OVERVIEW CASE
Data Pasien Keterangan
Wanita, 44 tahun datang ke UGD Identitas pasien
KU: Berdebar-debar, ulu hati terasa penuh DD:
dan nafas menjadi pendek Jantung:
- Supra Ventrikular Takikardi
- Ventrikular Takikardi
- Atrial Fibrilasi
- Atrial Flutter
- Ventrikel ekstrasistol
Non-jantung:
- Hipertiroid
Keluhan berdebar-debar sudah dirasakan Keluhan bersifat progresif
sejak 1 hari SMRS, dirasakan semakin lama
semakin kencang, badan yang terasa lemas, Gejala akibat menurunnya perfusi darah
pernah hampir pingsan saat berdebar-debar
hebat
Terdapat sesak dan nafasnya menjadi berat
Pasien pernah mengalami keluhan berdebar - Riwayat perjalanan penyakit
sebelumnya
Keluhan katup dirasakan sudah sejak lama,
tapi mulai timbul berdebar2 setelah
melahirkan anak ke 3
Keluhan berdebar dirasakan saat istirahat
maupun beraktivitas
Riwayat kelainan katup jantung (+) Faktor resiko penyakit terdahulu
4 bulan terakhir tidak berobat teratur karena Faktor resiko: memperburuk kerusakan katup
takut ke RS mitral
Tidak terdapat banyak pikiran
Pernah diberitahu oleh dokter sebelumnya Riw. Mengalami penyakit RHD
bahwa pernah terinfeksi yang menyerang
katup jantung
Terdapat riwayat nyeri tenggorokan
Tidak ada merah-merah pada kulit Sekarang tidak ada (bukan fase aktif RHD)
Tidak ada pusing tetapi ada berkunang2 Gejala dizzines
saat berdebar2
Abdomen:
Hepar dan Lien tidak teraba asites [-] Dalam batas normal
bising usus normal
Ekstrimitas:
akral hangat, CRT<2 detik, pitting oedem Dalam batas normal, tidak ada tanda tanda
pretibial -/- syok
Refleks KPR dan APR dalam batas normal Dalam batas normal
Pemeriksaan laboratorium:
Hb 11.4 gr% Hb menurun (N: 12,3-15,3 g/dl)
HT 34 % Ht menurun (N: 36-45%)
lekosit 6.400 sel/mm3 DBN (N: 4.000-11.000 sel/mm3)
trombosit 210.009 sel/mm3 DBN (N: 150.000-450.000 sel/mm3)
Ureum 49 mg/dl Meningkat (6-21 mg/dl)
kreatinin 0,9 mg/dl DBN (0,5-1,0)
Natrium 135 mmol/L DBN (135-145 mmol/L)
Kalium 3,0 mmol/L Hipokalemia (N: 3,5-5 mmol/L)
Klorida 110 mmol/L Hiperkloremia (N: 95-105 mmol/L)
GDS 110 mg/dl DBN (N:70-130 mg/dl)
SAR-Cov2 antibody (IgG-igM) = non reaktif
Pemeriksaan EKG
Interpretasi EKG
• Irama:Supraventrikular Takikardi
• HR: 150x/menit
• Gel. P tidak terlihat
• Kompleks QRS sempit dan cepat
• R-R interval sempit, regular, frekuensi 150x/menit
• Axis: Deviasi ke kiri
• Kelainan lain yang ditemukan:
– Iskemik inferior akibat takikardi (tidak nyata)
Pemeriksaan Foto Thorax
Interpretasi
Identitas:
Nama: Ny. G
Usia: 44 tahun
Jenis Kelamin:
Perempuan
Medical number: KJ
Marker: R
Quality:
Penetrasi: KV MAS
cukup
Rotasi: Simetris
Inspirasi: Maksimal
Magnifikasi: Ya
• Diagnostik:
– CTR: >50%
– Pembesaran ventrikel kiri
– Peningkatan airbronkogram di kedua basal paru
– Peningkatan corakan bronkovaskular di kedua
basal paru
• Kesan: Kardiomegali dan edema paru akut
Diagnosis Kerja
Inervasi Jantung
Jantung dipersarafi aferen dan eferen yang
keduanya sistem saraf simpatis dan parasimpatis.
Saraf parasimpatis berasal dari N.vagus melalui
serabut post ganglion pendek melewati nodus
SA dan AV, serta hanya sedikit menyebar pada
ventrikel. Saraf simpatis berasal dari trunkus
toraksik dan servikal atas
Fisiologi Jantung
• Jantung dapat dianggap sebagai 2 bagian
pompa yang terpisah terkaitfungsinya sebagai
pompa darah.Masing-masing terdiri dari satu
atrium-ventrikel kiri dan kanan. Berdasarkan
sirkulasi dari kedua bagian pompa jantung
tersebut, pompa kanan berfungsi untuk
sirkulasi paru sedangkan bagian pompa jantung
yang kiri berperan dalam sirkulasi sistemik
untuk seluruh tubuh.
