurangnya kemampuan kinerja fisik


dan mental yang disebabkan hilangnya waktu tidur, kerja lembur,
fase sirkadian dan beban kerja sehingga mengganggu
kewaspadaan dan kemampuan operasi dalam menjalankan
tugasnya.

Secara umum, fatigue dapat sebagai perasaan Lelah baik secara


fisik atau mental.
Faktor Risiko Fatigue

• Fatigue dapat terjadi bila ritme sirkadian seseorang terganggu.


• Ritme sirkadian merupakan jam internal tubuh yang berperan dalam
proses fisiologis yang berulang setiap 24 jam.
• Jam fisiologis ini mengatur jam tidur dan bangun, suhu tubuh, denyut
jantung, tingkat sekresi hormon, dan pencernaan.
• Tingkat kewaspadaan meningkat pada pukul 2 siang dan paling
rendah pada pukul 2 dini hari.
• Utang tidur atau sleep debt terjadi jika waktu tidur berkurang dan jika
ini terjadi secara kontinu maka dapat menyebabkan fatigue.
Faktor Risiko Fatigue

Faktor risiko terkait pekerjaan Faktor di Luar Pekerjaan


Kebijakan organisasi; waktu recovery Tidur tidak cukup
kurang, kurangnya pelatihan tentang
fatigue, roster dan shift kerja yang
buruk.
Kondisi lingkungan kerja tidak nyaman Umur dan status kesehatan
(bising, getar, suhu ekstrem)
Beban kerja tinggi Memiliki pekerjaan lain yang menyita
waktu
Penyalahgunaan alcohol dan kafein
Olahraga berlebih atau kurang aktivitas
Gejala Kelelahan

Kelelahan Fisik Kelelahan


Kelelahan Otot Mental
umum
• Capek, letih, • Tidak kuat • Kurang
lemas, lesu, mengangkat, perhatian,
mata berat tidak dapat motivasi,
berjalan malas,
jauh, tremor enggan
bekerja
Gejala Kelelahan

• Sering lupa,sulit • Tidak nafsu makan, • Sensitif, pesimis,


konsentrasi, lamban menguap tidak PD
berpikir, kurang
kewaspadaan,
koordinasi tangan-
mata kurang

Gangguan Gangguan Gangguan


Fungsi Luhur fungsi vegetatif emosi
Dampak Fatigue

Performa
Psiko-sosial Fisiko-Fisilogikal Psiko Imunitas Organisasi
• Menurunkan • Meningkatkan • Menurunkan • Absenteisme
minat olahraga kadar hormone kadar • Cedera dan
• Pola tidur dan stress seperti complement C3 kecelakan
makan tidak adrenalin dan dan IgA yang • Turnover rate
teratur kortisol, dapat • Menurunnya
• Meningkatkan • Kerusakan menurunkan performa dan
konsumsi rokok pembuluh imunitas tubuh. produktivitas
dan alcohol darah, kerja
• Menurunkan hipertensi,
perhatian dan jantung,
memori diabetes,
• Gelisah dan penurunan
cemas kesuburan.
Pengendalian Risiko Fatigue

1. Pengendalian pekerjaan
• Menghindari lembur
• Hindari mulai bekerja subuh
• Maksimum durasi bekerja 11 jam per hari
• Memberikan jeda libur 2 hari setelah shift kerja malam
• Menghindari kerja sampingan dengan memberikan upah yang layak.
• Desain tempat kerja yang ergonomis.
Pengendalian Risiko Fatigue

2. Pengendalian ritme sirkadian


• Morning light, tubuh dalam keadaan waspada
• After lunch, kewaspadaan menurun beberapa jam
• Early evening, kewaspadaan mulai meningkat Kembali.
• Night, kewaspadaan menurun dan bersiap untuk tidur
• After midnight, suhu tubuh dan kewaspadaan berada pada tingkat
paling rendah
• Hal ini terpaksa dilanggar oleh pekerja shift malam sehingga perlu
waspada dengan penyesuaian.
Pengendalian Risiko Fatigue

3. Pengendalian waktu tidur


• Jangan begadang
• Gunakan ranjang hanya untuk tidur
• Naik ke tempat tidur lebih awal (tidak lebih dari jam 10 malam)
• Atur pencahayaan di kamar tidur.
Pengendalian Risiko Fatigue

Pengendalian waktu tidur


• Hindari minuman berkafein
• Hindari minuman beralkohol
• Bila memerlukan tidur siang, jangan tidur lama, cukup Napping (20-
30 menit), lakukan sebelum pukul 3 siang.
• Obat tidur hanya digunakan di bawah pengawasan dokter.
Pengendalian Risiko Fatigue

Pengendalian waktu tidur bagi pekerja shift


• Tidur sejenak sebelum mulai kerja malam
• Setelah kerja shift malam jangan mengemudi, minta dijemput atau
naik kendaraan umum.
• Penyesuaian jadwal tidur.
• Hindari sinar matahari saat tidur siang.
Pengendalian Risiko Fatigue

4. Meningkatkan Status Kesehatan


Menerapkan pola hidup sehat: cukup tidur, berolahraga, pola makan
yang tepat, menghindari stress, kafein, alcohol.
Penilaian Risiko fatigue

Uji Kedip (flicker- Uji Uji ketuk jari (finger


fusion test) Klinik/Laboratorium tapping tes)

Fatigue and risk Penilaian keluhan


Tes Psikomotor calculator index  subjective (SSRT)
HSE UK IFRC

Uji reaction timer

Anda mungkin juga menyukai