Anda di halaman 1dari 10

Pengelolaan Mayat Selama Pandemi Covid-19

di Spanyol

JURNAL
Nurul Azizah, S.Ked (10542064815)
St. Nurchaliza D. P, S.Ked (10542065615)
PEMBIMBING UTAMA: RESIDEN PEMBIMBING:

Kompol. Dr. dr. Mauluddin M, S.H, MH, Sp.F dr. Andi Iqbal
dr. Denny Mathius, Sp.F, M.Kes
2

Abstrak

Wabah Coronavirus / COVID-19, yang dinyatakan sebagai Darurat


Kesehatan Masyarakat di tingkat Internasional pada 30 Januari
2020 karena penularan serta risiko kematian yang tinggi, WHO
menyarankan Diperlukan tinjauan terhadap pedoman dan protokol
utama yang dipromosikan oleh lembaga dan masyarakat, yang
bertujuan untuk mengatasi pandemi dengan mengadopsi langkah-
langkah perlindungan profesional dan secara tepat mengelola jumlah
mayat yang tinggi kamar jenazah sementara dalam krisis epidemi
dan klasifikasi jenazah menurut risiko infeksi
Persiapan Pusat
Pengumpulan Mayat
1. PERSONEL
Saat Pandemi 7. TEMPAT ISTIRAHAT
STAF DAN KANTIN
Dokter forensik yang
bekerja secara bergilir 4. KEAMANAN
bertanggung jawab atas personel keamanan, untuk
manajemen, kontrol masuk kontrol akses serta untuk 8. TEMPAT LAIN
dan keluar, pemeriksaan keamanan warga negara Jika fasilitas penuh maka
dokumentasi. perlu tempat lain, seperti
paviliun olahraga,
2. PROTOKOL KERJA kontrainer,truk tenda
Termasuk proses 5. STAF PEMELIHARAAN berpendingin.
dokumentasi yang sesuai, UNTUK INSTALASI
serta registrasi
terkomputerisasi 9. KOORDINASI DENGAN
6. PENGELOLAAN LIMBAH LEMBAGA LAIN.
3. ALAT DAN BAHAN BIOLOGIS Pengaktifan dan
APD (Alat Pelindung Diri penonaktifan fasilitas lain
harus melalui kordinasi
dengan lembaga lain
KLASIFIKASI MAYAT MENURUT PENYEBAB
KEMATIAN

KELOMPOK - Anthrax
1 - Difteri
- Penyakit yang berpotensi menular, dengan asal diketahui atau tidak
diketahui, yang dapat ditularkan dari orang ke orang dan merupakan
risiko kesehatan masyarakat yang penting. Demam berdarah akibat
virus (arbovirus, arenavirus, bunyavirus, fluvirus, fl avivirus,
hantavirus, dan lainnya), serta demam berdarah yang tidak diketahui
asalnya, Wabah pneumonia, Cacar, Ensefalopati
KELOMPOK - Mayat yang terkontaminasi radiokatif
2 - Mayat yang tidak termasuk kategori 1
KELOMPOK - Mayat yang tidak termasuk kelompok sebelumnya
3
Keputusan medis karena pandemi dan keadaan darurat sehubungan dengan
mayat

Dokumen medis yang paling relevan adalah Prosedur


para el manejo de cadáveres en casos de COVID-19,
diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan dan disusun oleh
Sociedad Española de Anatomía Patológica ( the Spanish
Society of Anatomical Pathology). Dokumen tersebut
mencakup:

• Tindakan pencegahan yang harus diambil dengan mayat dari


pengangkutannya ke ruang otopsi.
• Disarankan untuk tidak melakuan otopsi pada pasien + covid
19
• Jika otopsi dianggap perlu, harus dipastikan dilakukan di
lingkungan yang aman, sesuai dengan rekomendasi terkait
APD dan minimalisasi produksi aerosol, personil dikurangi
seminimal mungkin.
PROTOKOL TINDAKAN DALAM KASUS
KEMATIAN SELAMA PANDEMI
o Dokter forensik sebaiknya berpusat pada kasus kematian akibat
kekerasan, yang di dalamnya terdapat kecurigaan yang jelas tentang
kriminalitas atau dalam keadaan khusus tertentu tidak akan dilakukan
otopsi seusui hukum disana

Pemeriksaan
Menunggu eksternal:
Kecurigaan
24 jam radiografi, CT Jika hasil Otopsi
terinfeksi
(ambil untuk tahu negatif lengkap
covid 19
sampel) penyebab
kematian
PROTOKOL TINDAKAN DALAM KASUS
KEMATIAN SELAMA PANDEMI

o Penguburan atau kremasi mempercepat proses prasasti di Catatan Sipil


dan masalah izin penguburan, sehingga kurang dari 24 jam.
o Untuk transportasi, jenazah harus ditempatkan dalam kantong tubuh
kedap khusus atau dalam 2 kain kafan terbuka yang disemprot
dengan disinfektan atau larutan natrium hipoklorit
o Semua personel yang bekerja di angkutan ini harus selalu menggunakan
alat pelindung berupa APD.
o Pembalseman jenazah yang terkonfirmasi atau diduga COVID-19 tidak
disarankan
KESIMPULAN

 Dalam kasus kematian alami, tanpa mengurangi keputusan dari otoritas


kehakiman terkait, dan mengikuti rekomendasi untuk mengelola mayat COVID-
19 yang dijelaskan di atas, disarankan agar tidak dilakukan otopsi. Setelah
mengumpulkan data dan memeriksa mayat secara eksternal, jika perlu
pengambilan sampel minimal invasif dapat dilakukan untuk studi toksikologi
 Dalam kasus kematian akibat kekerasan atau mereka yang dicurigai melakukan
kriminalitas.Jika pemeriksaan internal sangat diperlukanTidak dianjurkan untuk
mengekstraksi organ, terutama paru-paru. Rongga tengkorak, seperti yang
disebutkan di atas, hanya boleh diperiksa dalam kasus-kasus luar biasa karena
adanya risiko pembentukan aerosol saat dibuka
10

THANK
S! questions?
Any

Anda mungkin juga menyukai