Blood pressure = CO x TPR
Cardiac Output (curah jantung) adalah jumlah darah
yang dipompa ke dalam aorta oleh jantung setiap
menit. Dipengaruhi oleh:
• Metabolisme basal tubuh
• Apakah orang tersebut sedang melakukan kerja fisik
• Usia
• Ukuran tubuh
atrium kanan
katup aorta
v.pulmonal dextra&sinistra
a.pulmonal dextra&sinistra
pertukaran CO2 dan O2
Gel. P : depolarisasi atrium
QRS: depolarisasi ventrikel
Segmen ST dan gel. T: repolarisasi ventrikel
SA node (pace maker),
Di dinding atrium kanan dekat muara vena
cava superior; normal 60-100x/mnt
AV node,
Di dasar atrium kanan dekat sekat atrium-
ventrikel; 40-60x/mnt
Berkas his,
Berkas dari AV node masuk ke septum
interventrikel
Serat purkinje,
Serat yg menyebar ke miokard ventrikel
Mekanisme Potensial Aksi Jantung
Fase Siklus Jantung
Streptococcus β haemolyticus Grup A
Bakteri ini terdiri dari sitoplasma yang dikelilingi oleh tiga lapisan
membran, yang disusun terutama dari lipoprotein.
Diluar membran sitoplasma adalah dinding sel, terdiri dari tiga
komponen:
1. Komponen bagian dalam adalah peptigoglikan yang memberi
kekakuan dinding sel.
2. Polisakarida dinding sel atau KH spesifik grup. KH ini terbukti
memiliki determinan antigenik bersama dengan glikoprotein pada
katup jantung manusia.
3. Komponen ketiga terdiri dari mosaik protein yang dilabel sebagai
protein M yakni antigen spesifik tipe dari streptococcus grup A dan
sangat bersifat antigenik.
• Streptocoocus menghasilkan sejumlah enzim
ekstraseluler dan toksin
• 1. Streptolisin S yang stabil pada oksigen,
• 2. Streptolisin O yang labil terhadap oksigen.
• 3. Streptokinase
• 4. Hyaluronidase
• 5. Streptodornase
• 6.Eksotoksin pyogenik
Patogenesis RHD
• Terjadi infeksi streptococcus beta
haemolyticus grup A Tonsilitis
• Bakteri streptococcus mengeluarkan
eksotoksin, menyebabkan makrofag
memfagosit bakteri tsb dan disajikan ke sel T
helper
• Sel T menstimulasi Sel B dan sel plasma utk
menghasilkan antibodi
• Pada RHD tdk terjadi bakteriemia
• Namun, diduga bahwa sel otot jantung
memiliki struktur yg sama dengan antigen
streptococcus beta haemolyticus grup a,
sehingga terjadi proses immunological cross
reaction
• Komponen glikogen pada sel jantung dan
arteri akan menginduksi pelepasan sitokin
yang akan menyebabkan kerusakan jaringan
dan katup jantung
• acute rheumatic fever, dapat menyebabkan
kerusakan di setiap lapis jantung yang disebut
pancarditis.
• Jika mengenai endocardium dapat
menyebabkan lesi fibrinoid necrosis pada bagian
dalam katup jantung.
• Chronic rheumatic heart disease ditandai
dengan inflammasi dengan fibrinous resolution.
• terjadi perubahan katup jantung: penebalan,
komisura, pemendekan dan penebalan korda
tendenie.
Hipoksia/iskemik pada
otot jantung
Gangguan konduksi
jantung
Meningkatkan Adanya jalur
potensial membrane hambatan pada
fase pathway
Perubahan kecepatan depolarisasi
pada fase diastolik Membentuk
sirkuit
Meningkatkan
Depolarisa Reentry
automatisasi
si di supra
ventricular
meningkat
Akibat dari kelainan katup
PEMERIKSAAN PENUNJANG
– Elektrokardiografi (EKG)
– Pemeriksaan foto thorax
– Pemeriksaan elektrolit (ureum,kreatinin,
kalium,natrium,klorida)
– Ekokardiografi, untuk menampilkan ukuran, struktur, dan
gerak jantung.
TATALAKSANA
Algoritma Terapi
Non Farmakologi
Penatalaksanaan Awal :
- Berikan O2 4 L/menit → Saturasi O2 >90%
- Pemasangan iv line
- Monitor EKG dan Saturasi O2
- Apabila didapatkan tanda-tanda syok segera konsultasikan untuk segera
kardioversi sinkronisasi.
- Sebelum pemberian Adenosin/amiodaron, lakukan vagal maneuver
- Posisi setengah duduk
- Asupan cairan
Restriksi cairan 500 cc/24 jam karena pada pasien ada edema paru
• Dosis:
Amiodaron 150 mg bolus dalam 15 menit, dilanjutkan 60
mg/jam selama 6 jam, lalu dilanjutkan 30 mg/jam selama 18
jam
2. Diuretik (Furosemid)
• Furosemid merupakan lini pertama untuk gagal
jantung dan dia bisa mengurangi edema perifer.
• Mekanisme kerja : meningkatkan ekskresi Na dan air
Volume plasma menurun venous return
(preload) menurun.
• Dosis
Aptor 1x100 mg
Kardioversi
• Indikasi kardioversi: takiaritmia yang tidak stabil yag
berhubungan dengan pembentukan kompleks QRS dan
adanya nadi seperti SVT, atrial fibrilasi, atrial fluter, VT
monomorfik yang tidak stabil.
• Dilakukan bila terdapat Gangguan Hemodinamik yang
tidak stabil (Hipotensi, GCS menurun, perfusi tidak
baik, urin tidak ada)